Daisy yang masih panik pun diantar ke Rumah Sakit oleh rekan-rekannya. Mereka jugala yang menghubungi Josephine dan uga Catherine untuk segera datang ke rumah sakit.
Ibu dua anak ini tak berhenti untuk menangis meratapi nasibnya. Berulang kali rekan-rekannya mencoba untuk menghibur, tapi ternyata tidak berhasil.Seringkali ia mengeluhkan tentang mobil baru miliknya yang hancur. Sepertinya ia lebih menyayangkan keandaan mobil baru ketimbang suaminya sendiri yang mungkin saat ini sedang berjuang antara hidup dan mati.Kini Daisy berdiri di hadapan ruangan ICU, sesuai perkataan perawat kalau suaminya belum sadar. Daisy pun hanya bisa memperhatikan sang suami dari kaca."Suamiku kenapa kau bisa begini," ucapnya sambil terisak.Tak lama seorang wanita muda berpakaian serba putih pun datang mendekat pada Daisy. Dialah dokter Dolores Ryan, dokter keluarga Windsor. Dokter muda itu datang dengan petugas dari kepolisian.DeSepeninggal kawan-kawan Daisy, dokter Dolores masih berusaha mendampingi. Ia mendengar berita kecelakaan Edmund dari administrasi Rumah Sakit.Merasa memiliki kedekatan dengan keluarga Windsor, ia pun merasa bertanggung jawab untuk mendampingi mereka. Walaupun apa yang dialami oleh Edmund bukanlah spesialisasinya."Nyonya Daisy Windsor, anda pasti bisa melewati ini semua. Tenang ya!" katanya disambut anggukan oleh Daisy.Melihat keadaan wanita di sampingnya sudah berangsur-angsur tenang, dokter Dolores pun akhirnya memberi kesempatan pada Polisi untuk bicara padanya."Nyonya Windsor, ada polisi yang datang untuk menemui Anda, mereka ingin bicara mengenai kecelakaan Tuan Edmund," katanya ramah.Daisy pun mengangguk mengiyakan. Mau tak mau, siap tidak siap ia perlu mengetahui apa yang terjadi pada suaminya. Berikut dengan keadaan mobil mewahnya saat ini."Bisa kita bicara sebentar Nyonya Windsor?" tanya sala
Masih dengan tatapan yang tajam, wanita paruh baya itu melihat ke arah menantunya. Napasnya tampak memburu dan kedua tangannya meremas roknya kuat-kuat. Kebencian terhadap sosok menantu semakin menjadi-jadi.Dulu kebencian yang dimiliki terhadap Nicko hanya karena dia miskin. Namun kali ini ia sangat benci karena sang menantu dianggap sebagai penyebab kecelakaan sang suami.Nicko tampak menggeleng, tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sang mertua."A ... Apa maksud Ibu, aku sama sekali tidak mengerti," balas Nicko."Jangan pura-pura Nicko. Kau kan yang melepas air bag, mengganti ban mobil milik suamiku dengan ban yang sudah usang agar kecelakaan," tuduh Daisy kemudian berdiri dan mendekat ke arah menantunya."Mengganti ban dan melepas airbag? Apa mungkin Nicko melakukannya?" tanya Josephine yang ternyata malah membuat Daisy murka.Wanita itu pun berdiri berkacak pinggang di depan putrinya.
"Buat apa kau bertanya seperti itu padanya Jo? Tentu saja dia tak akan mengakui perbuatannya," tambah Daisy mencoba memanasi putrinya.Jo bergeming tak mempedulikan perkataan Ibunya. Ia ingin mendengar pernyataan dari suaminya sendiri.Nicko yang menyadari kecurigaan sang istri pun menatap wajahnya dalam-dalam. Kemudian menghela napas panjang dan bicara selembut mungkin."Jo, apa kau menuduh aku yang melakukan ini semua?" tanya Nicko.Lagi-lagi Daisy yang membenci menantunya pun tak memberi kesempatan putrinya menjawab pertanyaan suaminya. Ia terus saja mengompori sang putri agar tak mempercayai suaminya lagi."Tak usah kau dengarkan dia. Lelaki yang selama ini kau bela tentu saja tak suka dengan hadiah yang diberikan Adrian pada kami. Dia sangat iri karena tak memiliki kendaraan mewah seperti yang dimiliki oleh Ayahmu. Itulah yang dilakukan selagi masih ada kesempatan, ia melakukan sabotase kendaraan," seru Daisy mengompori.
