Home / Romansa / Kisah cinta Naomi / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kisah cinta Naomi: Chapter 11 - Chapter 20

56 Chapters

11. Ada apa diantara kalian?

Selama di perjalanan pulang aku hanya diam saja. Otakku masih memikirkan kejadian tadi. Ciuman Zhou Tian selalu terngiang di benakku. Kuletakkan tanganku di pipiku terasa panas karena merasa malu pada Zhou Tian. "Akhh...! Aku bisa gila tenanglah Naomi!" Teriakku dalam hati. Kuperhatikan Zhou Tian tidak berbicara sepatah kata pun. Ia fokus menyetir mobilnya. Tapi ia terlihat canggung . Bahkan ia tidak menjelaskan mengapa ia menciumku tadi. Haruskah aku yang menanyakannya. Tidak! Dia pasti mengira aku terlalu percaya diri. Namun aku tidak bisa menahannya. Kuberanikan saja bertanya padanya. ”kau?” ”kau?” Kami berbicara bersamaan. ”kau duluan.” Kataku padanya. ”Tidak. Kau saja.” Balasnya. Aku mengalah. ”Baiklah. Bukankah kau berhutang penjelasan kepadaku?” Tudingku padanya. Dia sala
Read more

12. Orang ketiga

”Ponsel? Untuk apa?" Zhou Tian bertanya padaku. ”Aku ingin membuka akun sosmedku. Mungkin aku bisa mengabari Ayah melalui itu agar tidak khawatir padaku.” Jelasku padanya. ”Oh..nih kau bisa menggunakannya.” Ujar Zhou Tian menyodorkan ponselnya kepadaku. Lalu kualihkan tubuhku menghadap Zhou Tian. Tanpa diduga saat aku membalikkan badanku, kepalaku langsung menghadap dada Zhou Tian terlihat tetesan air masih membasahi dada bidangnya. Seketika aku menjadi malu. ”Sepertinya kau sangat ingin melihatnya dari dekat bukan?” Zhou Tian menggodaku. Aku berdalih, ”Kau saja yang terlalu tinggi seperti tiang listrik.” Dia tertawa melihatku yang salah tingkah. ”Kau saja yang terlalu pendek.” Aku malu mengakui bahwa tinggi badanku hanya setinggi dadanya. Lalu kuraih ponsel Zhou Tian dari tanga
Read more

13. Raja Gombal

”Naomi ayo kita berfoto.” Ujar Fan Yin sembari mengambil ponsel baruku yang dibeli Zhou Tian. Kemudian ia merangkulku dan membuat pose wajah imut. Untuk seorang pria Fan Yin terlalu cantik. Pantas saja banyak wanita yang ingin selalu menjadi pasangannya walau hanya satu malam. Tentu Fan Yin memanfaatkan wajahnya dengan baik untuk bersenang-senang dengan para wanita cantik. Ia dan Zhou Tian berbeda jauh. Zhou Tian yang selalu bersikap dingin kepada wanita manapun. Namun meski demikian tak sedikit wanita yang berusaha untuk mendapatkan hatinya. Tatapan matanya yang tajam selalu membuat hatiku berdebar. Wajahnya sangat tampan seperti pahatan patung Michael angelo. ”Ini nomor ponselku.” Ujar Fan Yin mengetik nomornya di ponselku. Aku menoleh kearah Zhou Tian. Dan kusodorkan ponselku padanya.”Beri juga nomor ponsel
Read more

14. pura-pura Kekasih

Seketika kuletakkan tanganku di dada kiriku. Terasa jantungku berdetak cepat. Aku segera bangkit berdiri dan melangkah menjauh dari Zhou Tian. Dia mengejarku dan menarik tanganku. Langkahku terhenti. ”Maaf, jika sikapku barusan membuatmu marah. Seharusnya aku tidak melakukan itu.” Ujar Zhou Tian memelas. Lantas aku membalikkan badanku. Kubulatkan mataku padanya. ”Kau tahu, kau selalu sesukamu. Kadang kau bersikap dingin kadang bersikap manis. Dan apa itu tadi? Kau selalu melakukan hal yang di luar dugaan. Apa menyenangkan mempermainkan hati seseorang?” Aku melontarkan semua yang mengganjal di hati. Ia tidak bergeming dengan pernyataanku barusan. Lalu kuteruskan langkahku. Namun tiba-tiba aku merasakan kehangatan. Zhou Tian memeluk akuu dari belakang. Pelukannya tidak sedingin sikapnya. Terasa hangat dan menenangkan, tetapi ak
Read more

15. Skenario Fan Yin

Malam semakin gelap bintang tak lagi bersembunyi. Cahaya rembulan berpendar menembus jendelaku. Ku pandangi langit malam. Ada satu yang bersinar sangat terang. Penglihatan ku sangat aneh saat melihat bintang itu justru yang terlihat adalah wajah Zhou Tian. Ku kedipkan mataku beberapa kali seakan tak percaya.Mungkin aku sudah jatuh cinta padanya. Hatiku selalu merasa hangat bila di dekatnya. Sebelum nya aku tidak pernah mencintai seseorang seperti ini. Aku bahkan tidak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun. Aku sibuk membantu Ayah mencari uang untuk menghidupi kami. Masa mudaku ku habiskan dengan bekerja. Hingga ayah memintaku untuk menikah dengan Adrian Sebastian.Seharusnya aku tidak mengiyakan kemauan Ayah saat itu. Adrian pria brengsek yang membuat hidupku hancur. Tapi jika Adrian tidak melakukan itu, Aku juga mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Zhou Tian. Aku tidak tahu apakah aku harus senang atau sedih .Mataku terasa sangat lelah. Ku rebahkan ba
Read more

