Sementara itu di kantor polisi ...
Russell mengamati pria yang ditunjuk oleh Tuan Mudanya dan mengangguk. Pria itu terlihat tenang, tak seperti rekannya. Namun sesungguhnya ia takut akan kedatangan kelompok jubah hitam itu."Kau, bisa ceritakan padaku apa yang dilakukan rekanmu pada Tuan Mudaku?" tanya Russell pada petugas Norton."Tuan Muda? Jadi lelaki lusuh ini lebih memiliki kuasa dibanding kelompok jubah hitam? Mati aku kalau begini," sesal petugas George dalam hati.Petugas Norton yang tak ingin bermasalah dengan kelompok jubah hitam pun langsung menceritakan semua yang terjadi. Tak ada yang ditutupi ataupun dilebihkan.Plak!Sebuah tamparan dari anak buah Russell langsung mendarat di pipi petugas George yang tampak pucat. Pria berambut merah ini tak terima saat mendengar pengakuan dari petugas Norton."Jadi benar apa yang dikatakan oleh rekanmu?" tanya Russell tegas, dan semakin membuatMendadak mulut Damian terkunci saat mendengar dokter cantik itu berbicara. Kecewa sudah pasti, perhatian dari dokter cantik tak didapat, justru malu yang diterima. Mungkin jika ada container, ia sudah bersembunyi di dalam sana."Ma ... Maafkan aku dokter Dolores," kata Damian tergagap.Namun dokter cantik itu tak lagi menanggapi. Ia kembali fokus untuk mendampingi Nyonya Windsor. Terlebih saat ini ada Nyonya besar yang memiliki masalah pada jantungnya. Dokter muda ini khawatir kalau-kalau perempuan ini akan mengalami serangan jantung mendadak.Saat keadaan sudah mulai hening, seorang perawat pun keluar dari ruangan Profesor Smith, dokter spesialis yang menangani Edmund. Perawat itu pun langsung mendatangi keluarga Windsor yang tengah berkumpul."Maaf, Profesor Smith ingin berbicara dengan anggota keluarga Windsor," kata perawat itu ramah.Seketika seluruh anggota keluarga Windsor pun berdiriSemua tampak khawatir
Kedua saudara itu pun sekembali slaing pandang. Apa yang mereka dengar barusan sungguh membuat Kakak beradik itu tertekan."Maafkan saya Nona, saya tahu ini berat untuk kalian, tapi hal ini harus saya sampaikan," kata Profesor Smith terlihat menyesal."Tidak apa Profesor, tapi apakah Ayah kami bisa disembuhkan?" tanya Catherine yang tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.Profesor Smith menghela napas panjang, kemudian tersenyum."Untuk mengatasinya, kondisi Tuan Edmund Windsor memang membutuhkan tindakan agar tidak semakin parah, tapi,-" Profesor Smith diam sejenak. Ia memandang dua perempuan muda di hadapannya secara bergantian sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya."Tapi apa Prof?" Tanya Catherine dan Jo bersamaan.Dengan pelan dan hati-hati pria paruh baya ini pun mencoba menyampaikan apa yang mengganjal dan hal itu mungkin akan terjadi."Setiap tindakan memiliki resiko, pembedahan yang dilakuk
Keadaan di rumah sakit langsung ricuh begitu melihat nenek Elizabeth pingsan. Untung saja saat itu ada dokter Dolores yang mendampingi mereka.Dokter muda itu langsung segera memberikan pertolongan pertama. Ia juga memerintahkan Damian untuk segera memanggil perawat agar membantu sang dokter membawa nenek ke kamar.Saat itu Paman Howard dan Damian lah yang menunggui nenek yang tengah dalam penanganan dokter Dolores."Damian, pergilah kau tengok bibiku. Biar Ayah yang menunggui Ibu," perintah Paman Howard pada putranya."Ta ... Tapi Ayah," sergah Damian yang tak setuju dengan pendapat sang Ayah.Dengan menuruti sang Ayah, artinya ia tak bisa berkesempatan untuk bertemu dengan dokter Dolores dan merebut perhatiannya."Tunggu apa lagi Damian, segera temui bibiku. Apa kau tak lihat bagaimana sikap kedua putrinya, dan bagaimana mereka tampak kebingungan dengan keadaan Pamanmu yang sekarang," kata Paman Howard.
