Share

Ch 76

Author: AurumS
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Cerita ini sah milik Aurumi Sabbi, jangan plagiat apalagi ganti nama pena hanya karena ingin mendapatkan uang. Anda dosa ngambil tulisan orang tanpa ijin dan du publis dengan nama pena yang lain.

.

.

.

.

Arumi berteriak dengan histeris melihat dua pria itu tersungkur oleh senapan milik Rilan, matanya menatap ketiga pria itu penuh pertanyaan. "Sebenarnya ada apa ini?"

"Tenanglah," ucap Randika menarik perempuan itu kedalam pelukannya. Nakun, Arumi menolak dan mendorong Randika menjauh.

"Jangan mendekat! Aku membencimu!"

"Arumi ak--"

"Aku bilang jangan mendekat," teriak Arumi saat Randika akan menyentuhnya.

Dengan tubuh bergetar Arumi menatap dua pria yang terbaring dengan peluruh yang di tembakan oleh Rilan. Darah yang terus mengalir membuat dia merasa pusing, sedetik setelahnya wanita berambut panjang itu pingsan. Ran

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LOVE BROTHER   Ch 77

    "Kau tidak tidur? ini sudah sangat malam." "Aku takut kau akan meninggalkanku setelah tertidur." Randika tertawa dan memeluk tubuh mungil kekasihnya. dia menaikan selimut untuk menutupi keduanya hingga batas dada. "Apa kaki mu masih sakit?" "Tidak, hanya sedikit nyeri pada bagian pahaku." Arumi memukul tangan Randika yang hendak menyentuh bagian itu, meski pernah melihatnya rasanya aneh jika dalam keadaan sadar. "Kenapa? kau malu?" Pipi Arumi memerah, dia menyembunyikan wajahnya di balik selimut membuat Randika kembali terkekeh dan mengeratkan pelukannya. Dia mengecup puncak kepala Arumi cukup lama. Randika yang bersandar di kepala ranjang itu menunduk mengelus lembut jemari Arumi dimana cincin pertunangan mereka tersemat di sana. Dari semua ini, Randika belajar bahwa jujur adalah nomor satu. Apapun yang akan terjadi, dia ha

  • LOVE BROTHER   Ch 78

    "Aku tidak ingin di obati.""Hei, kau akan menderita, luka tembakan itu cukup dalam dan darah yang terus mengalir ini akanmembuat wajah cantikmu itu pucat.""Diam kau wanita gila.""Aku?" Aurela terkekeh. "Dengar Nona, kau sedang terluka sekarang, sebaiknya hentikan ocehan mu atau akan ku jahit mulutmu itu.""Benar kata Aurela, berhenti menolak dan duduklah dengan diam," ujar Brian."Kau penghianat.""Aku melakukan hal terbaik untuk sahabatku.""Dasar penghianat!"Brian memutar kedua bola matanya, berbicara dengan Evanya membuat kepalanya pusing. Dia memberi kode untuk Aurela agar melakukannya meski dia merontak. Namun sudah beberapa kali mencoba Evanya malah semakin berontak, wanita itu bahkan meneriakinya gila. Brian dan Rilan bahkan tidak mampu menenangkan-nya karena Evanya terus saja berontak dengan kata umpatan yang tiada henti."Kita harus bersihkan lukamu Evanya, darahnya terus keluar," ucap Brian menahan

  • LOVE BROTHER   Ch 79

    Manik cokelat itu perlahan membuka matanya, rasa sakit masih menghiasi tubuhnya terlebih hatinya. Setelah mendengar kenyataan tentang kematian kedua orang tuanya, Arumi, hampir tidak bisa memejamkan mata, dia terus saja memaksa dirinya untuk menerima semuanya dengan ikhlas. Namun, ternyata cukup sulit untuknya mendapati kenyataan bahwa Evanya adalah penyebab kematian kedua orang tuanya dan pria yang sangat dia cintai terlibat dalam kejadian itu. Entah siapa yang harus dia benci, dan kenapa tidak dari awal kenyataan ini di ungkapkan. Apakah karena Randika adalah anak sahabat mendiang ayahnya? atau kah karena tidak ingin Arumi membenci anak dari sahabat ayahnya, atau kah? Ah sudahlah, keadaan ini semakin membuat rumit hati gadis pemilik manik cokelat itu. Dari rasa benci menjadi cinta, kemudian berubah menjadi canggung. Sungguh kehidupan ini sangat tidak adil di rasanya. Namun, tetap harus dia lalui. Arumi berusaha untuk duduk, dia menatap jam yang menunjuk

