Semua Bab An Empty Heart (INDONESIA): Bab 61 - Bab 70

117 Bab

Bab 61

Dyandta berdiri di balkon kamar setelah selesai berenang dan berganti pakaian. Hari semakin gelap dan pemandangan pun semakin indah. Suasana indah di Oia, Santorini, membuat Dyandta tidak berhenti tersenyum.Wanita itu mengambil ponsel di saku celana, membuka kamera dan merekam pemandangan indah itu dari balkon kamar. Ia tidak menyadari, ada Damien di belakang yang sedang memperhatikannya.Damien juga mengarahkan kamera ponsel ke arah Dyandta. Mengambil potretnya lalu mempostingnya ke salah satu akun media sosialnya. Tak lupa ia menandai nama akun sang istri di postingan tersebut.Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Dyandta. Sontak Dyandta terkejut setelah melihatnya. Ia menoleh ke belakang lalu berkata, "Kenapa memotretku?""Kenapa?" tanya Damien, menghampiri sang istri yang sedikit cemberut."Posisinya tidak bagus.""Kata siapa?""Kataku," jawab Dyandta dengan nada ketus.Damien terkekeh lalu mengusap kepala Dyandta. "Sayang, fotomu itu bagus. Apalagi pemandangannya sangat menduk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya

Bab 62

Tak terasa sudah tiga hari Damien dan Dyandta berlibur di Santorini. Di hari ketiga, mereka berniat untuk berjalan-jalan, mencari souvenir sebagai oleh-oleh. Ada berbagai macam souvenir yang mereka beli di sana.Selain souvenir, mereka juga menikmati jajanan khas Santorini. Mereka sangat menyukai Santorini. Beberapa foto dan rekaman video mereka ambil di berbagai tempat. Tak hanya itu. Mereka juga sempat berfoto dengan beberapa turis asing yang berlibur di sana."Aku rasa ini sudah cukup," ujar Dyandta saat melihat barang belanjaannya."Kau yakin?""Ya. Kita harus bersiap untuk ke bandara sore ini."Damien melirik jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Jadwal keberangkatan mereka dua jam lagi. "Kau benar, Sayang. Kita kembali ke hotel sekarang ya.""Ayo."Dyandta menggandeng tangan Damien dan mereka berjalan beriringan menuju hotel. Mereka sudah cukup bahagia selama tiga hari berada di Santorini dan bersiap untuk kembali menjalani aktivitas seperti biasa di New York.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya

Bab 63

Kepulangan Damien dan Dyandta disambut hangat oleh Bailey dan Airin. Sudah 15 menit Bailey dan Airin menunggu kepulangan kedua anaknya di bandara. Mereka saling berpelukan setelah bertemu dan berjalan bersama menuju mobil sedan yang terparkir di depan bandara.Sepanjang perjalanan menuju rumah, Damien dan Dyandta menceritakan keseruan mereka selama berada di Santorini. Dyandta juga memberikan dua buah bingkisan untuk Bailey dan Airin.Tak hanya Damien dan Dyandta saja yang berbagi pengalaman selama liburan. Bailey dan Airin juga melakukan hal yang sama. Memang mereka masih berada di sekitar Amerika Serikat, namun berbeda kota. Tapi mereka juga memiliki cerita seru dan Airin menunjukkan beberapa foto mereka selama berada di Kota Whitefish."Lain kali, kita pergi berlibur bersama ya. Ibu ingin sekali berlibur bersama kalian. Selama ini, kalian selalu sibuk dan tidak ada waktu untuk berlibur," ujar Airin."Nanti akan kita jadwalkan ulang semuanya, Bu. Aku juga berencana ingin berlibur be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya

Bab 64

Setelah bertemu dengan Velice, wajah Damien tampak murung. Penawaran itu benae-benar mengganggu pikirannya. Bahkan untuk sekadar makan pun tak bisa. Nasi yang sudah masuk ke mulut, sulit untuk ditelan. Tapi ia harus bersikap biasa di depan keluarganya, meskipun hati dan pikirannya sudah sangat kacau.Rumit. Semuanya terasa rumit setelah Damien mengenal wanita busuk itu. Cover bagus tidak menjamin isinya akan bagus. Dan perumpamaan itu cocok disematkan pada Velice. Wanita yang Damien anggap baik, ternyata memiliki tujuan lain saat mendekatinya. Berbeda sekali dengan Deborah yang memang tulus membantunya untuk sembuh. Pantas saja, sejak awal pertemuan dengan Deborah dan Velice, istrinya lebih nyaman berbincang dengan Deborah dibanding Velice.Bahkan setelah kejadian itu, Deborah lebih memihak Dyandta daripada adiknya sendiri. Deborah berusaha mengingatkan Dyandta untuk tetap waspada. Damien sudah membaca isi pesan Deborah saat dirinya masih di Santorini."Damien."Sebuah tepukan pelan b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-09
Baca selengkapnya

Bab 65

Malam ini, Damien berniat untuk menemui Velice di salah satu bar kecil di tengah kota. Ia sudah membuat keputusan untuk menyelamatkan nyawa sang istri. Tujuannya kali ini ingin menerima tawaran Velice, namun Velice harus menandatangani surat perjanjian tertulis di atas kertas. Damien tidak ingin usahanya sia-sia tanpa bukti tertulis.Damien beralasan pada Dyandta ingin menemui teman lamanya yang baru tiba di New York siang tadi. Padahal itu hanyalah sebuah alasan kosong dan Dyandta percaya begitu saja."Tom, kita berhenti di sini saja," ucap Damien setelah tiba di tempat tujuan. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari kediamannya."Tuan, kenapa kita ke sini?" tanya Tommy heran."Aku ingin bertemu dengan wanita itu."Damien melangkah masuk ke dalam bar, diikuti Tommy dari belakang. "Apa Tuan berbohong pada Nona Dyandta?" tanya Tommy lagi."Aku terpaksa melakukannya. Jika dia tahu, sudah pasti aku tidak akan diizinkan untuk menemui wanita itu.""Tapi ini tidak baik, Tuan."Damien menghentika
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-09
Baca selengkapnya

Bab 66

Keesokan harinya, Damien sudah terlihat rapi dengan pakaian kantornya. Mulai hari ini dan seterusnya, pria itu akan kembali mengurus perusahaannya sendiri. Mungkin untuk beberapa hari kedepan, ia akan disibukkan dengan pekerjaannya. Bagaimanapun juga, Damien harus bisa meningkatkan kinerja perusahaannya kembali agar bisa berjaya seperti dulu.Damien meraih tas kerjanya setelah memastikan pakaiannya rapi dan bersih. Pria itu bergegas keluar dari kamar dan menemui keluarganya di ruang makan. Sang istri sedang menata makanan di meja makan, dibantu oleh Airin."Pagi semuanya!" sapa Damien dengan wajah ceria."Pagi!" Dyandta, Airin dan Bailey menjawab hampir bersamaan.Damien pun duduk di samping Bailey setelah semua makanan sudah tersaji di hadapannya. Segelas susu hangat pun disodorkan pada Damien. Dyandta memang selalu membuatkan Damien segelas susu di pagi hari."Terima kasih, Sayang," ucap Damien pada Dyandta."Sama-sama."Mereka berempat pun mulai menikmati sarapan bersama-sama. Sese
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-09
Baca selengkapnya

Bab 67

"Apa tidak sebaiknya dipikirkan kembali, Tuan?" tanya Pablo, asisten Damien.Damien duduk bersandar di kursi kerjanya sambil menatap Pablo yang masih berdiri di seberang meja kerjanya. "Apa? Mempekerjakan mereka kembali? Mempertahankan staf yang tidak beretika seperti mereka?""Bukan seperti itu maksud saya, Tuan. Jika para staf lama dipecat, otomatis kita akan mencari staf baru dan mengajari mereka dari nol. Itu akan membutuhkan waktu yang lama, Tuan. Waktu terbuang sia-sia dan semakin menghambat produktivitas perusahaan," ujar Pablo menjelaskan resiko yang akan terjadi.Damien masih diam. Menatap Pablo dengan tajam. Pria yang usianya baru mencapai kepala tiga itu sudah berani memprotes kebijakannya."Tuan, saya tahu mereka salah. Mereka juga pasti akan takut untuk mengulangi kesalahan yang sama, setelah anda menegur mereka," lanjut Pablo. "Saya tidak sedang membela mereka. Yang saya pikirkan hanyalah produktivitas perusahaan untuk kedepannya."Damien mengalihkan pandangan sambil men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-10
Baca selengkapnya

