Semua Bab Terpaksa Menikahi CEO : Bab 11 - Bab 20

176 Bab

Kabar Mengejutkan

Nasib Olivia Milan sore itu tak ubahnya bak seekor kucing yang baru saja lolos dari terkaman tiga anj*ng. Kakinya berjinjit-jinjit melewati tiga perempuan yang sedang bersimpuh di lantai toilet perusahaan. Tiga gadis itu tak memedulikan keberadaan Olivia lagi sebab ada hal yang lebih krusial untuk dihadapi dan juga diratapi. Tak lupa, Olivia Milan memungut outer kusamnya yang kini tergeletak di lantai. Bagaimanapun juga, outer itu adalah pemberian Varen Omkara, ia akan tetap menyimpannya sekalipun benda tersebut telah tak berbentuk sebagaimana mestinya. Gadis itu memang merupakan satu dari sedikit perempuan yang setia pada cinta di hatinya, meski nyatanya Varen telah meninggal dunia. Ketika berada di dalam kereta NGC Subway, Olivia Milan duduk sembari menyandarkan punggungnya yang kaku. Hari itu, ia telah melewati beragam peristiwa yang cukup membuat kepalanya penat. Untuk melemaskan ketegangan, Olivia akhirnya membuka sosial medianya untuk melihat-lihat News Feed di
Baca selengkapnya

Sajian Spesial

Pagi-pagi di hari berikutnya Olivia melompat dari ranjang karena ia telah bangun kesiangan. Sebelumnya Olivia memang baru bisa tidur setelah lewat dini hari. Dunia maya telah menyita perhatiannya dan membuat gadis itu begadang semalaman hanya untuk membaca rentetan berita tentang Angela Stronovsky. Riwayat gadis itu telah berakhir, setidaknya jika ia masih selamat dan sehat kembali pasca mengalami pengeroyokan, ia toh akan mendekam di dalam jeruji besi untuk waktu yang cukup lama. Angela akan didera dengan pasal-pasal berlapis, dan tentu saja, sebagian besar dari sisa umurnya akan dihabiskan di dalam penjara. “Sial, aku sudah hampir terlambat!” Olivia Milan memekik kesal sembari berjalan cepat menuju kamar mandi. Usai mengguyur tubuhnya, Olivia Milan langsung mengeringkan tubuh dengan handuk, menyambar pakaian yang tergantung di lemari lalu merapikan rambutnya di depan cermin. Seorang gadis sederhana seperti Olivia bahkan hanya membutuhkan waktu kurang dari lima meni
Baca selengkapnya

Kejutan Kotak Hitam

Kegembiraan Olivia Milan luntur tak bersisa ketika ia mengintip isi dari kotak hitam yang diulurkan oleh Edward untuknya. Kotak hitam itu berisi pakaian ganti untuk Olivia, tetapi, itu bukanlah seragam pramusaji di Bluefin Seafood. Nyatanya, kotak hitam yang Edward berikan pada Olivia Milan hanya berisi dua helai kain yang amat tipis dan ringan. Dua helai kain itu terdiri atas bikini dan G-string saja, tak lebih. “Maaf, Tuan Edward, sepertinya Tuan keliru memberikan saya baju ganti. Ehm, ini, ini bukanlah seragam pramusaji di Bluefin Seafood.” ucap Olivia Milan tatkala ia mengintip isi kotak hitam yang diulurkan Edward. “Ngomong-ngomong, aku tidak pernah keliru dalam hal apapun, Nona Manis. Segera ke ruang ganti karena klien spesial kami sudah menunggu!” seru Edward sembari membuat gerakan tangan mengusir, menandakan jika pria itu ingin Olivia segera mengganti pakaiannya dengan bikini yang sudah ia persiapkan. “Bagaimana ini, bukankah saya melamar pekerjaan d
Baca selengkapnya

Punggung Siapa?

