Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 81 - Chapter 90

524 Chapters

Bab 80. Bocah Tua Nakal

"Aku bukan anak nakal?" sahut Gilang yang baru datang, dan langsung duduk di samping Naya."Tapi Bocah tua nakal," balas sang mami sambil terkekeh geli. Mami Tyas memperhatikan anaknya dari atas sampai bawah, "Gilang kamu nggak mandi ya!" tuduh sang mami kepada anaknya."Mandi!" jawab Gilang dengan cepat, "Cium Nay, aku wangi 'kan?" Gilang mendekatkan tubuhnya pada gadis cantik di sampingnya supaya menghirup aromanya yang segar."Mandi kok sebentar banget," cibir sang mami sambil mendelikkan matanya pada Gilang."Udah ah, ayo kita sarapan! Aku udah laper nih!" Gilang bangun dari duduknya sambil menggenggam tangan Naya dengan lembut. Ia tidak mau sang mami membahasnya lagi karena memang dia mandi menggunakan jurus super kilat."Calon mantu, pagi-pagi udah di sini," kata Papi Rizky yang muncul dari belakang."Papi dari mana?" tanya Naya pada calon mertuanya yang baru kelihatan, padahal dia sudah sejak tadi berada di rumah itu.
last updateLast Updated : 2021-08-16
Read more

Bab 81. Aku Mencintaimu

Tiga bulan sudah hubungan Naya dan Gilang semenjak dijodohkan. Kini mereka semakin dekat walau tidak ada dari mereka yang berani menyatakan cinta, tapi keduanya bersikap seperti pasangan kekasih sungguhan.Selama dua bulan terakhir, Gilang tidak pernah kumat angkuhnya, ia selalu bersikap manis kepada Naya. Bahkan, sekarang ia sudah tidak pernah kencan lagi dengan para wanita seksi karena Evans sedang berada di luar negeri, mengurus perusahaannya yang di sana.“Mas Gilang, aku mau ngomong sesuatu,” kata Naya pelan. Ia merasa malu, tapi ia harus mengungkapkan semuanya.“Apa?” tanya Gilang sambil nyeruput es kelapa muda. Kini mereka sedang berada di pinggiran pantai, sedang melihat sun set.‘Ngomong nggak ya? Masa cewek sih yang ngomong duluan, nanti dikiranya aku cewek gatel lagi,’ ucap Naya dalam hatinya.“Nay, kenapa kamu bengong?” tanya Gilang pada gadis yang sedang menyandarkan kepala di bahunya.
last updateLast Updated : 2021-08-16
Read more

Bab 82. Tidak Sesuai Harapan

“Mas Gilang lepasin! Ayo kita pulang! Tadi katanya mau ngasih aku kejutan,” kata Naya sambil meronta dari pangkuan kekasihnya.“Tapi, aku yang terkejut lebih dulu,” kata Gilang, “Tadi kamu bilang apa? Aku ingin memastikan kalau pendengaranku masih normal.”Gilang semakin erat melingkarkan tangannya di perut gadis berusia delapan belas tahun itu. Ia menyandarkan wajahnya di punggung Naya sambil menghirup aroma tubuh gadisnya.“Lupain aja! Aku juga udah lupa tadi ngomong apaan?” jawab Naya sambil mencebikkan bibir. ‘Ternyata dia nggak mendengar ucapanku tadi. Aku udah ngumpulin keberanian untuk ungkapin perasaanku, tapi … ya udah lah.’ Naya menggerutu di dalam hatinya.Gilang melepas pelukannya, lalu bertanya, “Jadi yang tadi kamu ucapkan cuma bercanda?”“Anggap aja begitu,” balas Naya yang langsung turun dari pangkuan Gilang, dan berjalan lebih dulu menuju mob
last updateLast Updated : 2021-08-17
Read more

