Home / Romansa / Malam Tanpa Noda / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Malam Tanpa Noda : Chapter 151 - Chapter 160

278 Chapters

Bab151

Malam Tanpa NodaBab 151Airi dan Drian berlari di lorong rumah sakit. Wajah mereka panik. Drian menghampiri bagian resepsionis menanyakan keberadaan Putra. Hujan lebat sejak pagi. Putra tetap melakukan perjalanan ke puncak untuk menemui kliennya. Mobil Putra tergelincir dan menabrak truk. Hampir saja terjatuh ke jurang kalau saja tak ada warga sekitar yang menolong mereka. "Atas nama Putra Mahendra," ucap Drian. Mengandeng Airi, tangannya dingin, wajahnya berderai air mata.Kabar ini sangat mengejutkan bagi mereka. Putra berangkat dengan wajah berseri-seri dan bahagia. Mencium pipi Airi berkali - kali. Seolah ingin pergi jauh. Mereka berada di depan ruangan. Airi bergegas masuk ke dalam. "Kak Putra ...." Berbagai alat menancap di tubuh Putra. Tak sadarkan diri hingga tiga jam. Pihak rumah sakit kesulitan mencari identitas korban. Dompet Putra berserta surat-surat penting berada di
last updateLast Updated : 2021-10-17
Read more

Bab 152

Malam Tanpa Noda Bab 152Mana mungkin dalam satu jam semua habis terjual." Lily menatap punggung suaminya dan terkekeh. Apakah Fian akan berhasil menjual semua donat dalam waktu satu jam. Perjalanan dari rumah ke pasar saja tiga puluh menit. "Tidak mungkin bisa," cibir Lily. Fian melangkah dengan percaya diri. Ia yakin bisa menjual semua delapan boks donat dalam waktu satu jam lirih lelaki itu. "Donat! Donat sultan!" teriak Fian lantang. Segerombolan ibu-ibu duduk di depan warung. Melihat Fian dengan wajah tampan dan memesona. Mereka menelan salivanya. "Oh, my god. Oppa!" teriak bu Atik dengan hati berbunga-bunga. Ia merapikan rambutnya dengan jari jemari. Teman-temannya juga tak kalah. Mereka berlari masuk ke rumah masing-masing memakai pakaian tersexy dan berdandan ekspres. "Mas Fian!" panggil bu Atik manja. Suami bu Atik menatap istrinya dari teras. Hatinya memanas meli
last updateLast Updated : 2021-10-18
Read more

Nasi Goreng

Malam Tanpa NodaBab 153Lily memasak nasi goreng. Ia tersipu mengingat kejadian semalam. Hatinya lega dan senang. Bunyi sodet dan penggorengan mengema di dapur. Fian datang dengan wajah kusut. Rambutnya acak-acakkan. Jalannya tak bersemangat. Lily memberikan kopi hitam dan lima buah pisang goreng yang ia beli di depan gang. "Sarapannya," sapa Lily. Tersenyum manis menyambut suaminya. Fian masih tak menjawab ucapan istrinya. Ia mengambil satu buah pisang goreng dan menggigitnya. "Aduh, panas!" Meletakkan pisang ke atas piring. "Ditiup dulu. Jangan langsung hap!" Terkekeh. Fian masih cuek dan tak mempedulikannya. Ia merajuk karena kajadian semalam. "Fian, aku mau ke kamar mandi," izin Lily. Satu jam menunggu istrinya. Akhirnya, Lily masuk ke kamar. Senyum terbit di bibir Fian. Fian menepuk kasur di sampingnya."Sini, duduk di sini."
last updateLast Updated : 2021-10-18
Read more

Kecupan Memabukkan (154)

