Beranda / Romansa / Kisah cinta Naomi / 11. Ada apa diantara kalian?

Share

11. Ada apa diantara kalian?

Penulis: Vieneze
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Selama di perjalanan pulang aku hanya diam saja. Otakku masih memikirkan kejadian tadi. Ciuman Zhou Tian selalu terngiang di benakku. Kuletakkan tanganku di pipiku terasa panas karena merasa malu pada Zhou Tian. "Akhh...! Aku bisa gila tenanglah Naomi!" Teriakku dalam hati.

Kuperhatikan Zhou Tian tidak berbicara sepatah kata pun. Ia fokus menyetir mobilnya. Tapi ia terlihat canggung . Bahkan ia tidak menjelaskan mengapa ia menciumku tadi. Haruskah aku yang menanyakannya. Tidak! Dia pasti mengira aku terlalu percaya diri. Namun aku tidak bisa menahannya. Kuberanikan saja bertanya padanya.

”kau?”

”kau?” Kami berbicara bersamaan.

”kau duluan.” Kataku padanya.

”Tidak. Kau saja.” Balasnya.

Aku mengalah. ”Baiklah. Bukankah kau berhutang penjelasan kepadaku?” Tudingku padanya.

Dia salah tingkah. Kemudian ia terbatuk-batuk. Aku yakin pasti itu bukan batuk sungguhan. Dia masih tidak menjawab pertanyaanku.

”Kau tidak ingin menjawabnya bukan? Kau tahu, itu membuatku gila. Selalu saja terbayang di otakku. Aku tidak ingin salah paham denganmu.” Ungkapku padanya.

Tapi ia semakin gusar. Dia terlihat bingung menjawab pertanyaanku. Lalu ia menimpali, ”emmm...eh kita sudah sampai. Hoaamm...aku ngantuk sekali. Ayo turun.” Ia mengalihkan topik pembicaraan dan kemudian Zhou Tian turun dari mobil.

Aku membelalakkan mataku. Ia melangkah ke dalam rumah bahkan dia meninggalkan aku sendirian di mobil.

”Huh.. Apa-apaan itu. Kalau tidak mau menjawab bilang saja. Kenapa harus meninggalkan aku.” Aku menggerutu sambil keluar dari dalam mobil.

Kulangkahkan kakiku masuk kedalam rumah. Fan yin sedang berbincang dengan Zhou Tian. Juga Luo, orang kepercayaan Zhou Tian ada disitu . Saat melihatku datang, Fan Yin melompat dari duduknya. Dan berlari menghampiriku serta merentangkan tangannya hendak memelukku.

”Naomi, akhirnya kau bebas. Maaf aku tidak bisa melakukan apa-apa tadi. Tapi aku senang kau kembali.” Fan yin mengungkapkan kegembiraannya dan memelukku.

Aku kaget dengan tindakannya. Lalu kudorong pelan tubuh Fan Yin kebelakang. Dan kusunggingkan senyuman padanya.

”Tidak apa-apa.” Balasku padanya.

”Sungguh aku senang melihatmu pulang.” Kata Fan Yin sambil merentangkan tangannya hendak memelukku lagi.

Namun dengan sigap Zhou Tian menarik kerah baju Fan Yin. Hingga membuat Fan Yin merasa kesal. Ia membalikkan badannya tepat dimana Zhou Tian berdiri.

”Hei..kenapa kau menarik aku?” Gerutu Fan Yin.

Zhou Tian menanggapinya dengan dingin. ”Jangan mencari kesempatan. Kau belum menyelesaikan masalah Black Kingdom. Bagaimana laporannya?” Tanya nya pada Fan Yin.

”Eh..? Bukankah aku sudah melaporkannya tadi? Apa kau lupa?” Ekspresi wajah Fan Yin terlihat bingung.

Tingkah Zhou Tian terlihat aneh. Dia menghindari bertatapan denganku.

