Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / 342. Persiapan Sandiwara

Share

342. Persiapan Sandiwara

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Melihat perubahan wajah pada sang istri membuat Nicko langsung merangkul pundaknya. Ia tak ingin istrinya salah paham atas maksudnya.

"Sayang, aku tak memaksamu untuk melakukan ini, aku hanya berpendapat. Jika menurutmu ini tak sesuai kau tak perlu melakukannya," kata Nicko.

Josephine pun mengangguk, ia tahu kalau suaminya tak mungkin akan memaksanya melakukan hal ini. Sebagai seorang suami jelas saja ia akan cemburu kalau melihat istrinya dekat-dekat dengan laki-laki lain.

Namun apa yang terjadi kali ini sepertinya beda. Josephine merasa sangat dilema. Di satu sisi ia ingin mencari jawaban atas kecelakaan sang ayah, tapi di sisi lain ia risih jika harus berdekatan dengan Adrian.

"Hmm bagaimana ya?" pikir Josephine.

"Jo kurasa kau harus melakukan apa yang dikatakan oleh Nicko," balas Catherine.

"Ta ... Tapi? Jika aku melakukan hal ini, apa nanti dia tak akan salah paham?" tanya Josephine.

"Itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   343. Salah Kira

    Damian tersenyum lega saat ia mendapati kenyataan kalau tagihan rumah sakit sudah terbayarkan. Pemuda ini merasa beruntung karena tak jadi mengeluarkan uang untuk pengobatan Pamannya."Hmm kalau orang baik memang selalu mendapatkan kebaikan," gumamnya saat menunggui bibinya menandatangani surat persetujuan tindakan pada Paman Edmund.Damian juga tak ingin mencari tahu siapa yang telah berbaik hati membayar deposti rumah sakit untuk Pamannya. Sangat berbeda dengan Daisy yang terus saja mempertanyakan. Bahkan saat sang Bibi telah selesai menandatangani surat pernyataan."Damian, kira-kira siapa yang melakukan ini ya?" tanya Daisy yang masih penasaran."Hmm entahlah mungkin dari asuransi kesehatan Paman," jawab Damian asal."Itu tidak mungkin, pamanmu sudah lama terputus asuransinya karena tak pernah lagi membayar iuran," jawab Daisy.Damian pun mengangguk. Ia tak heran kalau Pamannya yang tak bisa bekerja it

  • Tentang Harga Diri   344. Sandiwara Dimulai

    Nicko mengajak kakak iparnya untuk menjauh dari Josephine. Mereka harus bersembunyi agar sandiwara berjalan lancar.Benar dugaan mereka, baru saja mencapai balik dinding, mereka berdua sudah melihat sosok Adrian. Lelaki itu melangkah dengan gayanya yang mentereng dan sok bersikap ksatria.Nicko yang mengintip dari kejauhan pun merasa muak melihat lelaki itu datang sambil membawa buket bunga Lily. Dalam hati, Nicko sangat yakin kalau lelaki itu pasti mencoba merayu istrinya.Catherine yang ikut bersembunyi pun menyentuh pundak adik iparnya lembut. Perempuan itu kembali mengingatkan Nicko kalau ini semua adalah sandiwara belaka."Jangan diambil hati, Jo pasti hanya berpura-pura," kata Catherine mencoba mengingatkan.***"Ini untukmu Jo, semoga bunga yang cantik ini bisa memperindah moodmu," kata Adrian mencoba beramah tamah dengan Jo.Pemuda itu melihat ke sekeliling dan mendapati di sekeliling

  • Tentang Harga Diri   345. Tidakkah kau sadari

    "Ka ... Kau serius dengan permintaanmu?" tanya Adrian."Ya, aku serius. Atau kau mungkin keberatan untuk menemaniku di sini. Ya sudah kalau begitu, kau pergi saja dan jangan pedulikan aku," balas Josephine berpura-pura merajuk.Adrian yang melihat perubahan raut wajah Josephine jelas-jelas takut kalau perempuan itu marah padanya. Ini adalah kesempatan yang sudah lama dinanti-nantikan oleh Adrian. Ia pun mencoba merayu Jo untuk tidak marah kepadanya."Jo ... Janganlah kau marah. Aku tak pernah berkata kalau aku keberatan menemanimu. Kau tahu kan bagaimana aku menantikan kesempatan ini sejak lama?" tanya Adrian."Jangan salah paham ya. Aku hanya terkejut dengan permintaanmu. Tentu saja ini kejutan yang sangat menyenangkan," tambah Adrian diikuti anggukan Jo.Adrian jelas merasa penasaran karena saati itu hanya ada mereka berdua. Ia ingin tahu apa yang terjadi dengan Jo dan suaminya yang saat itu tidak ada di sana."