Sampailah Edward dan Olivia Milan di sebuah pintu ruangan VVIP yang ditempati oleh Tuan Wilson. Di dalam ruangan tersebut, Tuan Wilson tengah menunggu dengan tidak sabar sebuah sajian spesial yaitu gadis cantik yang bisa ia nikmati sembari melahap makanan mewah ala Bluefin Seafood. “Tuan Wilson, sajian spesial yang Tuan pesan telah tiba. Selamat menikmati suguhan terbaik yang kami persiapkan khusus untuk Tuan Wilson,” ucap Edward seraya membungkuk sebentar pada Tuan Wilson yang tengah duduk santai di sofa panjang. Ketika mengucapkan kalimat tersebut, Edward membuat sebuah isyarat seolah ia sedang menyerahkan Olivia Milan sebagai sebuah sajian istimewa untuk Tuan Wilson. Laki-laki yang bernama Tuan Wilson itu pun terlihat menyeringai lebar ketika dua bola matanya menangkap pemandangan indah di depannya itu. “Wah, tak kusangka Bluefin Seafood memiliki koleksi hidangan yang menggugah selera. Baiklah, kau cepat keluar dari sini sebab aku ingin segera menikmati sa
Baca selengkapnya

Amukan Singa Jantan

Pemilik punggung yang baru saja ditabrak oleh Olivia Milan itu mengaduh dan menoleh ke belakang karena kaget. Pria berjas hitam itu lantas melotot lebih kaget katika mendapati ada seorang gadis yang hanya memakai bikini sedang berkeliaran di area VVIP Bluefin Seafood Restaurant. Pria berjas hitam itu pun berteriak memanggil security untuk menyingkirkan Olivia Milan dari tempat tersebut. Pria yang memiliki nama Tuan Thomas itu khawatir jika keberadaan gadis berbikini di area VVIP akan mencoreng nama baik Bluefin Seafood Restaurant di muka umum. “Security, lempar keluar gadis sialan ini! Siapa yang telah membiarkan seorang gadis gila berkeliaran di tempatku yang terhormat ini?” hardik  Thomas pada sosok security yang tak sengaja sedang berada di dekat tempat kejadian. “Maaf, Tuan. Maaf dan tolong saya. Saya sedang dalam masalah. Saya mohon tolonglah saya,” tak peduli akan kemarahan Thomas, Olivia Milan justru merengek meminta tol
Baca selengkapnya

Sean

Mendengar hardikan Rainer Griffin yang membahana, serta merta Thomas tergeragap dan tangannya gemetaran meraih ponsel dari saku. Tuan Wilson yang masih terpaku di tempatnya, terlihat turut terdiam mengamati keadaan. Ia tak begitu mengenal sosok Rainer Griffin, tapi dilihat dari keberainan Rainer Griffin membentak Thomas, Tuan Wilson yakin jika Rainer Griffin bukanlah berasal dari keluarga sembarangan. “Ed-Edward, kau di mana? Ke sini segera! Tuan Griffin ingin bertemu denganmu!” Sambungan tertutup setelahnya. Suasana menjadi mencekam, tak ada seorang pun berani memulai pembicaraan sebab Rainer Griffin seolah sedang mengeluarkan aura pembunuh yang kuat. Pria itu berdiri dengan diliputi oleh amarah, security, Tuan Wilson dan Thomas sama-sama tak mengerti penyebab kemarahan Rainer Griffin. Rainer Griffin membuka kancing jas hitamnya, melepas pakaian itu dari tubuhnya yang semampai, lalu menjatuhkannya begitu saja ke lantai. “Pakai!” ucapnya pada Olivia M
Baca selengkapnya

Pesona Sean

Benar saja, ketika Sean membimbing Olivia Milan untuk berjalan menyusuri Bluefin Seafood Restaurant, hampir semua pengunjung wanita menoleh ke arah Sean dan Olivia. Sorot mata para gadis yang memandang Sean seolah memberi kesan jika mereka benar-benar berharap bisa bertukar tempat dengan Olivia Milan. Gadis-gadis itu seperti mendamba jika pundak merekalah yang disentuh oleh jari jemari Sean, tubuh merekalah yang berhimpitan dengan Sean, dan telinga mereka yang mendapat bisikan-bisan lembut dari Sean. Ketampanan Sean memang bukan rahasia lagi. Andai diadakan sebuah poling tentang tingkat ketampanan Sean dari angka 1 sampai 10, bisa jadi hampir seluruh penduduk bumi akan memberi nilai 9,9 untuk Sean. Menandakan jika ketampanan dan pesona Sean sudah tak perlu lagi diperdebatkan. Pria itu, bisa membuat para wanita berfantasy dengan membayangkan Sean sebagai malaikat penolong sekaligus kekasih khayalan mereka. Tapi anehnya, semua pesona Sean itu seolah sia-sia di mata Oli
Baca selengkapnya

