Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 121 - Chapter 130

524 Chapters

Bab 120. Sangat Menggoda

Gilang dan Bunda Maya terkejut mendengar teriakan Naya. Mereka bergegas masuk ke kamar gadis tomboy itu.“Ada apa, Nay?” tanya sang bunda kepada putrinya.“Ada cicak masuk ke bajuku.” Naya segera membuka kausnya, hanya tersisa pakaian dalam yang menutupi bukit kenikmatannya.“Bunda kira ada apa. Coba Bunda lihat.” Sang Bunda memutar tubuh anaknya untuk mencari keberadaan binatang kecil itu. “Aargh …!”Naya berteriak saat melihat sang kekasih berdiri di hadapannhya. Ia tidak tahu kalau Gilang juga ada di dalam kamarnya.Ada apa lagi sih?” tanya sang bunda yang sedang mencari cicak di punggung Naya.“Mas Gilang kenapa ada di sini? Mas Gilang lihat ya!” tukas Naya sambil menutupi tubuhnya dengan kaus.Gadis tomboy itu merasa sangat malu karena calon suaminya melihat tubuh bagian atasnya.“Aku nggak lihat kok, Nay,” elak Gilang sembari
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more

Bab 121. Soulmate

"Anakmu tuh, Bun," kata sang ayah sambil menggelengkan kepalanya. "Ada apalagi sih dia?" gumam sang bunda sembari bangun dari duduknya.Bunda Maya bergegas menghampiri anaknya yang berteriak kencang. Padahal gadis tomboy itu sedang berada di dalam kamar mandi, tapi suaranya sangat nyaring sampai terdengar ke ruang tamu.Gilang hanya diam saja mendengar teriakan calon istrinya. Ia takut kejadian tadi terulang lagi. Terlebih sekarang calon istrinya sedang berada di dalam kamar mandi."Maaf ya, Nak Gilang. Anak itu memang sangat berisik. Seandainya kalian memang berjodoh, tolong maklumi sikapnya!""Semua orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tapi, saya terlalu banyak kurangnya," sahut Gilang sambil terkekeh.Pak Agis juga tertawa mendengar ucapan calon menantunya. Lalu berkata, "Saling menerima kekurangan dan kelebihan pasangan itu sangat penting. Berbagi suka dan duka bersama."Pak Agis menaruh harapan besar kepada laki-laki
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more

Bab 122. Aku Kumat Kalau Dekat Kamu

Hati sang pejantan tangguh itu tersayat ketika calon istrinya mempunyai soulmate selain dirinya.'Siapa belahan jiwanya yang meninggal? Apa jangan-jangan selama ini dia mempunyai laki-laki idaman lain? Apa laki-laki yang dicintainya itu bukan aku?' Gilang terus bertanya-tanya dalam hatinya sambil memandang gadis tomboy yang berbaring di sofa.'Apa ini yang Naya rasakan saat dia melihatku dengan Mia tadi. Pasti hatinya lebih sakit. Aku baru mendengar dia punya kekasih lain aja sudah sakit begini, apalagi dia yang melihatku ....' Sang pejantan tangguh itu melupakan rasa laparnya. Dadanya terasa sesak membayangkan Naya dengan laki-laki lain.'Kamu mau berbesar hati memaafkanku walau hatimu sakit. Aku jadi semakin cinta sama kamu, Nay. Untung saja soulmate kamu sudah meninggal,' batin Gilang."Yah, ayo kita makan!" ajak sang bunda kepada suaminya. "Nak Gilang, ayo kita makan! Nay, bangun dong!"Seruan sang bunda membuyarkan la
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more

