All Chapters of Satu dan Terakhir, Kisah Cinta Bersama Sang CEO: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Bab 1

Bab 1 Aku hanya bisa terdiam saat ini, bingung melihat tingkah laku Patra kepadaku. Aku sadar dia sedang mengejar ku saat ini. Dan aku berusaha untuk menghindar dari nya. Patra bukan laki-laki idamanku. "Yanti." Patra memanggilku dari bangku sebelah. "Bagaimana dengan surat cinta yang aku kirimkan kemarin? jawab ya Yanti, aku mohon." Aku belum pernah jatuh cinta, ini surat cinta pertama yang aku dapatkan, aku harus bagaimana ya? Aku hanya tersenyum saja, dan pergi meninggalkan Patra. Sedangkan di situasi yang lain Cipta pun mendesak aku untuk menjawab surat cinta dari Patra, aduh masa pacaran? bagaimana kalau mama dan papa tahu. Pasti nanti aku akan habis-habisan di ledeki oleh mereka, aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk aku pacaran. Halo, aku masih anak kelas satu SMP, masa harus punya pacar gitu. Nanti saja mungkin aku menjawab surat cinta dari Patra, lebih baik aku menghindarinya dahulu, Cipta juga sama aja, ntah di bayar berapa sama Patra untuk jadi Mak combang gitu.
Read more

Dear Diary

Perjalanan Cinta Cinta bagiku adalah sebuah anugerah, wajahku yang cantik, dan hatiku yang lembut membuat laki-laki mudah jatuh cinta kepadaku. Berganti-ganti pacar itu hal yang asyik bagiku, dan tak ada istilah menjadi seorang jomblo Wati. Aku mulai berpacaran sejak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, walau dulu masih sebuah cinta monyet. Cinta bagiku sebuah hiburan kala sepi dan tempat untuk berbagi dan bercerita. Seiring perjalanan waktu, cinta sering membuat aku bersedih dan kecewa. Prinsip dalam hidup bagiku hanya satu, jika seseorang telah menyakitiku, maka tiada obat yang paling mujarab selain hati yang baru. Semakin dewasa, aku semakin pandai bermain cinta, mempermainkan cinta dan mempertahankan cinta adalah hal biasa untukku. Bertualang dalam sebuah cinta itu membuatku semakin dewasa, lebih mengenal satu persatu watak dan tabiat kaum adam. Tapi selama aku pacaran ada satu hal yang harus selalu di jaga yaitu kehormatan
Read more

Bab 2

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah Atas, di sekolah yang baru, begitu pun dengan petualangan cintaku. Patra, masih sering meneleponku dan terkadang mengirimi aku surat dari Jepang. Entah berapa tahun lagi dia kembali, aku dengar dari papa, jika om Prasetya diplomat yang terbaik tahun ini, sulit jika belum pensiun dan kembali, kemungkinan besar om Prasetya akan terus pindah-pindah negara untuk bertugas. Dan semakin kecil peluang untuk Patra pulang kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Dewi dan Ririn, ya mereka sahabat yang selalu berbagi cerita denganku, dan terkadang meracuniku untuk tidak setia dan menunggu Patra kembali. Mereka bilang padaku, untuk iseng mencari cowok baru agar bisa di ajak sekedar nongkrong ke mal dan ke pesta ulang tahun teman-teman semata. Dalam satu sisi ada benarnya juga sih apa yang mereka bilang padaku, masa aku terus menjomblo dan menjadi obat nyamuk teman-temanku dalam setiap waktu dan kesempatan. Kan enggak asyik pastinya. Kegaga
Read more

