Home / Romansa / An Empty Heart (INDONESIA) / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of An Empty Heart (INDONESIA): Chapter 91 - Chapter 100

117 Chapters

Bab 91

Sekitar satu jam lebih menunggu, Damien merasa risau karena Dyandta tak kunjung menyusulnya ke dalam ruangan. Apakah memeriksa pasien selama itu? Pikir Damien.Pria itu terus mondar mandir di dalam ruangan. Ekspresi wajahnya terlihat cemas. Damien takut Marco akan bertindak lebih pada istrinya. Meskipun sedang bertengkar, Dyandta masih berstatus istrinya. Tentu saja Damien tidak rela begitu saja. Ia juga perasaan.Kemungkinan buruk lainnya sudah tergambar dalam pikiran Damien. Pria itu benar-benar tidak bisa berpikir positif sedikitpun."Arrghh!" Damien mengerang frustrasi. Baru kali ini ia merasa cemburu saat Dyandta menangani pasien-pasiennya. Tidak peduli pria atau wanita karena itu memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Dyandta sebagai psikiater. Namun berbeda dengan Marco. Rasa cemburu itu langsung menyelinap di hati saat Marco dekat dengan Dyandta."Ck! Kenapa aku jadi tidak tenang seperti ini?" gumam Damien kesal. "Apa aku pura-pura sakit saja? Aku juga ingin diperhatika
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Bab 92

Damien pergi dari rumah sakit tanpa berpamitan dengan Dyandta. Karena sudah dicari pun, ia tidak menemukan keberadaan Dyandta. Menurut informasi resepsionis, Dyandta sudah kembali memeriksa pasien setelah menemui pasien yang pulang hari ini.Untuk mempersingkat waktu, Damien memutuskan pergi menggunakan taksi yang melintas. Ia menyebutkan alamat kafe milik George dan sang sopir segera melajukan taksinya menuju alamat tersebut.Sekitar beberapa menit kemudian, sampailah Damien di depan kafe. Ia turun setelah membayar argo taksi. Saat masuk ke dalam, Damien langsung disambut hangat oleh George yang memang sudah menunggunya."Ayo duduk," ajak George. Mereka duduk di dekat jendela.Damien masih memperhatikan sekitar kafe. "Siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya kemudian setelah duduk berhadapan dengan George."Dia sedang ke toilet. Sebentar lagi juga kau akan bertemu dengannya," jawab George santai sambil meminum kopinya. "Kau mau kubuatkan kopi?""Iya, aku mau.""Baiklah. Tunggu se
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Bab 93

Saat Damien tiba di rumah sakit dan baru saja turun dari taksi, terdengar suara riuh dari dalam rumah sakit tersebut. Damien yang merasa khawatir dengan Dyandta, langsung masuk ke dalam dan berusaha menerobos kerumunan.Setelah berhasil menerobos kerumunan, Damien terkejut melihat istrinya ditodong sebuah pisau di bagian lehernya. Pelakunya adalah Marco. Pria itu terlihat sedang marah."Marco, lepaskan istriku!" teriak Damien.Marco menatap Damien dengan tajam lalu mengarahkan pisau itu ke depan saat Damien berusaha mendekat. Dyandta memberi isyarat pada Damien untuk tidak mendekatinya. Ini sangat berbahaya."Tuan, saya sudah menghubungi pihak kepolisian. Mungkin sebentar lagi mereka akan datang," kata asisten Dyandta yang juga terlihat panik."Bagaimana ini bisa terjadi? Darimana Marco mendapatkan pisau itu?" tanya Damien penasaran."Saya juga tidak tahu, Tuan. Saat Dokter Dyandta kembali memeriksa Tuan Marco, beliau langsung menyerang Dokter Dyandta. Memang saat itu saya sempat meli
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Bab 94