Rainer Griffin Berulah

Tepat ketika Sean dan Olivia Milan baru memasuki area parkir di Bluefin Seafood, ponsel Sean berbunyi dan terlihat nama Tuan Griffin sedang muncul di layar ponsel. Sean mengerutkan alis sebelum ia menyentuh sisi layar ponsel untuk mengangkatnya. “Iya, Tuan Griffin?” ucap Sean seraya mengedipkan mata ke arah Olivia Milan sebagai tanda ia ingin Olivia menunggu beberapa saat. “Kami masih di area parkir Bluefin Seafood. Apa? Tuan Griffin ingin ke sini segera? Baik, kami akan menunggu,” jawab Sean merespon kalimat Rainer Griffin dari seberang. Setelah ponselnya ia masukkan kembali ke saku, pria itu menggeleng-gelengkan kepala sembari mengamati wajah Olivia Milan. “Jangan-jangan Tuan Griffin sudah rindu lagi dengan gadis ini? Ah, betapa lucunya pria angkuh itu ketika sedang tertarik dengan seorang gadis,” gumam Sean dalam hati sambil memandangi wajah Olivia Milan. “Apa, apa ada yang aneh dengan riasan saya, Tuan Sean?” Olivia Milan menyingkap rambut
Baca selengkapnya

Ketahuan???

Sedetik. Dua detik. Tiga detik. Sepuluh detik. Dan, ternyata ciuman yang dilakukan Rainer Griffin ke bibir Olivia Milan bertahan selama lima belas detik sebab tubuh Olivia Milan mulai menunjukkan pergerakan di detik ke lima belas. Buru-buru, Rainer Griffin kembali ke posisinya, memasang sabuk pengaman, kemudian mulai menginjak gas dengan kasar. Tentu saja, hal itu membuat tubuh Olivia Milan terjungkal lagi ke depan. Gadis itu mengaduh sebab kesadarannya belum begitu pulih sementara tubuhnya terasa terbanting dan keningnya membentur dashbord mobil. Tak ada respon apapun yang ditampilkan Rainer Griffin ketika gadis itu mengaduh kesakitan. Ia justru memilih untuk melaju dengan kecepatan tinggi. Bahkan, ketika tiba-tiba Olivia Milan menyentuh bagian bibirnya yang terasa aneh, Rainer Griffin tak memberi reaksi apa-apa. Pria itu tetap memasang wajah angkuh dan garang, tanpa memiliki niat sedikit pun untuk mengakui bahwa ia tengah mencuri sebuah sesi ciuman panjang
Baca selengkapnya

Pembalut Wanita

“Bosku ternyata gila!!!” pekik Olivia Milan dalam hati. Ketika napas Olivia Milan hampir putus di tengah jalan, ia memutuskan untuk menodai bibirnya dengan mengucapkan kalimat yang menurutnya sangat menjijikkan untuk didengar. “Baiklah! Itu adalah ciuman yang paling enak yang pernah saya terima! Tuan Griffin memberi saya ciuman yang sangat nikmat! Ya, itu benar. Sungguh sangat benar!” Seketika, setelah pekikan itu terdengar di telinganya sendiri, Olivia Milan sempat berharap ia segera hilang ingatan atau setidaknya Tuhan akan bersedia menghapus kenangan itu dari kepalanya. Tapi, harapan Olivia Milan sepertinya tak mungkin terkabul sebab di detik berikutnya Rainer Griffin mengucapkan kalimat yang sungguh ajaib. “Katakan lagi! Katakan lagi selama sepuluh menit. Sebentar, biar kupasang stopwatch. Nah, sudah… Ulangi kalimatmu barusan sampai stopwatch ini berbunyi!” ucap Rainer Griffin seraya menyalakan Stopwatch dari ponselnya. Stopwatch sudah ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status