Beranda / CEO / Mr. Gynophobia / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Mr. Gynophobia: Bab 31 - Bab 40

101 Bab

BERTAHAN

Suara gebrakan pintu mobil saling bersahutan. Di bawah langit yang mendung, tiga orang secara berurutan keluar dari kendaraan. Suasana yang pas dengan kekeruhan hati mereka. Dave melangkah masuk sedikit cepat, meninggalkan Sam yang menunggu Estelle.Sepanjang perjalanan, bibir pucat tebal itu terus merapat dengan tangan mengepal. Jemari yang saling menekan kuat sampai membuat kuku-kukunya memucat, mewakili resah yang memadati relung hati. Alam bawah sadar yang penuh dengan rasa takut terus saja mencoba masuk untuk mengendalikan dan menggantikan kewarasannya.Raungan tangis masa kecil pun tidak henti menggema, mencemooh dirinya yang berusaha untuk tetap sadar. Masa lalu yang seakan berkata 'kami sudah mengakar dalam jiwamu.’ Membuat Dave ingin sekali mencakar dadanya yang kian menambah letupan amarah, ketakutan dan kesakitan ini benar-benar mengejek dirinya.  Entah sudah beberapa kali Dave mengeram merasakan rasa perih yang me
Baca selengkapnya

DISKUSI (part 1)

Happy reading!----- Berjibaku dengan beberapa berkas seraya berhubungan dengan Gavin via video call. Dave memerintah semua hal yang harus segera ia dapatkan hasilnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh pria berkemeja putih di depannya. Bedanya, Sam sibuk dengan laporan di laptop bukan dengan sekretarisnya.Dua pria yang sudah di sibukkan sejak dua jam lalu. Melihat proposal yang di ajukan Louis, Dave jadi semakin bersemangat meski palu tak kasat mata terus saja mencoba memecahkan kepalanya.Setidaknya, gejala fobia yang teramat menyiksa itu sudah lumayan membaik, mungkin karena pikirannya teralihkan pada pekerjaan atau mungkin karena tidak ada wanita di ruang itu? Yah, apa pun yang membuat gejalanya berkurang, Dave hanya ingin bersyukur. Tubuhnya mengalami sedikit kemajuan, ia bisa menahan kesakitannya meski sulit.“Hanya itu saja. Lakukan semuanya dengan cepat. Besok pagi taruh hasilnya di meja kerjaku.” Dave membuka suar
Baca selengkapnya

DISKUSI (part 2)

Happy reading!------ "Membantu," potong Sam. Membuat Dave mengeraskan rahang. Kata membantu, siapa lagi yang bisa membantu Bertha, kalau bukan seseorang yang tahu tentang gynophobianya. Namun, kecurigaan ini hanya persepsi mereka. Dave dan Sam butuh bukti kuat untuk mengambil tindakan kuat ke depannya.===== Sam menutup laptopnya. Pembahasan kali ini cukup menyita perhatiannya di bandingkan soal Ryuga dan Louis. Menurutnya, semua benar-benar aneh. Ia pikir hilangnya jejak wanita itu karena sudah mati dan salahnya langsung berpikir seperti itu. Sam mengira itu hal yang pantas di dapatkan Bertha, mati tanpa jejak. Mengingat penyimpangan mental yang menurutnya sangat kejam. Sam sangat terkejut bertemu dengan wanita itu di restoran. Namun, seperti Dave. Ia juga ahli menutupi perasaan hatinya. "Selain itu, apa lagi dia katakan?"Dave diam, menatap tajam pada gelas wine-nya, ucapan menjijikan Bertha kembali terin
Baca selengkapnya

CINTA SAMA DENGAN, BODOH?