”Benarkah? Ah..mungkin aku sudah mulai pikun. Hoaamm.... mataku sangat lelah sekali." Zhou Tian membuat gerakan seperti orang yang sedang menguap karena kantuk. Lalu ia melanjutkan kalimatnya. ”Ya sudah, kalau begitu aku ke atas dulu. Lanjutkan saja pertemuan lovey dovey kalian.” Ujar Zhou Tian dan ia pergi menaiki anak tangga.

Seketika mimik wajah Fan Yin terlihat kebingungan. Ia mengangkat alisnya dan mulutnya hampir terbuka lebar melihat sikap Zhou Tian barusan. Kutepuk punggung Fan Yin.

”Hei..jika kau membuka lebih lebar lagi ku jamin nyamuk akan masuk kedalam mulutmu.” Kataku.

”Kau lihat itu kan?” Fan Yin menunjuk ke arah Zhou Tian. ”Dia tidak pernah bertingkah seperti itu. Entah mengapa sikapnya menjadi seperti itu setelah kalian kembali." Tiba-tiba Fan Yin tersenyum creepy kepadaku. ”Hmm...apa terjadi sesuatu diantara kalian?” Ia melihatku dengan tatapan yang penasaran.

Aku kelimpungan dengan pertanyaan Fan Yin barusan. Lalu kualihkan topik pembahasannya.

”Kau tahu, aku sangat lelah sekali. Aku juga ingin istirahat. Besok saja kita lanjutkan pembahasannya ya." Ujarku lalu aku pergi meninggalkan Fan Yin yang kebingungan.

”Kau juga bersikap seperti itu. Aku tahu ada sesuatu diantara kalian.” Teriak Fan Yin frustasi.

Sebenarnya aku merasa kasihan melihat Fan yin frustasi seperti itu. Tapi aku merasa malu membahasnya dengan Fan Yin jikalau tadi Zhou Tian menciumku. Jantungku saja masih berdebar karena itu.

Sambil berjalan ke kamar aku menebak-nebak isi pikiran Zhou Tian. Apa dia juga memikirkan hal ciuman itu. Aku terus bertanya dalam hati tapi tak kutemukan jua jawabannya. Kurebahkan badanku di atas ranjang. Pikiranku melayang jauh. Aku teringat Ayah. Seketika hatiku sakit menahan rindu pada ayah.

”Ayah..maafkan aku. Aku merindukan mu, Ayah.” Gumanku dalam hati.

Tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk membuka akun sosmedku. Aku bisa mengabari ayah lewat itu. Tapi ponselku sudah hilang di dalam air saat aku jatuh ke bawah jembatan waktu itu.

Entah mengapa aku malah kepikiran untuk meminjam ponsel Zhou Tian. Kulihat jam di atas meja menunjukkan pukul 22.00. Mungkin dia belum tidur batinku. Aku menghela napas dan kukumpulkan keberanianku.

Lalu aku pergi ke kamar Zhou Tian yang ada disebelah kamar yang kutempati. Kuketuk pintu kamarnya. Namun tidak ada jawaban. Kucoba sekali lagi tapi nihil. Akhirnya kubuka sedikit pintu kamarnya. Mataku mencari ke dalam tapi tidak ada sosok Zhou Tian dikamar.

Rasa penasaranku membawaku masuk kedalam kamarnya. Kamar Zhou Tian sangat luas. Kesan kuat terpancar dari warna kamarnya bernuansa coklat gelap. Ia menata rapi barang di kamar nya. Juga ada sebuah kursi santai berwarna hitam yang langsung menghadap keluar jendela kaca.

Seketika Zhou Tian keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Aku terperanjat dan berteriak. Lalu dengan segera kututup mataku dengan telapak tanganku.

”Dasar mesum.” Teriakku padanya.

”Aku? Atau kau yang mesum tanpa izin masuk ke kamarku.” Zhou Tian menudingku. ”Oh, mungkin kau mau mengulang ciuman tadi?” Godanya sambil berjalan mendekati aku.

Aku merasa malu dan kuputar badanku membelakanginya. ”Maaf, aku masuk tanpa izin. Tadi aku sudah mengetuk pintunya tapi kau tidak menjawab.” Aku menjelaskan situasinya. ”Aku ingin meminjam ponsel mu.”

to be continued....

