Tengah Malam… Semua orang terperangah kaget akan kemunculan pendekar dengan topeng keperakan. Awalnya, anggota aliansi Sanzu berpikir jika pendekar tersebut merupakan seorang musuh mengingat aliansi Sanzu tak bersekutu dengan pendekar tersebut. Tetapi ketika mereka melihat pria itu menghajar anak Sang Kaisar yang hendak melukai Zhou Fu, para anggota aliansi serentak bernapas lega sebab itu artinya pria itu berada di pihak yang sama dengan mereka. Andai pria itu merupakan musuh mereka, semua aliansi Sanzu bisa dipastikan akan menjadi mayat dalam hitungan menit. BUG!! BUM!! Dengan sekali pukulan, Li Xian telah melemparkan satu anak Sang Kaisar sejauh dua puluh meter dan membuat makhluk tersebut mengalami luka yang cukup parah di bagian ulu hati. “Kakek?!” aliran darah Zhou Fu memanas ketika nyawanya diselamatkan oleh seorang pria bertopeng keperakan itu. Meski masih mengenakan topeng, Zhou Fu merasa cukup mengenali aura pria bertopeng tersebut. “Dasar menyusahkan orang tua saja ka
“Ha ha ha! Tak kusangka masih ada yang berhasil hidup di antara kalian! Tapi tenang saja, sebentar lagi aku akan mengirim kalian ke neraka!” teriak Wang Yuji yang tiba-tiba telah muncul di tengah-tengah medan perang. “Pendekar Pengkhianat! Kebetulan sekali kau datang ke mari! Dengan senang hati kami akan memotong-motong tubuhmu yang hina itu! Cih!” geram Xu Xiaofei dengan penuh amarah. Sebelum perang dimulai, Wang Yuji adalah orang yang menyebutkan jika Upacara Besar Sang Kaisar masih akan berlangsung beberapa hari kemudian, pria itu menyemangati Xu Xiaofei untuk maju berperang dan menggagalkan Upacara Besar, tetapi berkat kelicikan Wang Yuji, anggota aliansi Sanzu telah kehilangan separuh lebih pasukan akibat dari serangan tak terduga dari makhluk-makhluk buas yang diciptakan Sang Kaisar. “Jaga bicaramu, Kakek Tua! Jika aku berani ke sini seorang diri, itu artinya aku telah mengukur kekuatan kalian semua! Jangan remehkan kekuatan dari mata-mata handal Sang Kaisar, ha ha ha!” Wang
“Ah, kukira Kau telah tewas, Rubah Perak!” celetuk Wang Yuji pada Li Xian yang masih memeluknya erat seolah mereka berdua adalah seorang kakak beradik yang telah terpisah cukup lama. “Jangan asal bicara! Aku belum membalas budi untukmu! Baguslah jika Kau masih hidup, Rubah Emas!” Li Xian menepuk-nepuk punggung Wang Yuji kembali. “Apa maksudnya semua ini?!” Xu Xiaofei bersiap dengan tongkatnya untuk mengantisipasi jika ada serangan mendadak. Semua anggota aliansi juga melakukan hal yang sama, bersiap siaga jika sewaktu-waktu Wang Yuji atau pendekar misterius itu membuat pergerakan yang tiba-tiba. Li Xian dan Wang Yuji saling mundur beberapa langkah, mereka berdua melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa seluruh tentara perang Sang Kaisar telah kalah, ada yang tewas dan beberapa di antaranya masih sekarat menuju ajal. Li Xian lantas menghela napas panjang begitu Wang Yuji memberinya isyarat untuk mengatakan sesuatu. Bagi Wang Yuji yang telah dianggap sebagai pengkhianat dalam alians
“Selagi terjadi kekosongan pemerintahan, ada baiknya kita duduki dulu benteng Caihong ini!” usul Wang Yuji kepada anggota aliansi. Ketika mengatakan kalimat tersebut, Wang Yuji telah mengenakan pusaka terkutuk Cincin Api Neraka, yang artinya apa yang baru saja keluar dari mulut Wang Yuji adalah sebuah kejujuran yang tak bisa dibantah. “Kekosongan pemerintahan? Apakah Sang Kaisar benar-benar meninggalkan Caihong? Bukankah dengan kekuatannya dia bisa menghabisi kita semua dengan mudah?” tanya Xiang Ling menyelidik, jika memang Sang Kaisar pergi begitu saja dari daratan Caihong, tentu hal tersebut terdengar sangat tak masuk akal. “Seperti yang kalian lihat sebelumnya, Sang Kaisar takut dengan keberadaan pembaca Shufashen. Dia pergi bukan tanpa alasan, lagi pula, sebagian tujuannya menduduki Caihong juga telah terwujud. Wajar saja jika Sang Kaisar memilih pergi ketimbang berurusan dengan pembaca Shufashen. Asal kalian tahu, andai aku tak mengatakan tentang keberadaan si Pembaca Shufashen
Di malam kedatangan Sang Kaisar di tengah-tengah medan pertempuran, Wang Yuji sempat melihat jika keadaan Sang Kaisar saat itu sedang tak baik-baik saja. Hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh ketidakberesan yang terjadi selama pembangkitan para tentara perang. Sehingga, tubuh Sang Kaisar mengalami gangguan sebab energinya memang terhubung langsung dengan para kepompong manusia. Tebakan Wang Yuji tersebut memang benar adanya. Proses tahap final pembangkitan tentara perang mengalami kendala besar. Di mana, seharusnya tumbal terakhir yang harus diberikan kepada Pohon Kematian adalah darah para Bangsawan yang tinggal di tembok raksasa Caihong. Mereka adalah calon tumbal yang telah diberi asupan ramuan khusus oleh Asosiasi Naga Perak yang bekerja sama dengan pemerintahan. Sayangnya, karena waktu sangat mendesak dan Sang Kaisar telah kehilangan beberapa orang kepercayaannya, ia memerintahkan Shifu untuk membantai seluruh tahanan Jingjao dan pelayan istana sebagai pengganti tumbal terak
Selama tiga hari kemudian, markas Yin Mimi terlihat hidup dengan adanya pesta minum-minuman keras yang didapat dari gudang persediaan makanan dari markas Yin Mimi. Setelah melewati pertempuran yang melelahkan, pesta arak memang menjadi penghiburan yang menyenangkan. Ditambah lagi, petinggi-petinggi aliansi juga cukup bergembira setelah para pasukan yang tersisa telah berhasil menjarah harta benda di istana. Harta jarahan itu nantinya akan dibagi-bagikan kepada seluruh anggota aliansi sebagai bentuk apresiasi terhadap kesetiaan mereka. Ketika beberapa petinggi aliansi tengah sibuk menghitung jumlah harta jarahan, Li Xian tengah berbicara berdua saja dengan cucunya, Zhou Fu, di tempat yang sedikit tersembunyi. Pria tua itu terlihat sedikit gelisah setelah ia menyentuh beberapa bagian urat tubuh cucunya. “Ini pertanda buruk! Perhitunganku meleset! Sumber daya ajaib yang telah bercampur di tubuhmu telah menjadi bumerang bagi keselamatanmu sendiri! Ah, bagaimana ini, meski Xu Xiaofei tel
“Uhuk!” Zhou Fu ambruk ke tanah dengan memuntahkan darah berwarna merah keunguan. Itu adalah pertanda buruk di mana efek samping ganggang purba berada dalam batas di luar kendali tubuhnya. Secara bersama-sama, Xu Xiaofei, Wang Yuji, dan Li Xian mendekat dan membangunkan tubuh Zhou Fu yang terluka parah. “Gawat! Kakek, tubuhku terasa seperti disambar petir barusan!” Zhou Fu mencengkeram dadanya dengan cukup kuat untuk menahan rasa nyeri yang kian menggerogoti fisiknya. Mendengar pengakuan cucunya, tubuh Li Xian mendadak lemas karena semua bencana itu berawal dari rencananya di masa lalu. Zhou Fu akan mati muda, karena dirinya. “Aku sudah mulai curiga ketika bocah ini bisa dengan mudah mengalahkan Mao Mingzao waktu itu! Tubuh Mao Mingzao bisa sekuat itu karena fisiknya telah dilatih selama ratusan tahun! Tapi, lihat! Dirimu bahkan masih bau kencur! Siapa orang yang menyuruhmu memakan ganggang purba di usia dini?!” Xu Xiaofei membentak Zhou Fu dengan penuh amarah tetapi juga langsung m
Tepat satu detik sebelum Zhou Fu dan Patriark Yuan Kai diberangkatkan ke dimensi lain, Zhou Fu bedeham sebentar seraya menoleh ke sudut arah yang berada beberapa jauh dari tempatnya berada. Hal itu membuat semua orang terpaksa mengikuti ke mana sorot mata Zhou Fu mengarah. Pandangan mata Zhou Fu ternyata segaris lurus pada sebuah kejadian di mana Shen Shen, Zhao Yunlei, dan juga Yang Zi tengah bermain musik dalam rangka memeriahkan pesta kemenangan perang. “Kau ingin berpamitan dengan mereka dulu, begitu?” Patriark Yuan Kai mengernyitkan kening. Sepertinya Zhou Fu memang belum sempat bercakap-cakap dengan santai kepada para gadis setelah melewati perang yang melelahkan. “Tidak perlu!” Xu Xiaofei dan Li Xian berucap secara bersamaan. “Akan kuberitahukan pada Shen Shen dan Yang Zi soal misimu kali ini!” “Akan kuberi pengertian pada Zhao Yunlei tentang tugasmu kali ini. Dia pasti bisa mengerti!” Lagi-lagi, Li Xian dan Xu Xiaofei mengucapkan kalimat secara bersamaan. Ketika menyadari
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.