Home / Romansa / Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya) / Gadis Kecil Bermata Cokelat

Share

Gadis Kecil Bermata Cokelat

Author: Murninulis
last update Last Updated: 2021-04-26 22:38:19

Gerald dan Letha saling membisu. Mereka sarapan dalam satu meja di restoran hotel tapi tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Hingga sarapan mereka habis dan kembali ke kamar mereka membisu.

Mereka berdua dengan pikiran masing-masing. Kejadian semalam adalah  yang pertama untuk Letha Rasa penyesalan, kecewa, malu dan bingung melebur menjadi satu dalam kebisuan mereka.

“Letha, aku minta maaf. Ini kartu namaku, kalau ada apa-apa kamu hubungi aku. Aku siang ini harus  pulang ke Indonesia,” ucap Gerald pada akhirnya. Mereka duduk saling membelakangi di pinggir tempat tidur. Gerald tidak pernah merasa bgitu bersalah ini setelah meniduri wanita.  Namun ada rasa berbeda saat melakukannya dengan Letha, apalagi Gerald tahu bahwa Letha masih perawan.

Letha tidak menjawab, dalam pikirannya, dia bingung bagaimana menjelaskan pada orang tuanya tentang keadaannya yang sudah tidak suci lagi, apalagi kalau Namura sampai mengetahuinya.

“Aku akan bertanggung jawab atas semua sudah terjadi. Aku tidak akan lari Letha, aku hanya akan pulang dulu siang ini. Aku akan sering-sering ke sini,” kata Gerald meyakinkan.

Gerald menghela nafas panjang, dia bingung bagaimana membuat Letha bicara sedang dia harus segera berangkat. Bagaimana dia menunjukkan keseriusannya.

“Letha, aku antar pulang, kita temui orang tua kamu.”

Letha terlihat menggeleng, dari pantulan kaca di depan Gerald. Gerald beranikan diri untuk menoleh dan mendekati Letha. Dia menyakinnkan Letha akan kesungguhannya.

“Tidak Gerald, akan berbahaya jika kamu mengantarku pulang. Kalau kamu mau pergi, panggilkan aku taksi saja. Kamu bisa ke sini lagi kapan?” Letha akhirnya buka mulut.

Gerald mengambil agendanya, dan melihat jadwalnya. Dalam satu minggu ini dia cukup sibuk, dan tidak ada waktu luang meski satu hari.

“Hmm, minggu depan aku baru bisa ke sini lagi Letha,” jawab Gerald penuh penyesalan.

“Ok, kita bertemu di tempat kak Mumu, hari sabtu depan. Aku akan menunggu kamu di sana.”

Gerald menggangguk setuju. Dia kemudian memberikan kartu namanya pada Letha. “Tunggu aku ya, di alamat ini kamu bisa cari aku. Dan ini nomor pribadiku, hanya keluargaku yang tahu nomor ini.” Gerald menuliskan nomor ponselnya di belakang kartu namanya.

“Aku harus pergi sekarang, satu jam lagi pesawatku take off.” Gerald menatap Letha dengan sangat dalam. Dibelainya wajah manis di depannya itu.

“Pergilah duluan, aku masih butuh sendiri,” jawab Letha lirih.

Dengan berat hati Gerad meninggalkan Letha sendirian di kamar.

*

Satu minggu berlalu, Gerald, menepati janjinya untuk menemui Letha di butik Mumu. Namun, Gerald  tiba di butik  sudah malam, karena, pesawatnya delay.

Betapa kecewanya Gerald, kedatangannya sudah terlambat. Kata Kak Mumu, Letha sudah pergi, dan meninggalkan sebuah surat untuk Gerald. Mumu bercerita, seharian Letha menuggunya dengan membawa sebuah koper, hingga satu jam yang lalu beberapa orang pria menjemputnya paksa.

Gerald membuka lipatan surat yang ditinggalkan Letha, surat tulisan tangan, yang mengatakan dia akan menikah dengan Namura minggu depan. Demi keamanan semuanya, dia meminta Gerald untuk melupakan dirinya, dan jangan mencoba untuk mencarinya.

