Beranda / Romansa / Kisah cinta Naomi / 17. Jangan Marah Sayang

Share

17. Jangan Marah Sayang

Penulis: Vieneze
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku merasa kesal dengan Zhou Tian yang memarahi ku. Mengapa ia harus bersikap seperti itu. Memangnya aku siapa bagi dirinya sesukanya mengatur ku.

”Berhenti.” Perintahku.

Zhou Tian seketika menghentikan laju mobilnya. ”Kenapa?”

Segera ku buka pintu mobil lalu aku turun ku banting pintu mobil dengan keras. Aku pergi berjalan kaki meninggalkannya. Hatiku terasa sakit. Bukan karena dia memarahiku. Tapi bila ia mengkhawatirkan aku mengapa ia tidak mengatakannya. Bila ia merasa cemburu seharusnya ia katakan saja. Bila ia tidak memiliki perasaan kepada ku harusnya jangan melakukan hal-hal yang membuat ku salah paham. Karena wanita butuh kepastian.

Mobil Zhou Tian mengikutiku dari belakang seraya menghidupkan klakson mobilnya. Jelas saja itu menarik perhatian orang-orang.

”Naiklah Nao. Ayo kita bicarakan baik-baik.” Ujar Zhou Tian memelas.

Aku berpaling dan meneruskan langkahku. ”Aku tidak akan ikut denganmu. Pulanglah sendiri.”

”Lihat langitnya su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kisah cinta Naomi   18. Dedaunan berguguran tapi kisah kita bersemi

    Zhou Tian membelalakkan matanya kepada Fan Yin yang duduk diantara kami. Mungkin ia merasa Fan Yin sengaja melakukannya.”Ah, kau bilang kau mencari Naomi ke kamarnya. Mengapa kau mengunjungi kamar seorang wanita?” Zhou Tian bertanya menyelidiki.”Aku hanya ingin bercerita saja. Aku kesepian dibawah. Dan kalian berdua”. Fan Yin melirikku lalu kemudian menoleh kearah Zhou Tian. ”Apa yang kalian lakukan berduaan dikamar?””Memandang hujan.” Jawab ku datar.”Hah?” Ia membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka. Jelas sekali Fan Yin terlihat kebingungan dengan jawaban yang kuberikan. Kemudian ia melanjutkan kalimatnya. ”Aku yakin ada sesuatu diantara kalian. Apa kalian berkencan?” Wajahnya masih terlihat imut sekalipun ia sedang kaget dengan pertanyaannya sendiri.Aku kelabakan dengan pertanyaan yang dilontarkan Fan Yin begitu juga dengan Zhou Tian, ia pura-pura batuk dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela.”Aku baru ingat, pakaian ku belum ku

  • Kisah cinta Naomi   19. Bertemu Kembali dengannya. Dunia sangatlah kecil!

    ”Kemanapun kau pergi aku akan mengejar mu Nao.” Ujar Zhou Tian.”Sungguh? Jika nanti aku ke surga apakah kau akan mengejarku juga?””Aku takkan melepaskan mu. Sekalipun harus kesana aku akan mengejar mu.” Zhou Tian semakin mempererat rangkulannya.Aku tersenyum mendengar jawabannya. Kemudian Zhou Tian melepas rangkulannya dan membawaku kembali berkeliling taman.”Aku baru ingat. Fan Yin bilang biasanya bila memasuki musim gugur akan ada festival lampion. Kapan itu? Bolehkah kau membawaku kesana?””Ah, sepertinya malam ini.” Zhou Tian melihat arlojinya dan berkata ” Masih ada waktu 3 jam lagi sebelum malam. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan lagi menikmati pemandangan ini?” Ia menoleh ke arahku dengan senyuman tergambar di bibirnya.”Kakiku sudah sangat lel

  • Kisah cinta Naomi   20. Ada ada denganmu?