Bab 123. Mendadak Gatal-gatal

Bunda Maya dan suaminya langsung menoleh pada Gilang saat mendengar kata yang diucapkan calon menantunya."Kenapa dia malah bilang alhamdulilah," gumam sang bunda dengan sangat pelan.Pasangan suami istri itu saling menatap dengan penuh kebingungan."Hapeku tewas, Mas, kenapa malah bersyukur?" Naya juga bingung dengan ucapan kekasihnya."Tadi aku pikir, soulmate kamu itu laki-laki, ternyata cuma handphone," jawabnya sambil terkekeh geli dengan dirinya sendiri. Sejak tadi Gilang sudah gelisah dengan apa yang diucapkan calon istrinya. Ia sudah berpikir yang macam-macam. 'Ternyata jatuh cinta itu banyak rasa,' ucap Gilang dalam hati sembari tersenyum."Kamu cemburu sama hape?" tanya Naya sambil tertawa terbahak-bahak."Iyalah! Aku cemburu, soulmate kamu bukan calon suamimu ini. Aku sangat mencintaimu, Nay" jawab Gilang dengan tegas. Sejak tadi perasaanya tidak menentu. Ternyata hanya ketakutannya saja. 'Ap
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Bab 124. Lebih Cepat Lebih Baik

Bunda Maya menutup mulut sang suami dengan telapak tangan. “Jangan bicara macam-macam!” bisiknya.Naya dan Gilang hanya tersenyum melihat kelakuan orang tua itu. Pak Agis memang jarang berbicara, tapi sekalinya bicara membuat istrinya geleng-geleng kepala.“Aku pulang dulu ya.” Gilang membelai pipi gadis manis itu dengan sangat lembut. “Besok pulang kerja kita beli ponsel!”“Nggak usah, Mas!” tolak Naya dengan cepat. Ia tidak enak hati dengan kekasihnya itu karena baru dua hari lalu dibelikan ponsel dengan harga yang sangat mahal baginya.“Kalau kamu nggak mau beli ponsel, kamu harus ikut aku ke kantor, jangan pergi kuliah!”Kalau Naya tidak memegang ponsel, ia akan sangat sulit menghubungi kekasihnya. Laki-laki tampan itu tidak bisa kalau tidak mendengar suara calon istrinya.Si Pecinta wanita yang disebut Pejantan tangguh oleh para wanita seksi yang pernah menikmati keperkasaannya
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Bab 125. Perjanjian Dibatalkan

Gilang langsung terdiam mendengar jawaban dari calon mertuanya. Dia kira sang ayah akan mendukungnya, tapi jawabannya sungguh di luar dugaan. “Bukan itu maksud Ayah,” sahut Pak Agis, “Ayah mau ketemu Papi kamu untuk membicarakan perjodohan kalian. Apa Papi kamu mau melanjutkan atau membatalkan perjodohan ini?” “Kenapa?” tanya Naya dan Gilang bersamaan. Pasangan yang sedang kasmaran itu saling pandang, lalu tertawa terbahak-bahak. Kemudian kembali menatap sang ayah. “Awalnya ‘kan kalian menolak perjodohan ini, jadi kami sepakat untuk membatalkannya. Ayah, Bunda, dan juga orang tua kamu tidak mau memaksakan kalian karena cinta itu tidak bisa dipaksakan,” jelas sang ayah dengan serius. Sang ayah harus menjelaskan semua rencana awal dari perjodohan ini. Walaupun mereka saling mencintai, perjanjian tetaplah perjanjian, harus ada kesepakatan di antara kedua belah pihak. “Tapi, sekarang ‘kan kami saling mencintai, terus masalahnya apa?” tanya
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Bab 126. Pertama Jatuh Cinta

“Semoga mereka bisa menyelesaikan masalah dengan bijak,” ucap sang bunda tanpa mengalihkan pandangannya kepada Naya yang masih berdiri di depan rumahnya, “Bunda jadi baper deh melihat mereka.” Bunda Maya meremas bahu suaminya sambil tersenyum.Pak Agis menoleh pada istrinya, lalu menggelengkan kepala sembari mengangkat satu sudut bibirnya, mencibir sang istri.“Kenapa?”“Nggak apa-apa,” jawab Pak Agis sambil menahan senyumnya.Sejak tadi kedua oramg tua Naya memerhatikan anak dan calon menantunya. Mereka menguping percakapan keduanya.“Sebenarnya Gilang laki-laki yang baik. Dia benar-benar mencintai Naya,” kata sang ayah dengan sangat pelan.“Bener, Yah. Kalau dia bukan laki-laki yang baik pasti dia mau diajak kabur sama Naya,” timpal sang bunda.“Dia mewarisi sifat papinya, hanya saja dia terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena kurang pantauan dari orang
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

Bab 127. Ikuti Kata Hatimu!