Mumu mencoba ikut membaca surat itu. Dia menasehati Gerlad, agar menuruti permintaan Letha. Karena jika Gerald nekat mencari Letha, sama saja bunuh diri, juga membunuh Letha dan keluarganya.

“Kak, aku bisa minta tolong kakak, untuk datang pada Letha. Sampaikan sampai kapanpun aku akan menunggunya.”

Mumu yang merasa iba dengan kisah dua insan yang baru dikenalnya satu minggu lalu ini, berjanji akan membantu Gerald, dia akan menemui Letha untuk Gerald.

Tiga hari Gerald memutuskan untuk tetap di Tokyo, menunggu kabar dari Mumu. Dan di hari ketiga Mumu mengajaknya bertemu. Mumu mengatakan bahwa Letha tidak bisa menolak rencana pernikahan itu. Meski Letha sudah mengatakan yang sebenarnya pada kedua orang tuanya. Tapi orang tuanya justru meminta Letha untuk tetap merahasiakan yang sebenarnya. Bisnis dan nyawa mereka menjadi taruhannya jika Letha tidak menikah dengan Namura.

“Gerald, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Selain mendoakan yang terbaik untuk Letha.”

Gerald, mengangguk pasrah. Niat baiknya tidak direstui oleh Yang Maha Kuasa. Gerald pun pulang ke Indonesia hari itu juga. Mengubur semua harapannya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya pada Letha.

Lima Tahun kemudian,

Lima  tahun bukan waktu yang sebentar untuk tumbuhnya seorang anak, tapi bisa menjadi waktu yang  hanya sekejap bagi Gerald. Gerald tidak bisa melupakan Letha, tiap dia ke Tokyo, pasti mendatangi hotel tempatnya menginap dulu dan mengunjungi butik Mumu. Mumu masih setia mencarikan kabar tentang Letha, yang seakan menghilang beberapa tahun ini.

Dan di tahun kelima ini Gerald memaksa Mumu untuk mengantarnya ke rumah orang tua Letha. Gerald sudah tidak memperdulikan lagi peringatan Letha. Rasa bersalah membebaninya, dia sudah tidak sanggup lagi, meski nyawa taruhannya dia harus bisa menemui Letha.

Keinginan Gerald sudah tidak bisa dicegah lagi. Mumu akhirnya mengantar Gerald ke rumah orang tua Letha. Membujuk orang tua Letha untuk memberi tahu di mana Letha berada.

Sebuah rumah yang telihat lebih tua dari deretan rumah lainnya dalam gang itu, menjadi tujuan Mumu. Rumah berpagar tembok setinggi satu meter dan berpagar besi dengan tinggi yang sama itu adalah rumah yang ditempati keluarga Letha. Menurut cerita Mumu, keluarga Letha tidak pernah mau bilang keberadaan Letha dan selalu mengusir Mumu saat dia datang kerumah itu, setelah dia mendengar kabar Letha memiliki anak.

Saat Mumu dan Gerald mencoba membuka pintu pagar, yang hanya dikunci dengan slot besi. Seorang lelaki paruh baya,  dengan celana pendek dan kaos putih keluar dari rumah.

“Kamu, mau apa ke sini lagi!” seru pria itu pada Mumu, yang berjalan di depan Gerald.

“Pak, saya ke sini mengantar pria ini. Dia Ingin bertemu dengan bapak dan keluarga,” jawab Mumu sopan.

Pria pemilik rumah memicingkan matanya ke arah Gerald, dilihatnya Gerald yang siang itu berpakaian semi formal, dari bawah ke atas.

“Saya Gerald pak, saya dari Indonesia,” ucap Gerald penuh rasa percaya diri.

Seorang gadis kecil berlarian masuk ke dalam halaman rumah melewati Mumu dan Gerald yang  masih berdiri di depan pintu pagar. Gadis kecil dengan suara nyaring dan terdengar ceria itu menarik perhatian Gerald.

“Kakek, ada teman kakek ya. Kenapa tidak disuruh masuk?” tanya gadis kecil itu pada pria pemilik rumah. “Hallo, saya, Genobe, tapi dipanggil Ginny.”

