"Apakah saya diberikan waktu untuk menelepon seseorang?" tanya Nicko saat tiba di kantor polisi.
Semenjak tadi petugas Norton memperhatikan saksi yang ia bawa. Lelaki muda itu tetap saja bersikap tenang, tanpa ada kepanikan sama sekali.Pandangan pemuda itu tetap lurus ke depan dan terlihat gagah. Cara bicaranya pun lancar, dan tidak canggung menatap lawan bicaranya. Sikap yang membuat petugas Norton mulai bimbang apakah benar pemuda seperti ini bisa melakukan apa yang dituduhkan oleh Daisy Windsor."Kenapa dia tenang sekali? Apa memang dia tidak melakukan apa yang dituduhkan. Atau mungkinkah ia seorang penjahat kawakan yang sudah malang melintang di dunia kriminal? Tapi kalau kawakan kurasa itu tidak mungkin. Aku sama sekali belum mengenal namanya," pikir petugas Norton."Bagaimana Tuan? Apa saya bisa menelepon seseorang?" tanya Nicko lagi."Ya, tapi kau hanya bisa menggunakan telepon yang ada di kantor kami," kata petugas."Aku sudah selesai," kata Nicko.Petugas di hadapan Nicko tampak garang, berbeda dengan petugas Norton yang berdiri di sampingnya. Petugas garang bernama belakang George itu pun memandangi Nicko dengan tatapan yang meremehkan nan sengit.Suami Josephine sudah menduga kalau mereka pasti akan menjadikan dirinya bahan bullyan. Apalagi kalau bukan karena penampilannya yang sama sekali tak berkelas. Terlebih lagi ia belum mencukur jambangnya hingga lebih mirip penjahat dibanding miliyarder muda.Petugas George langsung menggebrak meja tanpa basa-basi."Katakan apa yang kau lakukan pada mobil Tuan Windsor!" bentaknya langsung menuduh Nicko, tidak sesuai dengan pernyataan Petugas Norton yang mengatakan Nicko adalah saksi."Semalam aku membawa mobil itu untuk masuk ke dalam garasi, dan pagi tadi aku mengeluarkan sekaligus memanasi mobil itu," jawab Nicko singkat."Jangan bohong!""Tidak, aku mengatakan hal ya
Semakin lama ia memikirkan tentang orang yang ia bawa ke kantor, semakin banyak pertanyaan yg muncul dalam otaknya. Tak hanya siapa laki-laki ini, tapi juga alasan keluarga Windsor menginginkan ia dihukum mati.Semuanya benar-benar terlihat janggal di mata petugas Norton. Ia pun sempat berpikir kalau keuarga Windsor sama sekali tak tahu kalau laki-laki ini adalah orang suruhan. Selain itu juga menduga kalau lelaki ini juga bermasalah dengan keluarga korban, setidaknya itu dari apa yang ia dgar saat memberi kabar di rumah sakit."Tapi, kalau ia adalah orang kiriman dari pusat, kenapa bisa dijadikan tertuduh atas kecekaan yang terjadi pada Tuan Windsor? Ah sudahlah itu pasti masalah internal dengan keluargaya. Aku harus bersikap baik, dan mnunjukkan profesionalismeku dalam bekerja. Anak dan Istriku masih butuh makan, aku tak boleh kehilangan pekerjaan atau jabatanku degan bersikapbrutal seperti yang dilakukan rekanku," tambah petugas Norton dalam hati.
"Hei, aku bicara padamu Bung, apa kau tak mendengar pertanyaanku?" tanya pria berambut merah dengan suara yang tegas dan tatapan yang tajam."Ma .. Maaf, Anda bicara apa tadi?" tanya petugas yang berjaga di depan.Petugas ini masih muda, dilihat dari sikap dan seragamnya, sepertinya petugas ini masih belum berpengalaman. Sepertinya baru saja lulus dari akademi kepolisian. Namun sepak terjang kelmpok jubah hitam sudah tak asing lagi di telinganya."A ... apakah ini yang dinamakan kelompok berjubah hitam. Mereka terlihat menyeramkan sekali," pikirnya.Pria bercodet yg mendampingi si rambut merah pun melambakan tangannya agar petugas di kantor depan itu mendekat ke arahnya. Kemudian mengambil ponsel yang ada di tangan si rambut merah untuk mendekatkan foto Tuan Muda pada wajah lelaki itu."Kutanya sekali lagi, dimana lelaki ini sekarang? Jangan berani berbicara tidak tahu, sebab ia baru saja meneleponku dan mengatakan ia