Damien berkeliling bersama tiga orang polisi untuk mencari keberadaan Velice. Sedangkan sebagian polisi yang lain mencari Velice di sekitar rumah sakit, sekaligus berjaga-jaga.Sudah hampir 30 menit Damien mencari wanita itu. Tapi tak kunjung ditemukan. Damien sendiri masih memikirkan bagaimana cara Velice lolos dari pemeriksaan di rumah sakit itu. Ia tidak mungkin menuduh pihak keamanan rumah sakit tanpa bukti. Haruskah Damien meminta bantuan polisi untuk memeriksa pihak keamanan rumah sakit? Barangkali mereka ikut terlibat. Atau memang menerima suap dari Velice. Itu bisa saja terjadi.Damien menatap polisi di sebelah kirinya yang sedang fokus menyetir. "Pak, bagaimana jika kita periksa pihak keamanan rumah sakit? Saya hanya ingin memastikan apakah mereka terlibat atau tidak. Saya merasa heran, kenapa benda tajam seperti itu bisa lolos dari pemeriksaan? Sedangkan di dalam rekaman cctv, tidak ada yang aneh saat pemeriksaan.""Tuan Damien, tidak mungkin pihak keamanan ikut dalam rencan
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 95

Damien meringis sambil membuka mata. Kepalanya terasa pusing dan berat. Entah benda apa yang memukulnya tadi. Damien masih mencoba mengembalikan kesadaran dirinya untuk beberapa saat. Hingga akhirnya, bau busuk yang menyengat langsung menyerang indera penciumannya."Ya Tuhan, bau apa ini?"Pria itu hendak menutup hidungnya. Tapi sayang, kedua tangannya terikat ke belakang. Posisinya saat ini duduk di sebuah kursi kayu yang sudah usang. Damien memperhatikan ke sekitar. Ternyata ia berada di dalam kamar mandi. Dan di samping kirinya ada plastik hitam yang terbungkus rapat. Asal bau menyengat dari plastik itu.Damien berusaha membuka ikatan tali di tangannya. Tapi sangat kesulitan. Ikatan itu cukup kuat. Damien sudah tidak tahan lagi dengan bau busuk itu. Sampai Damien benar-benar muntah."Ya Tuhan. Apa isi plastik itu? Kenapa bau sekali?"Beberapa saat kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Di balik pintu, muncul sosok Velice dengan wajah psikopatnya. Damien menatap wanita itu dengan taja
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Bab 96

"Hei, kau benar-benar tidak waras!"Velice menyeringai dengan air mata mengalir di pipinya. "Kenapa? Ini yang kau mau, kan? Kau dengan kejam menolak perasaanku!""Dasar bodoh!" Damien mengumpat kesal. Ia tidak tahu bagaimana reaksi obat itu nantinya. Kecemasan pun menghampiri dirinya. "Aku bukan pria satu-satunya di dunia ini! Masih banyak pria lain yang bisa kau miliki, kecuali aku! Aku sudah punya istri dan kau tidak berhak memaksaku untuk menikahimu!" lanjutnya marah.Velice hanya tersenyum sinis. Kepalanya mulai terasa pusing dan berputar-putar. Perlahan pandangannya mulai kabur. Ada rasa nyeri di dadanya. Velice langsung terjatuh di lantai kamar mandi dengan tubuh kejang-kejang.Damien yang panik masih berusaha membuka ikatan tali di tangannya. Ia bahkan tak bisa meraih pisau kecil yang terjatuh di dekat Velice."Velice!" teriak Damien panik sambil mencoba melepaskan diri. "Arrgghh! Sial!"Damien masih tidak menyerah. Membiarkan tangannya penuh luka akibat gesekan tali itu. Dalam
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Bab 97

Beberapa saat kemudian, barulah Damien bisa lebih tenang. Tapi ia tidak ingin melepas pelukannya. Dyandta pun mengerti akan hal itu. Dyandta menjadi takut suaminya akan kembali mengalami depresi karena beban berat yang dipikulnya. Mungkin sudah waktunya bagi Dyandta untuk berhenti menghukum Damien. Dyandta berusaha mengikhlaskan semuanya dan pasrah pada Tuhan.Ketika Dyandta masih sibuk menenangkan Damien, tiba-tiba saja muncul sosok pria yang datang menghampiri Dyandta dan Damien. Pria itu langsung duduk di samping kanan Damien, yang semula ditempati oleh George."Damien," panggilnya sambil menepuk pundak Damien.Damien melepas pelukannya dan menoleh pada pria itu. Ia terkejut melihat keberadaan Albert. "Albert?" gumamnya pelan."Sedang apa kau di sini? Siapa yang sakit?" tanya Albert."Temanku yang sakit. Kau sendiri, sedang apa di sini?""Ah, aku hanya check up saja." Albert melirik ke arah Dyandta. "Apa dia istrimu?" tanyanya kemudian.Damien langsung merangkul Dyandta. Seolah tak
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Bab 98