    Zhou Tian membawaku pulang. Aku tidak ingin melihat festival lampion lagi. Setelah bertemu kembali dengan Adrian, hati dan pikiranku kacau. Fan Yin sedari tadi menghubungi ku dan mengirim pesan. Aku mengabaikan telfon dan pesannya. Mungkin ia kebingungan denganku yang tiba-tiba ingin pulang.”Kau baik-baik saja?” Zhou Tian meraih tanganku dan mengelus punggung tanganku.”Aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengannya. Itu mengusikku.” Jawabku padanya.Zhou Tian tersenyum. ”Kau jangan memikirkan itu lagi. Ada aku. Aku akan selalu melindungi dan menjaga mu.””Terima kasih.” Ku pijaki anak tangga. ”Aku lelah. Aku mau istirahat.”Aku pergi melangkah ke kamar. Ku baringkan tubuhku keatas tempat tidur. Meskipun aku tak ingin mengingat lagi kejadian beberapa bulan yang lalu, tetap saja i

  • Kisah cinta Naomi   21. Sok cuek padahal butuh

    Fan Yin melahap habis makanannya. Ia selalu memuji masakan yang ku buat. Ya wajar saja ia memuji, bisa dibilang aku jago dalam memasak. Dulu untuk membantu ekonomi keluarga, aku selalu menjajakan makanan dan kue buatan ku sendiri. Beruntung banyak yang menyukai kue buatan ku. Sekarang demi membalas budi pada Zhou Tian, yang bisa kulakukan hanya memasak makanan untuk mereka dan membersihkan rumahnya.Aku bersyukur bertemu dengan orang seperti Zhou Tian dan Fan Yin. Sekalipun mereka bekerja di bidang yang berbahaya tapi hati mereka sangatlah baik.”Hei.. Nao, kau melamun?” tanya Fan Yin.”Aku memikirkan keadaan Zhou Tian. Sudah satu jam ia masih mengurung diri di kamar. Apa aku susul saja ke kamar? bagaimana menurutmu?”Fan Yin mengangkat bahunya. ”Aku tidak yakin. Tapi kau coba saja.”Lantas aku pun pergi

  • Kisah cinta Naomi   22. Aku tidak pernah mengira dia adalah aku

    ”Kau yakin aku harus pulang?” Tanyanya sekali lagi.Aku tersenyum padanya. ”Pergilah. Biar hatimu tenang.””Kau yang terbaik. Tapi aku tidak ingin jauh darimu.” Ucapnya sembari mengecup punggung tanganku.”Kau mengatakan itu seakan pergi berbulan-bulan lamanya.” Balasku.Kemudian ia tersenyum. ”Sehari serasa setahun bagiku.””Dasar. kau pandai sekali merayu.” Aku tertawa kecil. ” Kapan kau akan berangkat?””Sore nanti.” Jawabnya singkat dan membaringkan badannya di ranjang.”Jika ingin tidur pergilah ke kamarmu.” Aku mengguncang tubuhnya.Zhou Tian membuka sebelah matanya dan tersenyum. Lalu ia menarikku ke dalam pelukannya. ”Jangan mengusirku. Biarkan aku disini sebentar saja.”Beberapa saat ke

  • Kisah cinta Naomi   23. Sisakan sedikit ruang di hatimu untukku

    Aku kelabakan. Tidak bisa mengelak lagi. Lalu ku berikan jurnal itu kembali padanya.”A-aku tidak sengaja menemukannya. Maaf aku udah lancang melihat jurnal milikmu.”Fan Yin tak bergeming. Ia diam saja berdiri disitu. Sorot matanya tetap saja dingin. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Aku yang merasa bersalah jadi salah tingkah. Tanpa pikir panjang aku segera melangkah keluar. Namun Fan Yin menarik tanganku dan menghentikan langkahku.”Kau mengetahuinya kan?” Ia mendekati ku dan menatapku dalam. ”Aku tidak bisa merahasiakannya lagi darimu. Selama ini aku sudah berusaha menahannya. Mungkin ini saatnya aku mengutarakan isi hatiku. Naomi, aku mencintaimu.”Aku kaget bercampur bingung. ”Fan Yin, kau seperti keluarga bagiku. Di hatiku sudah ada pria lain.”Ia semakin mendekati ku. Hingga

  • Kisah cinta Naomi   24. Kembali lagi setelah lima tahun(Zhou Tian POV)

