Share

Bab151

Penulis: Nannys0903
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-17 23:27:25

Malam Tanpa Noda

Bab 151

Airi dan Drian berlari di lorong rumah sakit. Wajah mereka panik. Drian menghampiri bagian resepsionis menanyakan keberadaan Putra. 

Hujan lebat sejak pagi. Putra tetap melakukan perjalanan ke puncak untuk menemui kliennya. 

Mobil Putra tergelincir dan menabrak truk. Hampir saja terjatuh ke jurang kalau saja tak ada warga sekitar yang menolong mereka. 

"Atas nama Putra Mahendra," ucap Drian. Mengandeng Airi, tangannya dingin, wajahnya berderai air mata.

Kabar ini sangat mengejutkan bagi mereka. Putra berangkat dengan wajah berseri-seri dan bahagia. Mencium pipi Airi berkali - kali. Seolah ingin pergi jauh. 

Mereka berada di depan ruangan. Airi bergegas masuk ke dalam. 

"Kak Putra ...." Berbagai alat menancap di tubuh Putra. Tak sadarkan diri hingga tiga jam. 

Pihak rumah sakit kesulitan mencari identitas korban. Dompet Putra berserta surat-surat penting berada di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Malam Tanpa Noda    Bab 152

    Malam Tanpa Noda Bab 152Mana mungkin dalam satu jam semua habis terjual." Lily menatap punggung suaminya dan terkekeh. Apakah Fian akan berhasil menjual semua donat dalam waktu satu jam. Perjalanan dari rumah ke pasar saja tiga puluh menit."Tidak mungkin bisa," cibir Lily. Fian melangkah dengan percaya diri. Ia yakin bisa menjual semua delapan boks donat dalam waktu satu jam lirih lelaki itu. "Donat! Donat sultan!" teriak Fian lantang. Segerombolan ibu-ibu duduk di depan warung. Melihat Fian dengan wajah tampan dan memesona. Mereka menelan salivanya. "Oh, my god. Oppa!" teriak bu Atik dengan hati berbunga-bunga. Ia merapikan rambutnya dengan jari jemari. Teman-temannya juga tak kalah. Mereka berlari masuk ke rumah masing-masing memakai pakaian tersexy dan berdandan ekspres. "Mas Fian!" panggil bu Atik manja. Suami bu Atik menatap istrinya dari teras. Hatinya memanas meli

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Malam Tanpa Noda    Nasi Goreng

    Malam Tanpa NodaBab 153Lily memasak nasi goreng. Ia tersipu mengingat kejadian semalam. Hatinya lega dan senang. Bunyi sodet dan penggorengan mengema di dapur. Fian datang dengan wajah kusut. Rambutnya acak-acakkan. Jalannya tak bersemangat. Lily memberikan kopi hitam dan lima buah pisang goreng yang ia beli di depan gang. "Sarapannya," sapa Lily. Tersenyum manis menyambut suaminya. Fian masih tak menjawab ucapan istrinya. Ia mengambil satu buah pisang goreng dan menggigitnya. "Aduh, panas!" Meletakkan pisang ke atas piring. "Ditiup dulu. Jangan langsung hap!" Terkekeh. Fian masih cuek dan tak mempedulikannya. Ia merajuk karena kajadian semalam. "Fian, aku mau ke kamar mandi," izin Lily. Satu jam menunggu istrinya. Akhirnya, Lily masuk ke kamar. Senyum terbit di bibir Fian. Fian menepuk kasur di sampingnya."Sini, duduk di sini."

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Malam Tanpa Noda    Kecupan Memabukkan (154)

    Malam Tanpa NodaBab 154 "Tapi, Bunda minta kamu untuk kembali pulang," pinta Airi menatap kedua insan yang telah resmi menikah. "Apa!" Lily spontan berucap." Maaf." Menundukkan kepala. Ucapan terlontar begitu saja sesuai dalam hati. "Bunda dan ayah melakukan ini semua untuk kebaikan kamu. Mengusirmu hanya untuk memberikanmu pelajaran. Bunda menghukummu selama tiga bulan. Sikap kamu sudah berubah Fian. Kamu tak sepantasnya melakukan hal kasar kepada karyawanmu. Walaupun, dia OB kamu harus menghargainya. Bunda dan ayah tak suka perbuatan kamu itu. Bukan kepada OB saja, kamu juga sering memaki dan mencela karyawan lain. Bunda yang meminta ayah menghukummu. Kamu tak mau mendengar ucapan kami lagi. Baktimu mulai menghilang."Fian terdiam mendengar ucapan ibunya. Perasaan bersalah muncul di hatinya. Beberapa bulan lalu, ia menganiaya karyawan OB hingga melakukan pemecatan. Office Boy yang bekerja di kantor Fian tak sen