Malam Tanpa NodaBab 154 "Tapi, Bunda minta kamu untuk kembali pulang," pinta Airi menatap kedua insan yang telah resmi menikah. "Apa!" Lily spontan berucap." Maaf." Menundukkan kepala. Ucapan terlontar begitu saja sesuai dalam hati. "Bunda dan ayah melakukan ini semua untuk kebaikan kamu. Mengusirmu hanya untuk memberikanmu pelajaran. Bunda menghukummu selama tiga bulan. Sikap kamu sudah berubah Fian. Kamu tak sepantasnya melakukan hal kasar kepada karyawanmu. Walaupun, dia OB kamu harus menghargainya. Bunda dan ayah tak suka perbuatan kamu itu. Bukan kepada OB saja, kamu juga sering memaki dan mencela karyawan lain. Bunda yang meminta ayah menghukummu. Kamu tak mau mendengar ucapan kami lagi. Baktimu mulai menghilang."Fian terdiam mendengar ucapan ibunya. Perasaan bersalah muncul di hatinya. Beberapa bulan lalu, ia menganiaya karyawan OB hingga melakukan pemecatan. Office Boy yang bekerja di kantor Fian tak sen
last updateLast Updated : 2021-10-19
Read more

Pamit(155)

Malam Tanpa NodaBab 155Apakah haram tentu tidak. Mereka adalah suami istri yang sah di mata agama dan hukum. "Ah ... Fian. Sakit." lirih Lily. Fian membuka matanya. Mendengar namanya terucap di bibir Lily. "Lily! Bangun!" Menguncang tubuh mungil istrinya.Lily menggigit bibirnya menahan sesuatu. Tangannya meremas bantal. Wajahnya penuh pilu. "Lily bangun!" "Fian, lakukan terus," rancaunya. "Lily!" Menepuk pipi istrinya. Napas Lily terputus-putus. Mata membulat. Melihat tubuhnya masih terbalut selimut."Lily, kamu kenapa?" "Ti-tidak apa-apa. A-aku mau ke toilet," ucapnya gerogi. Ia tahu kalau mimpi itu salah. Mimpi yang terasa nyata dan sangat disukai Lily. Masuk ke kamar mandi dan membuka celana dalam putih di balik piyamannya. "Syukurlah, tak ada darah. Rasanya seperti nyata." Lily hanya menemukan bagian celananya yang
last updateLast Updated : 2021-10-19
Read more

Pergi(156)

Malam Tanpa Noda Bab 156Mobil Fian hendak keluar gang kampung. Segerombolan orang mencegat mobil Fian. Mereka berdiri tepat di depannya. Tangan mereka membawa spanduk bertulisan berbagai macam."Mereka mau apa?" Saling berpandangan dan mengernyit heran."Apa yang mereka lakukan, Fian?" Lily tak kalah heran dengan perbuatan mereka. "Entahlah. Kita harus segera turun." Membuka pintu mobil. Lily juga ikut turun. "Mas Fian, jangan pergi!" teriak salah satu wanita."Jangan tinggalkan kami!" ucapnya lebay. Segerombolan ibu-ibu kampung mencegat mobil Fian. Mereka tak rela kalau lelaki itu pergi. Memilih melakukan hal tersebut. "Mas Fian, jahat!" "Lily, kenapa kamu pergi. Apa kalian tak sayang kepada kami?" Lily menatap heran para tetangganya terutama kaum hawa. "Ibu-ibu, Mpo-mpo. Ini ada apa, ya?" tanya Lily. Mendekati mereka berdiri tepat di depannya
last updateLast Updated : 2021-10-19
Read more

Berbohong (157)

