Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 101 - Chapter 110

524 Chapters

Bab 100. Tiga Kata Cinta

“Mas Haris ke mana?” tanya Naya setelah masuk ke dalam mobil, tidak ada laki-laki tampan yang tadi menyetir mobil kekasihnya.“Haris sudah pulang lebih dulu,” jawab Gilang, “Dia aku suruh ngambil barang-barangnya untuk tinggal bersamaku di apartemen.”Sebenarnnya Gilang sedikit cemburu, Naya mencari Haris, tapi ia berusaha berbaik sangka kepada kekasihnya. Apalagi Naya sudah terang-terangan menyataka cintanya.“Kenapa Mas Gilang pindah lagi ke apartemen?” Naya menoleh pada kekasihnya yang duduk di bangku kemudi. “Bukannya nggak boleh sama Mami ya?”“Jarak dari apartemen ke rumahmu dan ke kantor lebih dekat dari pada dari rumah, lagian Mami dan Papi, tinggal di Bandung sampai kesehatan Nenek membaik.”Gilang menjawabnya tanpa menoleh pada gadis cantik yang duduk sambil memandangnya, ia tetap fokus pada jalanan di depannya.“Sekarang ada Haris yang ikut tinggal bersa
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Bab 101. Senyuman Candu

Gilang mendaratkan bibirnya dengan lembut di kening Naya. “Kita sudah sampai, Cantik,” ucap laki-laki tampan itu setelah mencium kekasihnya.“I-iya, Mas,” jawab Naya sambil tersenyum. “Mas Gilang mau mampir dulu?” tanya Naya sebelum keluar dari mobil.Naya meras malu sendiri. Ia sudah memejamkan matanya, dia kira Gilang hendak mencium bibir, tapi ternyata laki-laki itu sekarang lebih menghargai pasangannya. Tidak lagi mengedepankan hasrat birahinya lagi.“Aku mau pamit aja sama Bunda dan Ayah. Habis itu aku langsung pulang,” jawab Gilang sambil mengacak-acak rambut Naya. “Kamu suka nggak ponselnya?”“Suka banget, Mas,” jawab Naya sambil melirik paper bag yang ada di pangkuannya. Senyum bahagia terukir di wajah cantiknya sambil memeluk jinjingan berisi ponsel, tapi senyum itu pudar seketika saat ia teringat sesuatu. “Mas Gilang menginap aja ya di sini!”“Kalau
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Bab 102. Kejujuran Sang Pejantan Tangguh

Naya menegakkan duduknya, ia menoleh pada laki-laki yang duduk di sampingnya. “Maksud Mas Gilang apa?” tanya Naya yang tidak mengerti maksud hubungan terlarang itu seperti apa.“Nay, aku ingin kamu menjadi pendamping hidupku sampai aku menutup usia, tapi sebelum itu terjadi, aku tidak mau merahasiakan apa pun tentang diriku kepada calon istriku,” ucap Gilang dengan serius sambil menatap wajah kekasihnya.“Rahasia apa?” tanya  Naya yang semakin penasaran dengan apa yang akan diungkapkan oleh laki-laki tampan itu.Melihat wajah sang kekasih yang serius, Naya menjadi waswas. Ia menebak-nebak apa yang akan diucapkan kekasihnya itu.‘Apa yang mau dia katakan? Hubungan terlarang? Apa Mas Gilang pernah menyukai sesama jenis? Mungkinkah kecemburuannya saat aku dekat dengan Mas Haris karena dia mencintai asistennya itu, bukan aku?’ Naya bertanya-tanya dalam hatinya sambil menatap wajah tampan sang kekasih yang h
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Bab 103. Kejujuran Itu Menyakitkan