  • LOVE BROTHER   Ch 80

    Hal pertama yang di rasakan Randika adalah pegal, tidur dengan posisi Arumi yang berada pada lengannya membuat dia sesaat tidak bisa bergerak. Randika menarik napas dalam, perlahan dia menarik tangannya dari Arumi dan menggantikannya dengan bantal. Dia mencium kening Arumi sebelum beranjak keluar dari sana.Ketika membuka pintu dia terkaget dengan dua sosok pria yang menatapnya denga datar. Pria itu terkekeh, lalu mendekat. "Ada apa dengan wajah kalian?"Rilan menatap datar. "Apa kau menikmatinya Tuan muda Randika Garret?""Ya." Randika tertawa sambil berjalan pergi. "Dimana wanita itu?""Di ruang pengobatan," jawab Rilan mengikuti langkah Tuannya."Aku akan pulang, kalian membuat ku tidak bisa tidur dua hari ini.""Itu adalah hukumanmu karena menabrak kekasihku.""Aku menerimanya dengan senang hati," ujar Brian berlalu pergi.***Untuk kesekian kalianya Evanya mendapat tatapan sinis dari Randika, seakan mengisaratkan un

  • LOVE BROTHER   Ch 81

    Randika mengangkat pandangan melihat ke ara wanita yang masih terlihat. Pria itu menatapnya khawatir seakan mengatakan jangan melakukan apapun. Sebagai jawaban Arumi menggeleng membuat Randika membuang napas kasar.Mata Arumi mengarah pada gadis dengan perban di tangannya, tatapan Arumi begitu tajam hingga membuat wanita itu kesal dan meronta ingin mendekatinya."Beraninya kau menatapku seperti itu wanita pungut.""Wanita gila.""Sial, beraninya kau mengatakan ku seperti itu. Kau pikir kau bisa lebih baik dariku? kau hanya anak pungut yang akan di buang saat tidak di butuhkan.""Jika bukan karena kegilaanmu aku tidak akan menjadi anak pungut, dan sekarang kau harus membayar mahal untuk itu."Evanya tertawa hambar. "Kau pikir bisa memenjarakan ku? Ak--""Cukup Evanya!""Ran?""Bawa dia dari sini.""Non, lepaskan aku!""Aku akan menemaninya agar dia tidak membuat ulah di kantor polisi.""Non! Rilan, ak

  • LOVE BROTHER   Ch 82

    Senyuman menghiasi wajah Arumi saat Aurela menghampirinya. "Kau terlihat sangat bahagia pagi ini Arumi, bisa aku tebak?""Katakan.""Randika melamarmu?"Wanita berwajah pucat itu mengangguk. "Tapi kurasa dia hanya bercanda.""Kau bahagia saat dia mengatakannya?""Ya, aku sangat bahagia," ucapnya dengan mata berbinar."Kalau begitu itu adalah benar, kau akan segera menjadi Nyonya Randika Garret."Arumi memasang wajah datar. "Dia tidak akan melakukannya.""Pourquoi? (Kenapa?) Kau beruntung memiliki Randika, Rumi. Dia sangat mencintaimu."Arumi tidak menjawab, dia memilih fokus pada perban yang sedang di lepaskan Aurela. "Kau tidak tahu bagaimana dia memperlakukanku sebelum ini.""Bukankah semua sudah terbayarkan, kau punya orang tua dan kekasih yang sangat menyayangimu. Randika