 

Bab terkait

  • Kisah cinta Naomi   12. Orang ketiga

    ”Ponsel? Untuk apa?" Zhou Tian bertanya padaku. ”Aku ingin membuka akun sosmedku. Mungkin aku bisa mengabari Ayah melalui itu agar tidak khawatir padaku.” Jelasku padanya. ”Oh..nih kau bisa menggunakannya.” Ujar Zhou Tian menyodorkan ponselnya kepadaku. Lalu kualihkan tubuhku menghadap Zhou Tian. Tanpa diduga saat aku membalikkan badanku, kepalaku langsung menghadap dada Zhou Tian terlihat tetesan air masih membasahi dada bidangnya. Seketika aku menjadi malu. ”Sepertinya kau sangat ingin melihatnya dari dekat bukan?” Zhou Tian menggodaku. Aku berdalih, ”Kau saja yang terlalu tinggi seperti tiang listrik.” Dia tertawa melihatku yang salah tingkah. ”Kau saja yang terlalu pendek.” Aku malu mengakui bahwa tinggi badanku hanya setinggi dadanya. Lalu kuraih ponsel Zhou Tian dari tanga

  • Kisah cinta Naomi   13. Raja Gombal

    ”Naomi ayo kita berfoto.” Ujar Fan Yin sembari mengambil ponsel baruku yang dibeli Zhou Tian. Kemudian ia merangkulku dan membuat pose wajah imut. Untuk seorang pria Fan Yin terlalu cantik. Pantas saja banyak wanita yang ingin selalu menjadi pasangannya walau hanya satu malam. Tentu Fan Yin memanfaatkan wajahnya dengan baik untuk bersenang-senang dengan para wanita cantik. Ia dan Zhou Tian berbeda jauh. Zhou Tian yang selalu bersikap dingin kepada wanita manapun. Namun meski demikian tak sedikit wanita yang berusaha untuk mendapatkan hatinya. Tatapan matanya yang tajam selalu membuat hatiku berdebar. Wajahnya sangat tampan seperti pahatan patung Michael angelo. ”Ini nomor ponselku.” Ujar Fan Yin mengetik nomornya di ponselku. Aku menoleh kearah Zhou Tian. Dan kusodorkan ponselku padanya.”Beri juga nomor ponsel

  • Kisah cinta Naomi   14. pura-pura Kekasih

    Seketika kuletakkan tanganku di dada kiriku. Terasa jantungku berdetak cepat. Aku segera bangkit berdiri dan melangkah menjauh dari Zhou Tian. Dia mengejarku dan menarik tanganku. Langkahku terhenti. ”Maaf, jika sikapku barusan membuatmu marah. Seharusnya aku tidak melakukan itu.” Ujar Zhou Tian memelas. Lantas aku membalikkan badanku. Kubulatkan mataku padanya. ”Kau tahu, kau selalu sesukamu. Kadang kau bersikap dingin kadang bersikap manis. Dan apa itu tadi? Kau selalu melakukan hal yang di luar dugaan. Apa menyenangkan mempermainkan hati seseorang?” Aku melontarkan semua yang mengganjal di hati. Ia tidak bergeming dengan pernyataanku barusan. Lalu kuteruskan langkahku. Namun tiba-tiba aku merasakan kehangatan. Zhou Tian memeluk akuu dari belakang. Pelukannya tidak sedingin sikapnya. Terasa hangat dan menenangkan, tetapi ak

  • Kisah cinta Naomi   15. Skenario Fan Yin

    Malam semakin gelap bintang tak lagi bersembunyi. Cahaya rembulan berpendar menembus jendelaku. Ku pandangi langit malam. Ada satu yang bersinar sangat terang. Penglihatan ku sangat aneh saat melihat bintang itu justru yang terlihat adalah wajah Zhou Tian. Ku kedipkan mataku beberapa kali seakan tak percaya.Mungkin aku sudah jatuh cinta padanya. Hatiku selalu merasa hangat bila di dekatnya. Sebelum nya aku tidak pernah mencintai seseorang seperti ini. Aku bahkan tidak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun. Aku sibuk membantu Ayah mencari uang untuk menghidupi kami. Masa mudaku ku habiskan dengan bekerja. Hingga ayah memintaku untuk menikah dengan Adrian Sebastian.Seharusnya aku tidak mengiyakan kemauan Ayah saat itu. Adrian pria brengsek yang membuat hidupku hancur. Tapi jika Adrian tidak melakukan itu, Aku juga mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Zhou Tian. Aku tidak tahu apakah aku harus senang atau sedih .Mataku terasa sangat lelah. Ku rebahkan ba