Bab 68

Sekitar pukul 12.00 siang, Damien pun meninggalkan perusahaan. Pertemuannya dengan calon investor sudah selesai sekitar 30 menit yang lalu, namun Bailey dan calon investor itu baru saja pergi 5 menit yang lalu.Damien meminta Tommy untuk mengantarnya ke sebuah kafe yang sudah dikirim alamatnya oleh Velice. Ternyata siang ini, ia akan bertemu dengan Velice sesuai dengan jadwal yang tertera di surat perjanjian itu.Hanya butuh waktu 15 menit untuk tiba di kafe tersebut. Dan ternyata, kafe itu baru saja diresmikan kemarin karena masih terdapat sisa karangan bunga di depan kafe yang tidak terlalu besar itu.Damien segera masuk ke dalam setelah turun dari mobil. Sedangkan Tommy menunggu di mobil saja karena tidak ingin mengganggu pembicaraan Damien dan Velice."Hai, Sayang!"Velice hendak memeluk dan mencium Damien, namun usahanya itu ditolak oleh pria tersebut. Meskipun menuruti permintaan Velice, Damien enggan menyentuh wanita sialan itu. Jika bisa memilih, Damien lebih baik pergi menjau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-11
Baca selengkapnya

Bab 69

Damien berjalan cepat melewati lobi perusahaan. Ia mengabaikan karyawan yang menyapanya. Pikiran dan perasaannya sedang kalut karena emosi yang membara. Perkataan Velice benar-benar membuatnya muak bersandiwara dengan wanita itu. Jika Damien tidak memikirkan keselamatan Dyandta, mungkin Velice akan ia masukkan ke penjara karena telah memerasnya.Sesampainya di ruangan, Damien menghempaskan tubuhnya di kursi kerja. Bersandar sambil mengatur napas yang terengah-engah karena menahan emosi agar tetap terlihat profesional selama bekerja.Saat Damien mulai tenang, barulah ia teringat dengan kisah masa lalu Tommy. Ternyata kebimbangan seperti inilah yang dirasakan Tommy saat itu. Tommy benar, harusnya ia tidak mengikuti permainan Velice sejak awal. Dan sekarang, dia harus bertahan sampai akhir karena sudah terlanjur memulainya.Karena jika dibatalkan, Damien yang harus membayar Velice sesuai dengan permintaan Velice sendiri. Dan semua itu juga tertulis di surat perjanjian."Hhh!" Damien meme
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-11
Baca selengkapnya

Bab 70

Pukul enam sore, Damien tiba di rumah. Ia melangkah gontai sambil melonggarkan dasi yang mencekik lehernya. Hembusan napas kasar berulang kali terdengar. Seperti seseorang yang sedang putus asa. Entah apa yang terjadi. Mungkin Damien masih memikirkan tentang mimpi itu. Ketakutan yang Damien rasakan sangat besar setelah bermimpi seperti itu.Airin yang baru saja selesai menyediakan makanan di atas meja makan, sedikit keheranan melihat tingkah putranya. Sebelum Damien menginjakkan kaki di anak tangga pertama, Airin sudah lebih dulu memanggilnya."Damien."Dengan rasa malas dan terpaksa, Damien menoleh ke arah sumber suara. Wajahnya tampak kusut sekali, seperti orang yang kehilangan gairah hidup."Ada apa, Bu?" tanya Damien yang masih berdiri di dekat tangga."Ada apa denganmu? Kau sakit?"Airin yang panik segera mendekati putranya. Menyentuh keningnya yang tampak berkeringat. Namun tidak ada rasa panas di kening putranya itu. Ditangkupnya kedua pipi Damien, memastikan semuanya baik-baik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status