Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / Bab 341 - Bab 350

Semua Bab Tentang Harga Diri: Bab 341 - Bab 350

1073 Bab

342. Persiapan Sandiwara

Melihat perubahan wajah pada sang istri membuat Nicko langsung merangkul pundaknya. Ia tak ingin istrinya salah paham atas maksudnya."Sayang, aku tak memaksamu untuk melakukan ini, aku hanya berpendapat. Jika menurutmu ini tak sesuai kau tak perlu melakukannya," kata Nicko.Josephine pun mengangguk, ia tahu kalau suaminya tak mungkin akan memaksanya melakukan hal ini. Sebagai seorang suami jelas saja ia akan cemburu kalau melihat istrinya dekat-dekat dengan laki-laki lain.Namun apa yang terjadi kali ini sepertinya beda. Josephine merasa sangat dilema. Di satu sisi ia ingin mencari jawaban atas kecelakaan sang ayah, tapi di sisi lain ia risih jika harus berdekatan dengan Adrian."Hmm bagaimana ya?" pikir Josephine."Jo kurasa kau harus melakukan apa yang dikatakan oleh Nicko," balas Catherine."Ta ... Tapi? Jika aku melakukan hal ini, apa nanti dia tak akan salah paham?" tanya Josephine."Itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-29
Baca selengkapnya

343. Salah Kira

Damian tersenyum lega saat ia mendapati kenyataan kalau tagihan rumah sakit sudah terbayarkan. Pemuda ini merasa beruntung karena tak jadi mengeluarkan uang untuk pengobatan Pamannya."Hmm kalau orang baik memang selalu mendapatkan kebaikan," gumamnya saat menunggui bibinya menandatangani surat persetujuan tindakan pada Paman Edmund.Damian juga tak ingin mencari tahu siapa yang telah berbaik hati membayar deposti rumah sakit untuk Pamannya. Sangat berbeda dengan Daisy yang terus saja mempertanyakan. Bahkan saat sang Bibi telah selesai menandatangani surat pernyataan."Damian, kira-kira siapa yang melakukan ini ya?" tanya Daisy yang masih penasaran."Hmm entahlah mungkin dari asuransi kesehatan Paman," jawab Damian asal."Itu tidak mungkin, pamanmu sudah lama terputus asuransinya karena tak pernah lagi membayar iuran," jawab Daisy.Damian pun mengangguk. Ia tak heran kalau Pamannya yang tak bisa bekerja it
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-29
Baca selengkapnya

344. Sandiwara Dimulai

Nicko mengajak kakak iparnya untuk menjauh dari Josephine. Mereka harus bersembunyi agar sandiwara berjalan lancar.Benar dugaan mereka, baru saja mencapai balik dinding, mereka berdua sudah melihat sosok Adrian. Lelaki itu melangkah dengan gayanya yang mentereng dan sok bersikap ksatria.Nicko yang mengintip dari kejauhan pun merasa muak melihat lelaki itu datang sambil membawa buket bunga Lily. Dalam hati, Nicko sangat yakin kalau lelaki itu pasti mencoba merayu istrinya.Catherine yang ikut bersembunyi pun menyentuh pundak adik iparnya lembut. Perempuan itu kembali mengingatkan Nicko kalau ini semua adalah sandiwara belaka."Jangan diambil hati, Jo pasti hanya berpura-pura," kata Catherine mencoba mengingatkan.***"Ini untukmu Jo, semoga bunga yang cantik ini bisa memperindah moodmu," kata Adrian mencoba beramah tamah dengan Jo.Pemuda itu melihat ke sekeliling dan mendapati di sekeliling
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-29
Baca selengkapnya

345. Tidakkah kau sadari

"Ka ... Kau serius dengan permintaanmu?" tanya Adrian."Ya, aku serius. Atau kau mungkin keberatan untuk menemaniku di sini. Ya sudah kalau begitu, kau pergi saja dan jangan pedulikan aku," balas Josephine berpura-pura merajuk.Adrian yang melihat perubahan raut wajah Josephine jelas-jelas takut kalau perempuan itu marah padanya. Ini adalah kesempatan yang sudah lama dinanti-nantikan oleh Adrian. Ia pun mencoba merayu Jo untuk tidak marah kepadanya."Jo ... Janganlah kau marah. Aku tak pernah berkata kalau aku keberatan menemanimu. Kau tahu kan bagaimana aku menantikan kesempatan ini sejak lama?" tanya Adrian."Jangan salah paham ya. Aku hanya terkejut dengan permintaanmu. Tentu saja ini kejutan yang sangat menyenangkan," tambah Adrian diikuti anggukan Jo.Adrian jelas merasa penasaran karena saati itu hanya ada mereka berdua. Ia ingin tahu apa yang terjadi dengan Jo dan suaminya yang saat itu tidak ada di sana."
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-29
Baca selengkapnya

346. Laporan Cathy

Daisy sengaja menahan Damian untuk melangkah ke depan ruangan Edmund. Saat itu, wanita yang mewariskan mata indah pada kedua putrinya itu tak sengaja melihat Josephine tengah bicara berdua saja dengan Adrian. Tentu saja wanita ini senang bukan kepalang saat melihat pemandangan itu."Sst! Tunggu saja di sini biarkan mereka menyeleaikan pembicaraan ini," kata Daisy mencegah keponakannya melangkah."Aku mengerti maksud Bibi, tapi ngomong-ngomong dimana si pecundang dan Catherine, kenapa mereka tak ada di sana?" tanya Damian yang sedikitmerasa aneh dengan apa yang ia lihat. Daisy mengangkat bahu menjawab pertanyaan Damian. Namun sesungguhnya ia tak peduli akan keberadaan si pecundang itu. Ia sudah cukup bahagia hari ini karena sudah ada yang membiayai operasi suaminya dan memberikan fasilitas VVIP. Ditambah lagi melihat putrinya sedang bercengkrama dengan Adrian."Sudahlah si pecundang itu tak berarti apa-apa bagi kami. Lebih b
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya

347. Terlalu Memuji

Josephie bernapas lega kala melihat Ibunya datang bersama Damian. Itu artinya ia tak perlu lagi berlama-lama dengan Adrian.Perempan muda itu jengah berlama-lama bersama Adrian yang semakin lama sikapnya semakin berlebihan. Beberapa kali Adrian mencoba untuk menyentuh tangannya, dan mendekatkan bibir pada wajahnya untuk mencium pipi."Kau sudah lama di sini Adrian?" tanya Daisy berpura-pura tidak tahu kalau ia sudah melihat sosoknya di lobby."Tidak juga Nyonya, tadi Josephine mengabariku kalau ingin kutemani di sini," jawab Adrian penuh kebanggaan. Namun tidak dengan Jo, ia justru mual dan ingin muntah. Daisy pun langsung merangkul laki-laki yang digadang-gadang sebagai menantu daman itu. Ia tak tahu lagi bagimana harus berterima kasih pada lelaki itu."Terima kasih Adrian, aku tak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kau benar-benar penyelamat bagi kami," kata Daisy.SIkap wanita berambut sebahu ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya

348. Jangan Gegabah

Dengan lembut Nicko menyibakkan rambut sang istri ke belakang telinga. Walaupun sebenarnya ia menganggap istrinya terlihat lucu karena merasa kecewa. Tadi Josephine datang dengan raut wajah yang cemberut dan kaki yang dihentakkan sepeti anak kecil yang telah kehilangan mainan.Saat itu Jo menceritakan sikap sang Ibu terhadap Adrian. Jo yang jelas-jelas mengetahui hal ini pun jelas tidak terima. Hanya ia tak tahu bagaimana menyampaikan keberatannya pada Ibu dan Adrian."Dia menyebalkan sekali, beraninya mengaku-ngaku kalau dirinyalah yang telah membayar baya pengobatan Ayah. Padahal yang melaukan hal itu adalah Bos besarku," keluh Josephine yang masih tampak kesal.Nicko menghela napas panjang kemudian menggeleng. Dalam hati ia mengutuk perilaku rivalnya yang sangat tidak tahu malu. Beruntung ia sudah mengatur semua di awal, dan mengatakan kalau yang melakukan itu semua adalah Bos Richmond."Hmm ada saja masalah, untung hal ini muda
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya

349. Sudah Terlalu Jauh

"Yah, Adrian memang harus segera dihentikan, jangan biarkan ia semakin besar kepala," tambah Catherine yang juga ikut emosi mendengar penuturan Josephine."Aku paham dengan perasaan kalian, tapi sebaiknya kalian berdua tak perlu gegabah. Orang yang licik seperti dia harus dibalas dengan kecerdikan," balas Nicko.Namun kedua bersaudara itu sepertinya tidak sabar untuk segera membuat lelaki itu malu. Terutama Josephine yang hari ini menjadi umpan untuk memancing Adrian."Tapi Sayang, apa kita harus diam saja melihat ia begitu dipuja-puja oleh Ibu, dan mereka terus menerus menyalahkanmu untuk sesuatu yang tak kau lakukan," kata Jo.Nicko langsung mengenggam erat telapak tangan Josephine, lalu mengecupnya. Lagi-lagi menumbuhkan perasaan cemburu pada diri Catherine."Sayang, maafkan aku, sekali lagi aku membutuhkanmu untuk kembali ke sana. Cobalah gali informasi dengan cara melibatkan diri pada percakapan mereka. Biarkan Ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya

350. Jangan Berlebihan

Adrian masih saja tersipu saat mendengarkan pujian yang disampaikan oleh Daisy."Kau sungguh luar biasa Adrian, karena engkau, suamiku bisa segera mendapatkan pertolongan, jika tidak entahlah tak bisa membayangkan apa yang akan terjdi pada diri suamiku," kata Daisy."Sudahlah Nyonya, kurasa Anda terlalu membesar-besarkan semua, ini hanyalah hal kecil bagiku," kata Adrian bermaksud untuk merendah.Namun sebenarnya dalam hati ia merasa was was, takut kalau ketahuan bukan ia yang membiayai operasi Tuan Edmund Windsor. Itulah kenapa ia ingin sekali agar segera pergi dari sini, tapi itu sulit. Keluarga Josephine terus saja menahannya dan mengungkapkan kekaguman akan kebaikannya."Huh seandainya saja waktu itu mendiang kakek bertemu dengan Adrian, pastilah bukan si pecundang itu yang menjadi suami dari Josephine," sahut Damian dikuti anggukan Bibinya."Itu benar sekali. Ayah mertuaku terlambat untuk menemui sosok sepertimu,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya

351. Keluar Dari Rencana

Catherine langsung menyikut adiknya yang sudah mulai di luar kendali. Sang kakak perempuan tak ingin apa yang telah mereka rencanakan gagal."Jo, sudah diamlah, biar aku saja yang bicara padanya," bisik Catherine.Untungnya kali ini Jo menurut. Ia meyakini kalau kakaknya mampu untuk bersikap obyektif, karena tidak ada perasaanya yang dilibatkan dalam masalah kali ini."Hmm aku dengar dari Jo, kau telah menyumbangkan uangmu untuk kesembuhan Ayahku, apakah itu benar Adrian?" tanya Catherine.Melihat sikap putri sulungnya yang berbeda dengan Josephine, Daisy pun merasa senang krena menganggap sekutunya telah kembali."Tentu saja ia telah menyumbang untuk Edmund. Kau tahu Catherine, tadinya Adrian sama sekali tak mau mengaku akan hal ini, tapi setelah kami mendesak, akhirnya ia mengaku," jawab Daisy.Dalam hati Catherine ingin mengatakan kalau sang Ibu sudah terkena perangkapnya."Wah, benarkah, s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3334353637
...
108
DMCA.com Protection Status