"Berjuanglah kalau kamu mencintai Naya! Ubahlah kebiasaan burukmu!" titah Bunda Maya kepada calon menantunya."Siap, Bun," jawab Gilang dengan penuh semangat. "Kalau begitu saya permisi dulu. Nitip ini buat Naya." Gilang menyerahkan paper bag berisi ponsel kepada calon mertuanya."Iya, nanti Bunda sampaikan," ucapnya sembari tersenyum. "Kamu hati-hati di jalan!""Iya, Bun."Gilang segera pergi dari rumah kekasihnya setelah berpamitan dengan Bunda Maya.'Nay, aku janji akan berubah,' ucapnya dalam hati sebelum menancap gas kendaraannya, dan meninggalkan kediaman sang kekasih.Gilang mengendarai kendaraannya dengan kecepatan sedang. Ia berharap dengan keberadaan Haris bisa membawa pengaruh baik dalam hidupnya."Suatu saat nanti Naya pasti bisa menerimaku dengan tulus," gumam Gilang sembari tersenyum, menyemangati dirinya sendiri.Mendapat dukungan dari calon mertuanya membuat semangatnya kembali. Ia akan berusaha keras memperbaik
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more

Bab 104. Membuka Aib

"Bos laki-laki yang baik. Nona sangat beruntung jika mendapat suami seperti anda," jawab Haris dengan yakin."Saya butuh nasihat seorang teman, bukan pujian bawahan terhadap atasannya."Gilang merasa sejak tadi Haris hanya memujinya saja. Padahal yang ia butuhkan nasihat dari seorang teman."Saya berbicara yang sebenarnya," sahut Haris, "Kalau Bos bukan laki-laki yang baik, anda tidak akan membongkar aib sendiri kepada Nona Naya di saat cinta sudah mulai tumbuh di hati.""Benarkah?"Haris mengangguk. "Orang lain akan berpikir dua kali untuk menyatakan kejujuran yang mungkin membuat Nona menjauh. Bos tidak akan memikirkan perasaan Nona ke depannya.""Apa Naya bisa memaafkan saya?""Saya yakin Nona akan memaafkan, walau tidak sekarang. Mungkin nanti ketika hatinya sudah mulai tenang. Pemikiran Nona Naya sangat dewasa. Ia pasti bisa menerima masa lalu dari orang yang dicintainya.""Terima kasih sudah mau mendengarkan keluh kesah s
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more

Bab 105. Benci Karena Cinta

"Mas Gilang," gumam Naya pelan. 'Kenapa tuh orang malah ke sini? Aku benci melihat kamu, Mas,' ucap Naya dalam hatinya. "Kamu udah siap, Nay?" tanya Gilang kepada kekasihnya. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Ia tidak peduli gadis itu masih marah padanya atau tidak. Ia akan berusaha terus tersenyum walau mendapat penolakan dari calon istrinya. "Aku nggak mau pergi sama kamu," jawab Naya dengan sinis. "Tapi, kamu bisa telat, Nay." Gilang mencoba membujuk Naya supaya mau ikut bersamanya, tapi, gadis itu menolak. Bahkan ia tidak mau menatap wajah kekasihnya. Sementara Haris berdiri di samping mobil, menunggu bos-nya sembari menonton drama antara atasan dan calon istrinya. "Nay, kamu udah telat. Waktumu tersisa setengah jam lagi. Kamu mau berangkat dengan siapa? Ayah udah pergi sejak tadi." Bunda Maya berusaha membantu Gilang. Apa pun caranya ia akan berusaha mendekatkan kembali Naya dan Gilang karena dia ta
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

Bab 106. Kita Putus!

Naya berteriak setelah Gilang melepas ciuman bibirnya di depan Haris.Memang ini bukan yang pertama Gilang melakukannya di depan sang asisten, tapi dulu berbeda. Haris sibuk dengan kemudinya, jadi tidak melihat langsung seperti sekarang."Biar kamu lebih semangat belajarnya, Nay." Gilang terkekeh saat Naya berulang kali membersihkan bibirnya dengan tisu."Cepetan jalan!" titah Naya sambil berteriak.Ia terus mengusap bibirnya dengan tisu, hingga di dalam mobil itu berserakan tisu bekas dirinya."Baik, Nyonya Gilang!" Jawab Gilang dengan tegas."Kenapa Nyonya Gilang? Aku nggak suka, aku nggak mau menikah dengan kamu!" tegas Naya."Baiklah, tidak masalah," balas Gilang pelan tanpa ekspresi. Ia segera menancap gas, melajukan kendaraannya dengan kecepatan penuh.Tidak ada pembicaraan lagi di dalam mobil. Semua hening, tidak ada yang memulai percakapan.'Kenapa dia langsung diam? Apa nggak mau berusaha membujukku?' ucap Naya
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