Naya melepas pelukan sang bunda, lalu membalikkan tubuhnya menghadap wanita yang telah melahirkan, dan merawatnya hingga kini."Bunda kenapa nangis?" Naya mengerutkan keningnya hingga membentuk beberapa lapis kerutan. "Ada apa sih?"Naya sudah mulai cemas, ia takut terjadi sesuatu kepada Gilang yang beberapa menit lalu berpamitan kepadanya."Kamu nggak apa-apa 'kan, Nay?" Bunda Maya merapikan rambut anaknya yang berantakan. Ia menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah Naya ke belakang telinga. "Kamu yang sabar ya, Sayang," ucapnya. Lalu mengecup kening putrinya dengan lembut, dan lama."Aku nggak apa-apa, Bun," jawab Naya, "Bunda kenapa nangis sih? Apa terjadi sesuatu pada Gilang atau siapa?"Bunda Maya menggelengkan kepalanya. "Bunda sedih melihatmu hancur seperti ini," kata sang bunda sambil menyeka air matanya."Hancur? Bunda ada apa sih? Jangan nakut-nakutin aku dong! Aku jadi tambah penasaran kenapa tiba-tiba nangis terus meluk aku
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

Bab 128. Saya Akan Menikahinya

Dua pemuda tampan itu masuk ke dalam ruang kerja Gilang. Mereka duduk di sofa berwarna abu-abu yang ada di ruangan itu.Sang CEO tampan itu duduk sambil menumpangkan kaki. Menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Lalu, berkata, "Ada apa?" "Apartemen itu tidak boleh dijual oleh Tuan Rizky," kata Haris dengan sopan. "Dan ... maafkan saya, Bos!"Haris tidak melanjutkan ucapannya. Ia khawatir sang bos marah ketika mendengar semuanya."Apa yang ingin kamu katakan? Cepat katakanlah!"Gilang yakin kalau masih ada yang ingin dikatakan oleh asistennya."Apa Bos sudah tahu kalau di apartemen itu ada kamera CCTV yang tersembunyi?" "Apa?" Gilang menegakkan duduknya karena terkejut dengan apa yang dikatakan asistennya."Maaf, Bos, saya baru mengetahuinya tadi setelah melakukan pengecekan sebelum apartemen itu dijual," kata sang asisten CEO itu sembari menundukkan kepalanya."Haris ...! Lihat saya!" Gilang tidak suka kal
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more

Bab 129. Menjadi Suami Pengganti

"Kalau dia sudah mempunyai suami bagaimana?" tanya Gilang sembari terkekeh, "Main nikahin aja, kalau dia istri orang bisa ribet urusannya.""Kalau suaminya tidak mau menerima istrinya cacat, saya yang akan menggantikannya menjadi suami Lura," jawab Haris dengan mantap."Menjadi suami pengganti? Apa kalian bisa bahagia, menikah tanpa adanya cinta? Pernikahan itu bukan mainan."Gilang tidak mau Haris salah langkah. Kalau dia menikah atas dasar kasihan itu hanya akan menyakiti hati istrinya."Cinta bisa datang belakangan. Yang terpenting kami saling menerima terlebih dulu. Seiring berjalannya waktu, cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama."Haris memang tidak mencintai gadis itu, tapi dia akan bertanggung jawab, dan menyayangi istrinya. Walaupun tidak ada rasa cinta karena rasa itu telah ia berikan kepada calon istri bos-nya.Gilang bangun dan berdiri, lalu berkata, "Jangan membicarakan dulu tentang pernikahan! Fokus saja dengan kesembuhannya
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status