Home / Romansa / Love You Mr. Arrogant / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Love You Mr. Arrogant: Chapter 71 - Chapter 80

196 Chapters

Pesona Regan

"Hai sayang," sapa Regan saat pria itu baru saja masuk ke dalam kamarnya sediri. Datang-datang, langsung meligkarkan tangan ke pinggang Fanya dengan menciumi leher wanita itu. "Regan ... kamu masih lengket! Mandi dulu sana!" Regan tetap saja bergelayut seperti anak kecil yang sudah lama ditinggal ibunya. Menyesapi semua aroma tubuh Fanya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Aroma sabun, sampo dan parfum beraroma sweet menjadi perpaduan yang pas untuk berlama-lama di ceruk leher wanita itu. Regan meyesapnya dalam-dalam, hingga paru-parunya mengembang dan menghembuskanya lembut di telinga Fanya, membuat wanita itu merinding dengan perlakuan Regan. Regan terus melakukannya sembari berkata, "Kenapa aku tidak seharum dirimu? Padahal sabun kita sama. Apa kamu juga mandi dengan kembang tujuh rupa?""Salah. Aku bukan hanya mandi dengan bunga tujuh rupa, tapi aku juga mandi dengan tujuh parfum." Dia melepaskan rangkulan Regan dan berbalik mena
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more

Tamparan Untuk Manda

"Karena ini tamu istimewa." "Seseorang lagi?" tanya Manda sekali lagi. "Jadi aku ke sini dia yang mengundangku, dan bukan kamu?" Manda menunjuk Fanya dan kemudian menunjuk Regan setelahnya. "Tentu saja tidak. Aku melakukannya karena istriku yang meminta."Manda sudah merasa ada yang tidak beres di sini. Dia segera menyahut tasnya dan berdiri begitu saja. Apa lagi saat melihat wajah Fanya yang tersenyum aneh padanya. Fix, benar dugaannya. Tidak mungkin jika Fanya tiba-tiba mengundangnya tanpa sebab. Apa lgi saat ia menggabungkan kejadian tadi siang, saat mereka berada di dalam satu cafe. Melihat Manda yang pergi terburu-buru, Regan berteriak, "Mau ke mana? Kita bahkan belum memulainya." Manda tidak peduli, dia tetap tidak menghentikan langkahnya dan terus berjalan menuju pintu utama. Tepat saat ia baru melangkah keluar, tubuhnya terpental karena menabrak seorang lelaki dengan tubuh kekar.  Kedua matanya membola,
last updateLast Updated : 2021-07-24
Read more

Gugatan Cerai

Rupanya Manda bisa menangis juga, ya? Sekarang dia terisak seolah dialah korbannya. Padahal yang membuat semuanya menjadi rumit ya memang dia. Kalau saja dia menerima Lyan, mana mungkin semuanya seperti ini. Kalau tidak ingin punya anak dari lelaki lain, ya kenapa harus berhubungan badan? Sekarang, mau menjerit pun tidak akan ada gunanya. Dia menghempaskan pelukan Lyan dan kembali mendekat ke arah Regan. dengan terisak dia mengatakan, "Ini anak kamu, Re! Kamu harus bertanggung jawab atas ini!" "Manda, sudahlah! Mau berapa kali kamu berbohong pada kami, kalau kita semua sudah tau itu bukan anakku." Manda masih belum menyerah juga. Dia menggenggam lengan Regan dan kembali memohon, "Re, tapi aku cintanya sama kamu, Re!" Jengah dengan perlakuan Manda, dia mengibaskan tangan dan menggaruk pelipisnya. "Manda, apa kamu tidak mengerti juga, kalau aku tidak mencintaimu, hah? Mau kamu sampai ngesot-ngesot pun aku gak akan bisa nerima kamu, k
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more

