Home / Urban / Tentang Harga Diri / Chapter 771 - Chapter 780

All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 771 - Chapter 780

1073 Chapters

S2.163 Perintah dari Sang Misterius

Nicko tertawa-tawa dengan puas saat mendapati tubuhnya melayang-layang di udara. Ini kali pertamanya ia menyukai dan menyetujui ide dari suara misterius itu.Sejenak ia bersenang-senang dengan kostum barunya.“Ah aku benar-benar merasakan hidup yang berbeda kali ini,” kata Nicko kemudian ia kembali terbang dan berguling-guling menciptakan manuver yang indah.Kali ini Nicko merentangkan kedua tangan sambil berguling-guling, dan tubuhnya terasa begitu ringan. Bukan hanya itu, semua beban yang ada dalam pikirannya sejenak menghilang.“Mungkin ini karena aku tak menemukan kebahagiaan di masa kecil. Keluarga angkatku tidak bisa memperlakukanku dengan baik. Aku pun harus merasakan susah di masa itu,” pikir Nicko.“Hmm tampaknya kau sudah menikmati peranmu saat ini,” suara misterius itu kembali muncul.Nicko menoleh ke arah kanan dan tersenyum, seakan ia mengetahui kalau pemilik suara misterius itu ada di sampingnya.“Hmm yah, aku sudah bisa menerima keadaanku yang sekarang, dan aku akan mel
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

S2. 164 Coba Saja Kalau Berani

Nicko sebenarnya tak peduli, tapi ia ingat pesan suara misterius itu memintanya untuk menjaga pria berkostum bajak laut.“Aku tak kenal dengan lelaki ini, dan seharusnya tidak menolongnya. Tak ada gunanya juga aku membantu pria ini selain demi kepulanganku dan menemui istri dan anakku,” gumam Nicko.“Bagus, kau harus mencegahnya untuk meminum minuman yang diberikan oleh pria itu,” suara misterius itu kembali muncul di telinga Nicko.Nicko mendengkus kesal dan hanya bisa menuruti perintah suara misterius itu. Wlaau sebenarnya tangannya mengepal dan menggigit bibir tanda kesal akan perintah yang terus menerus ditujukan untuknya.“Sial! Aku benar-benar seperti di penjara,” batin Nicko.Nicko langsung menatap ke arah Tuan Leon yang baru saja melayangkan tamparan di pipinya, walau tamparan itu tak berasa apa-apa. Ia sama sekali tak merasakan panas pada kulit pipinya yang halus, alih-alih lelaki kurus itu justru menyunggingkan senyum misterius pada bos nya. “Apa-apaan kau? Baru sekali kuaj
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

S2. 165 Perlawanan

Brak! Pria bertubuh pendek nan tambun itu langsung menggebrak meja begitu melihat tingkah laku anak buah rekan bisnisnya yang tidak sopan. Bagi Tuan Leon ini adalah sebuah penghinaan besar. Walaupun yang dikatakannya memang benar, tapi ia tentu tak mau mengakui hal ini.“Kurang ajar kau! Berani benar mengguruiku ha?” maki Tuan Leon pada Nicko. Nicko hanya terkekeh. Ia berdiri sambil melipat kedua tangannya. Wajahnya kali ini benar-benar terlihat menyebalkan, apalagi jika topeng yang menutupi wajahnya dibuka, tentu saja akan membuat siapapun yang melihat semakin emosi. “Memangnya kenapa? Apa Anda sama sekali tidak berani untuk melakukannya? Atau jangan-jangan Anda mungkin benar-benar mencoba untuk meracuni Tuan Walter bukan, atau mungkin Anda hanya seorang pengecut?” seru Nicko menantang, sambil dagunya terangkat ke atas. Semakin lama lelaki muda berkostum superhero itu semakin membuat Tuan Leon naik darah. Mata lelaki itu semakin membulat, dan pipinya tampak kembang kempis, persis
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