  • Kisah cinta Naomi   16. Skenario Fan Yin part II

    Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Ku ulurkan tanganku. ”Aku Naomi. Dan kau ?”Ia tersenyum sinis. ”Julie Wang.” Ia bahkan tidak menyambut tanganku. Fan Yin sedari tadi hanya menenggak wine nya. Ku lihat botol wine isinya tinggal setengah. Kemudian ia merangkul ku dan menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.”Aku sudah memiliki kekasih, jadi mari kita akhiri hubungan ini. Aku sudah bosan denganmu Julie. ” Kemudian Fan Yin berakting membelai pipiku.Ku ikuti saja permainan Fan Yin dan aku membalas dengan bergelayut dalam pelukannya. Julie terlihat kesal melihat kami yang bermesraan.”Cih! Apa kalian tidak menganggap ku disini. Dasar tidak tahu malu. Berengsek!” Julie melihat kami dengan sinis kemudian ia menenggak wine milik Fan Yin.”Julie berhentilah mengikuti ku. Aku tidak mencintai mu. Maaf jika ini menyakitkan bagimu tapi kau tahu sendiri kan aku pria seperti apa.” Ujar Fan Yin.Julie diam saja ia terlihat frustasi. Terpancar kesedihan

  • Kisah cinta Naomi   17. Jangan Marah Sayang

    Aku merasa kesal dengan Zhou Tian yang memarahi ku. Mengapa ia harus bersikap seperti itu. Memangnya aku siapa bagi dirinya sesukanya mengatur ku.”Berhenti.” Perintahku.Zhou Tian seketika menghentikan laju mobilnya. ”Kenapa?”Segera ku buka pintu mobil lalu aku turun ku banting pintu mobil dengan keras. Aku pergi berjalan kaki meninggalkannya. Hatiku terasa sakit. Bukan karena dia memarahiku. Tapi bila ia mengkhawatirkan aku mengapa ia tidak mengatakannya. Bila ia merasa cemburu seharusnya ia katakan saja. Bila ia tidak memiliki perasaan kepada ku harusnya jangan melakukan hal-hal yang membuat ku salah paham. Karena wanita butuh kepastian.Mobil Zhou Tian mengikutiku dari belakang seraya menghidupkan klakson mobilnya. Jelas saja itu menarik perhatian orang-orang.”Naiklah Nao. Ayo kita bicarakan baik-baik.” Ujar Zhou Tian memelas.Aku berpaling dan meneruskan langkahku. ”Aku tidak akan ikut denganmu. Pulanglah sendiri.””Lihat langitnya su

  • Kisah cinta Naomi   18. Dedaunan berguguran tapi kisah kita bersemi

    Zhou Tian membelalakkan matanya kepada Fan Yin yang duduk diantara kami. Mungkin ia merasa Fan Yin sengaja melakukannya.”Ah, kau bilang kau mencari Naomi ke kamarnya. Mengapa kau mengunjungi kamar seorang wanita?” Zhou Tian bertanya menyelidiki.”Aku hanya ingin bercerita saja. Aku kesepian dibawah. Dan kalian berdua”. Fan Yin melirikku lalu kemudian menoleh kearah Zhou Tian. ”Apa yang kalian lakukan berduaan dikamar?””Memandang hujan.” Jawab ku datar.”Hah?” Ia membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka. Jelas sekali Fan Yin terlihat kebingungan dengan jawaban yang kuberikan. Kemudian ia melanjutkan kalimatnya. ”Aku yakin ada sesuatu diantara kalian. Apa kalian berkencan?” Wajahnya masih terlihat imut sekalipun ia sedang kaget dengan pertanyaannya sendiri.Aku kelabakan dengan pertanyaan yang dilontarkan Fan Yin begitu juga dengan Zhou Tian, ia pura-pura batuk dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela.”Aku baru ingat, pakaian ku belum ku

  • Kisah cinta Naomi   19. Bertemu Kembali dengannya. Dunia sangatlah kecil!