  • LOVE BROTHER   Ch 83

    "Apa kau ingin makan sesuatu sebelum pulang Sayang?""Tidak, aku ingin makan masakan Claudia, sudah dua hari kau memberi ku bubur yang tidak ada rasanya."Randika terkekeh. "Itu karena mulutmu yang tidak enak, jangan salahkan buburnya."Arumi tersenyum dia berjalan ke kamar mandi dengan pelan, menatap pantulan kaca yang menampak-kan dirinya. Wajahnya terlihat tirus entah karena kurang tidur dua hari ini atau karena mimpi buruk tentang Randika yang akan meninggalkan-nya selalu datang."Apa yang kau lihat?" ucapnya saat bayangan Randika muncul di dalam cermin."Kekasihku, dia tampak cantik meski dengan wajah pucat."Randika mendekat lalu memberikan ciuman pada pipi wanita yang kini membuatnya jatuh cinta. Dan bukannya marah Arumi malah tertawa. "Kau mulai lagi."Randika memeluk Arumi dari samping dan mencium bahunya yang masih di selimuti k

  • LOVE BROTHER   Ch 84

    "Apa kakak bisa membantuku?""Tentu saja, katakan apa yang kau inginkan."Terdengar suara deheman Randika, dia menatap Arumi dengan menahan rasa kesalnya. Dan sekali lagi kedua orang itu mengabaikannya."Bisakah kau membawakan seikat bunga untuk Aurela? aku ingin mengucapkan terima kasih karena sudah merawatku dua hari ini."Rilan terdiam dan berfikir sejenak, lalu mengangguk tanda mengerti."Apa kau sedang mendekatkan Rilan dengan dokter hewan itu?""Kenapa kau berfikir begitu, aku kau ingin aku memintamu untuk mencintainya?""Arumi!""Apa?""Kau sedang membalasku?""Rumi.""Dia membuatku kesal berulang kali kak.""Kau memang harus mendapatkannya," ucap Rilan membenarkan."Apa katamu?""Kau pantas mendapatkannya karena mencintai dua wanita Randika.""Berhenti membicarakan-nya," ucap Randika tidak suka, dia melangkah menaiki tangga meninggalkan dua orang yang saling menatap bingu

Latest chapter

  • LOVE BROTHER   Chapter 134

    Randika mengerutkan keningnya melihat tingkah Arumi yang sedari tadi terus gelisah. "Nikmati sarapanmu dengan benar kenapa kau terus bergerak. Apa kursinya tidak nyaman.""Ti-tidak!""Lalu?"Randika mendorong pelan kursinya mendekat pada Arumi yang sepertinya tidak nyaman dengan dudukannya. "Ada apa Sayang? Apa tempat dudukmu tidak nyaman?""I-itu. Aku ...."Randika mengerutkan dahinya mencoba mengerti dengan ucapan istrinya. Sedangkan Amirta dan Jenny hanya tersenyum kecil melihat bagaimana Arumi malu-malu mengatakan akibat dari ulah anaknya. Untuk itu dia mengambil inisiatif untuk menyudahinya, agar Randika tidak terus bertanya dan membuat Arumi terus merasa malu."Sayang, istrimu hanya merasa tidak nyaman karena ulahmu semalam. Nukan begitu Sayang." Jenny menatap ke arah Arumi yang mulai tertunduk malu."Maksud mommy aku?" Randika menu

  • LOVE BROTHER   Chapter 133

    Fajar belum menunjukan dirinya, tetapi Randika sudah terjaga. Tatapannya terpaku pada wanita yang tidur di sampinganya. Punggung putih mulus Arumi membuat Randika tidak tahan untuk mengelusnya, yang kemudian membuat Arumi bergerak dengan mata yang masih terpejam."Sayang ...."Arumi terjaga, dia mengucak kedua matanya pelan agar penglihatannya tidak kabur. Perempuan yang baru saja melewatkan malam pertama bersama suaminya itu berusaha duduk. Namun, karena tubuh mungilnya tidak berbalutkan apapun, dia kembali ke posinya dengan kebih manikan selimutnya."Kau sudah bangun?" tanya Arumi saat mendapati pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu menatapnya dengan ternyum."Aku tidak bisa tidur jika keadaanmu seperti ini Sayang."Arumi mengerutkan kening, tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan Randika. "Apa maksudmu dengan jeadaan sepert,i ini, Sayang. Memangnya apa yang terjad

