Semua Bab Terpaksa Menikahi CEO : Bab 31 - Bab 40

176 Bab

Menikmati Kegiatan

“Kecupkan bibirmu ke bibirku, Nona Milan yang sedikit tuli!” ulang Rainer Griffin kembali setelah ia melihat Olivia Milan hanya diam terpaku.“Mengapa saya harus melakukannya, Tuan?” tanya Olivia Milan hampir tanpa suara, tatapannya lurus ke depan tetapi sedikit kosong. Ia menelan ludah beberapa kali seiring dengan jantungnya yang tiba-tiba berdenyut cukup cepat.“Kau bertanya, apa yang harus kau lakukan untuk menghentikan amarahku, bukan? Aku sudah menjawabnya, dan giliranmu yang harus melakukannya,” bisik Rainer Griffin ke sebelah telinga Olivia Milan yang lain. Membuat gadis itu kembali merasakan sensasi geli yang aneh. Sensasai yang mengakibatkan bulu kuduknya berdiri, tapi bukan karena takut.“Melakukan apa, Tuan Griffin?” tanya Olivia Milan dengan masih seperti orang linglung. Ia tahu pertanyaannya hanya sia-sia sebab sejatinya ia telah cukup mengerti apa yang diinstruksikan oleh Rainer Griffin. Tapi tetap sa
Baca selengkapnya

Rahasia Harry Terungkap

“Sudah cukup! Aku khawatir Kau akan kecanduan dengan kegiatan ini, Nona Milan! Ingat, Kau hanyalah pesuruh di apartemenku ini!” Tiba-tiba, setelah kegiatan saling menempel bibir berlangsung cukup lama, Rainer Griffin menghempaskan tubuh Olivia Milan. Tanpa basa-basi sedikit pun, pria itu lantas membalikkan badan dan pergi meninggalkan Olivia Milan yang terpaku diam di tempatnya. “Gawat! Aku tak boleh melakukannya lagi! Jika itu terjadi lagi, aku benar-benar bisa ketagihan! Sialaaaan!” gerutu Olivia Milan seraya mengacak-acak rambutnya yang panjang. Gadis itu tiba-tiba mulai menyadari jika sosok menyebalkan Rainer Griffin ternyata memiliki sisi memukau yang tak bisa ia tolak meski setengah mati ia ingin menolaknya. Rainer Griffin memiliki pola serangan ciuman yang menantang dan menggairahkan! “Ah! Tidak! Apa yang kupikirkan! Sialan! Aku harus berpikir dan bertidak dengan lebih jernih setelah ini!” pekik Olivia Milan lagi setelah batinnya sempat memberi
Baca selengkapnya

Gadis Pertama Malam itu

“Saya? Alat untuk ‘membayar hutang’?” Olivia Milan bersingsut, menghadapkan hampir seluruh tubuhnya pada Harry yang sedang menyetir.Harry mengangguk menanggapi kebingungan Olivia Milan.“Ketika Rainer Griffin dan Adelyn Scarlet resmi dijodohkan, mereka berdua menolak bahkan Adelyn mengancam untuk bunuh diri waktu itu. Akhirnya, orang tua kami membuat keputusan bijak. Mereka memberi waktu selama satu tahun bagi masing-masing orang untuk menemukan jodoh pilihan mereka. Jika mereka tak juga menemukan pasangan pengganti, maka perjodohan akan tetap dilakukan!”“Lalu, bagaimana dengan surat wasiatnya?”“Akan direalisasikan di generasi berikutnya, anak-anak kami. Tapi tentu saja, jika bisa direalisasikan segera, orang tua kami akan melakukannya secepat mungkin. Masalahnya, sepertinya sekarang Adelyn mulai menyukai Griffin, sementara Griffin masih sama, tak menaruh hati pada adikku.”“Oh, b
Baca selengkapnya