Bab 83. Kejutan

 “Mas Gilang mau ngapain?” tanya Naya sambil meraba matanya yang ditutup kain. Ia berusaha membuka kain itu, tapi Gilang mencegahnya.Tanpa menjawab pertanyaan Naya, laki-laki berlesung pipi itu membopong gadis cantik yang memakai kaus berwarna putih, dan dipadukan dengan celana jeans berwarna biru muda yang ada robekan di bagian lututnya.“Mas Gilang turunin aku! Kita mau ke mana?” Naya terus meronta dalam gendongan kekasihnya. Ia masih kesal dengan calon suaminya yang tidak mendengarkan ungkapan perasaannya.“Ini masih jauh, kalau kamu jalan sendiri, nanti kamu terjatuh,” kata Gilang sambil mengeratkan pelukannya pada gadis yang sedang memukulinya karena tidak mau digendong.“Mas Gilang jawab aku!” Naya berusaha turun dari gendongan Gilang, ia tidak tahu hendak dibawa ke mana oleh kekasihnya itu.“Nih anak udah kayak belut, licin banget,” gumam Gilang saat gadisnya hendak terjatuh.
last updateLast Updated : 2021-08-17
Read more

Bab 84. Laki-laki Yang Dicintai Naya

Naya menghampiri Gilang yang duduk di teras belakang rumah. Ada halaman yang luas untuk anak-anak bermain, ada juga beberapa pohon buah."Mas Gilang, terima kasih kejutannya." Naya duduk di samping Gilang yang sedang duduk sendiri sambil memandang langit malam."Hmm ...." Gilang hanya berdehem menanggapi ucapan Naya. "Aku mau pulang, kamu mau ikut pulang tidak?" tanya Gilang dengan nada yang ketus.Gilang bangun dari duduknya, lalu melangkah masuk ke dalam rumah untuk berpamitan dengan anak-anak dan pelayannya yang bekerja di rumah singgah itu.'Kenapa lagi dia?" Naya pun mengekori kekasihnya. Ia harus bertanya dengan jelas, apa yang membuat laki-laki yang dicintainya itu terlihat begitu jutek kepadanya.Gilang menghampiri anak-anak jalanan yang kini menjadi anak asuhnya yang sedang memilih buku-buku dan alat-alat tulis lainnya."Anak-anak, Kakak pulang dulu. Nanti kalau ada teman kalian yang mau tinggal di sini, diajak aja biar tambah rame!
last updateLast Updated : 2021-08-18
Read more

85. Kenikmatan Yang Menyesatkan

"Udah ah, ayo kita pulang!" Naya mendorong wajah Gilang yang semakin condong padanya. "Bentaran doang, Nay," bujuk Gilang sambil mencolek pinggang kekasihnya yang membuat Naya tertawa kegelian."Mas Gilang penginnya nyosor mulu, dasar mesum!" cibir Naya yang membuat Gilang langsung menegakkan duduknya."Iya ... kita pulang!" kata Gilang sambil memutar kendaraannya, lalu menancap gas mobil sport berwarna kuning itu.Ia sangat tidak suka disebut sebagai laki-laki mesum. Itu mengingatkan Gilang pada kelakuannya dulu. Sekarang dirinya sudah berubah karena tidak ada lagi teman yang mengajaknya maksiat selain Evans."Mas Gilang, bulan depan aku udah mulai kuliah. Apa aku boleh ikut ngekost sama temanku, supaya aku nggak kejauhan berangkatnya," izin Naya pada calon suaminya, "Tempat kostnya juga di sekitar kam-""Nggak boleh!" Gilang langsung memotong pembicaraan Naya. "Aku yang akan mengantar jemput kamu!"Gilang tidak mau kalau kekas
last updateLast Updated : 2021-08-18
Read more

Bab 86. Kegelian Nikmat

Naya mencium bibir kekasihnya dengan lembut sambil memejamkan mata. Gilang pun langsung mengulum bibir bawah kekasihnya. Menyesapinya dengan penuh nikmat.Tangan Gilang mulai merayap masuk ke dalam kaus putih yang dikenakan Naya. Mengusap dengan lembut perut sang gadis. Tidak ada penolakan dari Naya karena ia sedang terbuai ciuman panas. Tangan Gilang pun mulai menyusup masuk ke dalam bra, dan meremas benda kenyal itu yang terasa pas ditangannya.Namun, saat Naya mengeluarkan desahan sambil menggigit bibir Gilang, laki-laki itu langsung melepas ciumannya, dan menarik tangannya dari dalam baju Naya karena melihat Bunda Maya berjalan mendekati mobilnya."Nay, Bunda ke sini," kata Gilang sambil mengusap bibir Naya yang basah akibat ulahnya. "Kamu pura-pura tidur, supaya aku ada alasan kalau Bunda tanya kenapa kita nggak langsung keluar dari mobil."Naya mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Gilang mengusap mulutnya sebelum
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more