16. Skenario Fan Yin part II

Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Ku ulurkan tanganku. ”Aku Naomi. Dan kau ?”Ia tersenyum sinis. ”Julie Wang.” Ia bahkan tidak menyambut tanganku. Fan Yin sedari tadi hanya menenggak wine nya. Ku lihat botol wine isinya tinggal setengah. Kemudian ia merangkul ku dan menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.”Aku sudah memiliki kekasih, jadi mari kita akhiri hubungan ini. Aku sudah bosan denganmu Julie. ” Kemudian Fan Yin berakting membelai pipiku.Ku ikuti saja permainan Fan Yin dan aku membalas dengan bergelayut dalam pelukannya. Julie terlihat kesal melihat kami yang bermesraan.”Cih! Apa kalian tidak menganggap ku disini. Dasar tidak tahu malu. Berengsek!” Julie melihat kami dengan sinis kemudian ia menenggak wine milik Fan Yin.”Julie berhentilah mengikuti ku. Aku tidak mencintai mu. Maaf jika ini menyakitkan bagimu tapi kau tahu sendiri kan aku pria seperti apa.” Ujar Fan Yin.Julie diam saja ia terlihat frustasi. Terpancar kesedihan
Read more

17. Jangan Marah Sayang

Aku merasa kesal dengan Zhou Tian yang memarahi ku. Mengapa ia harus bersikap seperti itu. Memangnya aku siapa bagi dirinya sesukanya mengatur ku.”Berhenti.” Perintahku.Zhou Tian seketika menghentikan laju mobilnya. ”Kenapa?”Segera ku buka pintu mobil lalu aku turun ku banting pintu mobil dengan keras. Aku pergi berjalan kaki meninggalkannya. Hatiku terasa sakit. Bukan karena dia memarahiku. Tapi bila ia mengkhawatirkan aku mengapa ia tidak mengatakannya. Bila ia merasa cemburu seharusnya ia katakan saja. Bila ia tidak memiliki perasaan kepada ku harusnya jangan melakukan hal-hal yang membuat ku salah paham. Karena wanita butuh kepastian.Mobil Zhou Tian mengikutiku dari belakang seraya menghidupkan klakson mobilnya. Jelas saja itu menarik perhatian orang-orang.”Naiklah Nao. Ayo kita bicarakan baik-baik.” Ujar Zhou Tian memelas.Aku berpaling dan meneruskan langkahku. ”Aku tidak akan ikut denganmu. Pulanglah sendiri.””Lihat langitnya su
Read more

18. Dedaunan berguguran tapi kisah kita bersemi

Zhou Tian membelalakkan matanya kepada Fan Yin yang duduk diantara kami. Mungkin ia merasa Fan Yin sengaja melakukannya.”Ah, kau bilang kau mencari Naomi ke kamarnya. Mengapa kau mengunjungi kamar seorang wanita?” Zhou Tian bertanya menyelidiki.”Aku hanya ingin bercerita saja. Aku kesepian dibawah. Dan kalian berdua”. Fan Yin melirikku lalu kemudian menoleh kearah Zhou Tian. ”Apa yang kalian lakukan berduaan dikamar?””Memandang hujan.” Jawab ku datar.”Hah?” Ia membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka. Jelas sekali Fan Yin terlihat kebingungan dengan jawaban yang kuberikan. Kemudian ia melanjutkan kalimatnya. ”Aku yakin ada sesuatu diantara kalian. Apa kalian berkencan?” Wajahnya masih terlihat imut sekalipun ia sedang kaget dengan pertanyaannya sendiri.Aku kelabakan dengan pertanyaan yang dilontarkan Fan Yin begitu juga dengan Zhou Tian, ia pura-pura batuk dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela.”Aku baru ingat, pakaian ku belum ku
Read more

19. Bertemu Kembali dengannya. Dunia sangatlah kecil!

”Kemanapun kau pergi aku akan mengejar mu Nao.” Ujar Zhou Tian.”Sungguh? Jika nanti aku ke surga apakah kau akan mengejarku juga?””Aku takkan melepaskan mu. Sekalipun harus kesana aku akan mengejar mu.” Zhou Tian semakin mempererat rangkulannya.Aku tersenyum mendengar jawabannya. Kemudian Zhou Tian melepas rangkulannya dan membawaku kembali berkeliling taman.”Aku baru ingat. Fan Yin bilang biasanya bila memasuki musim gugur akan ada festival lampion. Kapan itu? Bolehkah kau membawaku kesana?””Ah, sepertinya malam ini.” Zhou Tian melihat arlojinya dan berkata ” Masih ada waktu 3 jam lagi sebelum malam. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan lagi menikmati pemandangan ini?” Ia menoleh ke arahku dengan senyuman tergambar di bibirnya.”Kakiku sudah sangat lel
Read more

20. Ada ada denganmu?

Zhou Tian membawaku pulang. Aku tidak ingin melihat festival lampion lagi. Setelah bertemu kembali dengan Adrian, hati dan pikiranku kacau. Fan Yin sedari tadi menghubungi ku dan mengirim pesan. Aku mengabaikan telfon dan pesannya. Mungkin ia kebingungan denganku yang tiba-tiba ingin pulang.”Kau baik-baik saja?” Zhou Tian meraih tanganku dan mengelus punggung tanganku.”Aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengannya. Itu mengusikku.” Jawabku padanya.Zhou Tian tersenyum. ”Kau jangan memikirkan itu lagi. Ada aku. Aku akan selalu melindungi dan menjaga mu.””Terima kasih.” Ku pijaki anak tangga. ”Aku lelah. Aku mau istirahat.”Aku pergi melangkah ke kamar. Ku baringkan tubuhku keatas tempat tidur. Meskipun aku tak ingin mengingat lagi kejadian beberapa bulan yang lalu, tetap saja i
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status