Bab 107. Kedatangan Wanita Seksi

"Ris, saya pulang duluan. Kepala saya pusing sekali."Gilang melongokkan kepala ke dalam ruangan sang asisten sambil memijat pelipisnya."Saya antar, Bos." Haris bangun dari duduknya, melihat kepala atasannya yang menyembul dari balik pintu."Tidak usah. Biar supir yang mengantar saya ke apartemen.""Baik, Bos!"Haris pun menuruti semua perintah atasannya. Sebenarnya ia sangat khawatir dengan kesehatan sang bos, tapi pekerjaan kantor begitu menumpuk, walau ia sudah dibantu rekannya.'Apa si Bos, pusing memikirkan masalahnya dengan Nona?' batin Haris.Dengan langkah pelan, Gilang pergi dari ruangan asistennya.'Kenapa kepalaku sakit sekali,' ucap Gilang dalam hatinya.Akhirnya Gilang pulang ke apartemennya untuk beristirahat. Pekerjaan yang begitu menumpuk ditambah masalahnya dengan sang kekasih membuat fokusnya terbagi, dan membuat kepalanya sakit.Gilang merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruang tamu.
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more

Bab 108. Gara-gara Ramuan Cinta

Gilang sudah membuka kancing atas kemejanya, lalu mengusap tengkuknya karena ramuan cinta itu sudah mulai bereaksi."Buka aja, Sayang! Sini aku bantu."Gadis berjalan memutar, lalu duduk di samping Gilang. Ia membuka kemeja sang pejantan tangguh itu, lalu melemparnya ke sembarang arah.Gilang yang sudah merasakan gejolak di tubuhnya akibat ramuan cinta, tidak memedulikan apa yang dilakukan wanita muda itu.'Aku harus menuntaskannya, tapi aku sudah berjanji sama Mami dan Naya. Tapi ... ouh ...." Desahan Gilang lolos begitu saja ketika Gadis mengulum keperkasaannya dengan penuh nikmat.Wanita muda itu berjongkok di hadapan Gilang yang sedang duduk bersandar di sofa.Entah kapan wanita itu membuka ritsleting celananya, Gilang tidak sadar karena sedang melawan gairah yang bergejolak akibat ramuan cinta itu."Tenanglah Sayang. Aku akan mengobatimu. Kamu santai aja!"Gilang kembali mengerang saat wanita seksi itu memanja
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more

Bab 109. Dia Bercinta Dengan Sahabatku

"Mas Gilang ... Mia ... kalian ...." Air mata Naya mengalir deras melihat sahabat dan calon suaminya berduaan di dalam apartemen dalam keadaan telanjang bulat.Dengan hati yang hancur Naya berlari keluar dari apartemen sambil menangis. Meninggalkan Mia dan Gilang."Tunggu, Nay!" teriak Mia sambil menangis.Ia tidak akan berani menampakkan wajahnya kepada Naya setelah kejadian ini.Persahabatan yang sudah ia jalin bertahun-tahun harus putus karena satu kesalahan yang fatal."Kenapa menjadi seperti ini," gumam Mia sambil menyeka air matanya.Mia segera memunguti pakaian dalamnya yang tergeletak di mana saja."Mas, cepat kejar Naya! Dia pasti hancur karena dia sangat mencintaimu," titah Mia sambil menyeka air mata yang tidak berhenti mengalir.Naya tidak menyangka kalau laki-laki yang sangat ia cintai, melakukan hubungan terlarang bersama sahabatnya sejak kecil.'Kenapa dia harus bercinta dengan sahabatku?' gum
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
PREV
1
...
910111213
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status