Akan tetapi, kesan itu makin lama- makin pudar, setelah menikah lama dengan lelaki itu. Menyesal? Tidak! Tias tidak pernah menyesal pernah memilih Galih. Akan tetapi, dia menyesal pada perasaannya, yang pernah memberikan seluruhnya pada lelaki itu. Seharusnya, dirinya dapat mengendalikan diri, tidak mencintai Galih terlalu dalam. Air matanya meluncur melewati sudaut matanya, lagi dan lagi. Sesak di dada menguasainya, sehingga terisak penuh dengan perasaan bimbang. Dokter Ida kembali masuk ke ruangannya, setelah setengah jam meninggalkan Tias. “Saya tidak memaksa, Tias. Apapun keputusanmu, itu hak kamu. Tapi pikirkan lagi, ya?” Pinta sang dokter. Tias berterima kasih, kemudian meminta ijin meminjam toilet untuk mencuci wajahnya. Wanita itu akan menghilangkan jejak air matanya. Dia melangkah memasuki toilet tersebut. Dibuka kran untuk mengalirkan air. Setelah menerpa wajah tersebut dengan air dingin yang mengalir, Tias merasa lebih
Last Updated : 2021-05-16 Read more