Amarah Rainer Griffin

“Bajingan tengik! Apa maksud dari gadis itu melakukan hal tersebut pada Olivia Milan?!” gerutu Rainer Griffin dari dalam lift.Ting!Pintu lift terbuka. Rainer Griffin melangkah keluar dengan membawa amarah besar bersamanya. Satu tarikan napasnya mengandung satu kemarahan yang ingin segera ia lampiaskan pada Kayla. Sosok gadis yang telah melakukan hal buruk pada Olivia Milan.Beberapa menit berselang, akhirnya, Rainer tiba di ruang apartemen miliknya.Bruakkk!!!!Sengaja, Rainer Griffin membanting pintu. Berharap kedatangannya akan mendapatkan perhatian khusus dari Kayla dan juga Olivia Milan. Benar saja, Kayla yang sedang merekam Olivia Milan tengah tersentak kaget. Saat itu, Kayla tengah merekam Olivia Milan yang ia suruh untuk mengelap heels merahnya yang masih ia kenakan.Setiap beberapa detik sekali, Kayla akan bertanya, dan meminta Olivia Milan yang tengah menunduk untuk mendongak ke kamera.“Hei, gadi
Baca selengkapnya

Katakan Cinta

Tok tok tok!!!“Aku bisa saja mendobrak pintu kamarmu andai saja ini bukan apartemenku sendiri! Keluarlah sebelum aku marah!” jika beberapa detik sebelumnya Rainer Griffin terdengar meminta maaf, maka, kali itu ia sepertinya telah hilang ingatan lagi akan kata maaf yang baru saja terucap. Sayangnya, kalimat perintah yang dilontarkan Rainer Griffin sama sekali tak memiliki dampak apapun pada Olivia Milan. Gadis itu tetap diam tak memberi respon.“Baiklah! Aku akan mendobrak pintu kamarmu, tapi ingat, biaya perbaikan untuk semua kerusakan yang terjadi akan menjadi tanggunganmu! Kuhitung sampai dua puluh! Mengerti?!” gertak Rainer Griffin kemudian.Pria itu pun mulai berteriak sambil berhitung mundur, dari dua puluh, sembilan belas, seterusnya hingga angka yang ia sebut semakin mengerucut mengecil. Tapi, tak juga ada tanda-tanda pergerakan dari dalam.Ceklek!!!Ketika hitungan mundur dari Rainer Griffin menginjak angka
Baca selengkapnya

Klarifikasi

Satu malam dilewati oleh Olivia Milan dengan beragam tanda tanya. Bertanya-tanya apakah telinganya tak salah dengar, apakah Rainer Griffin baru saja mengungkapkan cinta kepadanya, apakah pria itu memang tertarik kepadanya. Atau, semua itu hanya ditujukan oleh Rainer Griffin kepada si gadis di mimpi pria itu. Semata-mata untuk gadis dalam mimpi, bukan Olivia Milan.“Ah, pasti yang dimaksud Tuan Griffin adalah, dia tertarik pada gadis di mimpinya itu. Bukan aku!” hibur Olivia Milan pada dirinya sendiri. Lagi pula, jika Rainer Griffin benar-benar tertarik padanya, itu akan menjadi hal yang merepotkan untuknya. Sebab, ia toh sama sekali tak menyukai perilaku Rainer Griffin yang menyebalkan.“Tapi… Bukankah bisa jadi Tuan Griffin memang tertarik padaku? Kami telah berciuman beberapa kali, bukankah itu tandanya dia memang menyukaiku, atau… menyukai bibirku? Ah… Entahlah!” Olivia Milan menutup matanya menggunakan dua tangan.
Baca selengkapnya

Berkencan dengan Harry

“Baik, Tuan Griffin. Saya akan membersihkan ruangan hari ini!” jawab Olivia Milan setengah berteriak. Ia pun membalas pesan Harry dan mengatakan jika ia tak bisa menerima ajakan Harry untuk makan siang.‘Maaf, Tuan Harry, saya tak bisa ke mana-mana hari ini. Tuan Griffin meminta saya untuk membersihkan seluruh apartemen dan sepertinya itu akan memakan waktu hampir seharian penuh’Pesan pun dikirim oleh Olivia Milan ke nomor ponsel Harry. Tak berapa lama, Harry membalas pesan dari Olivia Milan tersebut.‘Begitukah? Baiklah, aku akan datang membantumu menyelesaikan tugas. Segera kabari aku setelah si sialan Griffin telah pergi meninggalkan apartemen. Katakan iya, sebab kalau pun kau menolak tawaranku, itu tak aka nada gunanya!’Olivia Milan tersenyum kecil ketika membaca pesan dari Harry tersebut.“Mengapa Kau tersenyum kepada ponselmu? Letakkan ponselmu dan mulailah bekerja! Dasar Malas!” tiba-tiba sek
Baca selengkapnya