Setelah menjalani pemeriksaan selama beberapa jam sebagai saksi, Damien diizinkan pulang oleh pihak kepolisian. Kepala Damien semakin terasa pusing karena harus menjawab pertanyaan yang banyak. Beberapa diantaranya ada pertanyaan jebakan. Untunglah Damien bisa menjawabnya dengan baik, tanpa gugup sedikitpun.Sebelum memasuki ruang pemeriksaan, Damien memang sempat gugup. Tapi Dyandta berusaha meyakinkan Damien bahwa dirinya tidak bersalah dan tidak perlu takut menghadapi pertanyaan polisi. Kekuatan itu yang membuat Damien berani menjawab pertanyaan yang diberikan padanya.George sendiri tidak menemani Damien karena harus memastikan kondisi Velice di rumah sakit. Bagaimanapun juga, Velice sempat hamil anaknya dan George tidak ingin terjadi sesuatu pada wanita itu."George, kau dimana?" tanya seseorang dari ujung telepon.Saat ini, George sedang menerima telepon dari Cacha. "Aku sedang di rumah sakit.""Hah? Siapa yang sakit?" Suara Cacha terdengar panik. "Kau yang sakit?""Bukan.""Lal
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more

Bab 99

Cacha sedikit berlari dari lobi untuk mencari ruang IGD dan melewati bagian resepsionis. Ia tampak celingukan mencari keberadaan George. Sesaat kemudian, ia pun melihat George tengah duduk bersandar sambil memejamkan mata. Kedua tangan bersedekap di dada.Cacha langsung menghampiri dan duduk di sisi kiri George. Pergerakan itu pun memaksa George untuk membuka mata sambil menoleh ke kiri."Oh, kau rupanya. Hampir saja aku memakimu," ujar George. Raut wajahnya tampak kesal karena harus menunggu di rumah sakit dan tidak bisa istirahat dengan bebas.Wanita yang ada di sisi kiri George pun tersenyum. Berusaha memahami lelahnya pria itu. "Bersabarlah. Ini, aku bawakan makanan. Kebetulan hari ini aku masak banyak. Kau bisa makan sepuasnya," ucapnya sambil menyodorkan bekal itu pada George."Wah, terima kasih."George menerima bekal itu dengan wajah sumringah. Memang sejak tadi ia sangat lapar. Tapi terlalu malas untuk pergi ke kantin."Sebaiknya kita makan di kantin saja. Atau kita ke restor
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more

Bab 100

George keluar dari ruangan Dokter Rachel dengan wajah lesu. Ia berjalan gontai menuju ruang IGD. Sesekali ia menghela napas kasar. Entah apa yang Dokter Rachel katakan sampai membuat George murung seperti itu. Mungkinkah ini mengenai kondisi Velice?Saat tiba di depan ruang IGD, George menduduki kursi kosong yang ada di samping kanan Cacha. Terlihat Cacha menatap George dengan heran."Ada apa, George? Kenapa murung?""Dokter Rachel bilang, Velice akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar lagi jika tidak ada perkembangan sampai besok. Peralatan medis di sini tidak terlalu lengkap. Tapi Dokter Rachel akan berusaha semaksimal mungkin," ujar George sambil menundukkan kepala.Cacha turut bersedih mendengarnya. Meskipun Velice bukan wanita yang baik, tapi nasibnya sungguh malang sekali. "Hhh! Andai saja dia tidak berbuat nekat seperti itu. Pasti kejadiannya tidak akan seperti ini," gumam George sedikit kesal."George, tidak perlu berandai-andai. Semua sudah terjadi dan inilah resiko yang
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status