    ”Kemanapun kau pergi aku akan mengejar mu Nao.” Ujar Zhou Tian.”Sungguh? Jika nanti aku ke surga apakah kau akan mengejarku juga?””Aku takkan melepaskan mu. Sekalipun harus kesana aku akan mengejar mu.” Zhou Tian semakin mempererat rangkulannya.Aku tersenyum mendengar jawabannya. Kemudian Zhou Tian melepas rangkulannya dan membawaku kembali berkeliling taman.”Aku baru ingat. Fan Yin bilang biasanya bila memasuki musim gugur akan ada festival lampion. Kapan itu? Bolehkah kau membawaku kesana?””Ah, sepertinya malam ini.” Zhou Tian melihat arlojinya dan berkata ” Masih ada waktu 3 jam lagi sebelum malam. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan lagi menikmati pemandangan ini?” Ia menoleh ke arahku dengan senyuman tergambar di bibirnya.”Kakiku sudah sangat lel

Bab terbaru

  • Kisah cinta Naomi   Epilog

    [Jika kau terlalu fokus, maka yang lain tak tampak bagimu. Jika kau terlalu jatuh ke dalam, maka kau akan sulit untuk naik. Jika kau terlalu memaksa mengejar sesuatu, segalanya belum tentu berakhir seperti yang kau inginkan.] Saat aku menulis cerita ini, aku menangis di pojokan karena merasa bersalah telah membuat ending yang menyedihkan seperti ini. Tapi dari awal aku buat cerita ini, memang sudah aku seting endingnya seperti ini. Jangan bully author ya😁 Tolong dimaafkan 😁😍 Memang tragis sih endingnya 😭😭😭😭 Sumpah aku nulisnya sambil mewek. Ga tega sama karakternya. Tapi cerita harus terus berlanjut. Terima kasih banyak buat kalian yang sudah baca Kisah Cinta Naomi. Aku bangga dan bahagia banget ceritaku ada yang baca. Pokoknya terima kasih, dear! Oh ya, kalian bisa baca buku aku yang lainnya. Seperti : KAU MILIKKU, kisah si cewek bar-bar dan superstar yang menderita philophobia Atau kalian suka genre Fanta

  • Kisah cinta Naomi   55. Akhir kisah kita (Fan Yin POV)

    Dulu aku tidak pernah peduli dengan yang namanya cinta. Wanita hanyalah mainan saja bagiku. Namun, kini semuanya berubah sejak aku bertemu dengan Naomi. Hanya dengan sebuah senyuman polos ia berhasil memikat hatiku. Segalanya kulakukan untuk menarik perhatiannya, tetapi di dalam pandangannya hanya ada Zhou Tian.Kini aku memiliki dirinya seutuhnya setelah melenyapkan Zhou Tian, tetapi aku tidak merasa bahagia. Kupikir jika Zhou Tian mati, Naomi akan membuka hatinya untukku. Namun sekarang ia malah seperti mayat hidup. Setiap harinya ia hanya membisu memandangi langit. Tubuhnya semakin kurus karena tak ingin makan.Dan aku semakin frustrasi melihatnya yang menyedihkan seperti itu. Apa yang aku cari? Apa yang aku kejar? Aku telah dibutakan cinta, tetapi cinta itu sendiri menyiksaku sampai ke tulang. Setiap hari aku membujuknya dan memohon maaf kepadanya. Sedikitpun ia tidak peduli dengan semua yang kulakukan.