Tak Bisa Berpaling

Tak hanya mengunggah satu foto di sosial medianya, Harry sengaja mengunggah beberapa foto Olivia Milan sekaligus. Seolah-olah, Harry telah melewati banyak hal yang menyenangkan bersama seorang Olivia Milan.‘Lihat, betapa manisnya Nona ini! Dia terlihat cukup menawan bukan ketika ia tersenyum riang!’Tulis Harry dalam suatu postingan.‘Bersenang-senang berdua dengan Nona Milan adalah pilihan terbaik menurutku, bagaimana denganmu?’Tulis Harry pada postingan lainnya.‘Di dunia ini, kamu boleh jadi akan menemukan ribuan entah ratusan ribu perempuan cantik di seluruh alam semesta. Bagiku, menemukan Nona Milan di antara ratusan ribu itu, adalah berkah yang harus kusyukuri.’Setidaknya, ada lebih dari sepuluh gambar yang telah diunggah Harry dengan beragam caption tentang hal-hal yang manis seputar Olivia Milan. Dalam hati, Harry pun berjanji akan terus mengunggah potret Olivia Milan jika Rainer Griffin tak kun
Baca selengkapnya

Yang Terjadi Malam itu

Rainer Griffin kembali ke apartemen setelah hari beranjak senja. Untuk memberi kesan yang baik di mata Olivia Milan, pria itu sengaja membeli buket bunga mawar di jalan. Sebelah hatinya telah berbisik dan memberi saran jika tak ada satu perempuan pun di seluruh belahan dunia yang akan menolak hadiah bunga dari seseorang. Apa lagi dengan catatan, seseorang yang memberi bunga adalah dia, sosok pria tampan, menawan, dan kaya raya.“Satu buket bunga mawar akan membuat gadis itu tak akan berhenti memikirkanmu selama berhari-hari. Bahkan, bisa jadi juga berminggu-minggu!” bisik pikiran Rainer Griffin ke telinganya sendiri.Ceekleeeek….Rainer Griffin membuka pintu apartemennya, menarik napas dalam guna mempersiapkan kalimat yang paling tepat untuk diucapkan kepada Olivia Milan. Tetapi, hal yang sangat tak ia kehendaki tengah terjadi di depan mata. Begitu Rainer Griffin mendengar suara Olivia Milan yang cekikikan tertawa, Rainer Griffin bergegas menu
Baca selengkapnya

Surat yang Manis

Selagi mendapatkan kesempatan untuk pergi, Olivia Milan buru-buru meninggalkan dua pria yang terlihat saling memicingkan mata satu sama lain itu. Ide buruk jika ia tetap berada di tempat tersebut, ia lebih memilih mengunci dirinya di dalam kamar hingga pagi datang. Tetapi, sebelum Olivia Milan benar-benar menuju ke kamarnya, ia berbelok sebentar untuk memungut buket bunga mawar yang telah dibuang oleh Rainer Griffin.“Itu adalah sampah, bukankah tak ada larangan untuk memungut sampah?” batin Olivia Milan seraya membelokkan langkahnya menuju ke tempat buket bunga mawar itu berada.Tepat sebelum gadis itu memungut sesuatu yang telah menjadi sampah itu, ia sempat celingukan menoleh ke segala arah, seolah khawatir tindakannya akan dilihat seseorang. Baru setelah dirasa semuanya aman, ia memungut bunga tersebut lantas membawanya lari ke kamar. Sungguh, bunga tetaplah bunga, meski ditempatkan di tempat yang tak semestinya, keindahannya masih sama. Olivia membatin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status