S2. 166 Bimbang

Nicko melirik ke arah Tuan Walter yang ada di sampingnya. Kemudian kembali melirik ke arah tiga Tuan Leon dan juga pengawalnya yang saat ini tampak tak bisa berkutik. Mereka semua terus melangkah mundur hingga tubuh mereka membentur dinding dan tak ada lagi celah untuk kabur.Nicko yang berperan sebagai pria bertopeng pun menyerahkan senjata api pada pria di sampingnya.“Kurasa Anda yang pantas untuk melakukan penghormatan ini, menjadi penguasa atas nyawa mereka,” bisik Nicko setelah menganalisa tentang karakter Tuan Walter.Ia tahu kalau pria seperti Tuan Walter adalah seseorang yang gila hormat. Ia pun sengaja menyanjung pria di sampingnya dan memberikan senjata api itu padanya.Tuan Walter hanya memandang dengan penuh kejutan pada Nicko. Mungkin ia bertanya apa maksudanya.“Anda bebas mengeksekusi mereka Tuan, bukankah itu akan menunjukkan betapa berkuasanya Anda?” bisik Nicko sambil menyerahkan senjata itu.Nicko menyunggingkan senyuman pada lelaki yang disebelahnya, kemudian meng
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

s2.166 Percaya Teman?

Pria yang nampak seperti katak menggembung itu pun terjepit, tak bisa bergerak kemanapun. Ia tampaknya tak punya pilihan selain jongkok dengan kedua tangan berada di belakang leher dan kedua mata mengarah ke lantai.“Kau benar-benar ingin menembakku Walter?” tanya Tuan Leon dengan terbata-bata.Tuan Walter hanya diam dan matanya tetap menatap tajam penuh kebencian ke arah pria yang ada di depannya.“Apa kau tak ingat tentang masa lalu kita? Bukankah kita sudah saling mengenal dan sama-sama memiliki impian untuk memperkuat bisnis kita?” tanya Tuan Leon mencoba mengingatkan.Memang mereka berdua sudah lama saling mengenal. Mereka berdua pernah terlibat dalam kenakalan remaja, boleh dibilang keduanya sama-sama memiliki masa lalu yang suram dan membawanya pada dunia hitam. Keduanya pun memiliki hubungan baik sebelumnya.Mendengar penuturan dan kisah masa lalu yang diucapkan oleh Tuan Leon, tangan Tuan Walter pun mulai sedikit bergetar. Nicko pun menyadari hal itu, hingga ia pun membisiki
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

S2.167 Kejanggalan

Nicko mengernyitkan dahi dan memandang sosok perempuan bergaun merah muda itu. Sementara pipi perempuan di depannya itu mulai merona seperti udang rebus. Jelas perempuan ini salah tingkah.“Huh, apa-apaan dia,” pikir Nicko.Pemuda berambut cokelat ini sebenarnya tak peduli dengan apa yang terjadi pada perempuan di depannya itu. Ia hanya ingin tahu kenapa perempuan di depannya bersikap biasa saja. Ia sama sekali tidak merasa terkejut atau menunjukkan raut wajah senang telah kembali ke kehidupan yang normal, tidak terkungkung dalam dinding dimensi di alam lain.“Kenapa dia bersikap biasa saja, bukankah ia mengeluh kepanasan karena kulitnya melepuh saat perjalanan antar dimensi tadi?” pikir Nicko.Pemuda ini pun mencoba untuk memancing Karen untuk mengungkapkan bagaimana perasaannya setelah kembali dari dimensi lain beberapa saat lalu.“Josephine mana?” tanya Nicko pada Karen yang pipinya bersemu merah.Perempuan bergaun merah muda itu pun menutup mulutnya menahan tawa.“Kau ini ya benar
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

S2. 169 Masa Lalu Karen

Pertemuan Karen dengan Josephine kali ini bukanlah suatu kesengajaan. Kali ini ia memang ia berniat menenangkan diri dari padatnya kativitas selama ini. Memang semenjak hubungannya kandas dengan Jason, Karen lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja.“Aku bekerja keras mencari uang, menjauhkan diri dari segala kegiatan perkumpulan yang berguna, dan sudah saatnya aku bersenang-senang untuk diriku sendiri,” pikirnya saat tiba di Pulau Zambrud.Ia memang sengaja untuk menarik diri dari segala bentuk pertemuan. Ada sebuah ketakutan besar bagi dirinya untuk bertemu dengan kawan-kawannya yang lama. Ketakutan terbesarnya adalah sebuah ingatan akan Jason atau bahkan ia bertemu Jason sendiri.“Tidak …. tidak aku tidak bisa melakukannya,” jerit Karen di kala itu.Dalam pikirannya setiap teman yang dijumpainya akan bertanya mengenai hubungannya dengan Jason. Kalimat ‘Aku tak menyangka hubunganmu dengan Jason berakhir begitu saja.’ atau mungkin pertanyaan ‘Bagaimana mungkin hal itu terjadi
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

S2.169 Masih Ada Cara Lain

Saat Karen bertemu dengan Nicko untuk pertama kalinya hatinya memang merasakan ada getaran yang hebat. Bertemu orang sesukses Nicholas Lloyd memang impian yang luar biasa, dan sebuah kesempatan yang sangat langka. Namun melihat Josephine yang ada di samping lelaki itu benar-benar membuatnya risih.“Kenapa harus Jo yang mendampingi lelaki itu. Aku memiliki kecerdasan tapi kenapa harus Jo yang mendapatkan perhatian dan pernikahan yang bahagia. Ini benar-benar tidak adil,” pikirnya saat Jo memperkenalkan Karen pada Nicko.“Apa yang buat Josephine begitu hebat hingga mampu menggaet laki-laki seperti Nicko. Ini sungguh tidak adil. Apa di jaman seperti ini hanya wajah cantik saja yang dilihat?” batinnya bertanya-tanya.Karen sempat bersenang hati saat mendengar Josephine gagal menikah dengan Gerald. Tentu saja ini menjadi berita yang baik untuknya. Jo bukanlah seorang wanita yang istimewa, bersanding dengan Gerald pun sebenarnya ia tak pantas.Kini justru Josephine bisa bersanding dengan so
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

S2. 170 Refleksi Kemarahan

Hari sudah senja dan matahari sudah terbenam menyisakan langit yang berwarna kemerahan. Nicko meletakkan gelas minuman dinginny dan melirik ke arah istrinya.“Kita berangkat sekarang?” tanya Nicko tanpa mempedulikan kehadiran Karen.Memang sejak tadi ia tidak lagi mempedulikan keadaan teman istrinya itu. Perjalanan antar dimensi yang baru saja dilewatinya itu sudah cukup membuatnya pusing. Sampai sekarang ia masih juga belum bisa mendapatkan kejelasan tentang Karen yang sempat ikut bersamanya.Dari gelagat yang ditunjukkan oleh Karen, entah kenapa kalau Nicko sangat yakin kalau yang bersamanya melewati perjalanan antar dimensi itu bukanlah Karen yang ada di hadapannya sekarang.“Huh, siapa sebenarnya yang pergi bersamaku?” tanya Nicko dalam hati.“Berangkat sekarang?” tanya Jo membuyarkan lamunan suaminya.“Iya, kau lupa kalau kita akan berkendara ke bukit untuk menengok planetarium? Kurasa sekarang saat yang tepat karena cuaca sedang cerah,” ajak Nicko.Josephine mengerutkan dahinya,
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

S2.171 Tak Takut Lagi

Denise bersama dua badutnya saling berpandangan. Mereka mencoba untuk melihat apa yang sekarang sedang dilakukan oleh Ian.“Lihat apa yang dilakukan oleh anak pembunuh itu, dia seperti orang gila,” bisik Denise kepada kedua temannya.Kedua temannya mengikuti telunjuk Denise yang mengarah pada Ian. Saat itu Ian tengah berbaring membelakangi mereka bertiga dan seperti mendekap sesuatu. Dari tempat tidur Denise, mereka dapat mendengar kalau Ian tengah menangis sesenggukan.“Anak pembunuh itu menangis,” bisik Ronald.“Sangat tak pantas seorang anak pembunuh sepertinya menangis begitu. Itu sudah pasti air mata palsu,” bisik Denise kepada dua temannya.Ronald dan Jerry pun mengangguk, mereka semua sepakat kalau seorang yang hidup dan tumbuh bersama kriminal tentu saja akan berperilaku seperti kriminal juga. Tidak seperti peserta perkemahan lainnya yang hidup dalam keadaan serba berkecukupan.Namun anggapan orang-orang itu tak sepenuhnya benar. Banyak pelaku kriminal yang tidak ingin menunju
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more
PREV
1
...
7677787980
...
108
DMCA.com Protection Status