Share

Bab 121. Soulmate

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Anakmu tuh, Bun," kata sang ayah sambil menggelengkan kepalanya. 

"Ada apalagi sih dia?" gumam sang bunda sembari bangun dari duduknya.

Bunda Maya bergegas menghampiri anaknya yang berteriak kencang. Padahal gadis tomboy itu sedang berada di dalam kamar mandi, tapi suaranya sangat nyaring sampai terdengar ke ruang tamu.

Gilang hanya diam saja mendengar teriakan calon istrinya. Ia takut kejadian tadi terulang lagi. Terlebih sekarang calon istrinya sedang berada di dalam kamar mandi.

"Maaf ya, Nak Gilang. Anak itu memang sangat berisik. Seandainya kalian memang berjodoh, tolong maklumi sikapnya!"

"Semua orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tapi, saya terlalu banyak kurangnya," sahut Gilang sambil terkekeh.

Pak Agis juga tertawa mendengar ucapan calon menantunya. Lalu berkata, "Saling menerima kekurangan dan kelebihan pasangan itu sangat penting. Berbagi suka dan duka bersama."

Pak Agis menaruh harapan besar kepada laki-laki

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 122. Aku Kumat Kalau Dekat Kamu

    Hati sang pejantan tangguh itu tersayat ketika calon istrinya mempunyai soulmate selain dirinya.'Siapa belahan jiwanya yang meninggal? Apa jangan-jangan selama ini dia mempunyai laki-laki idaman lain? Apa laki-laki yang dicintainya itu bukan aku?'Gilang terus bertanya-tanya dalam hatinya sambil memandang gadis tomboy yang berbaring di sofa.'Apa ini yang Naya rasakan saat dia melihatku dengan Mia tadi. Pasti hatinya lebih sakit. Aku baru mendengar dia punya kekasih lain aja sudah sakit begini, apalagi dia yang melihatku ....'Sang pejantan tangguh itu melupakan rasa laparnya. Dadanya terasa sesak membayangkan Naya dengan laki-laki lain.'Kamu mau berbesar hati memaafkanku walau hatimu sakit. Aku jadi semakin cinta sama kamu, Nay. Untung saja soulmate kamu sudah meninggal,' batin Gilang."Yah, ayo kita makan!" ajak sang bunda kepada suaminya. "Nak Gilang, ayo kita makan! Nay, bangun dong!"Seruan sang bunda membuyarkan la

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 123. Mendadak Gatal-gatal

    Bunda Maya dan suaminya langsung menoleh pada Gilang saat mendengar kata yang diucapkan calon menantunya."Kenapa dia malah bilang alhamdulilah," gumam sang bunda dengan sangat pelan.Pasangan suami istri itu saling menatap dengan penuh kebingungan."Hapeku tewas, Mas, kenapa malah bersyukur?"Naya juga bingung dengan ucapan kekasihnya."Tadi aku pikir, soulmate kamu itu laki-laki, ternyata cuma handphone," jawabnya sambil terkekeh geli dengan dirinya sendiri.Sejak tadi Gilang sudah gelisah dengan apa yang diucapkan calon istrinya. Ia sudah berpikir yang macam-macam. 'Ternyata jatuh cinta itu banyak rasa,' ucap Gilang dalam hati sembari tersenyum."Kamu cemburu sama hape?" tanya Naya sambil tertawa terbahak-bahak."Iyalah! Aku cemburu, soulmate kamu bukan calon suamimu ini. Aku sangat mencintaimu, Nay" jawab Gilang dengan tegas.Sejak tadi perasaanya tidak menentu. Ternyata hanya ketakutannya saja. 'Ap

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 124. Lebih Cepat Lebih Baik

    Bunda Maya menutup mulut sang suami dengan telapak tangan. “Jangan bicara macam-macam!” bisiknya.Naya dan Gilang hanya tersenyum melihat kelakuan orang tua itu. Pak Agis memang jarang berbicara, tapi sekalinya bicara membuat istrinya geleng-geleng kepala.“Aku pulang dulu ya.” Gilang membelai pipi gadis manis itu dengan sangat lembut. “Besok pulang kerja kita beli ponsel!”“Nggak usah, Mas!” tolak Naya dengan cepat. Ia tidak enak hati dengan kekasihnya itu karena baru dua hari lalu dibelikan ponsel dengan harga yang sangat mahal baginya.“Kalau kamu nggak mau beli ponsel, kamu harus ikut aku ke kantor, jangan pergi kuliah!”Kalau Naya tidak memegang ponsel, ia akan sangat sulit menghubungi kekasihnya. Laki-laki tampan itu tidak bisa kalau tidak mendengar suara calon istrinya.Si Pecinta wanita yang disebut Pejantan tangguh oleh para wanita seksi yang pernah menikmati keperkasaannya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 125. Perjanjian Dibatalkan

