Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 82. Tidak Sesuai Harapan

Share

Bab 82. Tidak Sesuai Harapan

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Mas Gilang lepasin! Ayo kita pulang! Tadi katanya mau ngasih aku kejutan,” kata Naya sambil meronta dari pangkuan kekasihnya.

“Tapi, aku yang terkejut lebih dulu,” kata Gilang, “Tadi kamu bilang apa? Aku ingin memastikan kalau pendengaranku masih normal.”

Gilang semakin erat melingkarkan tangannya di perut gadis berusia delapan belas tahun itu. Ia menyandarkan wajahnya di punggung Naya sambil menghirup aroma tubuh gadisnya.

“Lupain aja! Aku juga udah lupa tadi ngomong apaan?” jawab Naya sambil mencebikkan bibir. ‘Ternyata dia nggak mendengar ucapanku tadi. Aku udah ngumpulin keberanian untuk ungkapin perasaanku, tapi … ya udah lah.’ Naya menggerutu di dalam hatinya.

Gilang melepas pelukannya, lalu bertanya, “Jadi yang tadi kamu ucapkan cuma bercanda?”

“Anggap aja begitu,” balas Naya yang langsung turun dari pangkuan Gilang, dan berjalan lebih dulu menuju mob

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
ada apa sih kalian,udah pada ada petasaan kok sama2 tidak mau diungkapkan
goodnovel comment avatar
Julia Samuel
lanjut thor ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 83. Kejutan

    “Mas Gilang mau ngapain?” tanya Naya sambil meraba matanya yang ditutup kain. Ia berusaha membuka kain itu, tapi Gilang mencegahnya.Tanpa menjawab pertanyaan Naya, laki-laki berlesung pipi itu membopong gadis cantik yang memakai kaus berwarna putih, dan dipadukan dengan celana jeans berwarna biru muda yang ada robekan di bagian lututnya.“Mas Gilang turunin aku! Kita mau ke mana?” Naya terus meronta dalam gendongan kekasihnya. Ia masih kesal dengan calon suaminya yang tidak mendengarkan ungkapan perasaannya.“Ini masih jauh, kalau kamu jalan sendiri, nanti kamu terjatuh,” kata Gilang sambil mengeratkan pelukannya pada gadis yang sedang memukulinya karena tidak mau digendong.“Mas Gilang jawab aku!” Naya berusaha turun dari gendongan Gilang, ia tidak tahu hendak dibawa ke mana oleh kekasihnya itu.“Nih anak udah kayak belut, licin banget,” gumam Gilang saat gadisnya hendak terjatuh.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 84. Laki-laki Yang Dicintai Naya

    Naya menghampiri Gilang yang duduk di teras belakang rumah. Ada halaman yang luas untuk anak-anak bermain, ada juga beberapa pohon buah."Mas Gilang, terima kasih kejutannya." Naya duduk di samping Gilang yang sedang duduk sendiri sambil memandang langit malam."Hmm ...." Gilang hanya berdehem menanggapi ucapan Naya. "Aku mau pulang, kamu mau ikut pulang tidak?" tanya Gilang dengan nada yang ketus.Gilang bangun dari duduknya, lalu melangkah masuk ke dalam rumah untuk berpamitan dengan anak-anak dan pelayannya yang bekerja di rumah singgah itu.'Kenapa lagi dia?" Naya pun mengekori kekasihnya. Ia harus bertanya dengan jelas, apa yang membuat laki-laki yang dicintainya itu terlihat begitu jutek kepadanya.Gilang menghampiri anak-anak jalanan yang kini menjadi anak asuhnya yang sedang memilih buku-buku dan alat-alat tulis lainnya."Anak-anak, Kakak pulang dulu. Nanti kalau ada teman kalian yang mau tinggal di sini, diajak aja biar tambah rame!

  • Jerat Cinta CEO Mesum   85. Kenikmatan Yang Menyesatkan

    "Udah ah, ayo kita pulang!" Naya mendorong wajah Gilang yang semakin condong padanya."Bentaran doang, Nay," bujuk Gilang sambil mencolek pinggang kekasihnya yang membuat Naya tertawa kegelian."Mas Gilang penginnya nyosor mulu, dasar mesum!" cibir Naya yang membuat Gilang langsung menegakkan duduknya."Iya ... kita pulang!" kata Gilang sambil memutar kendaraannya, lalu menancap gas mobil sport berwarna kuning itu.Ia sangat tidak suka disebut sebagai laki-laki mesum. Itu mengingatkan Gilang pada kelakuannya dulu. Sekarang dirinya sudah berubah karena tidak ada lagi teman yang mengajaknya maksiat selain Evans."Mas Gilang, bulan depan aku udah mulai kuliah. Apa aku boleh ikut ngekost sama temanku, supaya aku nggak kejauhan berangkatnya," izin Naya pada calon suaminya, "Tempat kostnya juga di sekitar kam-""Nggak boleh!" Gilang langsung memotong pembicaraan Naya. "Aku yang akan mengantar jemput kamu!"Gilang tidak mau kalau kekas

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 86. Kegelian Nikmat

    Naya mencium bibir kekasihnya dengan lembut sambil memejamkan mata. Gilang pun langsung mengulum bibir bawah kekasihnya. Menyesapinya dengan penuh nikmat.Tangan Gilang mulai merayap masuk ke dalam kaus putih yang dikenakan Naya. Mengusap dengan lembut perut sang gadis.Tidak ada penolakan dari Naya karena ia sedang terbuai ciuman panas. Tangan Gilang pun mulai menyusup masuk ke dalam bra, dan meremas benda kenyal itu yang terasa pas ditangannya.Namun, saat Naya mengeluarkan desahan sambil menggigit bibir Gilang, laki-laki itu langsung melepas ciumannya, dan menarik tangannya dari dalam baju Naya karena melihat Bunda Maya berjalan mendekati mobilnya."Nay, Bunda ke sini," kata Gilang sambil mengusap bibir Naya yang basah akibat ulahnya. "Kamu pura-pura tidur, supaya aku ada alasan kalau Bunda tanya kenapa kita nggak langsung keluar dari mobil."Naya mengangguk, lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Gilang mengusap mulutnya sebelum

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 87. Laki-laki Yang Baik

    Selesai makan malam, Gilang mengobrol sebentar dengan calon mertuanya. Kemudian, ia pamit pulang setelah jam menunjukkan pukul sembilan malam."Terima kasih, Bunda, makan malamnya," ucap Gilang sambil tersenyum, "Masakan Bunda enak banget, kapan-kapan boleh ya saya numpang makan lagi di sini," pinta Gilang sambil tersenyum.Gilang merasa bosan dengan masakan sehari-hari yang disiapkan oleh para pelayannya. Saat ia makan makanan rumahan yang sederhana membuat Gilang tidak ingin berhenti mengunyah.Andai saja perutnya bisa menampung masakan calon mertuanya, mungkin ia akan menghabiskan makanan itu sampai tidak bisa mengunyah lagi."Boleh dong, Nak," jawab sang bunda yang merasa senang melihat calon menantunya yang merupakan anak orang kaya raya. Pewaris tunggal dari perusahaan ternama, tapi makan begitu lahap masakan rumahan yang sederhana.Masakan calon mertuanya, mengingatkannya pada Nenek Marisa yang selalu memasak menu rumahan sederhana sep

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 88. Kembalinya Evans

    “Nay, aku pulang dulu.” Gilang mengacak-acak rambut Naya sebelum masuk ke dalam mobil. “Jangan keluyuran! Udah sana tidur!” titah Gilang setelah masuk kedalam mobilnya.Tidak ada kecupan ataupun ciuman selamat malam untuk sang kekasih. Saat ini Gilang tidak ada niat untuk membobol gawang calon istrinya sebelum ia sah menjadi suami istri.Mendapat kecupan dari sang kekasih tanpa diminta saja sudah membuat Gilang bahagia. Ia sudah merasa nyaman dengan calon istrinya.“Mau keluyuran ke mana? Ini ‘kan udah malam juga. Kamu tuh yang jangan keluyuran! Awas aja kalau sampai aku ngelihat calon suamiku bersama cewek lain, aku nggak akan memaafkanmu!” ancam Naya.“Benarkah?” tanya Gilang, “Aap kamu nggak akan merindukan sengatan bibirku?” goda Gilang sambil terkekeh geli.“Udah ah sana pulang!” Naya mengibaskan tangannya mengusir sang kekasih.“Baiklah, selamat malam,&

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 89. Runtuhnya Pertahanan Gilang ( khusus 21+ )

    ‘Benar kata Mami, aku harus menjauhi Evans, tapi untuk saat ini aku nggak bisa menolak hidangan nikmat di depan mataku ini. Maafkan aku, Mi. Pertahananku runtuh seketika saat melihat indahnya ciptaan Tuhan yang ada di depan mataku saat ini,’ ucap Gilang dalam hatinya saat wanita cantik bernama Daisy mendorong tubuhnya ke tempat tidur, hingga ia terlentang di tempat tidur.Senjata tumpul milik CEO muda itu sudah menegang, saat tangan Daisy meraba-raba daerah pangkal pahanya, walau daerah itu masih tertutup rapi, tapi sentuhan wanita itu mampu memberikan sengatan pada senjata keperkasaan Gilang.Jari lentik wanita bersurai hitam itu dengan cekatan menurunkan ritsleting celana panjang berwarna coklat muda, dan melucutinya hingga tersisa segitiga berwarna putih.Gilang memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan wanita seksi yang sedang menguasai dirinya. Ia membiarkan Daisi melakukan apa pun pada tubuhnya.Perlahan wanita itu merayap di atas tub

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 90. Kenikmatan Yang Dirindukan ( khusus 21+)

    Daisy mendorong tubuh Gilang hingga laki-laki itu jatuh terlentang. Kemudian ia turun dari tubuh mangsanya. Ia menarik paksa kain yang tersisa di tubuh Gilang. Benda tumpul yang sudah sangat keras itu langsung menjulang ketika sangkarnya terlepas, seakan berbicara kalau ia sudah siap bertempur. Wanita itu membulatkan matanya saat melihat betapa besarnya benda tumpul milik laki-laki yang berada di depannya. Ia berusaha menelan ludahnya dengan susah payah. “Sayang, apa aku boleh ….” Daisy membasahi bibirnya dengan lidah. Ia sudah tidak sabar ingin menikmati santapan lezat di depan matanya. Dielusnya benda panjang dan keras itu dengan lembut. Napasnya sudah memburu, hasrat birahinya sudah memuncak, ia sudah tidak bisa lagi menahan gejolak di dalam tubuhnya. Benda panjang itu langsung dilahapnya mentah-mentah. Ia memasukkannya ke dalam mulut, mengulumnya dengan penuh nikmat. Desahan demi desahan keluar dari mulut Gilang. Ia mengera

Latest chapter

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status