Bab 87. Laki-laki Yang Baik

Selesai makan malam, Gilang mengobrol sebentar dengan calon mertuanya. Kemudian, ia pamit pulang setelah jam menunjukkan pukul sembilan malam. "Terima kasih, Bunda, makan malamnya," ucap Gilang sambil tersenyum, "Masakan Bunda enak banget, kapan-kapan boleh ya saya numpang makan lagi di sini," pinta Gilang sambil tersenyum.Gilang merasa bosan dengan masakan sehari-hari yang disiapkan oleh para pelayannya. Saat ia makan makanan rumahan yang sederhana membuat Gilang tidak ingin berhenti mengunyah.Andai saja perutnya bisa menampung masakan calon mertuanya, mungkin ia akan menghabiskan makanan itu sampai tidak bisa mengunyah lagi."Boleh dong, Nak," jawab sang bunda yang merasa senang melihat calon menantunya yang merupakan anak orang kaya raya. Pewaris tunggal dari perusahaan ternama, tapi makan begitu lahap masakan rumahan yang sederhana.Masakan calon mertuanya, mengingatkannya pada Nenek Marisa yang selalu memasak menu rumahan sederhana sep
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more

Bab 88. Kembalinya Evans

“Nay, aku pulang dulu.” Gilang mengacak-acak rambut Naya sebelum masuk ke dalam mobil. “Jangan keluyuran! Udah sana tidur!” titah Gilang setelah masuk kedalam mobilnya.Tidak ada kecupan ataupun ciuman selamat malam untuk sang kekasih. Saat ini Gilang tidak ada niat untuk membobol gawang calon istrinya sebelum ia sah menjadi suami istri.Mendapat kecupan dari sang kekasih tanpa diminta saja sudah membuat Gilang bahagia. Ia sudah merasa nyaman dengan calon istrinya.“Mau keluyuran ke mana? Ini ‘kan udah malam juga. Kamu tuh yang jangan keluyuran! Awas aja kalau sampai aku ngelihat calon suamiku bersama cewek lain, aku nggak akan memaafkanmu!” ancam Naya.“Benarkah?” tanya Gilang, “Aap kamu nggak akan merindukan sengatan bibirku?” goda Gilang sambil terkekeh geli.“Udah ah sana pulang!” Naya mengibaskan tangannya mengusir sang kekasih.“Baiklah, selamat malam,&
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more

Bab 89. Runtuhnya Pertahanan Gilang ( khusus 21+ )

‘Benar kata Mami, aku harus menjauhi Evans, tapi untuk saat ini aku nggak bisa menolak hidangan nikmat di depan mataku ini. Maafkan aku, Mi. Pertahananku runtuh seketika saat melihat indahnya ciptaan Tuhan yang ada di depan mataku saat ini,’ ucap Gilang dalam hatinya saat wanita cantik bernama Daisy mendorong tubuhnya ke tempat tidur, hingga ia terlentang di tempat tidur.Senjata tumpul milik CEO muda itu sudah menegang, saat tangan Daisy meraba-raba daerah pangkal pahanya, walau daerah itu masih tertutup rapi, tapi sentuhan wanita itu mampu memberikan sengatan pada senjata keperkasaan Gilang.Jari lentik wanita bersurai hitam itu dengan cekatan menurunkan ritsleting celana panjang berwarna coklat muda, dan melucutinya hingga tersisa segitiga berwarna putih.Gilang memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan wanita seksi yang sedang menguasai dirinya. Ia membiarkan Daisi melakukan apa pun pada tubuhnya.Perlahan wanita itu merayap di atas tub
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more
PREV
1
...
7891011
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status