Happy reading!----- Cinta itu memang indah, tetapi juga membutakan. Cinta itu memang hangat, tetapi juga menyiksa.Hal yang sering terjadi, kekeliruan untuk membedakan antara harapan dan pembodohan diri ... dan hal itu akan selalu bersumbu pada satu kata, yaitu cinta.Atas nama cinta, akan tetap menahan rindu meski tidak terbalaskan. Atas nama cinta pula, akan tetap berharap pada sebuah janji yang terus menghimpit hati.Bodoh!Kata yang tepat untuk wanita berpiama hijau polos di sana. Duduk bersandar pada sisi ranjang dengan lutut yang menekuk ke atas, ruang antara perut dan kakinya terisi bantal yang dibungkus kain rumbai polkadot.Di bawah nakas, di samping kaki yang menekuk, tergeletak sebuah ponsel dengan dua kabel putih yang terhubung ke tempat yang berbeda. Satu kabel untuk mengisi daya baterai, sedang satu kabel lagi terhubung ke telinganya. Posisi yang pas untuk mengungkap isi hati kepada teman."El, jang
Baca selengkapnya

MAAF

Happy reading!------  "Padre? Ada apa? Kenapa hanya berdiri di depan pintu? Apa El sudah tidur?"===== "Huh? Padre?"Lingkar cokelat gelap yang menunduk sontak menegak. Menatap horor pintu kamarnya sendiri, bermacam asumsi dimainkan dalam kepala yang belum lama tadi sudah pusing memikirkan masalah pria berstatus tunangan. Estelle yakin, Noel mendengar keluh kesahnya dengan Valeri dari balik pintu.Saat pulang tadi, suasana di rumah nampak seperti biasa saja. Di tambah perilaku Noel yang menyuruhnya langsung membersihkan diri lalu istirahat, hal biasa yang selalu di ucapkan setiap kali ia pulang. Oleh karena itu, ia jadi mengurungkan niatnya untuk menceritakan apa yang telah terjadi dengannya sampai tercipta skandal besar.Estelle berdecak seraya memejamkan matanya sejenak, mengingat teguran Alan ketika mereka berbincang di rumah sakit. Dua pria-nya terluka karena keegoisannya. Ia tidak ta
Baca selengkapnya

TAWARAN TUTUP MULUT

Polaris Hotel, Queens-New York.Suasana hati muramnya bertambah, Estelle yang sedang bersandar santai semakin jelas menunjukkan kalau dirinya sudah sangat bosan. Bagaimana tidak merasa bosan? Ia sudah menunggu hampir tiga jam di ruang kantor si Mr. gynophobia.Dari sebelum jam makan siang sampai lewat makan siang, Dave tidak kunjung menemuinya. Jika tahu akan seperti ini, ia akan datang sore!“Apa dia sengaja?!” dumal Estelle, kembali mengintip ke layar ponsel untuk melihat berapa banyak waktu yang sudah ia buang di sini.Ingin menunggu di lobi. Namun, Sam bilang untuk menunggu di kantor Dave saja. Entah apa yang Sam lakukan sampai ada seseorang menghampiri dan menyuruhnya untuk ke ruangan Dave.Wanita berbalut kemeja putih bergaris vertikal merah biru itu mendebas pelan. Selang kemudian, dering ponsel membuat punggungnya sontak menegak. Estelle pun langsung berdeham untuk mengatur suara ketika tahu kalau yang menghubungi dirinya adalah
Baca selengkapnya

MENGUBAH PERJANJIAN

Happy reading!----- “Aku berterima kasih dengan niat baikmu, tapi dalam bisnis semua bisa terjadi. Aku hanya ingin mengambil langkah mudah dan tidak memusingkan. Jadi, bagaimana kalau aku membantumu untuk mencari tunanganmu? Atau ... kamu mau aku membawanya ke hadapanmu?”“Apa?” Mata almond Estelle membulat besar. Entah harus bagaimana menanggapi tawaran Dave ini.===== Pandangan menusuk yang terisi dengan keraguan. Estelle menghabiskan ruang kosong genggaman tangannya, mengepal erat seraya berpikir, sudah seberapa jauh pria ini menggali informasi tentang hidupnya.“Jadi, kamu juga menyelidiki Joe?" Estelle mendebas pelan. "Dave, aku paham dengan cara kerja orang-orang sepertimu, tapi menurutku, bukankah ini sudah keterlaluan?” tegurnya mencoba bersabar, di banding marah ia malah ingin tertawa. Mengapa hidup bisa setidak adil ini padanya? Ia yang sudah menun
Baca selengkapnya