Mumu menatap intens gadis kecil itu, kemudian menatap Gerald. Gadis kecil itu memiliki warna mata dan hidung yang mirip dengan Gerald. Mumu menutup mulutnya tak percaya. Sama halnya dengan Gerald, dia seakan melihat dirinya dan Letha dalam gadis kecil itu.

Mumu yakin gadis kecil itu anak Letha, dan bisa jadi adalah anak Gerald. Karena Namura yang dinikahi Letha adalah orang Jepang Asli, dengan warna mata hitam dan hidung yang seperti umumnya orang Asia.

Seorang wanita dengan mata sipit yang masuk dalam rumah dengan membawa sebuah kantong belanjaan. Saat melihat Gerald yang didekati oleh cucunya, dia seakan juga tidak percaya dengan kemiripan cucunya dengan Gerald.

Related chapters

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Pertemuan yang Tak Disengaja

    Dua Tahun KemudianGedoran di pintu sebuah rumah kontrakan di Jakarta membangunkan Pancawati yang tertidur lemas karena penyakitnya.Dengan terseok Pancawati berjalan, berpegangan pada tembok untuk membuka pintu.“Lama sekali kamu buka pintu, tidur ya,” teriak seorang wanita dengan sasak tinggi dan gelang emas gemirincing di tangannya.“Enak sekali hidup tante hanya tidur-tiduran. Dengan uang papaku,” sahut seorang gadis muda dengan penampilan tak kalah hebohnya dengan wanita yang bersamanya.“Ada apa kalian ke sini. Kalau mau cari ribut bukan di sini, saya tidak ada urusan dengan kalian,” kata Pancawati dengan sinis.“Sombong kamu, orang tidak tahu diri. Kamu beri tahu anak kamu ya. Jangan pernah temui suamiku lagi, untuk minta uang. Dia sudah besar, jadi bukan tanggung jawab suamiku lagi. Dan kamu jangan merayu suami ku lagi. Itu

    Last Updated : 2021-04-26
  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Siasat Gerald untuk Debora

    Debora sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan Irfan di rumah sakit itu. Setelah beberapa tahun selalu mendampingi ibunya untuk melakukan hemodialisa, Debora baru bertemu Irfan saat ini.“Ibu juga ada penyakit lain ya?” tanya Dokter Irfan yang tidak tahu tentang kondisi ibu Wati.“Iya, Ibu gagal ginjal, hari ini memang waktunya untuk hemodialisa. Ibu memang menungguku pulang, untuk ditemani ke sini,” jawab Debora dengan sedih.“Hmm, jaringan kulit di wajah Ibu kamu rusaknya cukup parah Bora, dan butuh penanganan intensif, juga kornea mata sebelah kanan,” kata Dokter Irfan menatap Debora yang duduk di depannya terlihat sedih. Dokter Irfan lebih suka memanggil Debora dengan sebutan Bora, biar lain dengan temannya yang memanggil dengan nama Deby.Dunia Debora runtuh seketika saat mendengar ibunya akan kehilangan penglihatannya juga selain kulit yang rusak. &ld

    Last Updated : 2021-04-29
  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Rencana Thomas untuk Gerald

    Pagi-pagi, setelah menyuapi sang ibu, dan memandikannya, Debora berpamitan untuk pergi ke kantornya. Debora terpaksa berbohong, tujuan asli dirinya pergi adalah ke kantor sang ayah di Senayan. Debora ingin meminta sang ayah memberi pinjaman, untuk pengobatan Pancawati sampai sembuh. Apalagi dia tahu, sang ayah masih mencintai ibunya, meski takut pada istri pertamanya.Sial bagi Debora, sang ayah sedang tidak ada di kantor yang menjadi tempat untuk menyampaiakan aspirasi rakyat jika mahasiswa berdemo, tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Sang ayah sedang berdinas keluar daerah.Bertahun-tahun sang ayah bekerja di kantor itu, setelah pensiun dari jabatannya sebagai pegawai negeri, sang ayah kemudian terjun ke politik dan mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Keberuntungan seolah selalu berpihak pada sang ayah, pencalonannya lolos selama dua periode.“Kalau pinjam ke koperasi kantor, enggak akan dapat banyak. Kalau ke ban

