Home / Romansa / An Empty Heart (INDONESIA) / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of An Empty Heart (INDONESIA): Chapter 81 - Chapter 90

117 Chapters

Bab 81

George berjalan mondar-mandir di ruangan Dyandta. Sendirian. Dyandta masih belum kembali sejak 20 menit yang lalu. George masih menerka-nerka maksud dari pertanyaan Dyandta. Apa yang sudah terjadi? Apa yang telah George lewatkan?George berusaha mengingat hal apa yang berkaitan dengan pertanyaan itu. Sampai dimana ia menemukan jawaban yang tepat."Ah, apa mungkin Dyandta tahu tentang kebohongan Damien?" gumam George sambil mengusap dagu lancipnya. Ia masih tetap mondar-mandir untuk memastikan apakah benar dugaannya itu."Kalau memang Dyandta tahu, harusnya dia sudah melihat surat perjanjian itu."George mengitari sekeliling ruangan. Pandangannya langsung mengarah ke tumpukan berkas yang ada di atas meja kerja Dyandta. Muncul dalam benaknya untuk memeriksa berkas itu satu per satu. Berharap ia menemukan apa yang sedang ia cari.Tapi sayang, dalam tumpukan berkas itu, George tidak menemukan apapun. Ia duduk lemas di kursi sambil tetap mengitari setiap sudut ruangan. Tak lama, ia menemuk
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Bab 82

Damien kembali ke kantor dengan langkah tergesa-gesa. Ia terus memikirkan ucapan George mengenai surat perjanjian itu. Damien masih berharap, Dyandta tidak tahu tentang itu dan berharap itu hanya dugaan George saja.Pria itu membuka pintu ruangannya, kemudian mengambil tas kerja yang ia letakkan di atas meja. Dibukanya tas itu dengan terburu-buru. Setelah terbuka, mata Damien melebar sempurna. Seketika wajahnya pucat karena surat perjanjian itu tidak ada di tas kerjanya.Pikiran buruk mulai menghantuinya. Mungkinkah surat itu memang ada pada Dyandta? Pikir Damien cemas."Ini gawat," gumamnya panik.Dengan cepat ia menghubungi George. Menunggu beberapa saat sampai pria yang ia hubungi menjawab panggilannya."Halo, Damien." Suara George pun mulai terdengar.Damien duduk dengan gusar. "Halo, George. Ini gawat!""Gawat?""Iya. Surat itu, George," ujar Damien semakin panik. "Surat itu tidak ada di tasku.""Apa? Kau sudah mencari di tempat lain?" tanya George suaranya juga terdengar panik.
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Bab 83

"Aku membencimu, Damien! Aku membencimu!"Teriakan Dyandta membuat Damien terkejut setengah mati. Untuk pertama kalinya ia melihat Dyandta seperti itu padanya. Biasanya Dyandta akan bersikap tenang jika Damien membuat kesalahan. Damien lebih sering melihat Dyandta menangis saat mereka sedang bertengkar kecil. Tapi tidak untuk kali ini. Dyandta justru menangis sambil berteriak pada Damien.Damien masih diam mematung. Menatap Dyandta dengan tatapan terkejutnya. Sementara Dyandta menatap tajam ke arah Damien. Dalam dan begitu menusuk. Air mata masih terus mengalir di kedua pipi Dyandta."Kau sudah lupa dengan janjimu, hah?! Kau berjanji untuk tidak berbohong lagi padaku! Tapi apa ini?! Kau mengulangi kesalahan yang sama!" lanjut Dyandta dengan suara lantang. Tak peduli jika nanti ada yang mendengar suaranya.Dyandta berjalan ke arah meja kerja, kemudian mengambil map berisi surat perjanjian itu. Ia mendekati Damien lagi lalu melemparkan map itu dengan kasar. "Itu! Semua kebohonganmu ada
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