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • Malam Tanpa Noda    Pamit(155)

    Malam Tanpa NodaBab 155Apakah haram tentu tidak. Mereka adalah suami istri yang sah di mata agama dan hukum. "Ah ... Fian. Sakit." lirih Lily. Fian membuka matanya. Mendengar namanya terucap di bibir Lily. "Lily! Bangun!" Menguncang tubuh mungil istrinya.Lily menggigit bibirnya menahan sesuatu. Tangannya meremas bantal. Wajahnya penuh pilu. "Lily bangun!" "Fian, lakukan terus," rancaunya. "Lily!" Menepuk pipi istrinya. Napas Lily terputus-putus. Mata membulat. Melihat tubuhnya masih terbalut selimut."Lily, kamu kenapa?" "Ti-tidak apa-apa. A-aku mau ke toilet," ucapnya gerogi. Ia tahu kalau mimpi itu salah. Mimpi yang terasa nyata dan sangat disukai Lily. Masuk ke kamar mandi dan membuka celana dalam putih di balik piyamannya. "Syukurlah, tak ada darah. Rasanya seperti nyata." Lily hanya menemukan bagian celananya yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • Malam Tanpa Noda    Pergi(156)

    Malam Tanpa Noda Bab 156Mobil Fian hendak keluar gang kampung. Segerombolan orang mencegat mobil Fian. Mereka berdiri tepat di depannya. Tangan mereka membawa spanduk bertulisan berbagai macam."Mereka mau apa?" Saling berpandangan dan mengernyit heran."Apa yang mereka lakukan, Fian?" Lily tak kalah heran dengan perbuatan mereka. "Entahlah. Kita harus segera turun." Membuka pintu mobil. Lily juga ikut turun. "Mas Fian, jangan pergi!" teriak salah satu wanita."Jangan tinggalkan kami!" ucapnya lebay. Segerombolan ibu-ibu kampung mencegat mobil Fian. Mereka tak rela kalau lelaki itu pergi. Memilih melakukan hal tersebut. "Mas Fian, jahat!" "Lily, kenapa kamu pergi. Apa kalian tak sayang kepada kami?" Lily menatap heran para tetangganya terutama kaum hawa. "Ibu-ibu, Mpo-mpo. Ini ada apa, ya?" tanya Lily. Mendekati mereka berdiri tepat di depannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • Malam Tanpa Noda    Berbohong (157)

    Malam Tanpa NodaBab 157Lily menunggu panggilan dari Fian. Hatinya gelisah karena rindu melanda." Nyebelin banget! Masa gak telepon istrinya," sungutnya kesal di dalam kamar. Beberapa kali menutup mata tak dapat dilakukannya. Menghadap kiri dan kanan tetap tak bisa terpejam. Menghitung anak domba melintasi dirinya. Tetap tak bisa. Lily melempar bantal guling ke lantai. Menyikap selimut yang menutupi tubuhnya. "Dasar tak tahu diri. Apa dia merindukanmu. Pede sekali kamu Lily." Bermonolog menatap cermin."Lihatlah, dirimu tak secantik Jenifer Lopez dengan tubuh sexy dan mengoda. Sudah berapa bulan menikah. Fian tak menyentuhmu." Menatap tubuh kurusnya. Rambut yang kusut tak terawat. Wajah yang mulai berjerawat. "Suamimu tampan, mana mau dia sama kamu. Lily." Meneteskan air mata. Menyesali perkataannya sendiri dan merasakan sakit hati. Selama ini membayangkan dirinya akan hidup bahagia sehidup semat

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Malam Tanpa Noda    Wanita Yang Dibawa(Bab 158)

    Malam Tanpa Noda Bab 158 Lily tak ingin bertemu Drian. Menitipkan ponsel adik iparnya ke seketaris Drian. "Tolong berikan ke Drian!" pintanya kepada wanita berada di posisi dekat ruangan Drian. "Pak Drian ada di dalam, Bu," ucap seketaris itu sopan. Penampilannya sangat sederhana. Perutnya membuncit karena sedang mengandung delapan bulan. "Tidak usah. Saya terburu-buru," alasan Lily. Meletakkan posel di atas meja. Kembali pulang ke rumah dan membatalkan pergi ke salon. Perasaannya kacau, air mata tak bisa terbendung lagi. Di dalam mobil menangis tak henti. "Non Lily, kenapa?" tanya supir pribadi Airi. "Gak papa Pak. Hanya ada debu di balik kacamata." Menghapus jejak dengan pelan. Menatap keluar jendela mobil. Baru saja lihat isi pesan itu. Hatinya begitu sakit. Apakah tak ada kerinduan terselip dari Fian untuk dirinya. ---"Kak, kok sudah pul

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Malam Tanpa Noda    Cemburu( 159)

    Malam Tanpa NodaBab 159 Kejadian di dalam kamar tamu membuat Lily tak bisa menahan air matanya. Tak menyangka Fian berani melakukan hal itu. Padahal, Lily adalah istri sah-nya. Tubuh Prily berada di atas Fian. Lelaki itu melingkarkan tangan ke pinggangnya. Tatapan mereka sangat dekat. Sudah pasti mereka usai bercumbu. Lily duduk di pinggir ranjang. Memandang foto pernikahan mereka di bingkai kecil yang diletakkan dekat tempat tidur. Mengusap perlahan bingkai itu dan membanting ke lantai. Prank! Napasnya naik turun. Air matanya luruh tak terbendung. Ingin rasanya memaki dan menghujat. Suara benda pecah, membuat Fian terkejut. Lelaki itu sedang menemani Prily tidur. Kepalanya diletakkan di pahanya, mengusap rambut pirang gadis berwajah boneka yang menjadi cinta pertama. Perlahan meletakkan kepala Prily ke bantal.Keluar kamar menuju kamar istrinya. Tok! Tok! Tok

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21

Bab terbaru

  • Malam Tanpa Noda    End

    Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.

  • Malam Tanpa Noda    Dua Sejoli

    Malam Tanpa NodaDua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.“Aku lapar,” rengek Prily.&n

  • Malam Tanpa Noda    Dewi Penolong

    Malam Tanpa NodaTubuh Prily dibawa dengan mobil ambulance. Selama perjalanan tangan Drian tak lepas dari wanita berwajah boneka.Pengorbanan untuk orang tuanya sangat besar. Rela mengorbankan nyawa demi belahan jiwanya."Prily, bertahanlah!"Air mata menetes di pipi lelaki itu. Para medis menawarkan diri untuk mengobati luka Drian."Tidak usah! Selamatkan saja istri saya."Tubuh Prily terkujur kaku bagian perut mengalir noda merah. Tangan petugas menekan bagian itu agar tak kehilangan banyak darah.Semua setok darah sudah dipersiapkan untuk Prily sesuai golongan darahnya. Golongan darah Prily mudah dicari, memudahkan para medis melakukan operasi.--Drian menunggu Prily di ruang tunggu operasi. Gelisah dan takut kehilangan wanita itu. Tak peduli Prily telah mengkhiantinya. Bermain api dengan Johan dan berakhir di tempat tidur.Melihat tubuh

  • Malam Tanpa Noda    Penghianatan Terbongkar

    Malam Tanpa NodaSemua serangan Drian tak dapat menyentuh kulit Johan sedikitpun. "Kamu tak akan bisa melawanku." Johan menyeringai. Setiap serangan selalu ditangkis.Kaki kekar Drian menendang ke arah perut Johan hingga lelaki perusak itu terjerembab di lantai, tawa terdengar di bibir Johan.Johan segera bangkit dan memiringkan kepala, Drian hendak menghampiri Johan namun, lawannya mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.Senyum menyeringai menghampiri Airi. Wajah tampan milik Johan menatap ibu dari anak-anak Mahendra. Menarik wanita itu kasar, Prily hendak menghalanginya namun kalah cepat."Drian!" panggil Airi.Johan menodongkan senjata dengan pelatuk menempel di jarinya. Tersenyum menyeringai, sekali tekan sejata api itu akan meledak dan masuk ke dalam kepala Airi dan napas akan terhenti dalam hitungan detik."Kamu mendekat aku pecahkan kepalanya. Mundur!" Membulatkan

  • Malam Tanpa Noda    Gedung Tua

    "Kalau begitu. Jauhkan dia dan jangan ganggu wanita itu. Kamu tak ingat berapa umurnya?""Tentu Sayang. Sekarang kita selesaikan semua dan setelah itu kita bersenang-senang."Johan kembali menatap penerus Mahendra."Bawa semuanya ke mari dan habiskan mereka sekarang juga!"Teriakkan Johan menyadarkan Airi. Wanita itu membuka mata perlahan. Makian Drian membuat dirinya sadar sesuatu telah terjadi."Prily ...."Johan menoleh ke arah Airi. "Selamat datang Bunda. Bagaimana tidurmu?"Airi ingin bergerak namun, tubuhnya terikat."Lepaskan aku.""Lepas? Tidak!" Johan menyeringai."Prily, tolong ...."Wajah Prily berubah pucat. Ia tak tega melihat wanita yang telah mencurahkan kasih sayang untuknya.Johan melirik Drian sinis. "Lepaskan wanita ini!"Tali yang mengikat Airi terlepas satu persatu. Airi menyent

  • Malam Tanpa Noda    Tersekap

    Malam Tanpa NodaJohan sangat bergairah melihat hal ini. "Sangat cantik dan memesona," puji Johan. Drian berteriak memaki Lelaki itu dengan segala macam nama binatang. "Jangan sentuh dia!" teriak Drian. Rahangnya mengeras dan wajah memerah. Johan tak peduli tetap berjalan menuju wanita itu. Wanita cantik bagaikan bidadari. "Hentikan Johan! Kamu menyentuhnya akan aku bunuh!" ancam Drian. Wajahnya memerah urat leher terlihat membesar. Napasnya terputus-putus. Satu pukulan menimpa punggung Drian. Lelaki itu tetap bertahan. Johan menghentikan langkahnya, berbalik arah dan menghampiri Drian. Tersenyum menyeringai. Tubuhnya menjongkong menarik rambut belakang hingga rontok."Kamu ancam aku. Padahal, umurmu tak lama lagi. Ha ... ha ...." Menjambak rambut Drian lebih keras."Cuih!"Johan mengusap wajahnya dengan tangan kiri.Anak buah Johan menendang tubuh Drian berkali-k

  • Malam Tanpa Noda    Terjebak

    Malam Tanpa NodaKedua tangan Fian terikat ke belakang, Fian tak sadarkan diri sejak beberapa jam lalu. Johan menatap lelaki gagah dan tampan dihadapannya."Bang ... bangun ...." Drian menatap kakak kandungnya yang belum sadarkan diri sejak beberapa jam. Memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja.Putra juga berada bersama mereka. Tiga lelaki terikat dengan lutut bertekuk di hadapan Johan.Putra juga diculik ketika mengantar kedua anak kembarnya ke sekolah. Fian tak menyadari kalau sang ayah telah diculik oleh mereka."Jangan sakiti anakku, Johan!" ancam Putra menatap tajam lelaki yang telah dianggap keponakan olehnya."Tenang saja Om. Rasa sakitnya hanya sekilas." Tawa mengema di pabrik tua itu."Mengapa kamu lakukan ini, Johan?""Om tak ingat?" Menaikkan satu alis ke atas. "Papaku meninggal karena Om." Kebencian terlihat jelas di mata Johan."Itu buk

  • Malam Tanpa Noda    Membebaskan

    Malam Tanpa NodaHari penembusan Lily telah tiba, Fian di temani Faisal menuju pabrik kosong pada malam hari."Om, yakin ini tempatnya?""Tentu saja.""Sepi sekali!""Pabrik ini sudah tak digunakan bertahun-tahun tentu saja tak berpenghuni."Fian mendesah panjang. Kedua tangannya membawa dua tas besar hitam kaluar dari mobil."Om, tunggu di sini," ucap Faisal."Baik, aku akan mencari mereka." Fian berjalan ke arah pintu masuk pabrik.Bulu leher Fian bergidik ngeri. Pasalnya, tempat yang sudah lama tak berpenghuni banyak sekali makhluk halus. Fian membuang pikiran negatif. Tujuannya saat ini adalah menjemput Lily."Tega sekali mereka kalau Lily berada di tempat ini."Fian berjalan hingga berada di pintu masuk pabrik. Pintu itu telah rusak dan tak terbentuk lagi.Suara dering telepon Fian memecahkan pikirannya saat ini. Fia

  • Malam Tanpa Noda    Tertangkap

    Malam Tanpa Noda"Sakit!" rintih Lily menyentuh perutnya."Kita ke bidan kemarin. Kamu tahan dulu." Prily menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kediaman Johan."Aku gak mau, Prily. Aku ingin Fian." Lily meringis berkali-kali. Mengapa nasibnya seperti ini.Kehamilan pertama adalah hal yang ditunggu-tunggu. Seharusnya, Lily dimanja dan disayang Fian. Namun, ia jadi tahanan."Please! Kamu bersabar dulu. Kita gak mungkin melawan Johan. Keselamatan bayi dan dirimu bisa bahaya.""Aku ingin Fian. Aku ingin pulang," rengeknya bagaikan anak kecil."Sudah, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita periksa kandunganmu. Bersabarlah!""Aku kangen suamiku. Apa aku salah jika merindukannya. Prily, tolong bebaskan aku!""Tidak bisa. Ini bisa berbahaya. Johan itu nekad."Prily membawa Lily ke bidan. Wajah istri mantan kekasihnya itu pucat dan merintih berkali-kal

DMCA.com Protection Status