Home / Pernikahan / Konten Marriage / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Konten Marriage: Chapter 41 - Chapter 50

75 Chapters

41. Malam Spesial

Musik game Iphone mendominasi dalam kamar ber-AC. Aira terlentang seperti biasa di kasur bawah, sementara Bayu menguasai kasur atas, tidur miring sambil menopang kepala. Aira punya kebiasaan buruk ketika lepas kendali, baik ketika menonton TV atau bermain game. Dia sering tak sadar mengeluarkan suara hah hah hah seperti guguk lelah, lalu selalu mengulang kalimat yang dia dengar. Seperti sekarang.  "Give life to magic, not magic to life." Wajahnya begitu serius. "Lightning ... strike! Yes, savage!" Bayu cekikikan mendengar semua itu. "Kek bocah kecil yang lagi senang-senangnya main game." "Berisik." "Tapi suaramu manis juga ya, apalagi kalau, hah hah hah." Bayu cekikikan. "Bawel banget sih?" Sesekali Aira mengintip, tidak enak juga jika ada mata yang mengawasi, walau itu Bayu sekalipun. "Ngapain lihat-lihat?" "Ya ngapain?" "Lihatin terus, noleh ke tempat lain bisa enggak?" Bayu menggeleng.
last updateLast Updated : 2021-06-13
Read more

42. Anunya Lukman

Bayu menggeleng memandang Kevin. Dia tidak suka kebersamaannya dengan Aira ternoda oleh kehadiran cecunguk itu. Lagi pula biasanya di hari libur dia bermain bersama Lukman, ini jarang terjadi/ "Haduh, ngapain sih dia datang," gumam Bayu, membuat Aira menyenggol lengannya. "Kangen mungkin sama kamu. Apa kurang kerjaan?" Gara-gara Kevin acara senam terganggu. Bocah itu datang dengan wajah panik, serius, dan semangat menggebu-gebu. Sebagai sahabat dan tuan rumah yang baik, tentu Bayu menyambut dengan tangan terbuka. "Ada apa?" tanya Bayu. "Mana Lukman? Kalian bertengkar lagi?"  Levin menggeleng. "Itu loh, si Lukman! Lukman anu! Anu Lukman anu, itu anu--" "Anu anu apaan anu?" sambung Aira badannya bergetar menahan tawa. "Eh, kalau ngomong tuh yang baik, otakmu jangan ngeres!" "Siapa yang ngeres, Nona Plak! Ini serius!" "Sudah sudah, kami mandi dulu, bau keringat nih. Kamu duduk dulu, gih." Bayu menarik kursi di teras,
last updateLast Updated : 2021-06-14
Read more

43. Menguntit Aira

Bayu kurang senang melihat Kai. Terlebih ketika pemuda itu sengaja duduk di sebelah Aira. Padahal kursi di sebelah Bayu kosong dan sekarang diduduki Efendi. Terlalu banyak orang di sekitar membuatnya harus menjaga image sebagai sosok ramah, murah senyum.  Terlebih di hadapan Mimi, selebgram terkenal asal Indonesia. Mimi duduk di depan Bayu tepat di sebelah Sasa dan Lukman. Ia mengamati Bayu sambil tersenyum kecil, menggeleng pelan. "Enggak sangka bisa bertemu youtuber sepertimu, di tempat seperti ini. Sumpah, nih kesempatan sekali dalam seumur hidup." "Kenapa emangnya?" selidik Sasa. "Ya kamu ingat, ada cewek cadel yang ..." Mimi menirukan suara gadis cadel dengan tingkah sombongnya. "Hai guys, girls, kita makan di blablabla, kampungan." Bayu terkekeh mendengar canda Mimi. "Sama, aku juga tidak menyangka kalau temanmu Sasa, pacarnya Lukman." "Astaga, belum, kami belum pacaran," jawab Lukman. "Masih dalam proses." Ia menggenggam te
last updateLast Updated : 2021-06-15
Read more