    Last Updated : 2021-05-01
  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Side Job

    Debora memasuki sebuah agency model, tempat temannya bekerja. Berkali-kali temannya menawarinya pekerjaan sebagai model dan kadang menjadi pemain figuran di sebuah produksi sinetron jika Debora ada waktu senggang, belum pernah Debora terima. Kini saat sedang buuh uang, Debora berpikir butuh perkejaan sampingan. “Pagi Kak, ada yang bisa di bantu?” kata seorang wanita cantik di meja receptionis. “Pagi, saya Debora Genitri, Mbak, bisa bertemu dengan Ana, Deviana,” kata Debora berdiri di depan meja. “Oh, Kak Deviana. Sebentar ya Kak, saya hubungi dulu, sementara itu Kakak isi buku tamu dulu,” jawab sang penerima tamu, yang kemudian menekan sebuah angka di pesawat teleponnya. “Silahkan masuk Kak, kak Deviana ada di ruang kaca sebelah kanan begitu Kakak masuk. Ruangan talent,” kata sang penerima tamu sesaat setelah menutup gagang teleponya. Debora pun mendorong pintu kaca, dan memasuki ruan

    Last Updated : 2021-05-02
  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Gadis Manis dengan Latar Belakang yang Mengejutkan

    Dengan langkah cepat Thomas menaiki tangga rumah Gerald yang berada di kawasan perumahan elit di Jakarta Utara.Rumah besar bergaya minimalis dengan pemandangan pelabuhan yang ramai kapal-kapal cargo, menjadi pilihan Gerald, karena bisa menikmati sunset di atas teluk Jakarta itu.Penuh percaya diri, Thomas mengetuk pintu kamar Gerald yang terbuat dari kayu jati lama bercat putih. Sebenarnya bisa saja Thomas masuk, karena dia tahu kode akses masuk, semua pintu yang ada di rumah Gerald.“Kamu kemana saja, ini sudah siang?” tanya Gerald begitu pintu terbuka. Gerald sudah rapi dengan celana panjang dan kemeja yang di lipat ke siku.“Saya ke rumah sakit Bos. Mencari gadis pramugari kemarin.”Dengusan kasar keluar dari mulut Gerald sambil berjalan ke tangga. “Belum ku apa-apain sudah sakit,” gerutu Gerald kecewa.“Bukan dia, Bos. Tapi ib

    Last Updated : 2021-05-03
  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Kamu Cantik, Aku Ganteng

    Debora berjalan dengan cepatnya di lorong rumah sakit sambil memakai giwangnya. Sebuah cardigan tersampir di lengannya yang juga menenteng tas. Sepan panjang hitam belahan samping berpadu blouse berenda dari leher turun ke bagian tengah kemeja, berwarnamerah maroon tanpa lengan mempercantik penampilannya.“Kamu mau ke mana Bora?” suara Dokter Irfan muncul dari belakang Debora.“Mau kerja Dok, Dokter mau pulang?” tanya Debora melihat Dokter Irfan yang sudah terlihat santai dengan kaos oblong dan celana denim dan sebuah ransel, di punggung, tanpa jas putihnya lagi.“Iya, sudah turun sift. Arah kamu ke mana, siapa tahu searah sama aku?”“Ke Jakarta Utara Dok,” jawab Debora tanpa mengurangi kecepatan langkahnya.“Fix, aku mau ke Penjaringan. Jadi kita searah, ayo!” kata Dokter Irfan berbohong. Sebenarnya dia mau pulang, yang rumah sewanya

    Last Updated : 2021-05-05
  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Dijual Sahabat Lama pada Bule Mesum