Sementara itu di rumah Sakit ....Sambil digandeng Paman Howard, Nenek pun datang menemui Daisy. Tentu saja sebagai seorang Ibu ia terlihat begitu mengkhawatirkan kondisi putra bungsunya."Daisy, bagaima keadan suamimu?" tanya Nenek yang terliht begitu khawatir.Wanita paruh baya itu sepertinya tak sanggup untuk menceritakan bagaimana keadaan suaminya. Ia justru duduk bersimpuh dengan kepala berada di pangkuan sang Ibu mertua, Daisy menangis sesenggukan."Ini semua gara-gara lelaki tak berguna itu Bu. Dia yang menyebabkan suamiku celaka," Daisy mengadu.Tak perlu menyebutkan nama, tapi semua sudah tahu siapa yang dimkasud oleh Daisy. Saat itu semua terlihat begitu geram, termasuk Damian yang sedang tidak dipedulikan oleh Nenek karena kegagalannya merebut villa miliknya dari tangan si menantu tak berharga.Situasi saat ini dijdikan Damian sebagai moment dimana ia bisa mencari panggung. Ia harus menunjukkan kepeduli
Nenek Elizabeth sedikit menyipitkan matanya ke arah Josephine, ia ingin menunjukkan pada kedua cucu perempuannya kalau ia tak setuju dengan pendapat mereka."Kalian berdua ini bagaimana? Ayah kalian sedang terbaring lemah di dalam sana, tapi kalian berdua malah sibuk membela laki-laki tak bertanggung jawab itu. Dimana hati nurani kalian?" tanya Nenek sambil menunjuk-nunjuk mereka dengan menggunakan tongkatnya.Damian yang melihat kejadian itu pun tersenyum penuh kemenangan. Ia merasa bangga karena wanita penguasa di keluarga Windsor mulai terpearuh oleh ucapannya. Lambat laun wanita itu pasti akan kembali luluh dan memanjakannya seperti sedia kala. Bagaimapun juga, Damian adalah cucu kesayangaan Nenek Elizabeth."Bukan kami tak memiliki empati Nek, tapi hasil penyelidikan dari polisi belum menunjukkan hasil, kurasa kita telalu gegabah jika menuduhnya melakukan perbuatan itu," balas Josephine yang semakin yakin kalau suaminya tidak bersalah.
Sementara itu di kantor polisi ...Russell mengamati pria yang ditunjuk oleh Tuan Mudanya dan mengangguk. Pria itu terlihat tenang, tak seperti rekannya. Namun sesungguhnya ia takut akan kedatangan kelompok jubah hitam itu."Kau, bisa ceritakan padaku apa yang dilakukan rekanmu pada Tuan Mudaku?" tanya Russell pada petugas Norton."Tuan Muda? Jadi lelaki lusuh ini lebih memiliki kuasa dibanding kelompok jubah hitam? Mati aku kalau begini," sesal petugas George dalam hati.Petugas Norton yang tak ingin bermasalah dengan kelompok jubah hitam pun langsung menceritakan semua yang terjadi. Tak ada yang ditutupi ataupun dilebihkan.Plak!Sebuah tamparan dari anak buah Russell langsung mendarat di pipi petugas George yang tampak pucat. Pria berambut merah ini tak terima saat mendengar pengakuan dari petugas Norton."Jadi benar apa yang dikatakan oleh rekanmu?" tanya Russell tegas, dan semakin membuat
Mendadak mulut Damian terkunci saat mendengar dokter cantik itu berbicara. Kecewa sudah pasti, perhatian dari dokter cantik tak didapat, justru malu yang diterima. Mungkin jika ada container, ia sudah bersembunyi di dalam sana."Ma ... Maafkan aku dokter Dolores," kata Damian tergagap.Namun dokter cantik itu tak lagi menanggapi. Ia kembali fokus untuk mendampingi Nyonya Windsor. Terlebih saat ini ada Nyonya besar yang memiliki masalah pada jantungnya. Dokter muda ini khawatir kalau-kalau perempuan ini akan mengalami serangan jantung mendadak.Saat keadaan sudah mulai hening, seorang perawat pun keluar dari ruangan Profesor Smith, dokter spesialis yang menangani Edmund. Perawat itu pun langsung mendatangi keluarga Windsor yang tengah berkumpul."Maaf, Profesor Smith ingin berbicara dengan anggota keluarga Windsor," kata perawat itu ramah.Seketika seluruh anggota keluarga Windsor pun berdiriSemua tampak khawatir
Kedua saudara itu pun sekembali slaing pandang. Apa yang mereka dengar barusan sungguh membuat Kakak beradik itu tertekan."Maafkan saya Nona, saya tahu ini berat untuk kalian, tapi hal ini harus saya sampaikan," kata Profesor Smith terlihat menyesal."Tidak apa Profesor, tapi apakah Ayah kami bisa disembuhkan?" tanya Catherine yang tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.Profesor Smith menghela napas panjang, kemudian tersenyum."Untuk mengatasinya, kondisi Tuan Edmund Windsor memang membutuhkan tindakan agar tidak semakin parah, tapi,-" Profesor Smith diam sejenak. Ia memandang dua perempuan muda di hadapannya secara bergantian sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya."Tapi apa Prof?" Tanya Catherine dan Jo bersamaan.Dengan pelan dan hati-hati pria paruh baya ini pun mencoba menyampaikan apa yang mengganjal dan hal itu mungkin akan terjadi."Setiap tindakan memiliki resiko, pembedahan yang dilakuk