    Gilang langsung terdiam mendengar jawaban dari calon mertuanya. Dia kira sang ayah akan mendukungnya, tapi jawabannya sungguh di luar dugaan. “Bukan itu maksud Ayah,” sahut Pak Agis, “Ayah mau ketemu Papi kamu untuk membicarakan perjodohan kalian. Apa Papi kamu mau melanjutkan atau membatalkan perjodohan ini?” “Kenapa?” tanya Naya dan Gilang bersamaan. Pasangan yang sedang kasmaran itu saling pandang, lalu tertawa terbahak-bahak. Kemudian kembali menatap sang ayah. “Awalnya ‘kan kalian menolak perjodohan ini, jadi kami sepakat untuk membatalkannya. Ayah, Bunda, dan juga orang tua kamu tidak mau memaksakan kalian karena cinta itu tidak bisa dipaksakan,” jelas sang ayah dengan serius. Sang ayah harus menjelaskan semua rencana awal dari perjodohan ini. Walaupun mereka saling mencintai, perjanjian tetaplah perjanjian, harus ada kesepakatan di antara kedua belah pihak. “Tapi, sekarang ‘kan kami saling mencintai, terus masalahnya apa?” tanya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 126. Pertama Jatuh Cinta

    “Semoga mereka bisa menyelesaikan masalah dengan bijak,” ucap sang bunda tanpa mengalihkan pandangannya kepada Naya yang masih berdiri di depan rumahnya, “Bunda jadi baper deh melihat mereka.” Bunda Maya meremas bahu suaminya sambil tersenyum.Pak Agis menoleh pada istrinya, lalu menggelengkan kepala sembari mengangkat satu sudut bibirnya, mencibir sang istri.“Kenapa?”“Nggak apa-apa,” jawab Pak Agis sambil menahan senyumnya.Sejak tadi kedua oramg tua Naya memerhatikan anak dan calon menantunya. Mereka menguping percakapan keduanya.“Sebenarnya Gilang laki-laki yang baik. Dia benar-benar mencintai Naya,” kata sang ayah dengan sangat pelan.“Bener, Yah. Kalau dia bukan laki-laki yang baik pasti dia mau diajak kabur sama Naya,” timpal sang bunda.“Dia mewarisi sifat papinya, hanya saja dia terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena kurang pantauan dari orang

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 127. Ikuti Kata Hatimu!

    Naya melepas pelukan sang bunda, lalu membalikkan tubuhnya menghadap wanita yang telah melahirkan, dan merawatnya hingga kini."Bunda kenapa nangis?" Naya mengerutkan keningnya hingga membentuk beberapa lapis kerutan. "Ada apa sih?"Naya sudah mulai cemas, ia takut terjadi sesuatu kepada Gilang yang beberapa menit lalu berpamitan kepadanya."Kamu nggak apa-apa 'kan, Nay?" Bunda Maya merapikan rambut anaknya yang berantakan. Ia menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah Naya ke belakang telinga. "Kamu yang sabar ya, Sayang," ucapnya. Lalu mengecup kening putrinya dengan lembut, dan lama."Aku nggak apa-apa, Bun," jawab Naya, "Bunda kenapa nangis sih? Apa terjadi sesuatu pada Gilang atau siapa?"Bunda Maya menggelengkan kepalanya. "Bunda sedih melihatmu hancur seperti ini," kata sang bunda sambil menyeka air matanya."Hancur? Bunda ada apa sih? Jangan nakut-nakutin aku dong! Aku jadi tambah penasaran kenapa tiba-tiba nangis terus meluk aku

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 128. Saya Akan Menikahinya

    Dua pemuda tampan itu masuk ke dalam ruang kerja Gilang. Mereka duduk di sofa berwarna abu-abu yang ada di ruangan itu.Sang CEO tampan itu duduk sambil menumpangkan kaki. Menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Lalu, berkata, "Ada apa?""Apartemen itu tidak boleh dijual oleh Tuan Rizky," kata Haris dengan sopan. "Dan ... maafkan saya, Bos!"Haris tidak melanjutkan ucapannya. Ia khawatir sang bos marah ketika mendengar semuanya."Apa yang ingin kamu katakan? Cepat katakanlah!"Gilang yakin kalau masih ada yang ingin dikatakan oleh asistennya."Apa Bos sudah tahu kalau di apartemen itu ada kamera CCTV yang tersembunyi?""Apa?" Gilang menegakkan duduknya karena terkejut dengan apa yang dikatakan asistennya."Maaf, Bos, saya baru mengetahuinya tadi setelah melakukan pengecekan sebelum apartemen itu dijual," kata sang asisten CEO itu sembari menundukkan kepalanya."Haris ...! Lihat saya!" Gilang tidak suka kal

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 129. Menjadi Suami Pengganti

    "Kalau dia sudah mempunyai suami bagaimana?" tanya Gilang sembari terkekeh, "Main nikahin aja, kalau dia istri orang bisa ribet urusannya.""Kalau suaminya tidak mau menerima istrinya cacat, saya yang akan menggantikannya menjadi suami Lura," jawab Haris dengan mantap."Menjadi suami pengganti? Apa kalian bisa bahagia, menikah tanpa adanya cinta? Pernikahan itu bukan mainan."Gilang tidak mau Haris salah langkah. Kalau dia menikah atas dasar kasihan itu hanya akan menyakiti hati istrinya."Cinta bisa datang belakangan. Yang terpenting kami saling menerima terlebih dulu. Seiring berjalannya waktu, cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama."Haris memang tidak mencintai gadis itu, tapi dia akan bertanggung jawab, dan menyayangi istrinya. Walaupun tidak ada rasa cinta karena rasa itu telah ia berikan kepada calon istri bos-nya.Gilang bangun dan berdiri, lalu berkata, "Jangan membicarakan dulu tentang pernikahan! Fokus saja dengan kesembuhannya

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status