Home / Romansa / Nikah Kontrak Ketika Hamil / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Nikah Kontrak Ketika Hamil: Chapter 31 - Chapter 40

81 Chapters

Menjaganya dengan Baik

"Tuan, laporan bulan ini sudah saya rangkum dalam satu berkas ini."  Eric hanya mengangguk lalu mulai membaca setiap kata di dalamnya. Sedang Tony membaca berkas lain.  "Apakah produk yang baru saja kita luncur beberapa bulan lalu mengalami penurunan?" tanya Eric yang masih tidak mengalihkan perhatiannya dari berkas itu.  "Hm sejauh ini masih belum Tuan. Bahkan banyak toko-toko besar seperti mall masih memesan dalam jumlah banyak."  "Bagus, terus perhatikan untuk menambah kualitasnya. Jika mengalami hal buruk, segera buatkan laporan."  "Baik, Tuan."  Mlathi yang berada di dapur, geleng-geleng kepala ketika memperhatikan dua pria di ruang tamu itu. Mereka begitu antusias, benar-benar penggila pekerjaan. Sesuatu yang terlalu juga tidak baik, kan?  "Grace, apa dia tidak bosan terus bersama dengan berkas-ber
last updateLast Updated : 2021-08-16
Read more

Pesan Menuju Salah Paham

<span;> "Kau sudah baikan?" tanya Eric ketika Mlathi keluar dari kamar dan kini telah duduk di meja makan. <span;>Mlathi mengangguk sembari tersenyum tipis. "Lama di kamar membuat tubuhku semakin terasa sakit, jadi jangan larang aku untuk melakukan sesuatu selain berbaring," jawab Mlathi. <span;>"Kenapa begitu? Seharusnya kau berterima kasih padaku karena peduli pada kesehatanmu." Eric tidak terima dengan perkataan Mlathi. <span;>Mlathi memutar bola mata malas sembari menghela napas berat. <span;>"Sudah kuduga, dia baik padaku hanya untuk dipuji," gumam Mlathi sembari memalingkan wajahnya. <span;>"Kau mengatakan sesuatu?" <span;>"Hah, tidak. Aku hanya mengatakan bahwa makanan ini begitu lezat, aku ingin menghabiskannya," cengir Mlathi yang membuat Eric menaikkan alisnya. <span;>"Hm, bagus. Aku menyuruh pelayan untuk mulai sekarang memasakkan makanan yan
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more

Biaya Pengobatan Lanjutan

Siang ini, sebuah mobil sedan berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang. Berjalan di tengah keramaian dan kebisingan kota jakarta, lumayan padat oleh pengendara lainnya.  Eric yang hanya menatap lurus ke luar jendela tanpa memperhatikan keramaian orang-orang di luar sana. Pikirannya hanya tertuju pada sebuah pesan yang ada di ponsel Mlathi tadi malam, bertanya-tanya apa sebenarnya yang diinginkan oleh wanita itu.  Tangannya seketika terkepal kuat saat ingatannya kembali pada hari di mana ia melihat Mlathi memberikan segepok uang kepada seorang pria. Entah apa hubungan mereka? Tapi, itu jelas membangkitkan rasa jengkel di hati Eric.  "Apa sebenarnya yang ia inginkan?" gumam Eric dengan gigi bergesek sembari melemparkan bogemnya ke kursi yang ia duduki.  Gumamannya terhenti ketika kedua matanya menatap punggung seorang wanita yang tidak asing di matanya. Wanita itu hendak memasu
last updateLast Updated : 2021-08-20
Read more

Tawaran yang Membuat Bimbang

"Grace, di mana Eric?" tanya Mlathi ketika turun dan tidak melihat Eric di mana pun. "Tuan sudah berangkat setengah jam yang lalu?" "Apa dia sudah makan?" Grace menggeleng yang membuat Mlathi menghela napas berat. Ada apa dengannya? Kenapa begitu marah dan terus menyebutkan pria? "Nyonya, kenapa Anda turun? Apa perut Anda tidak sakit lagi?" Pertanyaan dari Grace langsung membuyarkan pikiran Mlathi. "Tidak, sepertinya sudah membaik. Jangan khawatir, aku akan menjaganya dengan baik. Lagi pula aku sudah berjanji padanya," ucap Mlathi ketika ingat saat Eric begitu khawatir akan keselamatan anaknya. "Nyonya, kemarin malam. Tuan keluar dari kamar dengan raut marah, dan terus berada di ruang kerja hingga pagi." "Benarkah?" tanya Mlathi sembari mengkerut, berpikir apa sebenarnya yang terjadi padanya. Bahkan Eric tidak peduli lagi ketika ia kesakitan, tidak seperti beberapa hari lalu saat ia mual
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more

Bergerak Tak Nyaman

Setelah menimang begitu lama hingga akhirnya ia menerima tawaran itu. Dan malam ini adalah hari pertama ia bekerja. Masalah baru kembali muncul, sekarang bagaimana caranya kuluar dari rumah ini tanpa sepengetahuan dari Eric. Mlathi terus berjalan dengan gelisah sembari memainkan jari jemarinya, hingga kini ia telah berdiri di depan pintu kamar Eric. Ia menarik napas dalam, setelah itu tangannya mengayun membuka daun pintu. Sreeettt. Mlathi langsung termundur ke belakang karena begitu kaget ketika melihat sesosok tubuh tegap dengan balutan jas biru dongker telah berdiri di dekat pintu. Ia terus mengusap dadanya untuk mengendur keterkejutan sembari mengambil napas sebanyak-banyaknya. "Kau mengagetkan saja." Eric hanya berwajah datar melihat sosok wanita di depannya. Ia bahkan sama sekali tidak memiliki mood untuk bicara atau sekedar membalas ucapannya. Mungkin karena terlalu kecewa. Tunggu saat ia memiliki waktu untuk memperg
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more

Dia adalah Istriku

"Kak Rossa."  Wanita yang dipanggil Rossa itu kini sedikit terkejut melihat Mlathi di sana. Ditambah dengan pakaian yang ia kenakan, sungguh sangat tidak disangka.  "Mlathi, kau ...." Rossa menatap penampilan Mlathi dari atas hingga ke bawah dengan tatapan mengejek.  "Jadi ini pekerjaanmu di jakarta. Tidak disangka yah, kau rela menjatuhkan harga dirimu demi uang. Anak yang polos tiba-tiba menjadi begitu liar," ejek Rossa yang membuat Mlathi hanya menunduk.  "Rossa siapa dia?" tanya wanita yang ada di sampingnya.  "Dia, bukan siapa-siapa. Hanya tetangga miskin."  Mlathi sedih mendengar ucapan kasar dari Rossa yang tidak mengakui bahwa mereka adalah kakak beradik meski hanya tiri.  "Mari Kak, Mlathi antar ke dalam."  "Sudah berapa banyak pria yang kau puaskan," ucap Rossa sengaja
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more

Kebenaran Tentang Mlathi

"Carikan aku info tentang keluarga Mlathi, beritahu itu secara terperinci," perintah Eric pada Tony melalui ponselnya.  Maniknya terus memandang ke arah Mlathi yang kini telah tertidur setelah makan bebarapa sendok sup hangat.  "Baik."  "Tuan, ada kabar buruk dari kantor," lanjut Tony agak ragu. Tetapi bagaimana pun Eric harus tahu mengenai apapun masalah di perusahaan.  "Katakan."  "Perusahaan kamboja yang baru saja bekerja sama dengan kita, tiba-tiba membatalkan kontrak. Besar kemungkinan itu karena video di pesta tadi saat Anda mengakui status Nyonya di depan banyak orang. Banyak komentar buruk dari netizen yang mengatakan bahwa Anda begitu tega kepada istri yang tengah mengandung menjadi pagar ayu." Tony menjelaskannya secara rinci tanpa menambah-nambahkan. Pasalnya ia juga ikut sedih akan komentar buruk dari netizen.  "Janga
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more

Bersikap Lembut Lagi

"Kandungannya sudah berjalan memasuki tiga bulan, kesehatan bayi dan ibunya juga baik. Tapi, juga harus tetap perhatikan pola dan kandungan gizi pada makanan bumil," jelas Dokter Fani setelah memeriksa denyut nadi Mlathi dan melakukan pemeriksaan lainnya.  Eric hanya berdehem menanggapi tanpa sekalipun melepaskan pandangannya ke arah Mlathi, dan hal itu membuat Mlathi mengernyitkan dahinya.  "Kau tidak apa-apa?"  Eric langsung berkedip, tersadar dari pikirannya untuk beberapa hari ini lalu menggeleng.  "Aku mengerti, kau boleh pergi melakukan tugasmu yang lain," ucap Eric mempersilahkan Dokter Fani untuk meninggalkan mereka berdua.  Dokter Fani mengangguk lalu pergi setelah mengucapkan kalimat pamit.  Mlathi bangkit untuk duduk dan langsung dibantu oleh Eric. Hari ini ia sedikit melihat keanehan terhadap Eric. Bukankah kemarin ia
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more

Mengkhawatirkannya

"Grace, di mana Eric? Dia tidak makan malam?" tanya Mlathi ketika sampai di meja makan dan tidak melihat Eric di sana. Tadi bahkan saat ia turun, Eric sudah tidak berada di kamar. "Tuan bilang untuk menyuruh Nyonya makan terlebih dahulu, jangan menunggu, Tuan masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan," jelas Grace sembari memperbaiki letak makanan dengan baik. "Dia pergi ke kantor?" Grace menggeleng. "Tuan ada di ruang kerjanya." "Silahkan Nyonya, makanlah," lanjut Grace lagi setelah semua makanan tersaji rapi. Mlathi menoleh ke lantai atas, tepat di mana ruang kerja Eric. 'Apa ini karena tadi siang, yah? Karena dirinya ingin jalan-jalan ke taman membuat Eric meninggalkan pekerjaannya?' gumam Mlathi merasa bersalah. Ia ingat saat Eric mendapatkan telpon, tapi setelah itu ia bahkan tidak mengajak pulang dan membiarkan Mlathi menikmati lebih lama di taman wisata. "Nyonya, Anda tidak perlu khawatir.
last updateLast Updated : 2021-08-31
Read more

Mengkhawatirkannya II

"Tuan, begitu banyak wartawan di depan gedung perusahaan. Mereka ingin mendapatkan keterangan dari Anda mengenai video malam itu. Saya sudah menunggu Anda di pintu rahasia," tutur Tony melalui telpon.  "Baiklah, aku mengerti," sahut Eric yang langsung menutup telponnya kemudian langsung menyambar jas hitamnya di atas kasur.  Sebelum keluar, ia sempat melirik ke arah Mlathi yang masih tertidur. Kemudian dengan langkah lebar ia segera berjalan menuruni anak tangga sembari memakai jas hitamnya.  "Grace, jaga Nyonya dengan baik."  ***  Saat merasakan cahaya mulai memenuhi kelopak mata, Mlathi mulai mengerjap matanya sembari menggeliat di atas sofa itu. Kelopaknya langsung membuka menampilkan manik coklat terang, bibir tipisnya juga ikut tertarik menampilkan senyum terbaik yang ia miliki.  Ingatan tentang tadi malam seketika berputar
last updateLast Updated : 2021-08-31
Read more
PREV
1234569
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status