44. Demi Bayu

Tiada suara lain kecuali langkah sepatu seorang satpam kurus berkumis tebal dan deruh suara AC yang terdengar. Bayu duduk di kursi lipat keras sambil memandang meja kerja di ruang sekuriti. Ia mengangkat kepala mendapati sosok satpam gendut duduk bermain kumis. Udara dingin tak membuat hati tenang terutama ketika mendapati banyak orang mengintip melaui kaca jendela di luar sana. Dalam keadaan seperti ini, Bayu memilih menunduk. Dia harus menujaga image, mengurangi ucapan supaya tidak dipelintir atau disalah artikan. Diam adalah emas.  "Jangan dikira Artis terus bisa bertindak sesuaku sendiri." Satpam kurus menaruh segelas teh hangat ke meja lalu memandang empat gadis yang duduk berjajar di kursi panjang belakang Bayu. "Masuk ke toilet wanita, melawan para wanita? Entah kamu ini bodoh atau--" "Pansos," ujar satpam muda yang duduk santai di kursi belakang pintu sambil mainan HP. "Seperti enggak hapal tipe-tipe artis seperti mereka. Lah kasarannya sedang sakit saja
last updateLast Updated : 2021-06-15
Read more

45. Dua Singa

Senyum Kai begitu lembut dalam layar Iphone yang Bayu pegang. Suaranya pun terdengar santai. "Tidak enak bicara melalui video call. Bisa bertemu di tempat biasa?" "Malam-malam?" tanya Bayu. Kai mengangguk.  "Apa Aira diajak?" lanjut Bayu. "Itu terserah kamu saja, dia kan istrimu. Kita bicara di sana. Aku tunggu, cepatlah datang." Seketika setelah bicara itu, tanpa menanti reaksi Bayu, Kai menyudahi video call.  Bayu merenung memandang rerumputan di taman depan rumah. Kenapa Kai tak melarang untuk mengajak Aira? Selama ini mereka jarang bicara langsung kalau tidak ada urusan penting. Sekarang Kai mengajak bertemu langsung. Kira-kira Kai hendak membicarakan apa? Ia bangkit menaruh Iphone ke meja di ruang tamu lalu mengambil jaket tebal, menutup rapat pintu rumah. Dengan memakai motor sport Bayu pergi menuju tempat pertemuannya dengan kai.  Tak butuh lama motor membawanya sampai ke lahan parkir di dekat daerah Suram
last updateLast Updated : 2021-06-15
Read more

46. Yakin Cinta

Sambaran petir sayang membuat kobaran cinta dalam jiwa semakin membesar. Bayu tak pernah tahu jika bakal seperti ini. Cinta setelah menikah. Sesuatu yang merubah segalanya.  Selama syuting Bayu selalu memasang wajah cerah, bukan topeng, tapi memang karena dia sedang dilanda asmara. Ia rajin senyum, bersenandung, dan menjadi sosok dermawan untuk mentraktir para kru makan-makan. Dia juga sering menelepon Aira, hanya untuk mendengar suaranya. Bukan hanya itu, akhir-akhir ini Bayu sering ke kampus. Bukan untuk kuliah, kalau itu dia malas. Tapi untuk menemui Aira. Dia ingin berlama-lama melihat senyum istri, juga mengawasi jika ada singa lain hendak menjamah istrinya. Akan tetapi Bayu tetaplah Bayu. Dia tidak mengakui jika perubahan itu karena Aira. Ketika ada yang nertanya kenapa sering ke kampus, dia menajawab, "Aku ingin cepat dapat gelar, lulus dari sini, jadi harus rajin."  Dia sadar, rasa itu tumbuh semakin subur. Dahulu yang hanya
last updateLast Updated : 2021-06-16
Read more

47. Boomerang

Di kampus Aira berkuliah seperti biasa bersama Mei dan teman-teman. Hanya saja semenjak menikah dengan Bayu para fans youtuber sialan itu menjadi baik. Mereka mau disuruh-suruh membeli jajan buat Aira, bahkan ada yang bersedia memijat kaki Aira secara cuma-cuma. Mei menggeleng pelan sambil berdecak melihat tingkah Aira. Gadis itu bagai seorang ratu, duduk berselonjor kaki dipijat oleh dua gadis. "Benar-benar nih bocah, ajimumpung, ya." Aira tersenyum santai sambil bermain game di Iphone. Tiba-tiba Kai mengirim pesan. [Bagaimana kuliahmu? Apa sangat sibuk hingga tak pernah tampil lagi di panggung?]  Aira enggan menjawab, tapi sungkan. Bagaimana pun juga Kai adalah pengagum pertama. Bisa dibilang dia cinta pertamanya.  [Maaf Kak, sibuk kuliah] Baru selesai membalas pesan tiba-tiba Mei menepuk pundak Aira dari samping. "Ra, tuh, tiga serangkai datang." Yang Mei panggil dengan tiga serangkai adalah gadis kurus, gadis gend
last updateLast Updated : 2021-06-16
Read more