  • LOVE BROTHER   Chapter 132

    "Kau sudah selesai membuka bajumu Sayang?"Randika keluar dari kaca pembatas antara bagian shower dan buthup dengan handuk yang melilit di pinggangnya, dada kekarnya membuat dia terlihat jantan dengan kulit yang basah.Cukup lama wanita itu mengagumi suaminya hingga tidak sadar pria itu kini sudah berdiri tetap di hadapannya. "Sayang?""Huh?"Randika tergelak melihat ekspresi istrinya yang malu-malu. "Berhenti merada malu, dan singkirkan tanganmu itu. Apa yang ingin kau tutupi, bukankah kita sudah sah."Arumi tidak bisa apa-apa, dia membiarkan Randika membersihkan dirinya, dan membuka sisa pakian dari tubuhnya. Sambil mandi, dia melihat bayangan Randika pada cermin besar yang sedang serius membersihkan bagian belakang tubuhnya. Tanpa sadar dia tersenyum dan bergumam. "Suami ku ternyata sangat tampan."Setelah selesai membersihkan tubuh, dan memakai handuk Ran

  • LOVE BROTHER   Chapter 131

    Meninggalkan keramaian pada Ballroom hotel, Randika dan Arumi memilih untuk lebih dulu beristirahat. Perempuan itu kelelahan karena lama berdansa bergantian dengan 3 pria. Randika, lalu Amirta, kemudian saudara laki-laki semata wayangnya, Mr Cool, Rilan Harrper. Dan Brian, dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Arumi, karena sibuk menenangkan Aurela yang sedang merajuk.Randika menggendong Istri tercintanya ala-ala bridal. ( Biar kaya pengantin yang lain gengs 😆.)Arumi menyembunyikan kepalanya di dada Randika karena malu, beberapa orang yang berada di lobi memperhatikan keduanya karena Arumi yang masih memakai gaun pengantin."Sayang, turunkan aku. Banyak orang di sini.""Memangnya kenapa kalau banyak orang.""Aku malu," bisik Arumi."Tidak perlu malu, kita sudah sah.""Tetap saja, ini memalukan Randika." Arumi sedikit meront

  • LOVE BROTHER   Chapter 130

    Ballroom hotel di penuhi dengan orang-orang berdansa. Dan Evanya, dia hanya bisa menahan kesalnya melihat dari jauh bagaimana Randika begitu lembut memperlakukan Arumi. Adegan ciuman keduanya bahkan membuat perempuan berdarah Jepang itu merasa jijik hingga meninggalkan titik di mana dia dan Damian bersembunyi untuk memantau keadaan.Kalimat janji suci yang di ucapkan Randika bahkan masih terngiang-ngiang di telinganya. Bagaimana pria itu kini menjadi milik orang lain, mengucapkan janji dengan sempurnah tanpa ada keraguan. Sedangkan dia, kini harus hancur dengan pata hati yang luar biasa. Kehancurannya itu semakin menjadi saat Damian mengatakan semua rencana mereka untuk menghancurkan pernikahan Randika dan Arumi telah gagal.Semua ranjau yang mereka siapkan ternyata sudah di bersihkan tetapi Evanya dan Damian tidak sadar akan hal itu, Detik setelah Arumi memasuki gedung, seharusnya perempuan itu jatuh pingsan karena terkena gas beracun di da

