Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Penguasa Benua Timur: Chapter 171 - Chapter 180

794 Chapters

167 - Hal yang Mustahil

Beberapa saat kemudian… “Paman, saya sudah menghafal di kepala! Sekarang bagaimana?!” Zhou Fu berteriak dari arah pertempuran. Ia berteriak selagi terus memberi serangan dan juga bertahan dari sergapan dua musuh-musuhnya. “Bajingan! Sudah hafal di kepala?!” Panglima Yeongjo tak bisa menahan diri untuk mengumpat. Ia tahu maksud dari ucapan Zhou Fu barusan adalah, Zhou Fu mengajaknya untuk melakukan segel suci atau mengunci dua musuh tersebut menggunakan jurus segel kuno yang dihasilkan dari kombinasi gerakan dua orang penyegel. Masalahnya adalah, Zhou Fu bahkan belum pernah mempraktikkannya. Ah, bisa dibilang, belum juga mempelajarinya. Remaja itu hanya melihat. Sebatas melihat. Dan bermodalkan melihat gerakan itu, ia menantang Panglima Yoengjo untuk bergabung bersamanya menciptakan sebuah segel suci. Bisa dibilang, itu lebih tidak masuk akal lagi dari sebuah kemustahilan! Atau singkatnya, hal tersebut adalah mustahil yang sangat mustahil. “Jangan bercanda! Segel suci bukanlah suat
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

168 - Wujud Segel Suci

“Setidaknya, berpura-puralah kesulitan atau terengah-engah, dengan begitu kau tak akan membuat gurumu ini kehilangan muka! Ah, dasar murid menyebalkan!” Panglima Yeongjo menggerutu pelan, ingin rasanya ia memaki Zhou Fu karena telah membuat dirinya terlihat lebih bodoh ketimbang seorang murid baru. Apa daya, kalau pun ia mengumpat, itu akan semakin membuatnya jauh terlihat bodoh. Memiliki murid berbakat sebetulnya memang menyenangkan, tetapi jika seorang murid terlampau berbakat, sepertinya justru akan membuat sang guru merasa kesal. Bagaimana pun, seorang guru tak mau terlihat lebih bodoh ketimbang muridnya. “Paman tadi bilang apa?” Zhou Fu memalingkan wajah ke arah Panglima Yeongjo, karena terlalu berkonsentrasi melihat dua pengacau yang menggelinjang, Zhou Fu tampaknya tak begitu menangkap gerutuan Panglima Yeongjo. “Kau benar-benar tak mendengarnya? Ah, syukurlah jika demikian. Karena terlalu lelah, sepertinya mulutku mengigau. Huaaah… Baiklah, amati terus mereka berdua selagi a
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

169 - Kelompok Harimau Besi

Beberapa saat sebelumnya… Ketika dalam perjalanan menuju ke sungai Odae, Panglima Yeongjo menceritakan beberapa informasi tentang negeri Yeongsan kepada Zhou Fu. “Pada zaman dahulu, daratan Yeongsan juga ada di deretan peta dunia. Hingga pada kerusuhan itu, negeri Yeongsan disembunyikan oleh raja kami sebab negeri kami telah dijadikan target penenggelaman oleh kelompok pendekar sakti yang menamakan diri mereka sebagai Perserikatan Kedamaian Dunia.” Panglima Yeongjo membuka cerita. “Ditenggelamkan? Satu daratan ditenggelamkan? Mengapa?” Zhou Fu menelan ludah sesaat, ia teringat bagaimana daratan luas Luzon juga telah ditenggelamkan beberapa ratus tahun sebelumnya. “Ya, ditenggelamkan atas nama keadilan dunia!” Panglima Yeongjo pun bercerita jika tokoh penting dalam kelompok Perserikatan Kedamaian Dunia memiliki sebuah ideologi sesat tentang perkembangan populasi manusia di muka bumi. Di mana, kelompok tersebut menganggap jika laju percepatan pertumbuhan manusia akan selalu jauh leb
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

