Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / Bab 651 - Bab 660

Semua Bab Tentang Harga Diri: Bab 651 - Bab 660

1073 Bab

S2.45 Mengikuti Perawat

Seorang perawat pun masuk ke kamar Jo. Sudah menjadi tugasnya untuk memeriksa keadaan.pasien dan melaporkannya pada dokter."Bagaimana kondisi istri saya?" tanya Nicko kemudian pada perawat yang tengah memeriksa tekanan darah Josephine.Perawat menoleh ke arah Nicko dan mengangguk, kemudian mendatanginya. Lagi-lagi Nicko mendapatkan lirikan mata menggoda dari sang perawat.Siapa juga yang tak akan mengantri untuk berkencan dengan Nicko. Dia adalah sosok laki-laki sempurna idaman para wanita. Parasnya tampan, tubuh proporsional dan yang terpenting dia kaya dan berkuasa. Sebuah posisi impian bagi para wanita."Maaf Tuan, saya tidak memliki wewenang untuk menjelaskan, tapi  Anda bisa menemui dokter yang menanganinya," kata perawat.Nicko menghela napas panjang. Memang yang dikatakan perawat itu benar, ia tak berhak untuk mendiagnosa penyakit dari pasien. Secara profesional dokterlah yang memberikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

S2.46 Dokter Untuk Josephine

"Hah kau?" tanya Nicko terkejut begitu melihat sosok yang berada di depannya.Dokter bukanlah sosok baginya.  Dia sudah mengenal sebelumnya bahkan sempat terjadi  insiden di apartemen itu membawa membuat hubungan mereka merenggang."Apa kabar Tuan Muda," sapa perempuan berseragam putih yang kini sudah menghadap ke arah Nicko."Dokter Dolores?" tegur Nicko yang tiba-tiba saja merasa tidak nyaman, karena ada kenangan buruk dengan dokter Dolores beberapa waktu lalu.Nicko gelagapan, tak tahu harus bersikap seperti apa . Tentu ini mengejutkannya, tapi dokter Dolores malah tersenyum dan mempersilakan Nicko untuk duduk.Nicko yang awalnya malas pun akhirnya tetap saja maju dan menemui dokter Dolores. Bukannya langsung mengatakan apa yang terjadi pada Josephine, tapi dokter Dolores justru memperbaiki riasan wajahnya dan menyemprotkan parfum pada leher dan tengkuknya."Dokter, cepat katakan apa yang terj
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

S2.47 Hadiah di Masa Lalu

Nicko mengusap rambutnya dengan kasar. Ia tak henti memaki-maki dokter dan perawat yang baru ditemuinya. Kali ini ia bingung bagaimana harus menyampaikan pada istrinya. Lumpuh separuh badan tentu saja bukan hal yang mudah untuk diterima.Josephine memiliki perasaan yang begitu halus. Istrinya mudah sekali terharu dan terpancing emosi. Sudah pasti Jo akan merasa tertekan saat mendengar vonis yang menimpanya."Bagaimana Jo bisa menghadapi ini semua. Haruskah aku memakainya?" Pikir Nicko.Pemuda itu tiba-tiba teringat akan pertemuannya dengan lelaki misterius beberapa waktu lalu. Saat itu malam begitu gelap dan Nicko tengah menyetir sendirian. Ia melihat sekumpulan anak muda melempari batu pada seorang pria paruh baya berpenampilan kumuh.Nicko yang melihat hal itu pun tak sampai hati, tapi ia tak ingin buru-buru untuk mengambil kesimpulan. Pemuda kaya itu pun mulai mendekat pada keributan itu dan mendeng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya

S2.48 Haruskah Memakainya

Nicko langsung menelepon Jacklyn dan memintanya untuk menjaga sang istri. "Nick, kau mau pergi lagi? Apa kata dokter?" tanya Josephine.Nicko hanya tersenyum singkat. Kemudian mengusap lembut rambut istrinya."Sayang maafkan aku. Aku hanya pergi sementara saja.""Kau mau kemana?"Nicko melirik Ian, dan saat itulah ia yakin anak ini akan menjadi alasan tepat baginya yang ingin mengambil batu itu."Aku harus mengambil pakaian gantimu di rumah serta mengantar Ian pulang. Bukankah anak sehat susianya dilarang untuk terlalu lama di rumah sakit?" Jo pun mengangguk, dan ia sangat kalau besok Ian harus sekolah di rumah lagi."Ya kau benar sayang. Apakah nanti kau yang akan menungguiku di sini?" tanya Jo.Nicko mengangguk dan mencium kening istrinya. Kemudian menggandeng Ian, untuk ikut dengannya. Anak kecil itu merengek, memaksa untuk menemani J
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya

S2.49 Sang Legenda

Josephine merasa tubuhnya begitu lelah, ia mencoba untuk mengganti posisi tidurnya agar tidak merasa nyeri pada punggung. Istri Nicko mencoba untuk mengangkat kaki dan menggeser tubuhnya menghadap ke samping. Namun ia merasa kebas, tak bisa memindahkan tubuh.Ia mencoba untuk mengangkat tubuhnya kembali, tapi tidak bisa. Jo pun mencoba untuk mengangkat selimut yang menutupi tubuhnya dan tak ada yang aneh di situ. "Kakiku masih dua dan utuh, tapi kenapa aku tak bisa menggerakkan kakiku?" tanyanya dalam hati.Jo terus saja mencoba dan mencoba hingga akhirnya kelelahan dan tubuhnya penuh keringat. Jacklyn yang mengetahui hal ini pun berinisiatif untuk mendekatinya."Apa Anda membutuhkan sesuatu Nyonya?" tanya Jacklyn yang memang diminta untuk menjaga Jo selagi Nicko belum datang.Jo tak menjawab, hanya air mata menetes di pipinya. Jacklyn mendekatkan wajah pada Josephine."Nyonya, apa Anda perlu sesuatu?" Pengawal prib
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-05
Baca selengkapnya

S2 50 Menyembuhkan Jo

Nicko berjalan dengan tergopoh-gopoh setelah ia mendapatkan telepon dari Jacklyn. Pengawal pribadi Jo itu mengatakan kalau Jo tengah mengamuk.Nicko yang mendengar hal itu pun langsung menengok sang istri.  Alangkah terkejutnya Nicko saat mendapati istrinya tengah di atas ranjang sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya sendiri.Jacklyn sendiri tampak sibuk mencoba untuk menenangkan Josephine."Apa yang terjadi?" tanya Nicko pada Jacklyn. "Entahlah Tuan Muda, Nyonya tidak ingin bercerita, saya sudah memanggil tenaga medis tapi kata perawat dokter sedang tidak ada dan tak bisa dihubungi. Perawat hanya diam tak mengatakan apapun seolah ada yang disembunyikan," jelas Jacklyn.Nicko tak bisa lagi menahan amarahnya. Ia terus saja memakai dokter Dolores yang menurutnya bertanggung jawab akan hal ini. "Kurang ajar! Kau ingin bermain-main denganku rupanya!" maki Nicko dalam hati.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-05
Baca selengkapnya

S2. 51 Jo Tak Percaya

Jo hanya memandang heran ke arah suaminya, apakah mungkin yang dikatakan olehnya benar? Dahinya berkerut dan memandang sosok lelaki menawan di hadapannya. Dia memang senang karena kakinya ternyata bisa digerakkan. Mimpi dan bayangan buruk kakinya yang tak bisa bergerak hilang sudah dalam semalam. Namun ini tampak aneh baginya, semalam ia benar-benar tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali. Nicko pun langsung membimbing istrinya kembali pada brankar dan membaringkan tubuhnya. Ia duduk di kursi tepat di samping Jo dan mengusap rambut pirang istrinya. “Istirahatlah, kau mungkin sedang lelah,” ucapnya sambil terus membelai rambut lurus Jo. Nicko sepertinya tahu kecurgan istrinya yang keheranan akan perubahan kondisinya. Jo sepertinya sangat yakin kalau semalam ia benar-benar lumpuh separuh badan. “Sayang, aku tidak bohong, semalam aku merasa tubuh dan kakiku san
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-06
Baca selengkapnya

S2.52 Sama-Sama Punya Rencana Busuk

Setelah mendapat ijin dari sang istri, Nicko pun menuju ruang dokter. Kali ini ia tidak hanya meminta dokter Dolores untuk memeriksa keadaan Josephine, tapi juga membuat perhitungan pada dokter tak tahu malu itu. “Maaf Tuan, Anda tidak bisa sembarangan menemui dokter,” sergah salah seorang perawat yang bekerja untuk membantu dokter Dolores saat mendapati Nicko hendak mendorong pintu ruangan dokter Dolores. Kali ini perawat yang mencegahnya bersikap normal, sama sekali tidak menunjukkan gelagat tidak profesional. Mungkin karena usianya yang tidak lagi muda, sehingga tidak berpikiran untuk menggoda Nicko. “Ada hal penting yang harus kubicarakan dengannya, ini menyangkut kondisi istriku Josephine Lloyd,” jawab Nicko berbohong. Perawat di hadapannya pun tersenyum ramah dan mencoba untuk membantu Nicko. “Boleh saya lihat nomor antriannya?” tanya per
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-06
Baca selengkapnya

S2.53 Jebakan Siapa Yang Menang

Nicko tersenyum sekilas ketika perawat itu membuka pintu ruang kerja dokter Dolores. Ia menawarkan diri untuk menutup pintu dan membiarkan perawat kembali bekerja. Dokter Dolores pun tersenyum sinis begitu melihat Nicko masuk ke dalam ruangannya. Sengaja ia bersikap acuh dan jual mahal pada Nicko saat pemuda itu datang menemuinya. Semalam ia memerintahkan perawat yang bertugas di bangsal VVIP, tempat Josephine dirawat untuk tidak mengindahkan permintaan dari keluarga pasien. Dokter Dolores tidak menjelaskan lebih lanjut kenapa tidak perlu mengindahkan permintaan mereka. Hanya satu yang diijinkan oleh dokter Dolores yaitu memberikan suntikan obat penenang apabila Josephine mengamuk. Semua dilakukan agar tidak mengganggu pasien dari kamar lain. “Hmm ada apa Anda kemari?” tanya dokter Dolores sinis. Ia berpura-pura untuk memperhatikan file dari pasien-pasiennya. Perempuan berambut hitam ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-07
Baca selengkapnya

S2. 54 Masuk Perangkap

Dokter Dolores mencoba untuk menyentuh pundak Nicko yang masih duduk di kursi. Ia mencoba untuk memberikan ketenangan pada suami dari pasiennya. Lebih tepatnya ia berniat untuk kembali menggoda Nicko.Pernyataan tentang fungsi seksual sang istri benar-benar menjadi angin sejuk bagi dokter Dolores. Sudah lama ia mendambakan seseorang seperti Nicko. Penampilannya tidak buruk, apalagi profesinya sebagai seorang dokter spesialis yang cukup disegani di usia muda menambah kesempurnaannya. Bahkan Damian Windsor begitu tergila-gila terhadapnya.Namun ia tidak tertarik dengan Damian. Baginya sosok Damian Windsor hanyalah seorang anak manja yang tidak tahu apa-apa. Lelaki itu hanya punya keahlian mencari muka, sangat berbeda jika dibandingkan dengan Nicko yang menurutnya sangat cocok dengan dirinya, terlebih setelah ia mengetahui siapa suami Josephine sebenarnya.Pelan-pelan Nicko merasa risih dengan sikap dokter Dolores yang terus menerus memijit pundaknya. Perempuan ini mulai bersikap liar, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6465666768
...
108
DMCA.com Protection Status