“Silakan duduk,” kata Debora dengan ramah pada kelima wartawan yang nampak begitu kompak tersenyum senang, memamerkan deretan gigi mereka. Pak Yanto memberikan tambahan kursi yang diambil dari pos jaga, agar para wartawan itu bisa duduk semua. Dengan tenang Debora duduk dan menghadapi para tamunya. Meski jantungnya yang ada dalam tubuhnya berdetak kencang, Debora berusaha setenang mungkin. Dengan memainkan cincin nikahnya yang melingkar di jari, dan memejamkan mata sebentar, Debora mendapat semangat, sekelibat bayangan wajah Gerald yang tersenyum yang menatapanya memuja menambah kepercayaan dirinya. “Jadi apa yang bisa saya bantu, teman-teman,” kata Debora memulai pembicaraan. “Terima kasih Nyonya sudah mengijinkan kami bertemu dengan anda,” jawab seorang satu-satunya wartawan wanita yang datang. Mereka pun memperkenalkan diri, si wanita bernama, Arini, empat pria yang bersamanya, ada Leo, Adi, Rahmat dan Sony yang membawa kamera. “Maaf sebelu
Read more