170 - Kejutan Perang

Mendengar celetukan ucapan Zhou Fu, ekspresi khawatir yang tampak di wajah Panglima Yeongjo perlahan-lahan memudar. Sayangnya, hal itu tak bertahan lama. Tepat beberapa detik setelah mengucapkan kalimatnya, Zhou Fu batuk darah dan terjatuh dengan posisi lutut menempel tanah. “Uhuk… Sial!” Zhou Fu mengumpat seraya menekan dadanya kuat-kuat. “Tidak apa-apa, saya masih bisa mengatasinya.” Remaja itu mencoba untuk bangkit berdiri, dua tangannya yang mengepal kuat menandakan jika tubuh Zhou Fu sebenarnya menolak untuk diajak berdiri. “Tidak, anak muda! Mulutmu bisa berbohong, tapi lihat, tubuhmu bisa berkata lebih jujur melebihi perkataanmu sendiri.” Panglima Yeongjo membantu Zhou Fu berdiri, menepuk-nepuk pundaknya dengan tatapan seperti sedih dan khawatir yang menjadi satu. “Kim Shin, tolong papah anak muda ini dan antarkan dia kepada Tabib Nam Chil!” seru Panglima Yeongjo memberi perintah kepada Kim Shin. “Tidak! Saya akan ikut Paman Guru mengusir pasukan pemberontak!” Zhou Fu menangk
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more

171 - Taktik Perang

Sayup-sayup, terdengar suara yel-yel kemenangan perang yang diserukan oleh Pasukan Harimau Besi. Mereka semua yakin kemenangan telak ada di sisi mereka sebab mata-mata Pasukan Harimau Besi telah melihat sendiri bagaimana prajurit dari Panglima Yengjo telah kocar-kacir akibat serangan dari dua maklhuk asing yang datang ke Distrik Selatan. Distrik selatan adalah nama tempat yang dijaga Panglima Yeongjo dan juga merupakan tempat mendaratnya Zhou Fu di negeri tersebut. “Kita habisi semua prajurit Yeongsan! Kita ambil semua wanitanya! Itu akan menambah daftar koleksi tawanan kita di markas Harimau Besi! Ha ha ha!” ujar Jung Woo selaku ketua dari pasukan penyerangan di sungai Odae kali itu. “Ya! Kita ambil semua wanitanya! Kalau perlu, jangan buru-buru menghabisi prajurit Yeongsan, mereka cukup berguna untuk dijadikan budak di markas Harimau Besi!” timpal Moon Seon selaku wakil dari Jung Woo. “Menang! Menang! Menang!” seru semua pasukan Harimau Besi yang saat itu berada di atas kapal per
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more

172 - Penghargaan untuk Zhou Fu

Berkat taktik perang yang diusulkan oleh Zhou Fu, pasukan Panglima Yeongjo mampu meraih kemenangan dengan tanpa kesulitan yang berarti. Pasukan Harimau Besi berhasil dipukul mundur dan sebagian lebih dari mereka telah tewas dalam pertempuran termasuk di dalamnya, Jung Woo sang pemimpin penyerangan. Sementara itu, si wakil ketua yaitu Moon Seon pada akhirnya berhasil kabur setelah menggunakan taktik licik yaitu menumbalkan sang pemimpin dalam peperangan. Ia mengatur strategi sedemikian rupa agar Jung Woo terkepung pasukan musuh. Ketika hal itu berhasil, ia telah membuat pelariannya berjalan mulus. Ketika beberapa anak buah Panglima Yeongjo hendak mengejar Moon Seon, pria itu melarang dengan pertimbangan ada hal lain yang harus lebih diutamakan kali itu. “Tidak perlu! Waktu kita terlalu berharga jika hanya digunakan untuk mengejar manusia licik seperti itu. Lebih baik kita fokus pada tujuan kita!” teriak Panglima Yeongjo yang mencoba menghentikan beberapa anak buahnya. “Baik, Panglim
last updateLast Updated : 2021-08-05
Read more

173 - Distrik Tengah

“Luar biasa! Tubuhnya cukup kuat dalam melawan sumber daya asing yang menggerogoti kesehatannya!” Tabib Nam Chil meminta prajurit pembawa tandu untuk mengistirahatkan tubuh Zhou Fu di tempat teduh. Tabib tersebut hendak melakukan beberapa teknik pengobatan sebab kondisi Zhou Fu mengalami kemajuan yang sangat pesat. “Dengan kasus yang sama, orang lain akan tewas dengan mudah jika mengalami sekarat seberat ini. Tubuh Tuan Muda Zhou sepertinya telah cukup sering menderita sekarat sebelumnya.” Tabib Nam Chil bergumam keheranan sambil terus memukul-mukulkan dedauan dan akar obat yang telah dibasahi air ke tubuh Zhou Fu. “Uhuk…” Zhou Fu mencoba membuka matanya, “Tabib, di mana saya? Mengapa sekujur tubuh saya dipasang balok kayu?” Zhou Fu bertanya keheranan setelah mendapati setiap bagian tubuhnya telah dililit kain bahkan bagian leher pun juga tak luput dari lilitan kain. “Tuan Muda, syukurlah Tuan Muda bahkan tak kesulitan sedikit pun untuk berbicara. Baiklah, sepertinya saya harus sege
last updateLast Updated : 2021-08-05
Read more

Terima Kasih Readers

Halo, Author menyapa (Membuka bab ini tidak mengurangi Koin) Kali ini saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya untuk para pemberi Gem terbanyak khususnya untuk Bang Sigit, Bang Rudy, Bang Adityawarwan , dan semua teman-teman yang sudi memberi dukungan untuk novel ini. Dukungan dalam bentuk apa pun sangat berarti bagi author. Maaf jika beberapa kali tulisan author jelek atau author lelet update. Makasih masih bersedia membaca novel ini sampai pada Arc Negeri Yeongsan. Masih ada beberapa Arc lagi ke depan, tapi saya pastikan ceritanya tidak akan terlalu panjang dan melebar ke mana-mana. Novel ini saya perkirakan akan tamat di 300Ribu kata atau sekitar 100 bab lagi (Jadi gak sampai ribuan bab ya). Nah, itu saja cuap-cuap author yang mungkin gak penting ini. Sekali lagi, Trims untuk kalian semua...
last updateLast Updated : 2021-08-05
Read more

174 - Seseorang Mendatangi Tenda

Di pinggiran hutan Daegu, terlihat sebuah api unggun kecil sedang menyala di tengah dinginnya hawa malam. Meski telah menghangatkan diri di depan api unggun, Zhou Fu masih merasakan dingin menusuk-nusuk hingga ke sumsum tulangnya. Bisa jadi, sensasi dingin tersebut terasa semakin nyata sebab ia hanya sendirian di hutan itu. Kesunyian kadang-kadang memang membuat rasa tak nyaman menjadi berkali-kali lipat semakin menyiksa. Apa lagi, saat itu kesehatannya sedang tak begitu baik. Sesekali, Zhou Fu harus tertatih-tatih mengambil ramuan obat di dalam tenda, lalu keluar lagi untuk menghangatkan diri. Beberapa kali, bibirnya juga menyunggingkan sebuah senyum getir kala ia teringat bagaimana Panglima Yeongjo bersujud meminta maaf di kakinya. “Atas nama seluruh warga di negeri Yeongsan, aku meminta maaf karena telah memperlakukan seorang pahlawan dengan begini buruk!” ucapnya sore itu, sebelum akhirnya pergi menuju ke dalam Benteng di Distrik Tengah. Panglima Yeongjo memiliki tanggung jawab u
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more

175 - Tulang Serigala Putih

Suara langkah kaki itu kian dekat dengan tenda Zhou Fu. Tak ada getaran aura yang bisa dirasakan oleh olehnya, membuatnya berkesimpulan jika orang yang datang tersebut kemungkinan ada dua. Yang pertama, dia memiliki ilmu bela diri yang cukup tinggi hingga mampu menyembunyikan getaran kekuatannya. Yang kedua, orang tersebut berada di level rendah sebab getar kekuatannya bahkan tak terasa sama sekali. Tap Tap Tap Tap… Suara langkah kaki itu terdengar tak beraturan, seperti langkah seseorang yang sedang gelisah atau juga khawatir. Zhou Fu bernapas lega dan tersenyum simpul, lelaki itu pun meletakkan kembali pedangnya dan bergegas keluar dari tenda untuk menyapa Jang Mi. “Ah, dugaanku terlalu benar ternyata…” bibir Zhou Fu melengkung ke atas, ia tak bisa menyembunyikan kegembiraannya karena telah mendapat teman. Dilihatnya Jang Mi tengah mengangkat rok panjangnya dan berjalan setengah berlari menuju ke tendanya. “Kakak Zhou… Kakak Zhou… Saya membawakan kakak sesuatu!” Jang Mi yang meli
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
80
DMCA.com Protection Status