Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Penguasa Benua Timur: Bab 161 - Bab 170

794 Bab

157 - Petualangan di Dunia Baru

“Uhuk!” Zhou Fu ambruk ke tanah dengan memuntahkan darah berwarna merah keunguan. Itu adalah pertanda buruk di mana efek samping ganggang purba berada dalam batas di luar kendali tubuhnya. Secara bersama-sama, Xu Xiaofei, Wang Yuji, dan Li Xian mendekat dan membangunkan tubuh Zhou Fu yang terluka parah. “Gawat! Kakek, tubuhku terasa seperti disambar petir barusan!” Zhou Fu mencengkeram dadanya dengan cukup kuat untuk menahan rasa nyeri yang kian menggerogoti fisiknya. Mendengar pengakuan cucunya, tubuh Li Xian mendadak lemas karena semua bencana itu berawal dari rencananya di masa lalu. Zhou Fu akan mati muda, karena dirinya. “Aku sudah mulai curiga ketika bocah ini bisa dengan mudah mengalahkan Mao Mingzao waktu itu! Tubuh Mao Mingzao bisa sekuat itu karena fisiknya telah dilatih selama ratusan tahun! Tapi, lihat! Dirimu bahkan masih bau kencur! Siapa orang yang menyuruhmu memakan ganggang purba di usia dini?!” Xu Xiaofei membentak Zhou Fu dengan penuh amarah tetapi juga langsung m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-29
Baca selengkapnya

158 - Kitab Panduan Dimensi Lain

Tepat satu detik sebelum Zhou Fu dan Patriark Yuan Kai diberangkatkan ke dimensi lain, Zhou Fu bedeham sebentar seraya menoleh ke sudut arah yang berada beberapa jauh dari tempatnya berada. Hal itu membuat semua orang terpaksa mengikuti ke mana sorot mata Zhou Fu mengarah. Pandangan mata Zhou Fu ternyata segaris lurus pada sebuah kejadian di mana Shen Shen, Zhao Yunlei, dan juga Yang Zi tengah bermain musik dalam rangka memeriahkan pesta kemenangan perang. “Kau ingin berpamitan dengan mereka dulu, begitu?” Patriark Yuan Kai mengernyitkan kening. Sepertinya Zhou Fu memang belum sempat bercakap-cakap dengan santai kepada para gadis setelah melewati perang yang melelahkan. “Tidak perlu!” Xu Xiaofei dan Li Xian berucap secara bersamaan. “Akan kuberitahukan pada Shen Shen dan Yang Zi soal misimu kali ini!” “Akan kuberi pengertian pada Zhao Yunlei tentang tugasmu kali ini. Dia pasti bisa mengerti!” Lagi-lagi, Li Xian dan Xu Xiaofei mengucapkan kalimat secara bersamaan. Ketika menyadari
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

159 - Harta Warisan Kuno

Yang dirasakan oleh Zhou Fu dan Patriark Yuan Kai saat itu adalah seperti tubuh mereka sedang terhisap oleh kekuatan yang tak tahu dari mana asalnya. Membawa mereka berputar-putar melewati lorong hitam yang semakin lama terasa semakin menyempit hingga pada satu titik, mereka kehilangan kesadaran ketika tubuh mereka tak memiliki cukup udara untuk bernapas. ‘Ini semua hanyalah akhir dari sebuah permulaan yang baru!’ Zhou Fu membatin berharap. Beberapa waktu kemudian… Sayup-sayup, terdengar suara isakan tangis yang timbul tenggelam di kepala Zhou Fu. Sesekali, suara itu ditenggelamkan oleh rasa nyeri dan kantuk yang menguasai tubuh Zhou Fu. Tetapi, beberapa kali, suara isakan tangis itu juga seolah memanggil-manggil untuk membangkitkan kesadaran remaja itu. “Aku belum pernah melihat wajah anak ini! Mungkin dia prajurit baru!” Terdengar, seseorang berseru kepada temannya sambil terus membopong tubuh seorang remaja di atas tandu kayu. “Mari segera bawa anak ini ke pengungsian! Lihat,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

160 - Negeri Yeongsan

Tandu yang membawa Zhou Fu telah sampai di perkemahan pengungsi. Sebuah lapangan darurat yang berada di dekat sungai Odae itu kini tengah ramai akan suara gemuruh manusia yang saling menggerutu dan mendesis kesakitan. Para tabib dan pembantu tabib terlihat cukup sibuk menangani gelombang pasien yang membludak dalam waktu semalam. Diperkirakan ada sekitar empat ratus lebih korban luka-luka dan lima ratus lebih korban meninggal dalam insiden penyerangan itu. Jumlah tersebut tercatat sebagai jumlah kematian terbanyak di Negeri Yeongsan dalam kurun waktu tiga ratus tahun terakhir. Ya, nama tempat tersebut adalah Negeri Yeongsan. Negeri dengan daratan seluas seperempat Caihong atau setara dengan luas negeri Shamo itu merupakan sebuah daratan yang terisolir dari dunia luar. Titik lokasi negeri Yeongsan bahkan tak ada dalam peta dunia, tetapi, beberapa pendekar dengan kemampuan khusus atau memiliki alat bantu tertentu akan berpeluang mampu memasuki dunia-dunia yang tak tergambar dalam peta.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

161 - Balas Budi

“Jang Mi? Nama yang cukup aneh. Uhuk… Di mana keberadaan paman Yuan?” Zhou Fu menjawab seraya menjauhkan mangkuk obat yang dibawakan Jang Mi. Zhou Fu lebih ingin mendengar kabar tentang Patriark Yuan Kai ketimbang meminum ramuan tersebut. Kesadarannya sudah lebih baik saat itu, ia bisa melihat sekeliling dengan pandangan yang jelas, hanya saja, ia belum juga menemukan sosok Patriark Yuan Kai yang seharusnya berada bersamanya. “Tenang, Kakak. Aku akan menanyakan tentang Paman Yuan kepada petugas, nanti. Kakak minumlah obat ini dulu.” Jang Mi kembali tersenyum ramah sambil menyodorkan semangkuk ramuan herbal kepada Zhou Fu. Bagaimana pun, tugasnya adalah memastikan pasien menenggak habis ramuan herbal yang ia bawakan itu. “Apa menurut Nona pertanyaanku lucu?” Zhou Fu mengernyitkan kening, seolah tak terima dengan ekspresi tersenyum yang disuguhkan oleh Jang Mi. Tentu saja, Jang Mi menjadi salah tingkah karenanya. Ia memberi senyum ramah sebagai sarana berbasa-basi, Jang Mi tak menyang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-31
Baca selengkapnya

162 - Dua Pengacau

“Gawat! Kakak, mari kubantu pergi dari sini! Sepertinya perkemahan kita sedang diserang juga!” Jang Mi terlihat panik begitu mendengar suara teriakan dari luar perkemahan. Ia mencoba merengkuh tubuh Zhou Fu untuk membantu laki-laki itu bangkit berdiri. “Aku bisa sendiri! Ah, ya, namaku Zhou Fu!” Zhou Fu menangkis tangan Jang Mi dan memilih untuk bangkit berdiri menggunakan kekuatannya sendiri meski tubuhnya masih terasa kaku dan nyeri di semua bagian. “Baik, ayo kita bergegas ke sungai Odae. Jika kakak mampu berjalan sendiri, aku akan membantu korban lain yang lebih membutuhkan!” Jang Mid an Zhou Fu secara bersama-sama keluar dari tenda. Keadaan di luar menjadi sangat tidak kondusif. Para korban, tabib, dan asisten tabib saling memekik dan berlari menuju ke arah yang sama, sungai Odae. Sementara dari arah yang berlawanan kian terdengar suara debuman pertempuran antara prajurit Yeongsan dan pihak pengacau. Zhou Fu belum begitu bisa melihat kondisi pertempuran karena tempatnya berdiri
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-31
Baca selengkapnya

163 - Ranting Pohon Gilko

Yeongjo adalah satu dari lima panglima perang terhebat yang paling ditakuti di seluruh negeri Yeongsan. Meski kekuatannya bukan berada di urutan pertama, Yeongjo selalu bisa diandalkan untuk mengusir pemberontak atau mungkin juga pengacau yang berniat menyerang negeri itu. Selama bertahun-tahun Yeongjo mengamankan wilayah perbatasan Yeongsan bersama dengan lima ribu pasukan militernya. Tetapi, penyerangan kali itu agaknya menjadi penyerangan yang paling brutal sepanjang dia bertugas melindungi negeri Yeongsan. “Segera kembali ke perkemahan! Kau hanya akan menambah daftar panjang korban kerusuhan kali ini!” Yeongjo menjewer telinga Zhou Fu, berniat untuk menyeret pemuda itu agar menjauh dari kerusuhan. Tetapi…. “Apa ini?!” Yeongjo lekas-lekas menarik jarinya dari telinga Zhou Fu sementara Zhou Fu terlihat sedikit meringis dan memegangi daun telinganya. Ketika jari Yoengjo menyentuh tubuh Zhou Fu, remaja itu sengaja mengalirkan aura intimidasi yang kuat. Aura itu ia pancarkan dalam ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-01
Baca selengkapnya

164 - Segel Kuno

“Jangan melamun saja! Ayo kita adu kekuatan dari pedang kita!” makhluk itu maju dengan menghunuskan pedang rantingnya ke tubuh Zhou Fu, membuat Zhou Fu harus mundur dengan langkah zig zag karena penyerangnya terlihat begitu terampil mengayun-ayunkan pedang. Seolah-olah, makhluk tersebut merupakan sosok pendekar pedang yang sesungguhnya. “Sial! Ilmu pedangku sepertinya ada di bawah kemampuannya!” Zhou Fu menggumam pelan selagi masih memikirkan cara untuk membalik keadaan. Saat itu, posisinya masih bisa dibilang hanya bertahan. Meski tak menderita luka, Zhou Fu tetap tak terima sebab ia belum berhasil memberikan satu pukulan atau tusukan ke tubuh musuhnya. “Dilihat dari caramu menangkis, Kau sepertinya bukan pendekar pedang, Anak Muda! Ha ha ha, aku terlanjur menilaimu terlalu tinggi!” musuh Zhou Fu semakin memberi tekanan, tetapi kala itu Zhou Fu sudah membuat ancang-ancang. Ia mundur dengan gerakan yang sama, menyilang ke kiri dan ke kanan seraya bertahan dengan kekuatan yang konsta
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-01
Baca selengkapnya

165 - Pelajaran Jurus Segel Kuno

“Ingat, aku akan mengajarimu bukan dengan tujuan agar kau bisa menguasainya dalam semalam. Itu mustahil. Jadi, jika memang kau gagal di tahap pertama ini, jangan terlalu dipikirkan. Mengerti?” Panglima Yoengjo memberi isyarat kepada Zhou Fu untuk menjauh beberapa langkah. Zhou Fu mengangguk sambil sesekali pandangannya melihat ke arah dua pengacau yang masih berusaha menghancurkan segel pelindung yang sebelumnya diciptakan oleh Panglima Yeongjo. “Aku membuatnya dengan beberapa lapis sekaligus. Kita punya waktu setidaknya tiga puluh menit lebih sedikit sebelum segel itu benar-benar bisa dihancurkan oleh mereka. Nah, coba perhatikan gerakanku ini!” Panglima Yeongjo menjawab sebuah pertanyaan yang baru saja terlintas di kepala Zhou Fu, membuat remaja itu lagi-lagi mengangguk mengiyakan. Tak lama berselang, Panglima Yeongjo menggerak-gerakkan kaki dan tangannya, menciptakan sebuah kombinasi gerakan unik yang belum pernah dilihat oleh Zhou Fu sebelumnya. ‘Bocah ini tak akan pergi sebelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-02
Baca selengkapnya

166 - Menciptakan Segel Pelindung

Zhou Fu menarik pedangnya, mengalirkan tenaga dalam secukupnya untuk menghalau dua pengacau yang telah berhasil merobohkan segel pelindung buatan panglima Yeongjo. “Kau mau mengajakku bercanda??! Membuat mereka sibuk?? Memerhatikan gerakanku?! Lelucon macam apa ini?!” Panglima Yeongjo mengucapkan kalimat yang bahkan tak mungkin sempat didengar oleh Zhou Fu sebab bersamaan dengan hal tersebut Zhou Fu telah melesat pergi dengan melemparkan serangan bertenaga listrik ke udara, menciptakan suara gemuruh dan kilatan cahaya yang menyilaukan mata. “Paman! Tolong lakukan sekarang! Saya tak bisa membuat mereka berdua sibuk dalam waktu yang lama!” Zhou Fu berteriak kepada Panglima Yeongjo yang mulutnya masih ternganga tak percaya. “Jadi, apakah anak itu benar-benar keturunan Sang Dewa?!” Panglima Yeongjo menggeleng-gelengkan kepala tak percaya. “Paman! Cepatlah! Saya masih bisa melihat cukup jelas dari sini!” Buuuum!!! Dhuarr!!! “Ha ha ha! Dia pikir dia siapa?! Ayo kita habisi segera bocah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
80
DMCA.com Protection Status