Semua Bab Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya): Bab 1 - Bab 10

103 Bab

Pertemuan

 Udara dingin berhembus menggerakkan syal yang mengalung di leher Gerald. Pesawatnya terpaksa harus kembali mendarat dari tempatnya landing tadi, yaitu Bandara Narita, Tokyo, Jepang, karena  mengalami turbulensi ketika terbang dalam kondisi cuaca buruk. Setelah berputar di udara selama lima belas menit. Harusnya dia mendarat di Jakarta, tapi pesawat pribadinya tidak dapat melanjutkan penerbangannya. Malam ini dia harus menghadiri gala dinner dari sebuah peluncuran produk kecantikan dari sahabatnya. Dengan tertunduk, Gerald berjalan menuruni anak tangga pesawatnya, secepatnya Gerald berjalan ke bandara, angin di landasan pacu begitu menusuk tulang. Assistannya berjalan mengiringi dirinya di belakang, dengan sangat terpaksa Thomas harus mengabarkan pada sang empunya acara bahwa Gerald, tidak bisa hadir, beberapa penerbangan terpaksa ditunda, karena cuaca yang buruk. Kondisi cuaca di akhir tahun memang sus
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-26
Baca selengkapnya

Dipertemukan Lagi

Gerald tidak berencana untuk melanjutkan aksi nakalnya pada Letha yang tidak sadarkan diri. Gadis itu terlalu berharga untuk Gerald manfaatkan. Entah malaikat mana yang membuat Gerald mengurungkan niatnya. Dia sudah setengah jalan untuk menikmati tubuh Letha. Gerald, memandangnya wajahnya di cermin kamar mandi saat tepat jam dua malam dia harus mandi air dingin untuk meredam hasrat menggebunya. "Kamu sok suci Gerald, munafik," bisik pikiran jahat Gerald."Aku akan membuatnya memohon padaku di saat dia dalam keadaan sadar dan  dengan senang hati memberikan tubuhnya untukku. Aku bukan pengecut," jawab Gerald pada dirinya sendiri, di depan cermin. Gerald kemudian keluar dari kamar mandi, dengan pakaian yang sudah lengkap. Gerald menelepon layanan kamar untuk meminta extra bantal dan selimut. Empat jam kemudian Letha terbangun dari tidurnya, kepalanya sangat pusing. Dia membuka mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-26
Baca selengkapnya

Kesalahan Fatal

Gerald menyibakkan rambut yang menutupi wajah wanita itu. “Letha,” panggilnya kemudian. Wanita itu mendongak dan menoleh ke pada Gerald yang ada di sampingnya. Letha langsung menghambur ke tubuh Gerald begitu melihat wajah yang dikenalnya itu. Gerald membalas pelukan wanita itu yang ternyata memang Letha. Dengan cepat dia mengajak Letha berdiri. Gerald melepas jasnya dan memakaikannya pada Letha, kemudian berusaha mencari taksi. Namun karena sudah malam, susah sekali mencari taksi yang kosong melewati tempat itu. Gerald kemudian menghubungi pihak hotel tempatnya biasa menginap, minta untuk dijemput. Sambil menunggu dijemput, Gerald mengajak Letha masuk dalam sebuah restoran, yang masih terbuka di daerah itu. Awalnya Letha menolak karena keadaan dirinya yang sudah tidak karuan. Namun Gerald, menyakinkannya untuk ikut. Mereka berjalan berdua, begitu melewati sebuah butik, Gerald mengajak Le
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-26
Baca selengkapnya

Gadis Kecil Bermata Cokelat

 Gerald dan Letha saling membisu. Mereka sarapan dalam satu meja di restoran hotel tapi tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Hingga sarapan mereka habis dan kembali ke kamar mereka membisu. Mereka berdua dengan pikiran masing-masing. Kejadian semalam adalah  yang pertama untuk Letha Rasa penyesalan, kecewa, malu dan bingung melebur menjadi satu dalam kebisuan mereka. “Letha, aku minta maaf. Ini kartu namaku, kalau ada apa-apa kamu hubungi aku. Aku siang ini harus  pulang ke Indonesia,” ucap Gerald pada akhirnya. Mereka duduk saling membelakangi di pinggir tempat tidur. Gerald tidak pernah merasa bgitu bersalah ini setelah meniduri wanita.  Namun ada rasa berbeda saat melakukannya dengan Letha, apalagi Gerald tahu bahwa Letha masih perawan. Letha tidak menjawab, dalam pikirannya, dia bingung bagaimana menjelaskan pada orang tuanya tentang keadaannya yang sudah tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-26
Baca selengkapnya

Pertemuan yang Tak Disengaja

Dua Tahun Kemudian Gedoran di pintu sebuah rumah kontrakan di Jakarta membangunkan Pancawati yang tertidur lemas karena penyakitnya.Dengan terseok Pancawati berjalan, berpegangan pada tembok untuk membuka pintu. “Lama sekali kamu buka pintu, tidur ya,” teriak seorang wanita dengan sasak tinggi dan gelang emas gemirincing di tangannya. “Enak sekali hidup tante hanya tidur-tiduran. Dengan uang papaku,” sahut seorang gadis muda dengan penampilan tak kalah hebohnya dengan wanita yang bersamanya. “Ada apa kalian ke sini. Kalau mau cari ribut bukan di sini, saya tidak ada urusan dengan kalian,” kata Pancawati dengan sinis. “Sombong kamu, orang tidak tahu diri. Kamu beri tahu anak kamu ya. Jangan pernah temui suamiku lagi, untuk minta uang. Dia sudah besar, jadi bukan tanggung jawab suamiku lagi. Dan kamu jangan merayu suami ku lagi. Itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-26
Baca selengkapnya