    “Ayo masuk manis, aku sudah menunggumu,” kata sang pria bule menarik tangan Debora yang masih berdiri memastikan dirinya tidak salah nomor kamar.Dibawanya Debora masuk dalam kamar, dan dengan kakinya yang panjang, bule itu menutup pintu.“Tuan, maaf saya salah kamar, maaf,” kata Debora yang mulai sadar dirinya dijebak. Debora memberontak saat melihat kamar sepi tidak ada aktifitas yang menunjukkan orang bekerja. Pi Hanya ada sang bule di depannya dan bisa dipastikan bule itu tidak memakai apapun di balik kimononya.“Tidak-tidak, kamu tidak salah kamar. Kamu disuruh Deviana datang ke sini ‘kan?” tanya sang bule dengan senyum senang. “Kamu manis, dengan kulit eksotis. Deviana benar-benar pintar memenuhi seleraku.”Si bule mendekatkan wajahnya pada wajah Debora, dia mulai mengendus harum tubuh Debora dengan hidungnya. Cengkraman tangannya makin kuat saat Debora memalingkan wajahnya dan memi

    Last Updated : 2021-05-06
  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Bermalam di Rumah Gerald

    Gerald dan Thomas saling berpandangan. Thomas pun mengangguk mengambil inisiatif untuk mengajak Debora berdiri. Thomas menuntun Debora masuk dalam mobil Gerald.“Nona tenang ya, kita pergi dari sini,” kata Thomas dengan lembut meminta Debora duduk. Seat belt pun ditarik Thomas dan diikatkan ke tubuh Debora. “Maaf, permisi Nona,” kata Thomas saat melintasi tubuh Debora untuk mengaitkan seat belt.Gerald kemudian masuk ke mobilnya di belakang kemudi. Karena mobil itu hanya ada dua kursi, dan Gerald tidak mau kena omel mamanya karena telat pulang. Gerald harus membawa mobilnya sendiri.“Bos, lalu saya gimana?” tanya Thomas bingung. Maksud dirinya, dialah yang akan membawa Debora dan Gerald menunggu jemputan sopirnya.Gerald mengangkat kedua tangannya ke udara. “Kamu mau aku menunggu di sini? Enak saja,” jawab Gerald dengan cepat. “Lihat apa yan

    Last Updated : 2021-05-07

Latest chapter

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Kecelakaan

    “Lepas, Fatma.” Dengan kasarnya Bachtiar melepaskan tangan Fatmasari dari lengannya. Tubuh Fatmasari terdorong dan membentur dinding tangga.Bachtiar tidak mempedulikan Fatmasari, dengan langkah cepat dia mengejar Debora yang sudah keluar dari restoran. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan lagi, jika dia ketinggalan.“tunggu, Nak. Papa masih mau bicara!” seru Bachtiar tergopoh – gopoh.Debora masuk dalam mobil, begitupun Pancawati. Mereka sudah tidak sabar lagi untuk pergi dari restoran itu.“Papa untuk apa mengejar mereka? Papa mau tinggal dengan mereka?” seru Manda penuh amarah.“Iya, Papa mau tinggal dengan mereka,” jawab Bactiar dengan keras sambil terus berjalan menuju mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Mobil Gerald telah berjalan meninggalkan restoran, tidak mungkin lagi baginya untuk mengejar dengan kakinya.“Papa memang tidak pernah Sayang dengan Manda,” seru M

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Permohonan Seorang Ayah

    Bachtiar merasa begitu senang mendapat kesempatan untuk mendekati Debora dan Pancwati lagi. Dia tahu jika keputusan Debora sangat berpengaruh pada kebaikan Gerald dan Pancawati. Untuk itu Bactiar akan membujuk Debora untuk memberinya kesempatan memperbaiki diri menjadi ayah yang baik untuk Debora.‘Kalau Debby bisa menerimaku lagi, Gerald pasti tidak akan segan lagi untuk memberiku kekayaan. Wati saja sekarang begitu cantik dan terawat,’ gumam Bachtiar dalam hati, ‘hmm …, dia juga sudag memekai perhiasan mahal sekarang, artinya dia sudah hidup enak dalam perlindungan Gerald,’ batin Bachtiar lagi dengan menyeringai dan membayangkan akan hidup enak, dan lebih terhormat lagi bersama Pancawati sebagai mertua dari seorang Gerald.“Mau ke mana lagi Babe?” tanya Gerald menuntun Debora yang kembali masuk ke restoran.“Masuk lagi Gee, biar cepat selesai. Aku sudah malas bertemu dengan orang itu dan keluarganya. Seola