    Zhou Tian POVSaat mendengar kabar ibu sedang sakit, hatiku tak karuan. Aku sangat mengkhawatirkan ibu. Setelah lima tahun, ini pertama kalinya aku menjejakkan kaki di rumah ini lagi. Aku masih ingat jelas kenangan pahit di rumah ini. Dulu di balik jendela itu aku selalu melihat anak sebaya ku bermain dengan lepas di luar sana. Aku bahkan tidak memiliki seorang teman kala itu. Kadang aku merasa iri dengan mereka yang bisa melakukan hal yang disukai.Di Sofa besar itu, sosok pria yang sangat ku benci duduk disana. Ya, itu ayahku. Sedari aku kecil, ia bahkan tidak pernah menyayangi ku. Dia hanya memerintah ku untuk melakukan hal yang di katakannya saja. Ibarat kerbau yang kena cucuk hidungnya.”Akhirnya, kau kembali juga ke rumah ini.” Ayah menyambut ku dengan senyuman. ”Ayah senang melihat mu baik-baik saja.”Aku tersenyum sinis. ”Berhentilah berpura-pura kita pernah d

  • Kisah cinta Naomi   25. Melepas kerinduan

    Saat aku hendak melangkahkan kakiku naik ke atas tangga, Fan Yin menarik tubuhku dan merangkul dengan erat. Aku terlonjak kaget. Ku dorong tubuh Fan Yin sekuat tenaga, membuat tubuhnya kini terpaut jarak denganku."Mengapa?" Fan Yin bertanya, tangannya kembali menarik tubuhku mendekat dengannya sekali lagi. Tangannya yang lain menyibak rambutku ke balik daun telinga agar terlihat rapi. Fan Yin memiringkan wajahnya mendekat dan tersenyum manis."Kau membuatku muak." Aku berusaha mendorong tubuhnya untuk menjauh, tetapi Fan Yin menahan tanganku dan menghirup aroma rambutku."Aku tidak akan pernah menyerah Naomi. Sekalipun aku harus berpura-pura tegar di depan mu dan Zhou Tian, akan ku lakukan. Aku akan selalu mengejarmu Naomi.""Jawabanku tetap sama. Aku mencintai Zhou Tian. Ku mohon, menyerahlah." Tegasku padanya.Sinar mata Fan Yin meredup. Marah, sedih dan kesal menyatu dalam sebuah senyuman yang terlihat pahit. Aku jadi merasa susah hati. Dalam p

Bab terbaru

  • Kisah cinta Naomi   Epilog

    [Jika kau terlalu fokus, maka yang lain tak tampak bagimu. Jika kau terlalu jatuh ke dalam, maka kau akan sulit untuk naik. Jika kau terlalu memaksa mengejar sesuatu, segalanya belum tentu berakhir seperti yang kau inginkan.] Saat aku menulis cerita ini, aku menangis di pojokan karena merasa bersalah telah membuat ending yang menyedihkan seperti ini. Tapi dari awal aku buat cerita ini, memang sudah aku seting endingnya seperti ini. Jangan bully author ya😁 Tolong dimaafkan 😁😍 Memang tragis sih endingnya 😭😭😭😭 Sumpah aku nulisnya sambil mewek. Ga tega sama karakternya. Tapi cerita harus terus berlanjut. Terima kasih banyak buat kalian yang sudah baca Kisah Cinta Naomi. Aku bangga dan bahagia banget ceritaku ada yang baca. Pokoknya terima kasih, dear! Oh ya, kalian bisa baca buku aku yang lainnya. Seperti : KAU MILIKKU, kisah si cewek bar-bar dan superstar yang menderita philophobia Atau kalian suka genre Fanta

  • Kisah cinta Naomi   55. Akhir kisah kita (Fan Yin POV)

    Dulu aku tidak pernah peduli dengan yang namanya cinta. Wanita hanyalah mainan saja bagiku. Namun, kini semuanya berubah sejak aku bertemu dengan Naomi. Hanya dengan sebuah senyuman polos ia berhasil memikat hatiku. Segalanya kulakukan untuk menarik perhatiannya, tetapi di dalam pandangannya hanya ada Zhou Tian.Kini aku memiliki dirinya seutuhnya setelah melenyapkan Zhou Tian, tetapi aku tidak merasa bahagia. Kupikir jika Zhou Tian mati, Naomi akan membuka hatinya untukku. Namun sekarang ia malah seperti mayat hidup. Setiap harinya ia hanya membisu memandangi langit. Tubuhnya semakin kurus karena tak ingin makan.Dan aku semakin frustrasi melihatnya yang menyedihkan seperti itu. Apa yang aku cari? Apa yang aku kejar? Aku telah dibutakan cinta, tetapi cinta itu sendiri menyiksaku sampai ke tulang. Setiap hari aku membujuknya dan memohon maaf kepadanya. Sedikitpun ia tidak peduli dengan semua yang kulakukan.