Bab 3

Kak Febri sudah dua tahun tidak di Jakarta lagi, ya biar lah, biarkan dia kuliah di Jogjakarta. Aku pun di sini akan serius menjalani kuliahku. Semoga saja aku bisa menjalin cintaku jarak jauh dengan Febri. Karena dari beberapa pacar di SMA hanya Febri yang serius padaku, begitu juga dengan aku. Tapi jujur aku takut kehilangan Febri seperti kehilangan Patra dulu. Pacaran jarak jauh itu terasa susah dan tidak mudah pastinya. Dua tahun kak Febri selalu memperhatikan aku, walau dari jauh. Menelepon aku, bercanda setiap sebelum tidur, kadang bercerita kepada mama dan papa. ***** Tapi siang tadi Kiki memberi info ke aku, kalau ada yang memendam hati kepadaku di kampus, dia anak teater, dan menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa. Ya abaikan saja, hatiku pun sudah terikat dan terlanjur sayang dengan Febri tidak terpikir olehku untuk mencari pacar baru pengganti kak Febri. Mungkin itu susumbarku untuk saat ini. "Yan, nanti Kamu mau ikut acara malam penerim
Read more

Bab 4

Bingung juga aku harus bagaimana, apakah aku harus setia dengan Febri atau aku harus menjalin cinta dengan kak Adam. Mungkin juga harus berselingkuh di belakangnya Febri, hal itu tidak akan di ketahui. Kan lumayan sambil berenang sekalian minum air, seperti yang Kiki dan teman-teman selalu katakan. Jadi terima atau tidak ya ucapan perasaan hati Adam sore kemarin padaku, duh jadi pusing. Mulai deh hati dan perasaanku tergoda dan terbelah-belah perasaannya menjadi dua bagian yang kini sama besarnya.  Tidur saja deh sambil berbalas pesan di hp dengan kak Febri dulu. Jujur aku masih sayang dan kangen kepadanya. Tapi kenapa harus jauh? ***** "Yan bangun..." Ehmmm, ternyata mama membangunkan dan memanggilku. "Sudah pagi ini, bangun, bukankah Kamu ada kuliah pagi." "Iya Mam, duh siang amat sih bangunkan Yanti, Aku jadi kesiangan Ma." "Lagian kebiasaan, alarmnya sudah berdering-dering, orangnya masih saja tidur kayak kebo." "Iya M
Read more

Bab 5

Sekian banyak hubungan yang aku jalin sejak Sekolah Menengah Pertama, kenapa baru kali ini aku merasa patah hati, Febri memang dari dulu sangat tulus mencintaiku, Febri sangat berbeda dari laki-laki yang lainnya. Dia laki-laki yang paling baik yang aku kenal.Tapi apa yang telah aku lakukan dengan Adam?Aku sangat menyesal putus dan kehilangan Febri karena memilih Adam. Apa lagi sekarang Adam telah mencampakkan aku. Ya pria bajingan itu ketahuan selingkuh olehku, pasti banyak wanita yang telah menjadi korban cintanya, tidak hanya aku yang dia jahati. Kini aku harus bagaimana? apakah harus aku hubungi Febri lagi, meminta maaf dan memohon kembali? Apakah Febri mampu mencintai aku setu
Read more

Bab 6

  Sudah setengah tahun, aku si petualang cinta ini hidup sendiri alias ngejomblo Wati. Papa dan Mama sering meledekiku. Tapi seperti yang aku bilang aku ingin fokus melanjutkan kuliah S2 aku terlebih dahulu, jika bisa menyambi kerja kenapa tidak? Tentu akan aku lakukan. Tapi jangan di perusahaan papaku, aku ingin bekerja di tempat lain, guna mengasah kemampuanku nanti. Kalau masuk ke perusahaan milik papa itu namanya bukan sebuah prestasi atau kerja keras yang bisa di banggakan tentunya.  "Yanti tidak ada yang apel lagi toh malam minggu?" “Nanti Mam, suatu saat pasti akan ada lagi, sekarang aku lagi malas pacaran.” “Ya, jangan lama-lama menyendiri Yan, nanti kamu merasa nyaman lagi, ingat Kamu kan perempuan Yan, nggak boleh lama-lama ngejoblonya nanti kamu jadi perawan tua.” “Iya Ma, jangan tergesa-gesa juga lah. Mama jadi seperti nenek saja, cerewet, bawel dan kolot.” "Kamu ini!!" Aku mulai lelah pacaran seperti dulu
Read more