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Pembelaan Seorang Ibu

    Debora masih khawatir dengan Pancawati, meski sang Ibu sudah nampak di depan matanya. Debora tidak ingin sang Ibu terpedaya dengan ucapan Bachtiar.“Gee, kita duduk di sana aja yuk!” ajak Debora pada Gerald menunjuk sebuah bangku kosong yang tak jauh dari Pancawati dan Bachtiar berada.“Jangan Babe, kita di sini saja, kalau terjadi sesuatu yang membahayakan Ibu, baru kita mendekat,” jawab Gerald memaksa Debora untuk duduk di meja yang di pilih Gerald, “tenang saja, enggak akan terjadi apapun pada Ibu,” kata Gerald lagi menenangkan Debora yang masih khawatir.Baru sebentar Gerald dan Debora duduk, dari ujung restoran terdengar teriakan Pancawati yang marah pada Bachtiar.Semua pengunjung restoran ikut menoleh pada meja sepasang pria dan wanita yang sudah tak lagi muda itu.Pancawati terlihat mengancam Bachtiar, bahkan tangan Pancawati pun selalu menepis tangan Bachtiar yang akan menyentuh tangannya.Debora

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Membuntuti Pancawati

    Debora tidak menemukan ibunya di rumah. Seluruh sudut rumah Gerald sudah dia hampiri, namun belum juga menemukan Pancawati.“Mami, cari siapa?” teriak Ginny dari balkon kamarnya saat melihat Debora keluar dari taman samping rumah.“Lihat nenek, engak sayang?” jawab Debora sekaligus bertanya balik pada Ginny tentang keberadaan Pancawati.“Tadi Ginny lihat Nenek naik taxi Mi, pergi sendirian,” jawab Ginny dengan polosnya.Debora segera masuk ke rumah, mendengar jawaban Ginny. Ruang tengah menjadi tujuannya untuk mencari ponselnya yang seingat dirinya dia letakkan di atas meja untuk di tambah daya, di samping televisi.Debora menelepon Pancawati dengan rasa khawatir, tidak biasanya sang ibu pergi tanpa pamit padanya. Pesan pun tidak di tinggalkan oleh Pancawati di ponselnya.“Ada apa Babe? Gelisah banget, sampai enggak dengar aku jalan,” tanya Gerald mengecup kepala Debora yang berdiri di pinggir

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Bad Mood

    Manager Manda, paham betul jika Manda sedang cemburu pada Debora. Mood Manda yang sedang buruk setelah di tolak seorang produser film, juga Manda yang baru di selingkuhi kekasihnya, melihat Debora begitu beruntung, pasti membuat Manda marah.Sang Manager mengikuti Manda dan berusaha mengajak Manda untuk keluar dari toko, sebelum Manda mempermalukan dirinya sendiri.“Kamu pergi sana, tidak perlu ikut campur urusanku!” seru Manda dengan kencang, membuat para pengunjung toko menatap pada Manda.Gerald dan Debora pun langsung mendongak ke arah Manda, yang berdiri empat meter di depannya.“Manda,” gumam Debora menyerahkan sebuah kaos dalam pada Gerald. Debora ingin berdiri untuk menghampiri Manda.“Duduk saja di sini. Bukan urusan kita Babe,” kata Gerald menahan Debora agar tidak mendekati Manda.“Begitukah?” tanya Debora meminta pendapat.“Iya. Biarkan saja. Ayo pilih lagi, mana

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Dia Milikku

    Gerald menyambut Debora dan membantunya menuruni dua anak tangga terakhir dengan mengulurkan tangannya. Sungguh sikap seorang pangeran pujaan, yang begitu perhatian pada istrinya. Dengan tersenyum manis Debora mengucap terima kasih. Debora berjalan ke meja dapur, mendekati satu piring besar kue pukis yang dia inginkan. “Kamu beli berapa sih Gee. Banyak banget!” tanya Debora sambil mengambil piring yang lebih kecil untuk membagi kue pukisnya. “Hmm, seratus lima puluh ribu, dagangannya langsung habis aku beli,” jawab Gerald dengan tersenyum bangga. Kue pukis dengan harga dua ribu perbuah, dia borong semua. “Tadi dapat bonus lima Babe.” Debora tersenyum, tidak heran lagi dengan cara suaminya mengabiskan uang. “Enak ‘kan Josh?” “Hmm. Iya, enak. Santannya terasa, manisnya pas dan tidak eneg. Dengan selai nanasnya jadi segar,” jawab Joshua setelah menghabiskan satu potong kue. “Iya. Dulu aku sering beli di situ kalau mau berangkat terbang. U