Ulah Kaisar

Tidak ada kata santai lagi bagi Mira setiap harinya sekarang. Pasalnya, Kaisar akan selalu mengancam akan mengurungnya di apartemen jika dia sampai pulang terlalu malam. Dan tepat di pukul sembilan malam, dia harus segera pulang dan berganti profesi. Dengan kecepatan sedang, dia melajuka motor matic menuju apartemen Kaisar. Baru juga dia memarkirkan motor, ponselnya berdering dan ada notifikasi pesan singkat dengan nama Kaisar. "Apalagi, sih, nih orang," gerutunya dengan mengusap layar malas. [Jika dalam lima menit kamu belum sampai, aku akan mengurungmu selamanya.] "Oh ... shit!" Mira mengumpat apa pun merutuki Kaisar. Bagaiamana bisa dia seenaknya seperti itu? Untung saja dia sudah sampai di tempat parkir. Kalau saja dia masih di salon tadi, bagaimana nasibnya. Dia pasti akan digantung di alu-alun kota. Sekarang, dia berlarian seperti mengejar maling saja. Berlarian dengan sesekali menaikkan ransel yang terus saja melorot. 
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

Under Control

Pria itu berdiri di ambang pintu dengan menyandarkan bahu kirinya ke gawang dengan menekuk kedua tangannya di dada. Kedua kakinya menyilang dengan memandangi Mira yang terduduk di lantai. "Sampai kapan kamu mau gelosotan di situ?"Mau gelosotan? Memangnya siapa yang mau gelosotan di sini?" "Lantas kenapa kamu tidak mandi juga? Apa kamu mau menunggu sampai tengah malam?" "Ya sudah, menyingkirlah sana! Kalau kamu tetap di situ, bagaimana aku bisa mandi?" Sebenarnya Mira tidak kuat lagi untuk berdiri. Kalau bisa, dia ingin langsung tidur saja malam ini dan lupakan mandi sore yang kemalaman. Kedua kaki itu seperti tidak berfungsi lagi sekarang. Ditambah lagi kedua pahanya yang terasa begitu nyeri. Lapar, lelah, menjadi paket komplit penderitaannya malam ini. Entah apa yang dilakukan oleh Kaisar, dia kembali mendekat ke arahnya dan berjongkok tepat di depan Mira. Wajahnya sangat tenang dengan rahang yang tegas. Kedua alis itu ter
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

Keinginan Almira

"Apa maksudmu?" "Mmm ... maksudku." Mira terlihat sangat kebingungan sekali untuk melanjutkan perkataannya. Sebenarnya dia ingin bertanya apa Kaisar baik-baik saja, setelah melihat dirinya yang tanpa sehelaikain pun dan sekarang dia juga memijit semua kakinya. Apa Kaisar tidak tergoda atau pun tidak menginginkan sesuatu? Sayangnya itu sulit sekali terucap dari mulut Mira. Mana mungkin juga Mira mengatakan kalau dia tidak punya nafsu. Bisa-bisa Kaisar akan membuktikannya secara langsung dan menggarapnya nanti. Tidak, tidak, dia lebih baik diam dan menurut saja. Itu lebih baik saat Kaisar juga tidak berbuat lebih padanya."Bicaralah yang jelas." "Ah .. tidak, lupakan. Aku sudah enakan, jangan diteruskan, karena aku juga lapar sekali." Dari pada Kaisar terus mendesaknya dengan pertanyaan bodoh itu, lebih baik Mira mengalihkan pandangannya, dan menyahut piring yang berada di atas nakas. Lagi pula dia sudah kelaparan sejak tadi.
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

Kejutan yang Tidak Diinginkan

"Sayang, bangunlah!" Regan menepuki pipi Fanya berulang kali hanya untuk membangunkannya. Bagaimana ceritanya dia yang tertidur lebih awal, justru Regan yang membangunkannya sekarang. Tapi dia tidak bangun juga, malah semakin menggulung dirinya dan membenamkan wajahnya di dada Regan. Ah, menggemaskan sekali! Kalau saja Regan tidak igat hari ini semua jadwal sudah diatur oleh kaisar, dia pasti akan langsung menghempaskan semua pakaian Fanya dan memulai paginya dengan berolah raga di atas ranjang. Dan sekarang, dia hanya bisa mendekap tubuh istrinya itu semakin erat dengan menciumi wajahnya. Fanya risih, dia mendorong wajah Regan dengan mata yang masih terpejam dan berteriak, "Ah ... Regan! Berhentilah, biarkan aku tidur nyenyak sedikit lagi." "Sedikit lagi, katamu? Ini sudah siang, Anya! Apa kamu mau bulan madu kita gagal?" "Kalau begitu, mandilah dulu dan bangunkan aku setelah kamu selesai." Dia masih juga tidak mau me
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