Bab 84

Damien tiba di kantor dengan wajah yang kusut. Ia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan semua masalah ini pada orang tuanya. Bahkan saat ia berjalan di lobi, sapaan beberapa staf diabaikan begitu saja. Pikirannya benar-benar kacau. Semua masalah ini membuatnya berada di posisi terendah. Tidak tahu akan seperti apa nantinya."Tuan, ada apa?" tanya Pablo saat menghampiri Damien yang hendak masuk ke dalam ruangan.Lagi dan lagi, Damien mengabaikan setiap orang. Bahkan Pablo pun juga diabaikan. Damien melenggang masuk ke ruangannya begitu saja dan membiarkan Pablo yang masih menunggu jawaban darinya.Pablo mengikuti langkah Damien. Pablo khawatir pada pria itu. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Seolah Pablo bisa merasakan, Damien sedang banyak masalah."Tuan, jika ada masalah, ceritakan pada saya. Jangan memendamnya sendirian. Sejak tadi anda mengabaikan banyak orang," ucap Pablo khawatir.Damien pun menanggapi ucapan Pablo, "Tidak ada apa-apa, Pablo. Tinggalkan saya sendiri. T
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

Bab 85

Pukul tujuh malam, George dan Cacha baru tiba di depan rumah sakit tempat Dyandta praktek. Sebelumnya, mereka bercerita cukup lama di kafe. Dan akhirnya di jam tujuh malam ini, barulah mereka menemui Dyandta terlebih dulu.Cacha berjalan mengikuti langkah George. Ia berada di samping kanan George. Wajahnya tetap terlihat tenang meskipun menyimpan banyak ketakutan. Ia takut Dyandta tidak akan memaafkannya.Hingga akhirnya, sampailah mereka di depan pintu ruangan Dyandta. Sebelum mengetuk pintu, George sempat bertanya, "Apa kau siap?""Hhh!" Cacha menghela napas pelan sambil mengangguk. "Aku siap, George," lanjutnya."Baiklah."George mulai mengetuk pintu dan terdengarlah suara Dyandta dari dalam ruangan. Setelah dipersilahkan masuk, George membuka pintu tersebut secara perlahan."Dyandta," panggil George dengan setengah badan berada di dalam dan setengahnya lagi masih berada di luar.Dyandta menatap ke arah pintu. "Oh, kau ternyata. Ayo, silahkan masuk.""Baiklah. Tapi aku tidak sendir
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Bab 86

Cacha mencoba mengingat memori indahnya dengan Damien dulu. Ia pun tersenyum, kemudian menjawab, "Damien itu sosok suami yang baik, pengertian dan tulus. Saat masih dengannya, aku tidak pernah mendapatkan kekerasan sama sekali. Bahkan jika kami bertengkar, dia lebih memilih menyakiti dirinya sendiri.""Menyakiti diri sendiri?""Iya.""Contohnya?""Ehm, waktu itu Damien pernah membenturkan kepalanya ke tembok kamar saat kami sedang bertengkar. Tapi itu tidak berlangsung lama karena aku merasa kasihan padanya. Kami hanya bertengkar sebentar saja," ujar Cacha menjelaskan. "Tapi ada satu hal yang selalu dia lakukan sejak kami menikah."Dyandta semakin penasaran dengan cerita masa lalu Cacha dengan Damien. "Dia selalu berbohong jika ada masalah. Terutama yang menyangkut tentang aku. Aku pernah mendapat ancaman dari salah satu kolega Damien karena saat itu, Damien mengalahkan mereka dalam persaingan bisnis. Dan mereka memberi ancaman padaku melalui Damien. Mereia memaksa Damien untuk menyer
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Bab 87

"Berani sekali kau membuat perjanjian bodoh seperti itu!"Plak!Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Damien. Bailey tampak emosi sekali. Dadanya naik turun karena amarah yang meluap karena kesalahan Damien. "Kau kembali mengecewakan Ayah! Dan kau juga sudah mengecewakan istrimu sendiri!"Damien terdiam dan tertunduk untuk pertama kalinya saat Bailey marah. Ia hanya bisa diam saja. Jika berusaha membela diri, Bailey akan semakin marah dan mengusirnya. Jadi, lebih baik Damien diam."Apa yang ada dipikiranmu saat itu, hah?! Kenapa kau mengambil keputusan sepihak, tanpa kompromi dengan keluargamu?!" bentak Bailey untuk kesekian kalinya. "JAWAB!"Dengan menguatkan tekad, Damien pun mengangkat kepalanya dan menatap mata Bailey yang sudah merah karena marah. Ia pun menjawab sejujur-jujurnya, "Saat itu, pikiranku sedang kacau. Itu sebabnya aku mengambil keputusan itu, Yah. Aku melakukan ini demi Dyandta. Nyawanya dalam bahaya jika aku tidak memenuhi permintaan wanita itu.""Ayah tidak
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Bab 88

