Manik cokelat itu perlahan membuka matanya, rasa sakit masih menghiasi tubuhnya terlebih hatinya. Setelah mendengar kenyataan tentang kematian kedua orang tuanya, Arumi, hampir tidak bisa memejamkan mata, dia terus saja memaksa dirinya untuk menerima semuanya dengan ikhlas. Namun, ternyata cukup sulit untuknya mendapati kenyataan bahwa Evanya adalah penyebab kematian kedua orang tuanya dan pria yang sangat dia cintai terlibat dalam kejadian itu. Entah siapa yang harus dia benci, dan kenapa tidak dari awal kenyataan ini di ungkapkan. Apakah karena Randika adalah anak sahabat mendiang ayahnya? atau kah karena tidak ingin Arumi membenci anak dari sahabat ayahnya, atau kah? Ah sudahlah, keadaan ini semakin membuat rumit hati gadis pemilik manik cokelat itu. Dari rasa benci menjadi cinta, kemudian berubah menjadi canggung. Sungguh kehidupan ini sangat tidak adil di rasanya. Namun, tetap harus dia lalui. Arumi berusaha untuk duduk, dia menatap jam yang menunjuk
Read more