  • Kisah cinta Naomi   54. Luka Untuk Semuanya

    Sepasang tangan terulur dan merangkul pinggangku lalu menarik aku dengan keras. Hingga kami terjungkal ke atas lantai. Dia meringis kesakitan karena aku mendarat di atas tubuhnya. Aku begitu marah telah diselamatkannya. Saat ini aku hanya ingin menemui Zhou Tian.”Kau sudah gila! Untuk apa kau berdiri di sana? Apa yang ada dalam pikiranmu, hah?!” Sergah Fan Yin.Dalam sekejap tatapan mata serta raut wajahnya berubah lembut, ”Nao, kumohon jangan lakukan lagi hal bodoh seperti itu. Aku tidak mau kehilanganmu, Nao.”Aku menatap lurus ke dalam matanya lalu tanganku reflek menampar wajahnya. Sangat keras sampi meninggalkan bekas merah di sana. Ia tertegun dengan sikapku. Aku tak ingin berbicara. Semua suaraku seakan pergi dengan Zhou Tian. Diam.Kemudian aku bangkit berdiri dan duduk di kursi yang mengarah langsung ke luar jendela. Menatap kosong ke luar sana. Menangis

  • Kisah cinta Naomi   53. Air Mata Darah

    Saat aku membuka mata, cahaya-cahaya putih membutakan mataku beberapa saat. Di sekeliling, tembok-tembok putih dengan sedikit warna keemasan di garis tepiannya mengelilingi aku. Tempat ini sangat asing bagiku. Aku tidak tahu ada di mana. Mengapa aku bisa ada di sini? Kupegangi kepalaku dan mengacak-acak rambutku. Tetiba aku teringat dengan Zhou Tian. Pikiranku kembali kalut. Aku mulai panik. Pintu besar berwarna coklat itu jadi sasaran kemarahanku. Kugedor-gedor pintunya bahkan aku menendang pintu itu hingga kakiku sakit. Tak hentinya aku berusaha membuka pintu. Kursi kayu yang ada di depan meja rias, aku ambil dan melemparkannya ke pintu, namun seinci pun tidak bergerak. Suara teriakanku bergema di ruangan ini. Berkali-kali aku minta tolong tak satupun suara dari luar sana yang terdengar. Sunyi. Sedari tadi hanya suaraku saja yang memenuhi ruangan ini. Zhou Tian, bagaimana keadaanmu sekarang? Aku sangat ingin bertemu denganmu. Kau harus

  • Kisah cinta Naomi   52. Pilar istana yang runtuh

    Tuxedo putih yang di kenakan Zhou Tian berubah menjadi merah gelap dan berbau anyir. Darah segar keluar dari lubang bekas timah panas itu, terus mengalir hingga mengenai gaunku. Aku tidak henti-hentinya menekan lubang kecil itu. Suara tangisanku meraung-raung, pikiranku kalut. Rasa takut kehilangan akan dirinya berhasil membuatku seperti orang gila. Walaupun pandanganku mulai gelap akibat tidak kuat melihat darah, aku tetap bertahan di sisinya. Memukul-mukul pipinya agar tetap tersadar. ”Tian-tian, jangan tinggalkan aku. Kau harus bertahan! Kau tidak boleh mati. Aku akan membunuhmu jika kau lakukan itu!” isakan tangisanku semakin menjadi. Duniaku sudah runtuh. Pilar istanaku sudah roboh. Tetapi pria ini masih bisa tersenyum di saat sedang sekarat. Dia bukan kucing yang memiliki sembilan nyawa. Apa ia pasrah dengan semua ini? Aku benci melihatnya tersenyum seperti itu. Aku merasa itu seakan yang terakhir kulihat.