Siasat Gerald untuk Debora

Debora sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan Irfan di rumah sakit itu. Setelah beberapa tahun selalu mendampingi ibunya untuk melakukan hemodialisa, Debora baru bertemu Irfan saat ini. “Ibu juga ada penyakit lain ya?” tanya Dokter Irfan yang tidak tahu tentang kondisi ibu Wati. “Iya, Ibu gagal ginjal, hari ini memang waktunya untuk hemodialisa. Ibu memang menungguku pulang, untuk ditemani ke sini,” jawab Debora dengan sedih. “Hmm, jaringan kulit di wajah Ibu kamu rusaknya cukup parah Bora, dan butuh penanganan intensif, juga kornea mata sebelah kanan,” kata Dokter Irfan menatap Debora yang duduk di depannya terlihat sedih. Dokter Irfan lebih suka memanggil Debora dengan sebutan Bora, biar lain dengan temannya yang memanggil dengan nama Deby. Dunia Debora runtuh seketika saat mendengar ibunya akan kehilangan penglihatannya juga selain kulit yang rusak. &ld
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-29
Baca selengkapnya

Rencana Thomas untuk Gerald

Pagi-pagi, setelah menyuapi sang ibu, dan memandikannya, Debora berpamitan untuk pergi ke kantornya. Debora terpaksa berbohong, tujuan asli dirinya pergi adalah ke kantor sang ayah di Senayan. Debora ingin meminta sang ayah memberi pinjaman, untuk pengobatan Pancawati sampai sembuh. Apalagi dia tahu, sang ayah masih mencintai ibunya, meski takut pada istri pertamanya. Sial bagi Debora, sang ayah sedang tidak ada di kantor yang menjadi tempat untuk menyampaiakan aspirasi rakyat jika mahasiswa berdemo, tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Sang ayah sedang berdinas keluar daerah.Bertahun-tahun sang ayah bekerja di kantor itu, setelah pensiun dari jabatannya sebagai pegawai negeri, sang ayah kemudian terjun ke politik dan mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Keberuntungan seolah selalu berpihak pada sang ayah, pencalonannya lolos selama dua periode. “Kalau pinjam ke koperasi kantor, enggak akan dapat banyak. Kalau ke ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-01
Baca selengkapnya

Side Job

Debora memasuki sebuah agency model, tempat temannya bekerja. Berkali-kali temannya menawarinya pekerjaan sebagai model dan kadang menjadi pemain figuran di sebuah produksi sinetron jika Debora ada waktu senggang, belum pernah Debora terima. Kini saat sedang buuh uang, Debora berpikir butuh perkejaan sampingan.   “Pagi Kak, ada yang bisa di bantu?” kata seorang wanita cantik di meja receptionis.   “Pagi, saya Debora Genitri, Mbak, bisa bertemu dengan Ana, Deviana,” kata Debora berdiri di depan meja.   “Oh, Kak Deviana. Sebentar ya Kak, saya hubungi dulu, sementara itu Kakak isi buku tamu dulu,” jawab sang penerima tamu, yang kemudian menekan sebuah angka di pesawat teleponnya. “Silahkan masuk Kak, kak Deviana ada di ruang kaca sebelah kanan begitu Kakak masuk. Ruangan talent,” kata sang penerima tamu sesaat setelah menutup gagang teleponya.   Debora pun mendorong pintu kaca, dan memasuki ruan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-02
Baca selengkapnya

Gadis Manis dengan Latar Belakang yang Mengejutkan

Dengan langkah cepat Thomas menaiki tangga rumah Gerald yang berada di kawasan perumahan elit di Jakarta Utara.Rumah besar bergaya minimalis dengan pemandangan pelabuhan yang ramai kapal-kapal cargo, menjadi pilihan Gerald, karena bisa menikmati sunset di atas teluk Jakarta itu. Penuh percaya diri, Thomas mengetuk pintu kamar Gerald yang terbuat dari kayu jati lama bercat putih. Sebenarnya bisa saja Thomas masuk, karena dia tahu kode akses masuk, semua pintu yang ada di rumah Gerald. “Kamu kemana saja, ini sudah siang?” tanya Gerald begitu pintu terbuka. Gerald sudah rapi dengan celana panjang dan kemeja yang di lipat ke siku. “Saya ke rumah sakit Bos. Mencari gadis pramugari kemarin.” Dengusan kasar keluar dari mulut Gerald sambil berjalan ke tangga. “Belum ku apa-apain sudah sakit,” gerutu Gerald kecewa. “Bukan dia, Bos. Tapi ib
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-03
Baca selengkapnya

Kamu Cantik, Aku Ganteng

Debora berjalan dengan cepatnya di lorong rumah sakit sambil memakai giwangnya. Sebuah cardigan tersampir di lengannya yang juga menenteng tas. Sepan panjang hitam belahan samping berpadu blouse berenda dari leher turun ke bagian tengah kemeja, berwarnamerah maroon tanpa lengan mempercantik penampilannya.“Kamu mau ke mana Bora?” suara Dokter Irfan muncul dari belakang Debora. “Mau kerja Dok, Dokter mau pulang?” tanya Debora melihat Dokter Irfan yang sudah terlihat santai dengan kaos oblong dan celana denim dan sebuah ransel, di punggung, tanpa jas putihnya lagi. “Iya, sudah turun sift. Arah kamu ke mana, siapa tahu searah sama aku?” “Ke Jakarta Utara Dok,” jawab Debora tanpa mengurangi kecepatan langkahnya. “Fix, aku mau ke Penjaringan. Jadi kita searah, ayo!” kata Dokter Irfan berbohong. Sebenarnya dia mau pulang, yang rumah sewanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status