MEMBALIK KEADAAN

Happy reading!----- Dave menoleh. "Katakan padaku, rencana apa yang akan kamu lakukan untuk penyembuhanku? Kalau aku merasa hal itu mungkin, maka aku akan setuju dengan kesepakatan ini."===== Estelle berdeham, melarikan tatapannya dari Dave yang seolah sedang menantang dirinya. Jujur saja, ia belum merencanakan lebih jauh soal apa yang akan ia lakukan untuk penyembuhan Dave.Namun, karena ia juga sudah menduga Dave akan berbicara seperti itu. Jadi, dalam waktu singkat ini, ia hanya bisa menyiapkan sebuah ide kecil.Beruntung semalam dirinya sudah mencari tahu tentang gynophobia lewat media sosial lalu mempelajari apa saja yang menjadi inti masalah fobia itu dan semuanya ... di sebabkan oleh luka. Sama halnya seperti Noel yang dulu terpenjara luka sebab kematian sang istri."Pertama, pertemukan aku dengan dokter yang merawatmu.""Aku sudah lama tidak pergi memeriksakan diri," sambar Dave ringan
Baca selengkapnya

JANGAN BERCANDA!

Happy reading!----- “Nona penguntit! Benarkan?”===== Seakan semua suara di sana seketika meredam, hanya sebuah nama panggilan yang terdengar seperti alunan petir yang melintas di kepala. Sebuah panggilan yang mengundang rasa panas di hati.Estelle membeku, menoleh seraya menatap dengan pandangan tidak bersahabat. Sungguh, ia tidak menduga akan mendengar panggilan seperti itu di sini dan kesalnya semakin menjadi ketika baru ingat ia tidak memakai mafela untuk menutupi wajahnya yang sudah di kenal oleh warga kota ini!Kristal cokelat gelapnya semakin melekat, melihat pria yang masih begitu nyaman menyentuh lengannya. Seorang pria dengan outfit musim dingin yang sialnya terlihat berkelas untuk Estelle. Wajah oval yang membingkai senyum tulus malah membuat risih hatinya.“Bukan. Maaf, tapi bisa tolong anda lepaskan ini?” tegur sopan Estelle, ia pun melirik sekilas pada genggaman tangan
Baca selengkapnya

TALK (part 1)

“Take your time,” seru Andrew yang langsung mendapat tatapan sinis. Pandangan yang seolah berkata, ‘ini semua karenamu!’===== Angin dingin berembus lembut menerbangkan beberapa helai dari surai chestnut yang memanjang cantik di mata Andrew, wanita yang baru ia temui sekali dan selebihnya hanya melihat dari berita yang membuatnya terbahak.Sudah lama ia ingin bertemu dan berbincang dengan wanita energik yang sudah beberapa kali mengintip ke arahnya meskipun sedang sibuk berbicara pada ponsel yang melekat di daun telinga. Namun, Dave dan Sam selalu bungkam soal Estelle. Ia bukan pria kaya dengan banyak koneksi aneh yang bisa mencari informasi dengan mudah seperti dua teman yang baru beberapa tahun berhubungan dengannya.Dua pria yang membuat atensinya nyaman untuk selalu memperhatikan mereka. Kehidupan yang lucu, menurutnya. Dua sahabat yang terkadang datang padanya untuk menyuarakan keluh kesah mereka. Cerita-cerita h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status