Malam Tanpa NodaBab 157Lily menunggu panggilan dari Fian. Hatinya gelisah karena rindu melanda." Nyebelin banget! Masa gak telepon istrinya," sungutnya kesal di dalam kamar. Beberapa kali menutup mata tak dapat dilakukannya. Menghadap kiri dan kanan tetap tak bisa terpejam. Menghitung anak domba melintasi dirinya. Tetap tak bisa. Lily melempar bantal guling ke lantai. Menyikap selimut yang menutupi tubuhnya. "Dasar tak tahu diri. Apa dia merindukanmu. Pede sekali kamu Lily." Bermonolog menatap cermin."Lihatlah, dirimu tak secantik Jenifer Lopez dengan tubuh sexy dan mengoda. Sudah berapa bulan menikah. Fian tak menyentuhmu." Menatap tubuh kurusnya. Rambut yang kusut tak terawat. Wajah yang mulai berjerawat. "Suamimu tampan, mana mau dia sama kamu. Lily." Meneteskan air mata. Menyesali perkataannya sendiri dan merasakan sakit hati. Selama ini membayangkan dirinya akan hidup bahagia sehidup semat
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Wanita Yang Dibawa(Bab 158)

Malam Tanpa Noda Bab 158 Lily tak ingin bertemu Drian. Menitipkan ponsel adik iparnya ke seketaris Drian. "Tolong berikan ke Drian!" pintanya kepada wanita berada di posisi dekat ruangan Drian. "Pak Drian ada di dalam, Bu," ucap seketaris itu sopan. Penampilannya sangat sederhana. Perutnya membuncit karena sedang mengandung delapan bulan. "Tidak usah. Saya terburu-buru," alasan Lily. Meletakkan posel di atas meja. Kembali pulang ke rumah dan membatalkan pergi ke salon. Perasaannya kacau, air mata tak bisa terbendung lagi. Di dalam mobil menangis tak henti. "Non Lily, kenapa?" tanya supir pribadi Airi. "Gak papa Pak. Hanya ada debu di balik kacamata." Menghapus jejak dengan pelan. Menatap keluar jendela mobil. Baru saja lihat isi pesan itu. Hatinya begitu sakit. Apakah tak ada kerinduan terselip dari Fian untuk dirinya. ---"Kak, kok sudah pul
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Cemburu( 159)

Malam Tanpa NodaBab 159 Kejadian di dalam kamar tamu membuat Lily tak bisa menahan air matanya. Tak menyangka Fian berani melakukan hal itu. Padahal, Lily adalah istri sah-nya. Tubuh Prily berada di atas Fian. Lelaki itu melingkarkan tangan ke pinggangnya. Tatapan mereka sangat dekat. Sudah pasti mereka usai bercumbu. Lily duduk di pinggir ranjang. Memandang foto pernikahan mereka di bingkai kecil yang diletakkan dekat tempat tidur. Mengusap perlahan bingkai itu dan membanting ke lantai. Prank! Napasnya naik turun. Air matanya luruh tak terbendung. Ingin rasanya memaki dan menghujat. Suara benda pecah, membuat Fian terkejut. Lelaki itu sedang menemani Prily tidur. Kepalanya diletakkan di pahanya, mengusap rambut pirang gadis berwajah boneka yang menjadi cinta pertama. Perlahan meletakkan kepala Prily ke bantal.Keluar kamar menuju kamar istrinya. Tok! Tok! Tok
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Pernikahan kertas (160)

Malam Tanpa NodaBab 160 Lily tak keluar kamar seharian. Ia malas bertemu dengan Fian dan kekasih pujaan suaminya. Sadar akan dirinya. Status istri hanya di kertas saja. Kenangan bersama suaminya teringat kembali. Lebih baik hidup susah tapi selalu dekat. Berbeda dengan yang sekarang. Tring! Suara panggilan terdengar dari Airi. Mereka melakukan video call. "Assalamualaikum, Bunda," sapa Lily ramah. "Waalaikumsalam, mantu Bunda apa kabar?" "Baik, bagaimana keadaan ayah?" "Alhamdulillah, lihatlah. Tangannya sudah merespon." "Alhamdulillah, keadaan Bunda bagaimana?" "Sehat selalu dan tetap semangat." Lily tak ingin melihat wajah Airi bersedih. Ia menampilkan wajah cerianya. Airi dan Lily berbicang menceritakan kesehariannya. Mereka saling melepas rindu dengan video call. Di balik pintu kamar Lily, seseorang sedang berdiri. Mendengark
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
28
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status