Welcome Fanya

Fanya sudah jungkir balik hanya menunggu kapan pesawat jet mereka akan mendarat. Sampai Kaisar merasa bising sendiri karena gadis itu yang entah ke berapa kali merengek untuk segera mendarat. Pria itu kemudian menyumpal telinganya dengan earphone dan menyetel kursi menjadi senyaman mungkin. Menselonjorkan kakinya dengan memejamkan mata erat. "Re, kapan sampainya?" "Sebentar lagi." "Kenapa sejak tadi sebentar lagi?" "Ya aku benar, kan, setidaknya kita sudah semakin dekat dari pada menit sebelumnya." "Ish, menyebalkan." Fanya mencebik, dengan beranjak dari duduknya. Dia memilih untuk merecoki Kaisar yang tidak bertanggung jawab atas lamanya perjalanan mereka. Dia berdehem, tapi Kaisar juga tidak menunjukkan respon apa pun. Kesal dengan Kaisar, dia mencabut earphone pria itu dengan melotot ke arahnya. "Hei, apa kamu merencanakan bulan madu hanya di dalam pesawat seperti ini, hah?" "Sebentar lagi
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Kedatangan Pria Tidak Diundang

Sudaah ada mobil yang menjemput mereka di sana. Dan sekarang, Kaisar membawa mereka menuju Hotel Waldorf Astoria, di mana Kaisar sudah mereservasi tempat untuk mereka. Sudah masuk waktu lewat tengah malam, tapi jalanan masih sangat padat dan ramai. Apalagi kota itu begitu indah dengan ratusan kanal yang memancarkan cahaya memukau di setiap mata memandang. Fanya tidak pernah merasa sebahagia ini, bahkan dia tidak memalingkan pandangannya sedikit pun sampai mobil mereka berhenti di depan hotel. Regan keluar terlebih dulu, dia berputar dan membuka pintu mobil Fanya dengan mengulurkan tangannya. "Selamat datang di Amsterdam sayang." Wajah Fanya begitu merona saat Regan berlagak dengan menekuk tangan kanannya, agar Fanya menggandeng lengan itu. Gadis itu turun, dan pandangan pertama saat dia lihat tentu saja keindahan kanal yang berada tepat di depan hotel. Ditambah lagi dengan lampu-lampu hias yang semakin mempercantik keindahan kanal mereka. 
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Terlalu Memuji

Pagi ini Fanya terbangun terlebih dulu karena dia yang sudah tidak sabar lagi untuk berkeliling ke seluruh kota, katanya kemarin. Kalau bisa, sampai kedua kakinya tidak akan bisa dia gerakkan lagi. Dia menyibakkan tirai terlebih dulu, dan matanya kembali dimanjakan oleh pemandangan kanal yang indah. Beberapa perahu sudah bergerak di atas air tersebut. Rasanya Fanya ingin lepas sendiri saja dan meninggalkan Regan yang masih menggulung dirinya di bawah selimut. "Re, kenapa kamu tidak bangun juga? Ayolah, lihatlah keluar. Indah sekali! Rasanya aku tidak ingin pulang ke Jakarta saja." Regan tidak terdengar menyahut. Saat Fanya menolehkan kepala, ternyata pria itu semakin menutupi dirinya dengan selimut hingga kepalanya saja tidak terlihat. Fanya mendengkus dan menarik selimut itu hingga tubuh Regan tidak tertutupi lagi sedikit pun. "Regan!" "Apa, sih, Nya! Masih dingin, nanti saja." "Dingin dari mana? Kamu saja yang terus
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status