Home / Urban / Tentang Harga Diri / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 321 - Chapter 330

1073 Chapters

322. Kecelakaan Edmund

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Edmund menyebabkan jalan harus ditutup sementara. Pihak ambulance dan kepolisian. Entah siapa yang melaporkan kejadian sehingga Edmund bisa mendapatkan pertolongan segera.Tubuh Edmund yang terjepit membua petugas sedikit kewalahan untuk mengeluarkannya. Sementara polisi pun tengah melakukan olah tempat kejadian. Kemudian mengangkut mobil sedan milik Edmund untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dua orang petugas tampak berbisik-bisik saat mobil itu diangkut. Sepertinya mereka tengah membicarakan keadaan mobil atau mungkin korban."Baru kali ini aku melihat pengemudi mobil mewah mengalami kecelakaan hingga begitu naas," komentar seorang petugas berkulit gelap pada rekannya yang berwajah Asia."Yah seharunya mobil seperti ini memiliki keamanan yang cukup tinggi, tapi, ini justru nyaris tak memiliki keamamnan yang memadai selain seatbelt. Bahkan bekas ban mobilnya saja nyaris tidak ada, seper
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more

323. A True Friend

Daisy yang masih panik pun diantar ke Rumah Sakit oleh rekan-rekannya. Mereka jugala yang menghubungi Josephine dan uga Catherine untuk segera datang ke rumah sakit.Ibu dua anak ini tak berhenti untuk menangis meratapi nasibnya. Berulang kali rekan-rekannya mencoba untuk menghibur, tapi ternyata tidak berhasil.Seringkali ia mengeluhkan tentang mobil baru miliknya yang hancur. Sepertinya ia lebih menyayangkan keandaan mobil baru ketimbang suaminya sendiri yang mungkin saat ini sedang berjuang antara hidup dan mati.Kini Daisy berdiri di hadapan ruangan ICU, sesuai perkataan perawat kalau suaminya belum sadar. Daisy pun hanya bisa memperhatikan sang suami dari kaca."Suamiku kenapa kau bisa begini," ucapnya sambil terisak.Tak lama seorang wanita muda berpakaian serba putih pun datang mendekat pada Daisy. Dialah dokter Dolores Ryan, dokter keluarga Windsor. Dokter muda itu datang dengan petugas dari kepolisian.De
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more

324. Pasti Kau Yang Mensabotase

Sepeninggal kawan-kawan Daisy, dokter Dolores masih berusaha mendampingi. Ia mendengar berita kecelakaan Edmund dari administrasi Rumah Sakit.Merasa memiliki kedekatan dengan keluarga Windsor, ia pun merasa bertanggung jawab untuk mendampingi mereka. Walaupun apa yang dialami oleh Edmund bukanlah spesialisasinya."Nyonya Daisy Windsor, anda pasti bisa melewati ini semua. Tenang ya!" katanya disambut anggukan oleh Daisy.Melihat keadaan wanita di sampingnya sudah berangsur-angsur tenang, dokter Dolores pun akhirnya memberi kesempatan pada Polisi untuk bicara padanya."Nyonya Windsor, ada polisi yang datang untuk menemui Anda, mereka ingin bicara mengenai kecelakaan Tuan Edmund," katanya ramah.Daisy pun mengangguk mengiyakan. Mau tak mau, siap tidak siap ia perlu mengetahui apa yang terjadi pada suaminya. Berikut dengan keadaan mobil mewahnya saat ini."Bisa kita bicara sebentar Nyonya Windsor?" tanya sala
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more

325. Jangan Bimbang Jo

Masih dengan tatapan yang tajam, wanita paruh baya itu melihat ke arah menantunya. Napasnya tampak memburu dan kedua tangannya meremas roknya kuat-kuat. Kebencian terhadap sosok menantu semakin menjadi-jadi.Dulu kebencian yang dimiliki terhadap Nicko hanya karena dia miskin. Namun kali ini ia sangat benci karena sang menantu dianggap sebagai penyebab kecelakaan sang suami.Nicko tampak menggeleng, tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sang mertua."A ... Apa maksud Ibu, aku sama sekali tidak mengerti," balas Nicko."Jangan pura-pura Nicko. Kau kan yang melepas air bag, mengganti ban mobil milik suamiku dengan ban yang sudah usang agar kecelakaan," tuduh Daisy kemudian berdiri dan mendekat ke arah menantunya."Mengganti ban dan melepas airbag? Apa mungkin Nicko melakukannya?" tanya Josephine yang ternyata malah membuat Daisy murka.Wanita itu pun berdiri berkacak pinggang di depan putrinya.
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more

326. Terus Mengompori

"Buat apa kau bertanya seperti itu padanya Jo? Tentu saja dia tak akan mengakui perbuatannya," tambah Daisy mencoba memanasi putrinya.Jo bergeming tak mempedulikan perkataan Ibunya. Ia ingin mendengar pernyataan dari suaminya sendiri.Nicko yang menyadari kecurigaan sang istri pun menatap wajahnya dalam-dalam. Kemudian menghela napas panjang dan bicara selembut mungkin."Jo, apa kau menuduh aku yang melakukan ini semua?" tanya Nicko.Lagi-lagi Daisy yang membenci menantunya pun tak memberi kesempatan putrinya menjawab pertanyaan suaminya. Ia terus saja mengompori sang putri agar tak mempercayai suaminya lagi."Tak usah kau dengarkan dia. Lelaki yang selama ini kau bela tentu saja tak suka dengan hadiah yang diberikan Adrian pada kami. Dia sangat iri karena tak memiliki kendaraan mewah seperti yang dimiliki oleh Ayahmu. Itulah yang dilakukan selagi masih ada kesempatan, ia melakukan sabotase kendaraan," seru Daisy mengompori.
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more

327. Kenapa Harus Takut?

Catherine melirik saudaranya yang hanya diam saat petugas Norton meminta Nicko untuk ke kantor polisi. Kakak Josephine itu tak yakin kalau Nicko melakukan itu dengan sengaja."Jo, kenapa kau diam saja, cegah suamimu dibawa," bisiknya."Hei Cathy kau ini kenapa biarkan saja laki-laki itu dibawa polisi dan membusuk di dalam penjara. Di sana adalah tempat yang sangat pantas untuknya," kelakar Daisy."Tapi Bu, itu semua belum bisa membuktikan kalau Nicko yang melakukan perbuatan yang Ibu tuduhkan," sergah Catherine.Dokter Dolores yang ada di sana pun memiliki pendapat yang sama dengan Catherine. Terlebih ia mengetahui rahasia tentang Nicko."Mana mungkin Nicko iri dengan mobil yang dimiliki oleh Edmund, jangankan satu mobil, seratus pun mampu ia beli dalam waktu singkat," batin dokter Dolores.Namun perempuan ini tak bisa bertindak lebih jauh dari sekedar membatin. Bukan wewenangnya untuk ikut campur dalam ma
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more

328. Analisa Catherine

"Apakah saya diberikan waktu untuk menelepon seseorang?" tanya Nicko saat tiba di kantor polisi.Semenjak tadi petugas Norton memperhatikan saksi yang ia bawa. Lelaki muda itu tetap saja bersikap tenang, tanpa ada kepanikan sama sekali.Pandangan pemuda itu tetap lurus ke depan dan terlihat gagah. Cara bicaranya pun lancar, dan tidak canggung menatap lawan bicaranya. Sikap yang membuat petugas Norton mulai bimbang apakah benar pemuda seperti ini bisa melakukan apa yang dituduhkan oleh Daisy Windsor."Kenapa dia tenang sekali? Apa memang dia tidak melakukan apa yang dituduhkan. Atau mungkinkah ia seorang penjahat kawakan yang sudah malang melintang di dunia kriminal? Tapi kalau kawakan kurasa itu tidak mungkin. Aku sama sekali belum mengenal namanya," pikir petugas Norton."Bagaimana Tuan? Apa saya bisa menelepon seseorang?" tanya Nicko lagi."Ya, tapi kau hanya bisa menggunakan telepon yang ada di kantor kami," kata petugas.
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more

329. Interogasi

"Aku sudah selesai," kata Nicko.Petugas di hadapan Nicko tampak garang, berbeda dengan petugas Norton yang berdiri di sampingnya. Petugas garang bernama belakang George itu pun memandangi Nicko dengan tatapan yang meremehkan nan sengit.Suami Josephine sudah menduga kalau mereka pasti akan menjadikan dirinya bahan bullyan. Apalagi kalau bukan karena penampilannya yang sama sekali tak berkelas. Terlebih lagi ia belum mencukur jambangnya hingga lebih mirip penjahat dibanding miliyarder muda.Petugas George langsung menggebrak meja tanpa basa-basi."Katakan apa yang kau lakukan pada mobil Tuan Windsor!" bentaknya langsung menuduh Nicko, tidak sesuai dengan pernyataan Petugas Norton yang mengatakan Nicko adalah saksi."Semalam aku membawa mobil itu untuk masuk ke dalam garasi, dan pagi tadi aku mengeluarkan sekaligus memanasi mobil itu," jawab Nicko singkat."Jangan bohong!""Tidak, aku mengatakan hal ya
last updateLast Updated : 2021-08-26
Read more

330. Dugaan Norton

Semakin lama ia memikirkan tentang orang yang ia bawa ke kantor, semakin banyak pertanyaan yg muncul dalam otaknya. Tak hanya siapa laki-laki ini, tapi juga alasan keluarga Windsor menginginkan ia dihukum mati.Semuanya benar-benar terlihat janggal di mata petugas Norton. Ia pun sempat berpikir kalau keuarga Windsor sama sekali tak tahu kalau laki-laki ini adalah orang suruhan. Selain itu juga menduga kalau lelaki ini juga bermasalah dengan keluarga korban, setidaknya itu dari apa yang ia dgar saat memberi kabar di rumah sakit."Tapi, kalau ia adalah orang kiriman dari pusat, kenapa bisa dijadikan tertuduh atas kecekaan yang terjadi pada Tuan Windsor? Ah sudahlah itu pasti masalah internal dengan keluargaya. Aku harus bersikap baik, dan mnunjukkan profesionalismeku dalam bekerja. Anak dan Istriku masih butuh makan, aku tak boleh kehilangan pekerjaan atau jabatanku degan bersikapbrutal seperti yang dilakukan rekanku," tambah petugas Norton dalam hati.
last updateLast Updated : 2021-08-26
Read more

331. Sepak Terjang

"Hei, aku bicara padamu Bung, apa kau tak mendengar pertanyaanku?" tanya pria berambut merah dengan suara yang tegas dan tatapan yang tajam."Ma .. Maaf, Anda bicara apa tadi?" tanya petugas yang berjaga di depan.Petugas ini masih muda, dilihat dari sikap dan seragamnya, sepertinya petugas ini masih belum berpengalaman. Sepertinya baru saja lulus dari akademi kepolisian. Namun sepak terjang kelmpok jubah hitam sudah tak asing lagi di telinganya."A ... apakah ini yang dinamakan kelompok berjubah hitam. Mereka terlihat menyeramkan sekali," pikirnya.Pria bercodet yg mendampingi si rambut merah pun melambakan tangannya agar petugas di kantor depan itu mendekat ke arahnya. Kemudian mengambil ponsel yang ada di tangan si rambut merah untuk mendekatkan foto Tuan Muda pada wajah lelaki itu."Kutanya sekali lagi, dimana lelaki ini sekarang? Jangan berani berbicara tidak tahu, sebab ia baru saja meneleponku dan mengatakan ia
last updateLast Updated : 2021-08-26
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
108
DMCA.com Protection Status