Share

161 - Balas Budi

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-31 18:30:29
“Jang Mi? Nama yang cukup aneh. Uhuk… Di mana keberadaan paman Yuan?” Zhou Fu menjawab seraya menjauhkan mangkuk obat yang dibawakan Jang Mi. Zhou Fu lebih ingin mendengar kabar tentang Patriark Yuan Kai ketimbang meminum ramuan tersebut. Kesadarannya sudah lebih baik saat itu, ia bisa melihat sekeliling dengan pandangan yang jelas, hanya saja, ia belum juga menemukan sosok Patriark Yuan Kai yang seharusnya berada bersamanya.

“Tenang, Kakak. Aku akan menanyakan tentang Paman Yuan kepada petugas, nanti. Kakak minumlah obat ini dulu.” Jang Mi kembali tersenyum ramah sambil menyodorkan semangkuk ramuan herbal kepada Zhou Fu. Bagaimana pun, tugasnya adalah memastikan pasien menenggak habis ramuan herbal yang ia bawakan itu.

“Apa menurut Nona pertanyaanku lucu?” Zhou Fu mengernyitkan kening, seolah tak terima dengan ekspresi tersenyum yang disuguhkan oleh Jang Mi.

Tentu saja, Jang Mi menjadi salah tingkah karenanya. Ia memberi senyum ramah sebagai sarana berbasa-basi, Jang Mi tak menyang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   162 - Dua Pengacau

    “Gawat! Kakak, mari kubantu pergi dari sini! Sepertinya perkemahan kita sedang diserang juga!” Jang Mi terlihat panik begitu mendengar suara teriakan dari luar perkemahan. Ia mencoba merengkuh tubuh Zhou Fu untuk membantu laki-laki itu bangkit berdiri. “Aku bisa sendiri! Ah, ya, namaku Zhou Fu!” Zhou Fu menangkis tangan Jang Mi dan memilih untuk bangkit berdiri menggunakan kekuatannya sendiri meski tubuhnya masih terasa kaku dan nyeri di semua bagian. “Baik, ayo kita bergegas ke sungai Odae. Jika kakak mampu berjalan sendiri, aku akan membantu korban lain yang lebih membutuhkan!” Jang Mid an Zhou Fu secara bersama-sama keluar dari tenda. Keadaan di luar menjadi sangat tidak kondusif. Para korban, tabib, dan asisten tabib saling memekik dan berlari menuju ke arah yang sama, sungai Odae. Sementara dari arah yang berlawanan kian terdengar suara debuman pertempuran antara prajurit Yeongsan dan pihak pengacau. Zhou Fu belum begitu bisa melihat kondisi pertempuran karena tempatnya berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Penguasa Benua Timur   163 - Ranting Pohon Gilko

    Yeongjo adalah satu dari lima panglima perang terhebat yang paling ditakuti di seluruh negeri Yeongsan. Meski kekuatannya bukan berada di urutan pertama, Yeongjo selalu bisa diandalkan untuk mengusir pemberontak atau mungkin juga pengacau yang berniat menyerang negeri itu. Selama bertahun-tahun Yeongjo mengamankan wilayah perbatasan Yeongsan bersama dengan lima ribu pasukan militernya. Tetapi, penyerangan kali itu agaknya menjadi penyerangan yang paling brutal sepanjang dia bertugas melindungi negeri Yeongsan. “Segera kembali ke perkemahan! Kau hanya akan menambah daftar panjang korban kerusuhan kali ini!” Yeongjo menjewer telinga Zhou Fu, berniat untuk menyeret pemuda itu agar menjauh dari kerusuhan. Tetapi…. “Apa ini?!” Yeongjo lekas-lekas menarik jarinya dari telinga Zhou Fu sementara Zhou Fu terlihat sedikit meringis dan memegangi daun telinganya. Ketika jari Yoengjo menyentuh tubuh Zhou Fu, remaja itu sengaja mengalirkan aura intimidasi yang kuat. Aura itu ia pancarkan dalam ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Penguasa Benua Timur   164 - Segel Kuno

    “Jangan melamun saja! Ayo kita adu kekuatan dari pedang kita!” makhluk itu maju dengan menghunuskan pedang rantingnya ke tubuh Zhou Fu, membuat Zhou Fu harus mundur dengan langkah zig zag karena penyerangnya terlihat begitu terampil mengayun-ayunkan pedang. Seolah-olah, makhluk tersebut merupakan sosok pendekar pedang yang sesungguhnya. “Sial! Ilmu pedangku sepertinya ada di bawah kemampuannya!” Zhou Fu menggumam pelan selagi masih memikirkan cara untuk membalik keadaan. Saat itu, posisinya masih bisa dibilang hanya bertahan. Meski tak menderita luka, Zhou Fu tetap tak terima sebab ia belum berhasil memberikan satu pukulan atau tusukan ke tubuh musuhnya. “Dilihat dari caramu menangkis, Kau sepertinya bukan pendekar pedang, Anak Muda! Ha ha ha, aku terlanjur menilaimu terlalu tinggi!” musuh Zhou Fu semakin memberi tekanan, tetapi kala itu Zhou Fu sudah membuat ancang-ancang. Ia mundur dengan gerakan yang sama, menyilang ke kiri dan ke kanan seraya bertahan dengan kekuatan yang konsta

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Penguasa Benua Timur   165 - Pelajaran Jurus Segel Kuno

    “Ingat, aku akan mengajarimu bukan dengan tujuan agar kau bisa menguasainya dalam semalam. Itu mustahil. Jadi, jika memang kau gagal di tahap pertama ini, jangan terlalu dipikirkan. Mengerti?” Panglima Yoengjo memberi isyarat kepada Zhou Fu untuk menjauh beberapa langkah. Zhou Fu mengangguk sambil sesekali pandangannya melihat ke arah dua pengacau yang masih berusaha menghancurkan segel pelindung yang sebelumnya diciptakan oleh Panglima Yeongjo. “Aku membuatnya dengan beberapa lapis sekaligus. Kita punya waktu setidaknya tiga puluh menit lebih sedikit sebelum segel itu benar-benar bisa dihancurkan oleh mereka. Nah, coba perhatikan gerakanku ini!” Panglima Yeongjo menjawab sebuah pertanyaan yang baru saja terlintas di kepala Zhou Fu, membuat remaja itu lagi-lagi mengangguk mengiyakan. Tak lama berselang, Panglima Yeongjo menggerak-gerakkan kaki dan tangannya, menciptakan sebuah kombinasi gerakan unik yang belum pernah dilihat oleh Zhou Fu sebelumnya. ‘Bocah ini tak akan pergi sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • Penguasa Benua Timur   166 - Menciptakan Segel Pelindung

    Zhou Fu menarik pedangnya, mengalirkan tenaga dalam secukupnya untuk menghalau dua pengacau yang telah berhasil merobohkan segel pelindung buatan panglima Yeongjo. “Kau mau mengajakku bercanda??! Membuat mereka sibuk?? Memerhatikan gerakanku?! Lelucon macam apa ini?!” Panglima Yeongjo mengucapkan kalimat yang bahkan tak mungkin sempat didengar oleh Zhou Fu sebab bersamaan dengan hal tersebut Zhou Fu telah melesat pergi dengan melemparkan serangan bertenaga listrik ke udara, menciptakan suara gemuruh dan kilatan cahaya yang menyilaukan mata. “Paman! Tolong lakukan sekarang! Saya tak bisa membuat mereka berdua sibuk dalam waktu yang lama!” Zhou Fu berteriak kepada Panglima Yeongjo yang mulutnya masih ternganga tak percaya. “Jadi, apakah anak itu benar-benar keturunan Sang Dewa?!” Panglima Yeongjo menggeleng-gelengkan kepala tak percaya. “Paman! Cepatlah! Saya masih bisa melihat cukup jelas dari sini!” Buuuum!!! Dhuarr!!! “Ha ha ha! Dia pikir dia siapa?! Ayo kita habisi segera bocah

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • Penguasa Benua Timur   167 - Hal yang Mustahil

    Beberapa saat kemudian… “Paman, saya sudah menghafal di kepala! Sekarang bagaimana?!” Zhou Fu berteriak dari arah pertempuran. Ia berteriak selagi terus memberi serangan dan juga bertahan dari sergapan dua musuh-musuhnya. “Bajingan! Sudah hafal di kepala?!” Panglima Yeongjo tak bisa menahan diri untuk mengumpat. Ia tahu maksud dari ucapan Zhou Fu barusan adalah, Zhou Fu mengajaknya untuk melakukan segel suci atau mengunci dua musuh tersebut menggunakan jurus segel kuno yang dihasilkan dari kombinasi gerakan dua orang penyegel. Masalahnya adalah, Zhou Fu bahkan belum pernah mempraktikkannya. Ah, bisa dibilang, belum juga mempelajarinya. Remaja itu hanya melihat. Sebatas melihat. Dan bermodalkan melihat gerakan itu, ia menantang Panglima Yoengjo untuk bergabung bersamanya menciptakan sebuah segel suci. Bisa dibilang, itu lebih tidak masuk akal lagi dari sebuah kemustahilan! Atau singkatnya, hal tersebut adalah mustahil yang sangat mustahil. “Jangan bercanda! Segel suci bukanlah suat

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • Penguasa Benua Timur   168 - Wujud Segel Suci

    “Setidaknya, berpura-puralah kesulitan atau terengah-engah, dengan begitu kau tak akan membuat gurumu ini kehilangan muka! Ah, dasar murid menyebalkan!” Panglima Yeongjo menggerutu pelan, ingin rasanya ia memaki Zhou Fu karena telah membuat dirinya terlihat lebih bodoh ketimbang seorang murid baru. Apa daya, kalau pun ia mengumpat, itu akan semakin membuatnya jauh terlihat bodoh. Memiliki murid berbakat sebetulnya memang menyenangkan, tetapi jika seorang murid terlampau berbakat, sepertinya justru akan membuat sang guru merasa kesal. Bagaimana pun, seorang guru tak mau terlihat lebih bodoh ketimbang muridnya. “Paman tadi bilang apa?” Zhou Fu memalingkan wajah ke arah Panglima Yeongjo, karena terlalu berkonsentrasi melihat dua pengacau yang menggelinjang, Zhou Fu tampaknya tak begitu menangkap gerutuan Panglima Yeongjo. “Kau benar-benar tak mendengarnya? Ah, syukurlah jika demikian. Karena terlalu lelah, sepertinya mulutku mengigau. Huaaah… Baiklah, amati terus mereka berdua selagi a

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Penguasa Benua Timur   169 - Kelompok Harimau Besi

    Beberapa saat sebelumnya… Ketika dalam perjalanan menuju ke sungai Odae, Panglima Yeongjo menceritakan beberapa informasi tentang negeri Yeongsan kepada Zhou Fu. “Pada zaman dahulu, daratan Yeongsan juga ada di deretan peta dunia. Hingga pada kerusuhan itu, negeri Yeongsan disembunyikan oleh raja kami sebab negeri kami telah dijadikan target penenggelaman oleh kelompok pendekar sakti yang menamakan diri mereka sebagai Perserikatan Kedamaian Dunia.” Panglima Yeongjo membuka cerita. “Ditenggelamkan? Satu daratan ditenggelamkan? Mengapa?” Zhou Fu menelan ludah sesaat, ia teringat bagaimana daratan luas Luzon juga telah ditenggelamkan beberapa ratus tahun sebelumnya. “Ya, ditenggelamkan atas nama keadilan dunia!” Panglima Yeongjo pun bercerita jika tokoh penting dalam kelompok Perserikatan Kedamaian Dunia memiliki sebuah ideologi sesat tentang perkembangan populasi manusia di muka bumi. Di mana, kelompok tersebut menganggap jika laju percepatan pertumbuhan manusia akan selalu jauh leb

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status