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Gerald Norak

    Meski Debora yakin Gerald akan mengizinkan dirinya menerima tamu di rumah, apalagi jika orang-orang yang selalu baik dengan dirinya juga sang ibu. Namun, demi melegakan sang ibu, yang tetap merasa tidak enak hati pada Gerald, hanya karena rumah itumilik Gerald, Debora pun menelepon Gerald. “Belum ada satu jam aku pergi, kamu sudah meneleponku, kangen ya, Babe?” tanya Gerald dengan wajah sumringah keluar dari mobilnya, menerima panggilan telepon Debora. Debora tersenyum mengakui, dirinya memang sudah merindukan Gerald, terlepas dari dirinya yang ingin memberi kabar akan mengundang tetangga kontrakannya ke rumah. “Pasti lagi tersenyum sekarang ya,” kata Gerald menggoda Debora dengan hembusan nafas Debora yang terdengar oleh Gerald. Gerald sudah sangat hafal apapun tentang Debora. “Ada apa Babe?” “Aku mau minta izin Gee,” jawab Debora sambil tersenyum senang. “Untuk?” tanya Gerald sambil terus melangkah memasuki lobby gedung kantornya. “T

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Dimanjakan

    Gerald tidak dapat menyangkal lagi jika hatinya telah terpaut pada Debora, dia rela memberikan seluruh jiwa dan raganya pada wanita yang telah mengandung anaknya itu. Gerald begitu memanjakan Debora, membuat Debora terkadang geli sendiri. Perlakuan Ginny pada Debora pun seolah tidak mau kalah dengan daddy-nya. Seolah mereka sedang berlomba untuk menyenangkan hati Debora. “Kalian ini, jangan manjakan aku seperti ini Gee. Nanti aku jadi pemalas. Tidak kamu, tidak Ginny. Ibu juga sama saja,” protes Debora saat Gerald melayani semua kebutuhannya. Bahkan satu minggu pertama sejak Debora di rumah, Gerald semakin sering di rumah dari pada ke kantor. Gerald dengan setia menemani Debora. Menggendong Debora saat waktunya mandi, dan menjadi tugas Ginny untuk menyisir rambut Debora. “Aku tahu kamu bukan pemalas, aku manjakan kamu, karena aku sayang kamu dan anak kita,” jawab Gerald dengan senyum. “Ginny juga sudah tidak sabar ingin lihat adiknya ‘kan. Jadi

  • Mr G (Lelaki Hot dan Berbahaya)   Bersiap Menyambut George

    Gerald tak melepaskan pandangannya dari Debora sejak aktivitas panas mereka di kamar mandi. Dia berada di dekat Debora dengan sabarnya. “Gee, geli deh, dengan sikap kamu yang seperti ini,” kata Debora merasa risih teus di perhatikan oleh Gerald dengan pandangan mesum.“Aku ‘kan kangen kamu,” jawab Gerald dengan senyum menyimpan sejuta keinginan.“Tadi ‘kan sudah puas. Berapa kali coba, hah!” tanya Debora heran. “Ini dipasang lagi ‘kan gara-gara kamu, yang tidak bisa kontrol barang kamu,” imbuh Debora sambil memegang selang oksigennya. Debora merasa sesak, karena jantungnya yang bekerja terlalu berat dengan aktifitas gila yang Gerald lakukan padanya tanpa henti, selama satu jam di kamar mandi.“Maaf,” jawab Gerald dengan senyum dan mencium tangan Debora.Kondisi Debora yang baru sadar dari koma di paksa untuk melayani nafsu Gerald yang Debora kira hanya sebent

DMCA.com Protection Status