“Radang tenggorokanmu sudah sembuh?” tanya Maxim tidak terduga, mengabaikan kata-kata Kendra barusan. “Kamu sudah berobat ke dokter, kan?”“Perhatian sekali,” sindir Kendra. Namun sesaat kemudian dia segera menyesali sikap buruknya. Paling tidak, selama nyaris satu jam terakhir, Maxim menunjukkan niat baik. Meskipun Kendra tidak tahu apa motivasinya.“Aku sudah ke dokter, dan sekarang sudah agak membaik,” ucap Kendra dengan nada kaku.“Saranku, lebih baik kamu tidur dulu. Nanti kalau sudah tiba di Bandung, aku akan membangunkanmu,” balas Maxim. "Perjalanan kita masih jauh."Meski ingin, mana bisa Kendra memejamkan mata dalam kondisi seperti itu? Rasa takut terlalu besar mencengkeram dadanya. Dia mencemaskan kondisi ibunya. Namun Kendra tidak punya kesempatan untuk meluapkan emosinya.“Aku ... meski sejak tadi mengomel, aku mau berterima kasih padamu. Karena sudah mengantarku. K
Baca selengkapnya