Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Penguasa Benua Timur: Chapter 151 - Chapter 160

794 Chapters

147 - Mencari Pembaca Shufashen

Tak ada yang pernah menyangka jika ada seorang anggota keluarga istana yang tengah menyamar dan membaur di kehidupan luar istana. Keanggotaan Wang Yuji di dalam sindikat Xiaoxi bahkan sudah lebih dari dua puluh tahun. Yang artinya, pria itu telah menjadi benalu di dalam organisasi dengan durasi waktu yang cukup lama. Yang artinya juga, Wang Yuji bisa jadi telah membocorkan banyak informasi penting kepada pihak Istana. “ASAL KALIAN TAHU SAJA, WANG YUJI MEMILIKI ISTANA YANG CUKUP MEGAH DI CAIHONG INI! MENANDAKAN JIKA DIA ADALAH ORANG PENTING DI JAJARAN KELUARGA ISTANA. DAN LIHAT, KALIAN HANYALAH MANUSIA LEMAH YANG BAHKAN TAK BISA MEMBEDAKAN KAWAN DAN LAWAN HA HA HA. SUNGGUH MENGHARUKAN!” Ucapan Sang Kaisar tersebut setidaknya telah membuat semua anggota Aliansi Sanzu geram dan kecewa. Tentu saja tak ada yang menyangka jika Wang Yuji adalah kepala divisi mata-mata. Seseorang dengan keahlian penyamaran yang tak tanggung-tanggung hebatnya. “Gila! Sumbangsih Wang Yuji terhadap Sindikat Xi
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

148 - Tiga Orang Tamu

‘Apa yang bisa dilakukan oleh seorang Pembaca Shufashen hingga Sang Kaisar bahkan merasa ketakutan? Indentitas anak ini harus benar-benar dirahasiakan saat ini!’ batin Xu Xiaofei dengan ekspresi yang ia buat sedatar mungkin agar tak ada yang curiga jika ialah seseorang yang tengah memegang kunci siapa si Pembaca Shufashen itu. “CIH!!! MAKHLUK RENDAHAN SEPERTI KALIAN TAK PATUT UNTUK MENGHINA RAS MULIA SEPERTI KAMI! SAYANG SEKALI AKU HARUS KEMBALI MEMBUAT ANAK SAAT INI, HAHA, SILAKAN BERSENANG-SENANG DENGAN ANAK-ANAKKU YANG MENGGEMASKAN INI!” Whusss!!! Tiga orang keluarga istana yang mengawang di udara itu telah pergi tanpa sempat diketahui ke mana arah kepergian mereka. Xu Xiaofei yang biasanya mampu mengenali getaran pergerakan lawan, saat itu juga tak mampu menentukan ke arah mana para anggota keluarga istana itu pergi. ‘Mereka semua pergi!’ ‘Mereka semua hilang!’ ‘Mereka takut dengan Pembaca Shufashen?’ ‘Mengapa mereka takut dengan Pembaca Shufashen?’ Semua orang saling memba
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

149 - Rahasia Pusaka Terkuak

Kejadiannya amat sangat cepat. Patriark Yuan Kai berteriak memberi peringatan kepada Zhou Fu dan sekaligus bersamaan dengan hal tersebut, Shen Shen berlari dengan menggunakan kekuatan penuh untuk menangkis serangan dari arah belakang Zhou Fu. “Shen Shen! Minggir Kau cepat!!!” Zhou Fu meneriaki Shen Shen dan menghardiknya dengan kasar agar gadis itu bersedia menyingkir. “Aku tak bisa melindungimu kali ini! Cepat minggir!” Zhou Fu benar-benar tengah menahan serangan dari arah depan, bukannya ia tak mau membantu Shen Shen, tetapi memang sedang tak bisa. “Kau hanya akan menyerahkan nyawamu begitu saja, perempuan bodoh!” teriak Zhou Fu dengan cukup geram sementara Shen Shen justru berdiri diam saja di balik punggung Zhou Fu. Tubuh gadis itu gemetar hebat. Musuh yang berada di balik punggung Zhou Fu segera melayangkan serangan telak ke arah Shen Shen. “Aaaaarggghhhh!!!” Shen Shen menjerit ketakutan tetapi keadaan Zhou Fu juga tengah terpojok. BHUUUUUUMMMM!!! “AAAARRRGHHHH!!!!” Salah s
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