Di rumah sakit, Dyandta baru saja selesai memeriksa kondisi Marco yang jauh lebih tenang malam ini. Tidak ada teriakan seperti sebelumnya. Kemungkinan besar, Marco sudah sedikit nyaman berada di tempat tersebut."Tolong tetap jaga Tuan Marco. Jika terjadi sesuatu, segera hubungi saya," ucap Dyandta pada kedua perawat pria yang bertugas menjaga di depan kamar rawat Marco."Baik, Dok."Dyandta pun bergegas kembali ke ruangannya. Tak lupa ia mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer yang sengaja ia letakkan di dalam ruangannya. Ia berniat mencatat hasil pemeriksaannya terhadap Marco. Tapi sebuah ketukan pintu langsung mengurungkan niat Dyandta tadi.Saat menoleh ke arah pintu, Dyandta terkejut melihat kedatangan Velice. Dyandta langsung teringat dengan ancaman wanita itu yang tertulis jelas dalam surat perjanjian."Mau apa kau datang ke sini, Velice?" tanya Dyandta sambil menatap Velice dengan tajam."Aku datang ke sini hanya untuk memintamu menjauh dari Damien-ku. Kau tidak pantas m
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Bab 89

Pukul 02.00 dini hari, Dyandta keluar dari ruang pribadinya untuk memeriksa kondisi pasien-pasien lain, terutama Marco. Tapi saat keluar, ia terkejut melihat Damien tidur di sofa dengan tubuh yang meringkuk kedinginan. Ac ruangan cukup dingin, hingga membuat tubuh Damien sedikit menggigil.Dyandta kembali masuk ke ruangan pribadinya untuk mengambil selimut dan bantal. Setelah menyelimuti tubuh Damien dan meletakkan bantal di kepala suaminya itu, Dyandta bergegas keluar untuk memeriksa pasien.Dyandta berjalan melewati lorong rumah sakit yang cukup sepi dan sedikit remang-remang. Beberapa perawat sedang berjaga di bagian depan. Sedangkan sisanya bertugas menjaga Marco dan beberapa pasien lainnya.Suara ketukan heels membuat suasana yang sepi menjadi sedikit berisik. Hingga akhirnya ia tidak di depan ruangan Marco dan melihat kedua perawat sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponsel. Dan saat melihat Dyandta, mereka langsung berdiri lalu menyimpan ponsel di saku celana."Maaf,
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Bab 90

Sesuai dengan janji Dyandta saat di kantin, akhirnya Damien ikut membantu untuk mencukur rambut, kumis dan jenggot milik Marco. Mereka sempat mengalami kesulitan saat Marco menolak dicukur. Tapi setelah Dyandta memberi pengertian untuk beberapa saat, akhirnya Marco bersedia. Hanya saja, Marco tidak ingin melepaskan tangan Dyandta begitu saja. Pria itu terus memeluk tangan kanan Dyandta yang berdiri di samping kirinya.Melihat Marco memegang istrinya, Damien mendadak cemburu. Ekspresi wajahnya benar-benar terlihat kesal. Bahkan beberapa kali tidak fokus saat mencukur, sampai dagu Marco tergores sedikit karena pisau cukur. Marco juga sempat mengamuk kembali karena kelalaian Damien. Untunglah Dyandta masih bisa mengatasi.Dyandta terus memperhatikan Damien yang berusaha fokus melakukan tugasnya. Sesekali Dyandta tersenyum saat Damien melirik ke arah tangannya yang dipeluk oleh Marco."Apa mungkin dia cemburu?" batin Dyandta.Setelah beberapa saat, Damien pun selesai dengan tugasnya. Marc
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status