Bukan rahasia lagi. Saat malam meninggi, rindu menjadi semakin tak terkendali. Sayangnya, sabit selalu bersinar dengan terangnya, seolah ingin mengingatkan, bahwa keindahan ini tampak tak utuh. Hanya separuh yang bercahaya. Sisanya, tenggelam dalam kegelapan malam, direngkuh erat oleh sisi lain yang tak ingin merelakan seluruhnya bersinar terang.***Malam itu, setelah menyelesaikan segala macam tugas kuliahnya, Malia memilih duduk santai di balkon kamarnya, menikmati langit yang tampak begitu bersih. Tak ada awan, tak ada bintang. Hanya sabit yang tampak bersinar terang. Sendirian, tanpa siapapun menemani. Seperti dirinya saat ini."Aku mencintainya, lebih dari yang ia tahu." monolog Malia.Ia mengembuskan napasnya perlahan, memandangi kepulan asap tipis yang keluar dari mulutnya. Bukan musim dingin, bahkan kini berada di penghujung musim semi. Tapi, udara malam itu, terasa seperti udara pada pergantian musim dingin ke musim semi."Atau... Sebenarnya, i
Baca selengkapnya