Sepertinya semua akan berubah. Lukman yakin Ana gadis baik. Dia pasti akan melihat jauh ke depan. Buat apa bersama Kai, sosok yang dingin, sementara ada Lukman yang mencintainya dengan tulus. "Iya, aku suka dia!" Jawab Ana. "Aku suka Kai, karena dia tampan, dia spesial, dia baik sekali, dan dia dingin, tidak peduli padaku. Aku ingin dia peduli padaku!" Sontak cengkeraman lepas begitu saja. Bola mata Lukman mulai basah, bibir tebal sedikit cokelat itu bergetar. Suara hisak terdengar pilu. Cinta tulus tak terbalas, bahkan sosok seperti Lukman rapuh akan hal ini. Ana memandang sekitar. Para kru berbisik-bisik, sementara Kevin membuang wajah. Ia menggapai jempol tangan besar hitam milik Lukman. Tiada reaksi dari pemuda itu. Ana mengambil sapu tangan warna merah jambu dari dalam saku jaket, mengusap pipi Lukman. "Jangan menangis, kamu pria besar, pria kuat. Aku yang salah. Jadi, maaf ya, kita ... kita bersahabat saja--bukan, kita kakak-adik saja, ya.
Last Updated : 2021-06-03 Read more