Bab 7

Yanti, Yanti mungkin kah aku jatuh cinta lagi, beberapa hari ini, Surya sering menghubungiku, seraya menelepon saja atau curhat melalui pesan-pesan singkatnya. Lumayan menghibur dan asyik Surya jika aku ajak mengobrol. Sore ini, aku akan bertemu teman-teman kampus dahulu, sembari mengorek-ngorek kepribadian Mas Surya dari mereka, mungkin saja teman-temanku masih mengingat siapa Surya saat kami di kampus dulu. "Aku jatuh cinta lagi Guy." Teman-temanku pun memandang sinis seraya menggodaku. "Seminggu lalu aku bertemu Kakak kelas kita di kampus dulu, Mas Surya, sekarang Dia tampak rapi dan keren loh...berubah sekali, jauh saat kuliah dulu." "Aduh Yan, hati-hati deh sekarang kalau memilih pacar, ingat untuk calon suami bukan untuk teman curhat saja." Kiki pun mengomeliku. Ya dia sangat hafal dengan perangaiku yang sering ceroboh jika sudah jatuh cinta kepada laki-laki. Wajar kalau dia sedikit berlebihan cerewet kepadaku kali ini. "Iya Ki,
Read more

Bab 8

  Tidak sengaja, aku mendengarkan perkataan papa dan mama di telepon. Tampaknya obrolan itu sangat serius, aku pun melanjutkan langkahku menuju dapur, panas sekali hari ini, dan aku ingin mengambil jus yang segar dari dalam kulkas. "Oh iya Mas, baik Mas boleh kalau malam minggu ini Mas dan keluarga mau main ke rumah, nanti Saya sampaikan kabar baik ini dengan Istri dan Yanti Mas." Papa sedang telepon siapa sih, celoteh aku ke pada mama sambil bermanja-manja dan menonton televisi. "Mam...Yanti...., malam minggu Kalian beres-beres rumah ya, Mas Bustomi sama Nak Rafi mau main dan silaturahmi kesini." "Memang ada apa Mas? kok tumben mereka mau mampir ke rumah?" "Ya mungkin karena Yanti sudah bekerja di sana Mam, lagi pula kan Kami sudah hampir satu tahun belum bertemu." "Iya Mam, tidak apa-apalah sekali-sekali." "Ya Kalian masak ya, makanan yang istimewa, jarang-jarang mereka berkunjung ke sini." "Iya pap siap.
Read more

Bab 9

Pagi ini hari seakan indah sekali, sebelum mandi dan mempersiapkan diriku aku pun memilih gaun yang akan aku pergunakan. Satu gaun warna merah, yang sederhana ini tampak cantik jika aku kenakan untuk pergi bersama Mas Rafi. Aku memotong kuku, kemudian aku luluran dahulu sebelum mandi. Ya ampun kenapa jadi berlebihan seperti ini sih, apakah benar aku sudah jatuh cinta kembali ke pada mas Rafi. SMS pun aku terima dari Mas Rafi, dan aku bergegas membacanya. “Yan, sudah siap belum, sekitar dua puluh menit lagi Aku akan sampai ke rumahmu?" Ya Allah pagi sekali, aku harus bergegas menyiapkan diri terlebih dahulu. Baru saja selesai mandi, mama pun memanggilku. "Yan, ayo segera Nak ini Mas Rafinya sudah datang." "Baik Ma, sebentar ya Ma." Ya sudah biarkan saja dia menungguku sejenak selagi aku bersiap. Gaun warna merahku yang aku pakai ini, aku padukan dengan High Hieels warna hitam, dan tas mungil warna hitam, cukup simplle dan elegant. Walau
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status