  • Kisah cinta Naomi   54. Luka Untuk Semuanya

    Sepasang tangan terulur dan merangkul pinggangku lalu menarik aku dengan keras. Hingga kami terjungkal ke atas lantai. Dia meringis kesakitan karena aku mendarat di atas tubuhnya. Aku begitu marah telah diselamatkannya. Saat ini aku hanya ingin menemui Zhou Tian.”Kau sudah gila! Untuk apa kau berdiri di sana? Apa yang ada dalam pikiranmu, hah?!” Sergah Fan Yin.Dalam sekejap tatapan mata serta raut wajahnya berubah lembut, ”Nao, kumohon jangan lakukan lagi hal bodoh seperti itu. Aku tidak mau kehilanganmu, Nao.”Aku menatap lurus ke dalam matanya lalu tanganku reflek menampar wajahnya. Sangat keras sampi meninggalkan bekas merah di sana. Ia tertegun dengan sikapku. Aku tak ingin berbicara. Semua suaraku seakan pergi dengan Zhou Tian. Diam.Kemudian aku bangkit berdiri dan duduk di kursi yang mengarah langsung ke luar jendela. Menatap kosong ke luar sana. Menangis

  • Kisah cinta Naomi   53. Air Mata Darah

    Saat aku membuka mata, cahaya-cahaya putih membutakan mataku beberapa saat. Di sekeliling, tembok-tembok putih dengan sedikit warna keemasan di garis tepiannya mengelilingi aku. Tempat ini sangat asing bagiku. Aku tidak tahu ada di mana. Mengapa aku bisa ada di sini? Kupegangi kepalaku dan mengacak-acak rambutku. Tetiba aku teringat dengan Zhou Tian. Pikiranku kembali kalut. Aku mulai panik. Pintu besar berwarna coklat itu jadi sasaran kemarahanku. Kugedor-gedor pintunya bahkan aku menendang pintu itu hingga kakiku sakit. Tak hentinya aku berusaha membuka pintu. Kursi kayu yang ada di depan meja rias, aku ambil dan melemparkannya ke pintu, namun seinci pun tidak bergerak. Suara teriakanku bergema di ruangan ini. Berkali-kali aku minta tolong tak satupun suara dari luar sana yang terdengar. Sunyi. Sedari tadi hanya suaraku saja yang memenuhi ruangan ini. Zhou Tian, bagaimana keadaanmu sekarang? Aku sangat ingin bertemu denganmu. Kau harus

  • Kisah cinta Naomi   52. Pilar istana yang runtuh

    Tuxedo putih yang di kenakan Zhou Tian berubah menjadi merah gelap dan berbau anyir. Darah segar keluar dari lubang bekas timah panas itu, terus mengalir hingga mengenai gaunku. Aku tidak henti-hentinya menekan lubang kecil itu. Suara tangisanku meraung-raung, pikiranku kalut. Rasa takut kehilangan akan dirinya berhasil membuatku seperti orang gila. Walaupun pandanganku mulai gelap akibat tidak kuat melihat darah, aku tetap bertahan di sisinya. Memukul-mukul pipinya agar tetap tersadar. ”Tian-tian, jangan tinggalkan aku. Kau harus bertahan! Kau tidak boleh mati. Aku akan membunuhmu jika kau lakukan itu!” isakan tangisanku semakin menjadi. Duniaku sudah runtuh. Pilar istanaku sudah roboh. Tetapi pria ini masih bisa tersenyum di saat sedang sekarat. Dia bukan kucing yang memiliki sembilan nyawa. Apa ia pasrah dengan semua ini? Aku benci melihatnya tersenyum seperti itu. Aku merasa itu seakan yang terakhir kulihat.

  • Kisah cinta Naomi   51. Di Ujung Tanduk

    Seketika tubuhku gemetaran dan kalut. Aku takut hal buruk terjadi dengan Zhou Tian. Suaraku memekik berusaha meredakan ketegangan di antara mereka. Segera aku berdiri di depan Zhou Tian untuk menghalangi arah revolver Fan Yin.”Menyingkirlah, Nao! Aku tidak mau melukaimu. Aku hanya perlu menyingkirkan penghalang jalanku saja.” Fan Yin berusaha keras menguatkan genggamannya pada batang revolver itu. Bahkan revolver itu bergetar mengikuti getaran tangan Fan Yin.”Biar aku saja yang menggantikanya. Lakukanlah, aku harap itu bisa meredakan amarahmu. Tembak saja aku!” Aku berteriak kencang sampai-sampai tenggorokanku terasa sakit.Walaupun saat ini aku ketakutan dengan segala kengerian yang mungkin terjadi padaku, tetapi seinci pun kakiku tak bergeser. Kesunyian seketika melanda dikala matahari semakin menghilang. Gelap. Hanya ada cahaya dari lampu-lampu di garis batas pelabuhan. Gemuruh ombak yang men