Sebenarnya Nicko sudah ada di balik dinding beberapa menit yang lalu. Ia hampir saja datang menemui sang istri, tapi saat itu tengah terjadi perdebatan diantara mereka."Kau! Bagaimana kau bisa berada di sini. Bukankah seharusnya kau berada dalam penjara dan membusuk di sana?" tanya Daisy sambil memukuli menantunya dengan kipas tangannya.Josephine yang melihat hal itu pun langsung menyorongkan kedua telapak tangannya ke depan agar Ibunya tidak bertindak lebih jauh."Ibu sudahlah, jangan lakukan hal ini. Ingat Bu kita sedang berada di rumah sakit, seharusnya kita bersikap tenang dan menjauhkan keributan!" seru Josephine."Ibu hanya tak mengira kalau lelaki ini kembali ke sini. Bukankah dia yang menyebabkan Ayahmu menderita. Coba kau lihat ini!" kata Daisy sambil melemparkan hasil pemeriksaan dan rincian biaya operasi untuk Edmund.Nicko mengambil kertas-kertas itu dan memperhatikan dengan seksama. Kemudian ia mengangguk, dan m
Bibir Daisy bergerak, tapi tak ada suara yang keluar. Sepertinya ia ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya.Beberapa waktu yang lalu ia merasa menang karena melihat Nicko dibawa ke kantor polisi. Terlebih saat iparnya, Howard mengatakan kalau sebaiknya ia menggunakan pengaruh Polisi George untuk memproses tuntutannya."Pe ... Petugas George sedang dalam masa evaluasi?" tanyanya tak percaya."Ya, dia harus di evaluasi karena telah gegabah dalam menginterogasi seseorang, dan bersikap tidak profesional. Sepertinya petugas George lebih mementingkan urusan pribadinya, hingga ia tak bisa melihat kemungkinan lain yang timbul," balas Nicko dengan maksud menyindir ibu mertuanya.Mendengar ucapan menantunya, wanita paruh baya ini pun langsung merasa tersindir. Untuk menutupi rasa malu, ia pun mulai membahas tentang biaya yang dibutuhkan oleh Edmund. Namun tetap saja ia menyalahkan menantunya."Kau sudah lihat berapa
Damian mendengkus kesal mendengar pernyataan saudara sepupunya begitu tajam. Ucapan Jospehine benar-benar mengusik harga dirinya sebagai laki-laki.Walau sesungguhnya ia enggan jika harus dimintai bantuan materi untuk kesembuhan Pamannya, tapi medengar orang yang memberi sumbangan terbesar adalah Nicko, tentu saja ia merasa tersinggung. Ia harus mencari cara agar si lelaki benalu tak mendapatkan penghargaan apapun."Huh, jangan sombong ya, kau itu hanya mampu untuk memberikan Paman faslitas kamar kelas tiga, fasilitas yang sangat tidak pantas diterima oleh Paman Edmund, dan itu sebuah penghinaan bagi keluarga kami.Setidaknya jika tak mendapatkan kelas VIP, Paman sebaiknya mendapatkan kamar di kelas satu," kata Damian."Hei Damian, memangnya kenapa kalau di kelas tiga. Nicko sudah berbaik hati dan sudah seharusnya kau menghargai niat baiknya," balas Josephine."Huh, hanya berupa niat kan, bisa saja niat itu berubah, apalagi
Daisy sangat merasa tertolong dengan apa yang dilakukan oleh Damian. Ia pun tak canggung untuk memeluk keponakannya erat."Terima kasih Damian ... Terima kasih, ini sangat berarti bagi kondisi Pamanmu," kata Daisy."Sudahlah Bibi, ini tak seberapa. lebih baik kita melakukan sesuatu daripada hanya bicara. Mari bibi kuantar untuk ke ruang adinistrasi dan mengurus semua," kata Damian sambil menekuk lengannya agar Daisy bisa melingkarkan tangannya di sana."I ... Iya Damian, terima kasih."Mereka berdua pun berjalan dengan penuh kemenangan, sambil sesekali melirik ke arah Nicko dengan pandangan menghinakan."Kau memang sungguh lelaki yang bisa diandalkan," puji Daisy."Sudahlah bi, Paman kan keluargaku, sudah seharusnya aku mengambil sikap," kata Damian yang masih mencoba membuat Daisy semakin membenci Nicko.Tanpa sepengetahuan mereka berdua, Nicko telah menghubungi orang kepercayaannya untuk men
Melihat perubahan wajah pada sang istri membuat Nicko langsung merangkul pundaknya. Ia tak ingin istrinya salah paham atas maksudnya."Sayang, aku tak memaksamu untuk melakukan ini, aku hanya berpendapat. Jika menurutmu ini tak sesuai kau tak perlu melakukannya," kata Nicko.Josephine pun mengangguk, ia tahu kalau suaminya tak mungkin akan memaksanya melakukan hal ini. Sebagai seorang suami jelas saja ia akan cemburu kalau melihat istrinya dekat-dekat dengan laki-laki lain.Namun apa yang terjadi kali ini sepertinya beda. Josephine merasa sangat dilema. Di satu sisi ia ingin mencari jawaban atas kecelakaan sang ayah, tapi di sisi lain ia risih jika harus berdekatan dengan Adrian."Hmm bagaimana ya?" pikir Josephine."Jo kurasa kau harus melakukan apa yang dikatakan oleh Nicko," balas Catherine."Ta ... Tapi? Jika aku melakukan hal ini, apa nanti dia tak akan salah paham?" tanya Josephine."Itu
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt