Home / Romansa / Malam Tanpa Noda / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Malam Tanpa Noda : Chapter 141 - Chapter 150

278 Chapters

Bab 141

Malam Tanpa NodaBab 141   Suasana kamar mereka terlihat gelap. Bulu leher belakang Fian berdiri. Hawa dingin di satu sisi. Mengusap-usap dengan tangannya.  "Baiklah ayo!" ajak Lily.  "Aku merasakan sesuatu," ungkap Fian. Lengannya dicolek seseorang.  "Paling cicak lewat," Lily terkekeh. Mengoda lelaki itu. Ia sudah tahu kelemahannya.  Fian memegang lengan Lily erat. Merapatkan tubuhnya kembali. "Aduh, jangan kenceng-kenceng pegangnya nanti memar." Melepaskan tangan Fian.  "Kamu jalannya jangan cepet-cepet," omel Fian. Menjewer kuping istrinya.  "Dia yang salah kenapa dia yang ngomel," gumam Lily dalam hati. Mengerucutkan bibir. Fian berjalan perlahan. Ia melihat sosok berpakain putih di dekat dapur. Entah sosok apa itu. "Lily i-itu ... Setan!" teriak Fian memeluk Lily. Wanita itu tak bisa bernapas hingga terbatuk-batuk.  Lily juga terkejut denga
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Bab 142

Malam Tanpa NodaBab 142Lily berada di dapur. Membuat sesuatu untuk dijual atau dititip ke warung. Wanita berkacamata itu menguleni adonan dalam wadah. Fian hanya menatap istrinya dari kejauhan. Televisi 14 inci berada tepat di depan laki-laki itu. Dua jam Lily berada di dapur. Pekerjaannya sudah selesai. Masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya yang berkeringat. Lily mengikat dua rambutnya dan Mengepangnya. Memoles wajah manisnya dengan bedak baby. "Kamu mau ke mana?" tanya Fian memandang penampilan istrinya. "Aku mau keliling," ucapnya. "Keliling ngapain?" "Dagang donat keliling." Mengambil keranjang berisi donat dan gula halus. "Terus aku. Kamu tinggal?" "Kamu sudah besar. Bisa jaga diri. Masa aku harus awasi terus. Aku mau cari uang untuk kita makan. Apa kamu mau kelaparan?" Lily menyodorkan tangannya dan mencium tangan Fian takz
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more

Bab 143

Malam Tanpa NodaBab 143Fian keluar kamar, menghampiri istrinya di dapur. Lily mendengar langkah kaki mendekat. "Fian, kamu mau ke mana?" tanya Lily heran. Baru saja memasak air dan nasi. Fian sudah rapi. "Mau cari kerja," ungkapnya merapikan kerah kemejanya. "Kerja apa di kampung begini?" "Kerja apa saja. Kamu bilang sudah tak punya uang?" Fian menyadari perannya sebagai suami. Hampir seminggu lebih tinggal di rumah ini belum pernah memberikan nafkah lahir. Fian juga sadar ia belum melakukannya. Entah mengapa lelaki itu begitu takut memulainya. Keinginan dan hasrat itu ada hanya saja keberanian yang belum terkumpul."Tapi, di sini gak ada kantor. Letak perkantoran sangat jauh. Apa kamu punya ongkos?" "Jangan jauh-jauh. Aku lihat ada pasar di sana dan toko. Mungkin mereka butuh." "Toko yang ada di persimpangan jalan?" Fian menganggukkan kepala. Ia m
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Bab 144

Malam Tanpa Noda Bab 144 Lily terus melangkah, perutnya keroncongan." Ah, lapar. Aku tak bawa uang," ungkapnya. Mengelus perut ramping yang tertutup kaos putih. Ia sudah berjalan sejauh ini. Suara azan Isa terdengar di mesjid. Tanpa sengaja melihat sosok laki-laki mirip Fian. Lily berlari menghampiri lelaki yang duduk di pinggir jalan dekat mesjid. "Fian, kamu dari mana saja. Aku cariin," ucapnya lantang tanpa melihat sekeliling.Lelaki itu mendongakkan kepala menatap Lily." Ada apa, Mbak?" Ternyata bukan Fian. Lily salah orang."Maaf, Mas. Aku kira suamiku. Maaf." "Masa suami sendiri gak ngenalin." Lelaki itu pergi meninggalkan Lily. "Maaf, Mas!" Lily menundukkan kepala." Lebih baik aku pulang saja." Karena tak membawa dompet, Lily berjalan kaki menuju rumahnya. ---Lily masuk dengan tubuh gontai. Mengambil air minum di dapur
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Bab 145

Malam Tanpa NodaBab 145Sepasang mata memperhatikan pergerakkan Fian. Ia meneteskan air mata."Kasihan, badannya kurus dan kulitnya gelap. Apa dia sanggup hidup seperti itu?" ucap Airi kepada suaminya."Biarkan saja dulu. Dia harus ingat siapa dia dulu agar tak merendahkan orang lain dan seenaknya saja." "Tapi, Fian bukan lelaki seperti itu. Mengapa dia berubah?" "Karena ia terlalu nyaman menjadi lelaki sombong. Kita harus tegas. Kalau dia tak memaki Office Boy di kantor gak mungkin ini terjadi." "Sampai kapan Fian hidup seperti itu. Kasihan mantu Bunda, Lily." "Kamu jangan khawatir, Lily gadis yang hebat. Aku lihat dari matanya. Dia bisa membuat Fian berubah." "Apa kamu sudah bilang dengan mandor kuli itu?" "Sudah, tenang saja. Aku minta kepadanya agar menjaga Fian dari gangguan preman pasar. Mereka juga sudah papa ancam." Airi melihat anaknya mengangkat karung
last updateLast Updated : 2021-10-11
Read more

Bab 146

Malam Tanpa Noda Bab 146 Seperti biasa Fian akan pergi ke pasar untuk menjadi kuli panggul. Lily sudah rapi akan berangkat ke kampus.  "Kamu mau pergi?" tanya Fian memandang penampilan Lily.  "Iya, aku sudah masak untuk bekalmu. Jangan lupa dimakan," pesan Lily dengan senyum manis.  Setiap hari Lily akan menyiapkan bekal Fian. Tak perlu lagi membeli makanan di luar. Suami Lily sudah terbiasa hidup di kampung.  Fian memilih berjalan kaki, seperti hari sebelumnya. "Mas Fian, mau kerja ya?" tanyak salah satu ibu-ibu kampung tersebut.  "Iya, Bu. Mari saya berangkat dulu," ucap Fian sopan.  "Sarapan dulu Mas. Ada lontong sayur, mau?"  "Gak usah, Bu. Terima kasih," ungkap lelaki itu.  "Jangan panggil Ibu. Panggil nama aja. Saya masih muda kok, Mas. Lihat wajah saya glowing. Sintia saja."  "Bukannya nama Ibu Atik?"  "Ganti nama biar
last updateLast Updated : 2021-10-14
Read more

Bab 147

Malam Tanpa NodaBab 147    "Fian!" panggil Lily. Ketika gadis itu berada di dalam kamar mandi. Lampu padam suasana mencekam. Hanya suara air yang menetes dari kran." Fian!" Meraba-raba mencari pintu kamar mandi.  Lily mencari handuk yang ia gantungkan disamping pintu. Memakai dengan cepat dan menekan knop pintu.  "Fian!" panggil Lily. Jantungnya berdegup kencang. Ia takut dengan kegelapan di dalam kamar mandi. Entah mengapa ruangan itu sangat berbeda.  Lily terduduk di dinding. Ia tak menemukan suaminya. Padahal, lelaki itu sudah pulang ke rumah.  Angin berhembus menerma kulitnya. Sepertinya, Fian keluar rumah tanpa menutup pintu.  "Bagaimana ini, aku gak mungkin keluar. Tubuhku hanya terbalut handuk," ucapnya. Padahal, baju bersih ada di dalam kamar mandi karena panik Lily tak sempat memgambilnya.  "Lily," panggil Fian. Di tangannya membawa lilin yang sudah ia nyalak
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Bab 148

Malam Tanpa Noda Bab 148 Fian terdiam melihat pemandangan yang jarang dilihat. Handuk Lily terperosot ke lantai. Tubuh istrinya yang belum pernah ia rasakan terpapar jelas di mata. Mengiurkan dan mengoda iman. Tatapan mereka bertemu hingga senter dalam genggaman Fian terjatuh. Ingin sekali Fian memeluk tubuh Lily dan membawa ke atas ranjang. Sesak sangat sesak.Lily langsung meraih handuk coklat yang tergeletak di lantai. Tangan Fian hampir saja menahan jemari lentik istrinya dan berkata," Jangan kau tutupi tubuhmu." "Astaga," ucap Fian menelan salivanya. Gundukan Lily terlihat jelas dan menantang. Bagian itu membuat dirinya berfantasi liar. Wajah Lily tersipu malu. Mendorong tubuh Fian keluar kamar." A-aku mau ganti baju." Fian berdiri di depan pintu kamar setelah pintu tertutup kencang menimbulkan bunyi keras. Pikirannya masih terbayang-bayang benda tersebut. "Astaga sebesar itu m
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Bab 149

Malam Tanpa Noda Bab 149Lily jarang datang ke kampus. Sibuk mencari rezeki padahal kelulusan akan tiba. "Lily!" panggil teman Lily, Cika dan Desi. "Hai!" Mereka berpelukan erat. "Akhirnya, kamu kuliah lagi. Kecapean apa malam pertama terus," ledek Desi. "Bagaimana rasanya sakit gak atau enak?" Lily terdiam , bingung mau jawab apa.Kedua sahabatnya tak tahu kalau Lily dan Fian di usir dari rumah Airi. "Eh, aku tak tahu," cetus Lily. Menampilkan gigi putihnya. "Jangan-jangan kamu masih perawan?" Lily menganggukkan kepala.Desi dan Cika saling berpandang tak percaya."Kalian berbulan-bulan sudah menikah dan kau masih perawan. Astaga kuat sekali Fian menahan hasrat. Apa dia tak menginginkanmu?" "Jangan-jangan Fian impoten!" Chika menutup mulutnya. "Bisa jadi. Masa tak ingin icip-icip. Apalagi masih te
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Bab 150

Malam Tanpa Noda Bab 150 "Lihat baik-baik gambar kuli panggul itu. Dia adalah Fian. Perhatikan wajah lelaki itu. Fian Mahendara menjadi kuli di pasar." Semua orang menatap ponsel masing-masing. Ceri mengirim foto dan video Fian ketika sedang bekerja di pasar ke grup kampus. "Fian sekarang menjadi sial. Setelah, menikahi Lily gadis buruk rupa. Dia pikir akan kaya raya setelah menikahi keluarga Mahendra." "Sebarkan sebanyak-banyaknya agar mereka tak tertipu dengan Fian Mahendra." Lily mengepalkan tangannya. Ia sudah tak tahan lagi. Bangkit dari duduknya dan menghampiri Ceri dengan cepat. Melayangkan tangan ke wajah mulus wanita yang telah menghina Fian, suaminya. "Kurang ajar kamu! Berani nampar gua!" Menyentuh pipi kanannya. "Kamu yang kurang ajar! Berani menghina suamiku!" Lily tak kalah sangarnya. Melayangkan ke arah pipi satunya. "Alah, suami tuka
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status