  • Kisah cinta Naomi   51. Di Ujung Tanduk

    Seketika tubuhku gemetaran dan kalut. Aku takut hal buruk terjadi dengan Zhou Tian. Suaraku memekik berusaha meredakan ketegangan di antara mereka. Segera aku berdiri di depan Zhou Tian untuk menghalangi arah revolver Fan Yin.”Menyingkirlah, Nao! Aku tidak mau melukaimu. Aku hanya perlu menyingkirkan penghalang jalanku saja.” Fan Yin berusaha keras menguatkan genggamannya pada batang revolver itu. Bahkan revolver itu bergetar mengikuti getaran tangan Fan Yin.”Biar aku saja yang menggantikanya. Lakukanlah, aku harap itu bisa meredakan amarahmu. Tembak saja aku!” Aku berteriak kencang sampai-sampai tenggorokanku terasa sakit.Walaupun saat ini aku ketakutan dengan segala kengerian yang mungkin terjadi padaku, tetapi seinci pun kakiku tak bergeser. Kesunyian seketika melanda dikala matahari semakin menghilang. Gelap. Hanya ada cahaya dari lampu-lampu di garis batas pelabuhan. Gemuruh ombak yang men

  • Kisah cinta Naomi   50. Air susu dibalas dengan air tuba

    Samar-samar aku mendengar suara bising dan aroma amis yang kuat di sekitarku. Perlahan aku membuka mata masih tampak buram. Kepalaku masih pusing dan perutku terasa mual. ”Hei, Nao. Kau sudah sadar?” suara yang sangat aku kenali memanggil namaku. Itu suara Fan Yin. Kini aku bisa melihat jelas wajahnya. Kualihkan pandanganku ke sekitar. Kapal-kapal tampak berjejer, aku ada di pelabuhan. Bau amis yang menyengat mencuat dari kapal ikan yang bersandar di sana. Mengapa aku bisa ada di sini? Di mana Zhou Tian? Apa yang sedang terjadi? Semua pertanyaan itu bermunculan di kepalaku. Lalu aku menatap Fan Yin dengan sinis. ”A Yin, mengapa kita di sini? Mengapa kau membawa aku kemari?” aku memekik. Kupegangi kepalaku yang masih pusing. Ia berjalan mendekati aku dan duduk selonjoran di sampingku. Ia menyandarkan kepalanya di pundakku, menangis tersedu-sedu. ”Maafkan aku, Nao.

  • Kisah cinta Naomi   49. Bukan hari bahagiamu

    Suara berisik dari burung camar juga deburan ombak yang menghantam karang, membangunkan tidurku. Dari celah-celah tenda, semburat cahaya putih menelisik masuk, menerpa netra yang masih setengah sadar. Rupanya pagi datang lagi. Kubuka dengan keras ziper tenda, pemandangan yang disuguhkan sungguh memanjakan mata.Zhou Tian masih malas-malasan, ia semakin menarik selimutnya. Ia menutup matanya dengan tangannya, menghalau sinar matahari yang tumpah ke wajahnya. Bergeser ke kiri dan ke kanan. Aku menikmati tingkahnya yang menggemaskan seperti itu. Aku tergoda untuk mengusili dia yang sedang tertidur itu, lalu kuambil rambutku dan menggoyangkannya di hidung Zhou Tian. Ia menggerakkan wajahnya dan mengusap hidungnya. Namun, ia tetap tertidur. Ah, aku semakin menjahilinya hingga ia terbangun dan tampak kesal.”Bangunlah, hari sudah terang,” perintahku.”Nao, aku masih ngantuk. Tolong nanti saja bangunkan

  • Kisah cinta Naomi   48. Will You Marry me?

    Zhou Tian segera bangun dari posisi tidurnya dan duduk menghadapku. Lalu ia menggerakkan kepalanya, memberikan kode agar aku bangun mengikutinya. Aku merasa agak kebingungan dengan sikapnya yang terlihat canggung dan sedikit salah tingkah. Mataku menelisik jauh ke dalam bola mata berwarna coklat itu, ia terlihat gelisah. ”Ada apa? Mengapa kau sangat gusar? Apakah ada yang mengusik pikiranmu?” tanyaku. Zhou Tian menggelengkan kepalanya beberapa kali lalu meraih tanganku dan meremasnya dengan lembut. Sebuah senyuman terbit di wajahnya yang sedikit berpasir. Tatapannya pada saat itu sangat dalam dan penuh cinta. ”Nao, hmm sebenarnya a-aku...” bahkan suaranya terdengar bergetar, ”ada yang ingin aku berikan, tetapi pejamkan dulu matamu dan jangan mengintip.” Rasa bingung bercampur penasaran mengaduk-aduk hatiku. Dan sedetik kemudian aku memejamkan mataku. Sungguh, ia membuatku penasara

DMCA.com Protection Status