Catherine melirik saudaranya yang hanya diam saat petugas Norton meminta Nicko untuk ke kantor polisi. Kakak Josephine itu tak yakin kalau Nicko melakukan itu dengan sengaja."Jo, kenapa kau diam saja, cegah suamimu dibawa," bisiknya."Hei Cathy kau ini kenapa biarkan saja laki-laki itu dibawa polisi dan membusuk di dalam penjara. Di sana adalah tempat yang sangat pantas untuknya," kelakar Daisy."Tapi Bu, itu semua belum bisa membuktikan kalau Nicko yang melakukan perbuatan yang Ibu tuduhkan," sergah Catherine.Dokter Dolores yang ada di sana pun memiliki pendapat yang sama dengan Catherine. Terlebih ia mengetahui rahasia tentang Nicko."Mana mungkin Nicko iri dengan mobil yang dimiliki oleh Edmund, jangankan satu mobil, seratus pun mampu ia beli dalam waktu singkat," batin dokter Dolores.Namun perempuan ini tak bisa bertindak lebih jauh dari sekedar membatin. Bukan wewenangnya untuk ikut campur dalam ma
"Apakah saya diberikan waktu untuk menelepon seseorang?" tanya Nicko saat tiba di kantor polisi.Semenjak tadi petugas Norton memperhatikan saksi yang ia bawa. Lelaki muda itu tetap saja bersikap tenang, tanpa ada kepanikan sama sekali.Pandangan pemuda itu tetap lurus ke depan dan terlihat gagah. Cara bicaranya pun lancar, dan tidak canggung menatap lawan bicaranya. Sikap yang membuat petugas Norton mulai bimbang apakah benar pemuda seperti ini bisa melakukan apa yang dituduhkan oleh Daisy Windsor."Kenapa dia tenang sekali? Apa memang dia tidak melakukan apa yang dituduhkan. Atau mungkinkah ia seorang penjahat kawakan yang sudah malang melintang di dunia kriminal? Tapi kalau kawakan kurasa itu tidak mungkin. Aku sama sekali belum mengenal namanya," pikir petugas Norton."Bagaimana Tuan? Apa saya bisa menelepon seseorang?" tanya Nicko lagi."Ya, tapi kau hanya bisa menggunakan telepon yang ada di kantor kami," kata petugas.
"Aku sudah selesai," kata Nicko.Petugas di hadapan Nicko tampak garang, berbeda dengan petugas Norton yang berdiri di sampingnya. Petugas garang bernama belakang George itu pun memandangi Nicko dengan tatapan yang meremehkan nan sengit.Suami Josephine sudah menduga kalau mereka pasti akan menjadikan dirinya bahan bullyan. Apalagi kalau bukan karena penampilannya yang sama sekali tak berkelas. Terlebih lagi ia belum mencukur jambangnya hingga lebih mirip penjahat dibanding miliyarder muda.Petugas George langsung menggebrak meja tanpa basa-basi."Katakan apa yang kau lakukan pada mobil Tuan Windsor!" bentaknya langsung menuduh Nicko, tidak sesuai dengan pernyataan Petugas Norton yang mengatakan Nicko adalah saksi."Semalam aku membawa mobil itu untuk masuk ke dalam garasi, dan pagi tadi aku mengeluarkan sekaligus memanasi mobil itu," jawab Nicko singkat."Jangan bohong!""Tidak, aku mengatakan hal ya
Semakin lama ia memikirkan tentang orang yang ia bawa ke kantor, semakin banyak pertanyaan yg muncul dalam otaknya. Tak hanya siapa laki-laki ini, tapi juga alasan keluarga Windsor menginginkan ia dihukum mati.Semuanya benar-benar terlihat janggal di mata petugas Norton. Ia pun sempat berpikir kalau keuarga Windsor sama sekali tak tahu kalau laki-laki ini adalah orang suruhan. Selain itu juga menduga kalau lelaki ini juga bermasalah dengan keluarga korban, setidaknya itu dari apa yang ia dgar saat memberi kabar di rumah sakit."Tapi, kalau ia adalah orang kiriman dari pusat, kenapa bisa dijadikan tertuduh atas kecekaan yang terjadi pada Tuan Windsor? Ah sudahlah itu pasti masalah internal dengan keluargaya. Aku harus bersikap baik, dan mnunjukkan profesionalismeku dalam bekerja. Anak dan Istriku masih butuh makan, aku tak boleh kehilangan pekerjaan atau jabatanku degan bersikapbrutal seperti yang dilakukan rekanku," tambah petugas Norton dalam hati.
"Hei, aku bicara padamu Bung, apa kau tak mendengar pertanyaanku?" tanya pria berambut merah dengan suara yang tegas dan tatapan yang tajam."Ma .. Maaf, Anda bicara apa tadi?" tanya petugas yang berjaga di depan.Petugas ini masih muda, dilihat dari sikap dan seragamnya, sepertinya petugas ini masih belum berpengalaman. Sepertinya baru saja lulus dari akademi kepolisian. Namun sepak terjang kelmpok jubah hitam sudah tak asing lagi di telinganya."A ... apakah ini yang dinamakan kelompok berjubah hitam. Mereka terlihat menyeramkan sekali," pikirnya.Pria bercodet yg mendampingi si rambut merah pun melambakan tangannya agar petugas di kantor depan itu mendekat ke arahnya. Kemudian mengambil ponsel yang ada di tangan si rambut merah untuk mendekatkan foto Tuan Muda pada wajah lelaki itu."Kutanya sekali lagi, dimana lelaki ini sekarang? Jangan berani berbicara tidak tahu, sebab ia baru saja meneleponku dan mengatakan ia
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt