Home / Romansa / Forgotten You / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Forgotten You: Chapter 161 - Chapter 170

183 Chapters

BAB 161 - Malu

 Kelopak mata yang diberi warna natural tertutup pelan. Perlahan ia mengusap dada bidang sang kekasih yang semakin mendekat. Dewa mulai melumat bibir merona milik Olivia dan membuat pipinya memerah.Beberapa waktu kemudian mereka membuka mata perlahan saling bertatapan. Olivia membuang wajahnya yang semakin bersemu merah ketika menyadari apa yang baru saja terjadi. Adegan panas tadi hampir semakin memanas dan membuat mereka hilang kesadaran.“Ekhem.” Dewa berdeham sembari memalingkan wajah dan membenarkan pakaiannya.Ia menatap dirinya di cermin, wajahnya pun sekarang nampak memerah. Di dalam hatinya ia merutuki apa yang baru saja ia lakukan pada sang kekasih. Jujur saja, selama menjalin kasih dengan Olivia ini pertama kalinya bagi mereka melakukan hal demikian.Jantung keduanya berpacu sangat kencang. Gadis itu masih merasakan hangat dan lembut bibir sang kekasih juga gigitan gemas yang membuatnya sedikit ngilu. Ia merasa malu me
last updateLast Updated : 2022-08-26
Read more

BAB 162 - Tempat Asing

 Sebuah tangan halus menyentuh pipinya membuat ia terbangun dan membuka mata perlahan. Dilihatnya satu senyum menghangatkan membuat refleks senyumnya terlukis begitu jelas.“Udah nyampe.” Ujarnya lembut penuh kehangatan.“Umhhh, iya kah?”Dewa mengangguk seraya melepaskan sabuk pengaman. Gadis itu mulai duduk tegak dan melepaskan sabuk pengaman sembari menoleh ke sekitar yang diterangi lampu temaram.Puncak begitu dingin, hingga kaca jendela mobilnya pun menguap oleh udara. Di sudut sana terlihat beberapa pedagang namun ia tak melihat pengunjung di luar sana.“Ayo.” Ajak Dewa seraya membuka pintu mobil.Olivia membuntuti kekasihnya keluar dari mobil. Seketika udara dingin menyambut menusuk hingga ke tulang. Ia bergidik kedinginan kemudian Dewa melepaskan jas yang dikenakan olehnya untuk dipakaikan pada sang pujaan hati.Senyum di wajah cantiknya terukir kemudian tangan hangatnya menggen
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

BAB 163 - Mabuk

 “Enggak.” Jawabnya datar.Padahal jelas sedari tadi ia sudah banyak minum. Apa yang membuatnya seperti itu?Olivia menaruh gelas bekasnya di atas nakas samping tempat tidur kemudian mulai merampas botol wine dari tangan Dewa. Lelaki itu menoleh sembari tersenyum.“Aku gak mabuk, Sayang ...”“Tidur. Mau mabuk atau enggak!”Tanpa sadar, ia memeluk tubuh Dewa yang terasa hangat kemudian menarik selimut hingga ke leher. Tangannya mengusap dada bidang sang kekasih yang terbuka lebar membuat Dewa turut mengusap kepala kekasihnya yang bersandar di atas sana.“Sayang, kamu bahagia sama aku?”“Iya. Aku seneng banget!”“Kamu cantik banget malam ini.”Ia meraih wajah Olivia untuk menatapnya. Jelas terlihat bahwa Dewa sedikit mabuk. Kedua alis Olivia saling bertautan kemudian mengusap pipi lelakinya.“Kamu mabuk, tidur.”&
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

BAB 164 - Foto

 “Yap, cukup sekian untuk pemotretan hari ini. Thank you, Guys!” Teriak seorang photographer yang bernama Pras.Lelaki berwajah melayu itu tersenyum melihat hasil jepretannya yang perfect siang itu. Setelah sang photographer menyudahi photo shoot mereka, suara riuh dan kesibukan merapikan barang-barang mulai terdengar gaduh di telinga.Dari kejauhan, Nazmi mulai berjalan menghampiri sebuah tempat duduk untuk melepaskan lelah sementara. Dilihatnya seorang gadis lain tengah asyik memainkan ponsel di sana.“Hana, kok ada di sini?” Tanyanya ketika baru saja sampai di tempat duduk dan langsung mendaratkan pantatnya di sana.Seseorang yang disapa itu langsung menengadah menatap orang yang menyapa. Wajahnya menyunggingkan satu senyum sembari menaruh ponsel di atas meja.“Nazmi! Kebetulan gue ada job di gedung sebelah pas mau pulang lihat lo ada di sini jadi pengen jalan dulu sama lo!”Perempuan berambut panjang
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

BAB 165 - Perkenalan

Perempuan berambut lurus sebahu dengan gaya oval tersenyum meski hanya satu sudut bibirnya saja yang terangkat. Waktu seakan berlalu begitu lambat, samar-samar suara dari microphone pengeras suara terdengar di gendang telinga.Kedua perempuan yang sebenarnya sudah ‘saling mengenal’ bersitatap. Meski keduanya tak mengenal dengan baik dan pertemuan mereka disebabkan oleh suatu ‘insiden tragis’ di masa lalu, tetap saja gadis yang baru saja dirinya gumamkan itu masih bisa tersenyum.Bagaimana pun juga, itu jelas adalah Nea. Apa yang harus ia lakukan saat ini? Perlahan netra bundar miliknya melirik Hana yang berada di samping mereka tengah tersenyum manis, jelas dari wajahnya gadis itu tak tahu menahu siapa gerangan Nea dan Nazmi di tempo lalu.“Naz, ini Nea. Temen baru gue yang tadi gue ceritain.” Ujarnya yang terdengar riang di telinga.Hiruk pikuk keramaian di sana masih terasa berjalan lambat. Entah suasana macam apa yang saat ini ia alami, rasanya begitu campur aduk dan ingin membuat
last updateLast Updated : 2022-09-15
Read more

BAB 166 - Janji

 Bola mata yang tengah berbinar itu menatap bergantian netra sang kekasih yang tengah menatapnya. Geri hanya tersenyum kemudian mengusap-usap pinggang sang kekasih. Ia kembali menatap Hana yang tengah berharap Geri mau menerima tawarannya.“Sebenernya gue sama Nazmi udah ada janji malam ini, Han. Gak dulu deh.” Jawabnya tanpa mendengarkan jawaban Nazmi terlebih dahulu.Senyum mengembang di raut wajah Nazmi ysng sebelumnya terlihat sedikit kesal. Perempuan itu mulai beranjak dan menggandeng mesra sang kekasih. Geri melirik Nazmi yang tengah menengadah melihatnya penuh dengan cinta kemudian tersenyum.“Huh? Kok gitu sih? Kapan lagi coba kita bisa goyang bareng sambil minum?”“Gak tahu deh.”Terlihat wajah penuh kekecewaan pada raut Hana. Nea yang menyadari itu berusaha menyimak dan mencerna semuanya.“Next lo ke sini lagi ya?”“Kalau itu, biar nanti gue cari tahu aja kap
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

BAB 167 - Pertemuan

167Hiruk pikuk di sebuah kafe minimalis berlangsung cepat. Beberapa menit yang lalu photo shoot baru saja berlangsung meriah dengan tawa tak seperti biasanya. Seorang pemuda tampan berjalan ketika beberapa crew menyapanya. Sepertinya ia hendak ke back stage untuk mengganti pakaian yang baru saja dikenakan olehnya.Senyum setiap orang terlihat samar meski hatinya sedikit terhibur karena sejak kemarin ia tak bertemu dengan sang pujaan hati. Entahlah, gadis berambut kecokelatan itu hanya mengatakan bahwa dirinya tengah sibuk pemotretan namun, hingga dimulainya shoot tadi Nazmi masih belum mengabarinya.Kekonyolan para crew yang sepertinya tahu Geri, sang model malam ini yang bekerja pada mereka tengah gundah gulana. Makanya kekemayuan sang photographer sukses membuat gelak tawa pecah malam itu.“Bajunya di lemari, Ger.” Ujar salah seorang crew ketika melihat Geri yang baru saja masuk ke dalam sebuah ruang ganti yang hanya ada mereka berdua.
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

BAB 168 - Cemas

 -Gue udah di apartemen kok, Ger. Gak usah jemput gue tadi pulang sama Dewa.-Ia membuang napas kasar setelah membaca keseluruhan isi pesan teks yang baru saja kekasihnya kirim. Apakah Nazmi sama sekali tidak merindukannya? Bahkan kekasihnya tak memintanya untuk datang.-Lo udah makan?-Nazmi yang tengah online masih belum membaca pesannya. Entah apa yang tengah perempuan itu lakukan namun berhasil membuatnya berpikiran buruk.-Naz? Gue bawain makanan ya!-Akhirnya setelah beberapa menit menunggu Nazmi membalas pesannya itu meski sedikit singkat seperti tak ingin ngobrol dengannya.-Gak usah. Gue kenyang.--Naz lo kenapa sih?-Geri menekan tombol send setelah frustasi hanya mendapatkan balasan seperti itu saja dari kekasihnya.“Argghhhh sialan!” Umpat Geri ketika Nazmi sudah tak lagi online di aplikasi chat nya.Lelaki itu semakin risau saja karena Nazmi tak biasanya seperti ini. Apakah ad
last updateLast Updated : 2022-09-18
Read more

BAB 179 - Menceritakan

“Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more

BAB 169 - Penawaran

 “Lo pengen?”“Pengen banget. Tapi gue gak tahu harus gimana.” Ujarnya dengan suara sedikit bergetar.Hana malah tersenyum kemudian mendekat dan mengusap dada bidang Geri. Lelaki itu membusungkan dadanya merasakan desiran halus menjalar yang membuatnya semakin ingin menyalurkan hasrat terpendamnya.“Mau sama gue?”Geri sedikit tersentak kaget mendengar ucapan Hana. Ia tak mengangguk tak juga menggelengkan kepala. Dirinya hanya terdiam menatap Hana yang begitu memesona. Andai saja di hadapannya saat ini adalah Nazmi mungkin tak usah ditawari ia sudah menghabisinya sejak tadi.“Gue ada tempat nyaman banget. Lo mau ke sana?”Lelaki itu masih terdiam antara akal sehat dan hatinya terus meronta ingin segera dilampiaskan. Kedua alisnya saling bertautan, Geri hanya menunduk tak menjawab apa pun.“Gak akan baik-baik aja kalau lo diemin, Ger. Itu malah semakin menyiksa lo.&rdqu
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more
PREV
1
...
141516171819
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status