  • Tentang Harga Diri   346. Laporan Cathy

    Daisy sengaja menahan Damian untuk melangkah ke depan ruangan Edmund. Saat itu, wanita yang mewariskan mata indah pada kedua putrinya itu tak sengaja melihat Josephine tengah bicara berdua saja dengan Adrian. Tentu saja wanita ini senang bukan kepalang saat melihat pemandangan itu."Sst! Tunggu saja di sini biarkan mereka menyeleaikan pembicaraan ini," kata Daisy mencegah keponakannya melangkah."Aku mengerti maksud Bibi, tapi ngomong-ngomong dimana si pecundang dan Catherine, kenapa mereka tak ada di sana?" tanya Damian yang sedikitmerasa aneh dengan apa yang ia lihat.Daisy mengangkat bahu menjawab pertanyaan Damian. Namun sesungguhnya ia tak peduli akan keberadaan si pecundang itu. Ia sudah cukup bahagia hari ini karena sudah ada yang membiayai operasi suaminya dan memberikan fasilitas VVIP. Ditambah lagi melihat putrinya sedang bercengkrama dengan Adrian."Sudahlah si pecundang itu tak berarti apa-apa bagi kami. Lebih b

  • Tentang Harga Diri   347. Terlalu Memuji

    Josephie bernapas lega kala melihat Ibunya datang bersama Damian. Itu artinya ia tak perlu lagi berlama-lama dengan Adrian.Perempan muda itu jengah berlama-lama bersama Adrian yang semakin lama sikapnya semakin berlebihan. Beberapa kali Adrian mencoba untuk menyentuh tangannya, dan mendekatkan bibir pada wajahnya untuk mencium pipi."Kau sudah lama di sini Adrian?" tanya Daisy berpura-pura tidak tahu kalau ia sudah melihat sosoknya di lobby."Tidak juga Nyonya, tadi Josephine mengabariku kalau ingin kutemani di sini," jawab Adrian penuh kebanggaan. Namun tidak dengan Jo, ia justru mual dan ingin muntah.Daisy pun langsung merangkul laki-laki yang digadang-gadang sebagai menantu daman itu. Ia tak tahu lagi bagimana harus berterima kasih pada lelaki itu."Terima kasih Adrian, aku tak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kau benar-benar penyelamat bagi kami," kata Daisy.SIkap wanita berambut sebahu ini

  • Tentang Harga Diri   348. Jangan Gegabah

    Dengan lembut Nicko menyibakkan rambut sang istri ke belakang telinga. Walaupun sebenarnya ia menganggap istrinya terlihat lucu karena merasa kecewa. Tadi Josephine datang dengan raut wajah yang cemberut dan kaki yang dihentakkan sepeti anak kecil yang telah kehilangan mainan.Saat itu Jo menceritakan sikap sang Ibu terhadap Adrian. Jo yang jelas-jelas mengetahui hal ini pun jelas tidak terima. Hanya ia tak tahu bagaimana menyampaikan keberatannya pada Ibu dan Adrian."Dia menyebalkan sekali, beraninya mengaku-ngaku kalau dirinyalah yang telah membayar baya pengobatan Ayah. Padahal yang melaukan hal itu adalah Bos besarku," keluh Josephine yang masih tampak kesal.Nicko menghela napas panjang kemudian menggeleng. Dalam hati ia mengutuk perilaku rivalnya yang sangat tidak tahu malu. Beruntung ia sudah mengatur semua di awal, dan mengatakan kalau yang melakukan itu semua adalah Bos Richmond."Hmm ada saja masalah, untung hal ini muda

  • Tentang Harga Diri   349. Sudah Terlalu Jauh

    "Yah, Adrian memang harus segera dihentikan, jangan biarkan ia semakin besar kepala," tambah Catherine yang juga ikut emosi mendengar penuturan Josephine."Aku paham dengan perasaan kalian, tapi sebaiknya kalian berdua tak perlu gegabah. Orang yang licik seperti dia harus dibalas dengan kecerdikan," balas Nicko.Namun kedua bersaudara itu sepertinya tidak sabar untuk segera membuat lelaki itu malu. Terutama Josephine yang hari ini menjadi umpan untuk memancing Adrian."Tapi Sayang, apa kita harus diam saja melihat ia begitu dipuja-puja oleh Ibu, dan mereka terus menerus menyalahkanmu untuk sesuatu yang tak kau lakukan," kata Jo.Nicko langsung mengenggam erat telapak tangan Josephine, lalu mengecupnya. Lagi-lagi menumbuhkan perasaan cemburu pada diri Catherine."Sayang, maafkan aku, sekali lagi aku membutuhkanmu untuk kembali ke sana. Cobalah gali informasi dengan cara melibatkan diri pada percakapan mereka. Biarkan Ad

  • Tentang Harga Diri   350. Jangan Berlebihan

    Adrian masih saja tersipu saat mendengarkan pujian yang disampaikan oleh Daisy."Kau sungguh luar biasa Adrian, karena engkau, suamiku bisa segera mendapatkan pertolongan, jika tidak entahlah tak bisa membayangkan apa yang akan terjdi pada diri suamiku," kata Daisy."Sudahlah Nyonya, kurasa Anda terlalu membesar-besarkan semua, ini hanyalah hal kecil bagiku," kata Adrian bermaksud untuk merendah.Namun sebenarnya dalam hati ia merasa was was, takut kalau ketahuan bukan ia yang membiayai operasi Tuan Edmund Windsor. Itulah kenapa ia ingin sekali agar segera pergi dari sini, tapi itu sulit. Keluarga Josephine terus saja menahannya dan mengungkapkan kekaguman akan kebaikannya."Huh seandainya saja waktu itu mendiang kakek bertemu dengan Adrian, pastilah bukan si pecundang itu yang menjadi suami dari Josephine," sahut Damian dikuti anggukan Bibinya."Itu benar sekali. Ayah mertuaku terlambat untuk menemui sosok sepertimu,"

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status