48. Aku Menyukaimu

Aira mengawasi mobil Bayu dari kaca spion. Ia menyeringai kecil ketika mobil Camaro di belakang melaju kencang. Pasti Bayu kebakaran jenggot melihatnya bersama Kai. Rasakan, salah siapa bermain-main dengan api?  Akan tetapi jika dia cemburu, bukan kah itu berarti Bayu menyukainya? Aira menggeleng. Tidak mungkin seperti itu. Bayu pasti hanya ingin menjaga nama baiknya sendiri sebagai youtuber dan publik figur. Dia seperti ini supaya tidak timbul gosip. Akan tetapi kemarin dia pernah bertanya--tidak tidak, itu tidak mungkin. Dia hanya menggoda saja. "Aira, kamu kenapa?" tanya Kai, tersenyum sambil mengemudi. Sesekali menoleh mengamati penumpang di sebelah. "Kok senyum-senyum sendiri, lalu menggeleng sendiri? Pusing? Mau minum obat?" "Enggak perlu, cuma sedang menikmati kegembiraan saja, Kak." "Oh iya?" Kai memandang spion di atas dashboard. "Aku rasa Bayu benar-benar ingin mengejar. Lihat, dia sampai mengedipkan lampu terang." "Biarlah, bia
last updateLast Updated : 2021-06-17
Read more

49. Ketahuan

Cecil duduk di jok mobil Suv sibuk mengoles lotion anti-surya ke sekujur kulit tubuh yang terpampang. "Bagaimana, jadwal hari ini jadi kan memberi sedekah ke para duafa?" Seperti biasa dia hendak membeli pamor dengan sedekah palsu di depan kamera. "Aduh Mbak. Bagaimana ya." Asisten cemas membuka tablet yang dia pegang. "Bagaimana bagaimana apanya? Ya seperti biasa, dong. Kamu mengaku sebagai orang lain, kirim pesan ke wartawan tentang keberadaanku yang akan bagi-bagi rejeki, mengerti? Pastikan mereka datang untuk merekam." "Bukan begitu, Mbak. Coba lihat ini." Asisten mengoper tablet putih kepada Cecil. Gemas Cecil mengutak-atik layar tab. Di layar itu terdapat berita mengatakan jika semua kegiatan bagi-bagi uang dan sumbangan kepada kaum duafa yang menjadi trademark Cecil, adalah adegan settingan demi mendongkrak popularitas belaka. Beberapa kaum duafa mengaku jika Cecil memang memberi sumbangan, tapi sikapnya berubah ketika kamera pergi. Selain itu
last updateLast Updated : 2021-06-17
Read more

50. Pemakaman

Hari-hari berlalu dengan cepat. Aira semakin yakin jika Bayu, menyembunyikan rasa kepadanya. Pemuda itu memang kekanak-kanakan. Rencana Aira akan mencoba memberi lampu hijau untuk Bayu, supaya dia tahu kalau dirinya juga mulai menyukai Bayu, berharap pemuda itu menjadi kepala rumah tangga yang resmi. "Kamu yakin, Ra?" tanya Mei, ketika berada di kampus bersama Aira. Dia memandang sekitar, memastikan tidak ada manusia lain selain dirinya dan Aira yang melangkah santai di lorong. "Ahm tanda-tandanya sudah ada, Mei. Aku ... aku merasa nyaman banget dekat Bayu akhir-akhir ini. Dia juga, tempo hari marah banget, sampai diam gitu, ketika aku pergi sama Kai." "Aih, beneran cinta tuh. Tapi--" "Dia juga." Aira menggeser badan, berbisik kepada Mei. "Dia hendak meniduriku, sumpah, deg-degkan banget." "Hah! Serius? Kalian malam itu--" "Enggak sampai. Aku enggak mau, takut dia cuma main-main." "Aduh Aira, kamu nih goblok apa gimana sih! Eh,
last updateLast Updated : 2021-06-18
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status