150 - Lelaki Bertopeng Keperakan

“Apa kau takut aku mati?” Shen Shen melihat ke arah Zhou Fu sebentar lalu berteriak dengan cukup berani, “Kalau begitu, lihat ini!” teriak Shen Shen seraya menghambur ke arah anak Sang Kaisar yang tengah mencekik Xu Xiaofei dengan erat. Shen Shen menarik salah satu pedang yang tertancap di atas tanah, gadis itu berniat untuk menghunuskan pedangnya pada makhluk yang menyerang Xu Xiaofei itu. “Dasar bodoh! Dia bukan tandinganmu! Lari jika Kau masih ingin hidup!” Zhou Fu meneriaki Shen Shen yang sudah berlari kian jauh darinya. “Kalau Kau ingin aku tetap hidup, tunjukkan dengan bukti!” Shen Shen membalas peringatan Zhou Fu dengan teriakan pula. Seketika, Zhou Fu mengerahkan kekuatan ke dalam pedang Luzon di genggamannya, ia harus segera menghabisi musuh di depannya untuk bisa menjauhkan Shen Shen dari anak Sang Kaisar yang lain. “Waktuku tidak banyak! Matilah Kau sekarang!!!!” Zhou Fu mengingat beberapa gerakan dari jurus pedang yang diajarkan oleh Patriark Yuan Kai. Remaja itu mengg
last updateLast Updated : 2021-07-24
Read more

151 - Kedatangan Wang Yuji

Tengah Malam… Semua orang terperangah kaget akan kemunculan pendekar dengan topeng keperakan. Awalnya, anggota aliansi Sanzu berpikir jika pendekar tersebut merupakan seorang musuh mengingat aliansi Sanzu tak bersekutu dengan pendekar tersebut. Tetapi ketika mereka melihat pria itu menghajar anak Sang Kaisar yang hendak melukai Zhou Fu, para anggota aliansi serentak bernapas lega sebab itu artinya pria itu berada di pihak yang sama dengan mereka. Andai pria itu merupakan musuh mereka, semua aliansi Sanzu bisa dipastikan akan menjadi mayat dalam hitungan menit. BUG!! BUM!! Dengan sekali pukulan, Li Xian telah melemparkan satu anak Sang Kaisar sejauh dua puluh meter dan membuat makhluk tersebut mengalami luka yang cukup parah di bagian ulu hati. “Kakek?!” aliran darah Zhou Fu memanas ketika nyawanya diselamatkan oleh seorang pria bertopeng keperakan itu. Meski masih mengenakan topeng, Zhou Fu merasa cukup mengenali aura pria bertopeng tersebut. “Dasar menyusahkan orang tua saja ka
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

152 - Taktik Wang Yuji

“Ha ha ha! Tak kusangka masih ada yang berhasil hidup di antara kalian! Tapi tenang saja, sebentar lagi aku akan mengirim kalian ke neraka!” teriak Wang Yuji yang tiba-tiba telah muncul di tengah-tengah medan perang. “Pendekar Pengkhianat! Kebetulan sekali kau datang ke mari! Dengan senang hati kami akan memotong-motong tubuhmu yang hina itu! Cih!” geram Xu Xiaofei dengan penuh amarah. Sebelum perang dimulai, Wang Yuji adalah orang yang menyebutkan jika Upacara Besar Sang Kaisar masih akan berlangsung beberapa hari kemudian, pria itu menyemangati Xu Xiaofei untuk maju berperang dan menggagalkan Upacara Besar, tetapi berkat kelicikan Wang Yuji, anggota aliansi Sanzu telah kehilangan separuh lebih pasukan akibat dari serangan tak terduga dari makhluk-makhluk buas yang diciptakan Sang Kaisar. “Jaga bicaramu, Kakek Tua! Jika aku berani ke sini seorang diri, itu artinya aku telah mengukur kekuatan kalian semua! Jangan remehkan kekuatan dari mata-mata handal Sang Kaisar, ha ha ha!” Wang
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

153 - Daratan Luzon yang Tenggelam

“Ah, kukira Kau telah tewas, Rubah Perak!” celetuk Wang Yuji pada Li Xian yang masih memeluknya erat seolah mereka berdua adalah seorang kakak beradik yang telah terpisah cukup lama. “Jangan asal bicara! Aku belum membalas budi untukmu! Baguslah jika Kau masih hidup, Rubah Emas!” Li Xian menepuk-nepuk punggung Wang Yuji kembali. “Apa maksudnya semua ini?!” Xu Xiaofei bersiap dengan tongkatnya untuk mengantisipasi jika ada serangan mendadak. Semua anggota aliansi juga melakukan hal yang sama, bersiap siaga jika sewaktu-waktu Wang Yuji atau pendekar misterius itu membuat pergerakan yang tiba-tiba. Li Xian dan Wang Yuji saling mundur beberapa langkah, mereka berdua melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa seluruh tentara perang Sang Kaisar telah kalah, ada yang tewas dan beberapa di antaranya masih sekarat menuju ajal. Li Xian lantas menghela napas panjang begitu Wang Yuji memberinya isyarat untuk mengatakan sesuatu. Bagi Wang Yuji yang telah dianggap sebagai pengkhianat dalam alians
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

154 - Pengakuan Wang Yuji

“Selagi terjadi kekosongan pemerintahan, ada baiknya kita duduki dulu benteng Caihong ini!” usul Wang Yuji kepada anggota aliansi. Ketika mengatakan kalimat tersebut, Wang Yuji telah mengenakan pusaka terkutuk Cincin Api Neraka, yang artinya apa yang baru saja keluar dari mulut Wang Yuji adalah sebuah kejujuran yang tak bisa dibantah. “Kekosongan pemerintahan? Apakah Sang Kaisar benar-benar meninggalkan Caihong? Bukankah dengan kekuatannya dia bisa menghabisi kita semua dengan mudah?” tanya Xiang Ling menyelidik, jika memang Sang Kaisar pergi begitu saja dari daratan Caihong, tentu hal tersebut terdengar sangat tak masuk akal. “Seperti yang kalian lihat sebelumnya, Sang Kaisar takut dengan keberadaan pembaca Shufashen. Dia pergi bukan tanpa alasan, lagi pula, sebagian tujuannya menduduki Caihong juga telah terwujud. Wajar saja jika Sang Kaisar memilih pergi ketimbang berurusan dengan pembaca Shufashen. Asal kalian tahu, andai aku tak mengatakan tentang keberadaan si Pembaca Shufashen
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

155 - Gejolak Eenergi Sang Kaisar

Di malam kedatangan Sang Kaisar di tengah-tengah medan pertempuran, Wang Yuji sempat melihat jika keadaan Sang Kaisar saat itu sedang tak baik-baik saja. Hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh ketidakberesan yang terjadi selama pembangkitan para tentara perang. Sehingga, tubuh Sang Kaisar mengalami gangguan sebab energinya memang terhubung langsung dengan para kepompong manusia. Tebakan Wang Yuji tersebut memang benar adanya. Proses tahap final pembangkitan tentara perang mengalami kendala besar. Di mana, seharusnya tumbal terakhir yang harus diberikan kepada Pohon Kematian adalah darah para Bangsawan yang tinggal di tembok raksasa Caihong. Mereka adalah calon tumbal yang telah diberi asupan ramuan khusus oleh Asosiasi Naga Perak yang bekerja sama dengan pemerintahan. Sayangnya, karena waktu sangat mendesak dan Sang Kaisar telah kehilangan beberapa orang kepercayaannya, ia memerintahkan Shifu untuk membantai seluruh tahanan Jingjao dan pelayan istana sebagai pengganti tumbal terak
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

156 - Persiapan Perburuan Shufashen

Selama tiga hari kemudian, markas Yin Mimi terlihat hidup dengan adanya pesta minum-minuman keras yang didapat dari gudang persediaan makanan dari markas Yin Mimi. Setelah melewati pertempuran yang melelahkan, pesta arak memang menjadi penghiburan yang menyenangkan. Ditambah lagi, petinggi-petinggi aliansi juga cukup bergembira setelah para pasukan yang tersisa telah berhasil menjarah harta benda di istana. Harta jarahan itu nantinya akan dibagi-bagikan kepada seluruh anggota aliansi sebagai bentuk apresiasi terhadap kesetiaan mereka. Ketika beberapa petinggi aliansi tengah sibuk menghitung jumlah harta jarahan, Li Xian tengah berbicara berdua saja dengan cucunya, Zhou Fu, di tempat yang sedikit tersembunyi. Pria tua itu terlihat sedikit gelisah setelah ia menyentuh beberapa bagian urat tubuh cucunya. “Ini pertanda buruk! Perhitunganku meleset! Sumber daya ajaib yang telah bercampur di tubuhmu telah menjadi bumerang bagi keselamatanmu sendiri! Ah, bagaimana ini, meski Xu Xiaofei tel
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
80
DMCA.com Protection Status