  • LOVE BROTHER   Chapter 129

    Cantiknya Arumi membisukan dunia Randika, wanita itu muncul dengan begitu anggun. Gaun putih yang melekat pada tubuh rampingnya, membuat dia semakin terlihat cantik. Gaun yang di gunakan Arumi memang terlihat polos. Namun, sangat memukau. Bagian dadanya terlihat sedikit terbuka, tetapi itu yang membuat Arumi terlihat mempesona karena terdapat beberapa swaroski yang menempel di bagian itu.Arumi datang di temani Daddy Amirtha sebagai pendampingnya. Mereka mendekat dan Daddy Amirta menyetahkan Arumi kepada Randika. Hal pertama yang di lakukan wanita itu adalahpp menatap manik Randika yang seperti kebingungan, lalu menggenggam jemarinya erat, agar pria yang memiliki manik mata hitam itu bisa meredahkan ketegangannya.Randika mulai tersadar ketika terdengar seseorang memberikan pertanyaan. "Apa kalian siap?"Keduanya pun menjawab secara bersamaan. "Ya, kami siap.""Baiklah! ... Randika Garrett, ête

  • LOVE BROTHER   Chapter 128

    Malam itu berakhir begitu kelam untuk Aurela dan Rilan. Gelapnya malam menemani kekecewaan Keduanya dengan angin dingin yang berhembus halus masuk ke dalam sela-sela jendela. Aurela menaikan selimutnya menghirup dalam-dalam aroma tubuh Rilan yang melekat di sana. Membayangkan jika sekarang dia sedang berada di pelukan pria itu, menghabiskan malam bersama hingga matahari terbit."I really miss you, my cold man." Dokter hewan itu menarik dalam-dalam napasnya, lalu membuangnya dengan pelan. "Aku tidak ingin hubungan kita kembali seperti dulu lagi. Please, mengertilah. Aku hanya takut kau melupakanku."Sedang di sisi lain, Rilan tengah gelisah dalam tidurnya, membalikan badan ke kiri lalu ke kanan. Sesekali, dia akan mendesah kemudian duduk lalu kembali mencoba menutup mata lagi. Namun, sekuat apapun usaha nya untuk bisa tertidur, tetap tidak bisa. Pikirannya melayang memikirkan permintaan Aurela untuk menjauhi Arumi.

  • LOVE BROTHER   Chapter 127

    "Apa kau sudah makan?"Aurela menengada, menggeleng menatap kekasihnya dengan wajah cemberut. "Bisakah kau tidak terlalu lama bekerja, aku tidak bisa terus menunggumu seperti ini, itu membosankan.""Maaf," ujar Rilan lalu mencium pada puncak kepala kekasihnya."Kau tidak ingin berhenti bekerja pada Randika?""Aku tidak bisa," jawab Rilan."Karena Arumi?"Rilan hanya diam, tidak ada satu katapun yang ia keluarkan saat mendengar ucapan Aurela."Jawablah!"Pria bermata elang itu mengeles dagu wanita di depannya. "Kau sangat tahu untuk apa aku tetap berada di dekat Randika, Aurela.""Aku tahu, karena ingin tetap menjaga Arumi.""Jadi untuk apa aku harus menjawab jika kau tahu alasannya.""Randika, bisa menjaganya, dia kekasih yang sebentar lagi akan menjadi su

  • LOVE BROTHER   Chapter 126

    "Berapa tamu yang akan hadir Tuan?""Entahlah, aku lupa. Bukankah semua undangan kau yang sebarkan?""Semua undangan di atur oleh Nyonya Jenny, Tuan.""Begitukah.""Oui monsieur."Randika mengangguk-ngangguk, dia duduk di salah satu kursi tamu yang di sediakan. "Aku sangat gelisah.""Evanya?""Aku takut Arumi akan tahu jika wanita itu masih berkeliaran, entah apa yang harus aku katakan padanya jika Evanya tiba-tiba muncul besok.""Apa aku perlu melakukan sesuatu padanya?""Jangan! Biarkan saja. Bukankah dia hanya ingin mengatakan selamat tinggal. Jika kita mengusiknya sekarang, dia akan kabur dan bersembunyi lagi.""Tapi Tuan, dia bersama Damian. Apa kau tidak takut jika mereka melukai Arumi atau menghancurkan acara pernikahanmu?""Itu bagianmu."&n

DMCA.com Protection Status