  • Kisah cinta Naomi   50. Air susu dibalas dengan air tuba

    Samar-samar aku mendengar suara bising dan aroma amis yang kuat di sekitarku. Perlahan aku membuka mata masih tampak buram. Kepalaku masih pusing dan perutku terasa mual. ”Hei, Nao. Kau sudah sadar?” suara yang sangat aku kenali memanggil namaku. Itu suara Fan Yin. Kini aku bisa melihat jelas wajahnya. Kualihkan pandanganku ke sekitar. Kapal-kapal tampak berjejer, aku ada di pelabuhan. Bau amis yang menyengat mencuat dari kapal ikan yang bersandar di sana. Mengapa aku bisa ada di sini? Di mana Zhou Tian? Apa yang sedang terjadi? Semua pertanyaan itu bermunculan di kepalaku. Lalu aku menatap Fan Yin dengan sinis. ”A Yin, mengapa kita di sini? Mengapa kau membawa aku kemari?” aku memekik. Kupegangi kepalaku yang masih pusing. Ia berjalan mendekati aku dan duduk selonjoran di sampingku. Ia menyandarkan kepalanya di pundakku, menangis tersedu-sedu. ”Maafkan aku, Nao.

  • Kisah cinta Naomi   49. Bukan hari bahagiamu

    Suara berisik dari burung camar juga deburan ombak yang menghantam karang, membangunkan tidurku. Dari celah-celah tenda, semburat cahaya putih menelisik masuk, menerpa netra yang masih setengah sadar. Rupanya pagi datang lagi. Kubuka dengan keras ziper tenda, pemandangan yang disuguhkan sungguh memanjakan mata.Zhou Tian masih malas-malasan, ia semakin menarik selimutnya. Ia menutup matanya dengan tangannya, menghalau sinar matahari yang tumpah ke wajahnya. Bergeser ke kiri dan ke kanan. Aku menikmati tingkahnya yang menggemaskan seperti itu. Aku tergoda untuk mengusili dia yang sedang tertidur itu, lalu kuambil rambutku dan menggoyangkannya di hidung Zhou Tian. Ia menggerakkan wajahnya dan mengusap hidungnya. Namun, ia tetap tertidur. Ah, aku semakin menjahilinya hingga ia terbangun dan tampak kesal.”Bangunlah, hari sudah terang,” perintahku.”Nao, aku masih ngantuk. Tolong nanti saja bangunkan

  • Kisah cinta Naomi   48. Will You Marry me?

    Zhou Tian segera bangun dari posisi tidurnya dan duduk menghadapku. Lalu ia menggerakkan kepalanya, memberikan kode agar aku bangun mengikutinya. Aku merasa agak kebingungan dengan sikapnya yang terlihat canggung dan sedikit salah tingkah. Mataku menelisik jauh ke dalam bola mata berwarna coklat itu, ia terlihat gelisah. ”Ada apa? Mengapa kau sangat gusar? Apakah ada yang mengusik pikiranmu?” tanyaku. Zhou Tian menggelengkan kepalanya beberapa kali lalu meraih tanganku dan meremasnya dengan lembut. Sebuah senyuman terbit di wajahnya yang sedikit berpasir. Tatapannya pada saat itu sangat dalam dan penuh cinta. ”Nao, hmm sebenarnya a-aku...” bahkan suaranya terdengar bergetar, ”ada yang ingin aku berikan, tetapi pejamkan dulu matamu dan jangan mengintip.” Rasa bingung bercampur penasaran mengaduk-aduk hatiku. Dan sedetik kemudian aku memejamkan mataku. Sungguh, ia membuatku penasara

DMCA.com Protection Status