Home / Urban / Tentang Harga Diri / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 311 - Chapter 320

1073 Chapters

312. Apa Aku Tak Salah Dengar?

Nicko hanya tersenyum mendengar ucapan Russell. Kemudian ia pun menyampaikan terima kasih atas pengertian klien pura-puranya."Maafkan saya Tuan, karena saya tidak tahan, bisakah saya menghajar lelaki yang menyakiti seorang wanita?" tanya Russell meminta ijin.Damian yang mendengar hal ini pun langsung tak berkutik. Ia tak tahu lagi harus berbicara seperti apa."Sial, meminta maaf akan menghancurkan harga diriku. Apalagi kalau meminta maaf pada lelaki pecundang yang telah merusak semua rencanaku. Namun jika aku melawan tubuhku yang akan hancur oleh mereka," pikir Damian.Saudara sepupu Josephine sadar betul kalau ia bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan kelompok jubah hitam. Dari kapasitas saja, ia sudah kalah.Bahkan sebenarnya Damian tak mungkin bisa menang melawan Nicko. Putra Howard Windsor ini baru saja belajar beladiri, itu pun masih tingkat dasar. Sementara Nicko sendiri sudah terbiasa hidup dalam lingkungan
last updateLast Updated : 2021-08-20
Read more

313. Lawan Yang Seimbang

Josephine melirik ke arah sang suami setelah ia mendengar pertanyaan dari lelaki itu. Kemudian ia berganti melirik ke arah sepupunya yang terlihat ketakutan."Hmm sebenarnya kasihan juga, tapi Damian sudah keterlaluan, lagipula ia belum meminta maaf pada siapapun," batinnya."Kau ingin tahu pendapatku tentang apa yang seharusnya kau lakukan pada dia?" tanya Jo."Ya, aku ikut saja dengan usulanku," balas Nicko.Namun, lagi-lagi Daisy justru meminta menantunya untuk tidak memberikan pengampunan apapun pada Damian. Wanita paruh baya ini bersikeras agar keponakannya mendapatkan hal yang setimpal.Rupanya kekecewaan dan kemarahan dari Daisy telah sampai di ubun-ubun. Ia benar-benar tak menyangka akan ditipu mentah-mentah oleh keponakannya.Edmund sendiri hanya bisa mengelus dada mendengar ucapan sang istri yang tak henti mendesak Nicko. Ia juga kesal terhadap Damian, dan sudah menduga kalau sang istri akan bersikap ber
last updateLast Updated : 2021-08-20
Read more

314. Minta Maaf

Perlahan kedua anggota jubah hitam melepaskan Damian dari cengkeramannya. Putra Howard Windsor pun langsung jatuh dalam keadaan bersimpuh. Ia masih memegangi perutnya yang kesakitan."Kau memintaku meminta maaf?" tanyanya pada Josephine dengan sedikit terbata."Jelas, bukankah kau sudah melakukan suatu kesalahan?" tanya Josephine.Damian tampak membuang muka. Kelihatan sekali kalau ia enggan menuruti permintaan Jo. Lagi-lagi gengsi membuatnya enggan mengakui kesalahan. Ia merasa sangat terhina jika hal itu harus terjadi."Jo, bukankah aku sudah mendapatkan pukulan karena telah menyakiti Ibumu? Lalu untuk apa aku meminta maaf pada Bibi dan juga suamimu?" tanyanya dengan suara yang pelan karena menahan sakit. Namun tak meninggalkan kesan sombong.Jo melipat kedua tangannya di depan dada. Kemudian sedikit merendahkan tubuhnya ke arah Damian."Jadi kau tidak mengakui kesalahanmu?" tanya Jo.Damian pun men
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more

315. Terpaksa

Damian yang saat itu bersimpuh langsung bangkit dan berdiri tegak. Ia sungguh tak terima dengan ucapan Nicko yang dirasa sok.kembali jari telunjuknya diarahkan kepada suami Jospehine,"Ka ... Kau,-" seru Damian tertahan lantaran mendapati saudara sepupunya melotot ke arahnya."Kau beruntung kali ini Jo, gara-gara kehadiran pria berpakaian serba hitam itu aku jadi tak bebas memberimu pelajaran. Coba saja kala tak ada mereka, pasti kau tak akan bisa selamat," batin Damian kemudian menurunkan tangannya dengan terpaksa. "Kau belum miminta maaf pada suamiku. Kau tahu sendiri kan kalau mereka akan mendengar perkataan suamiku?" balas Josephine yang mebuat Damian semakin menyimpan dendam pada suami sepuunya yang bodoh."Huh, baiklah. Aku minta maaf Nicko," katanya dengan tak kalah cepat."Apatu caramu meminta maaf? katakan dengan sopan dan elegan. Bukankah selama ini kau selalau mengatakan bahwa dirimu be
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more

316. Siapa Kelompok Itu?

"Ah Nicko, kau hampir saja membuatku shock karena terpengaruh ucan Damian," papar Daisy saat perjalanan pulang menuju rumah tinggal mereka.Nicko hanya tersenyum dan diam. Ia lebih milih untuk berkonsentarsi mengemudi dibandingkan mendengar ocehan Ibu mertuanya yang penuh dengan kepalsuan."Iya itu benar. huh untung saja kau talau dengan harta hingga menjual villa itu diam-diam. Kami sungguh bangga terhadapmu Nicko," Kali ini Emund ikut-ikutan memuji.Catherine yang sedari tadi diam pun ikut-ikutan berbicara. Ia muak mendengar ucapan dari kedua orang tuanya sendiri."Kurasa Nicko tak mungkin sampai hati menjual villa yang menjadi simbol keuarga kita. Dia bukanlah tipe lelaki serakah," katanya dengan maksud menyindi kedua orang tuanya. Sayang, sindiran yang disampaikan ini tidak mempan untuk mereka."Ah iya itu benar. Aku tahu sejak dulu kau sngat mencintai putriku, jadi kurasa kau tak mungkin melakukan perbuatan hina s
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more

317. Kejutan di Rumah Windsor

"Huh Nenek pasti akan memarihi habis-habisan karena tidak berhasil merebut kei villa kebanggan keluarga kami. Aduh alasan apa yang harus kuungkapkan kali ini?" pikir Damian yang belum juga beranja menuju ruangan neneknya.Pemuda itu mengetuk-ngetukkan telunjuk pada meja kerjanya. Cukup lama, sampai sang Nenek pun kembali harus menghubunginya."Hei, sedang apa kau? Bukankah aku sudah memintamu datang ke ruanganku sejak adi?" hardik Nenek melalui telepon.Damian gelagapan, ia tak mengira neneknya akan sebegitu serius menanggapi janjinya.Dengan sedikit malas, ia pun terpakasa untuk mendatangi ruangan sang nenek. Ia berpikir apapun yang akan ia lakukan kali ini tentu saja mengundang kemarahan nenek, entah ia mengabarkan kegagalan atau tidak mengabarkan.***Sesuatu menyambut Daisy dan Edmund begitu mereka tiba di kediaman mereka. Sebuah sedan hitam terparkir rapi di depan halaman rumah mereka yang tidak terla
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more

318. Kembali ke Asal

Kembali Daisy dan Edmund mengamati mobil mewah yang ada di depan rumahnya. Kemudian kembali memperhatikan Adrian, sosok yang mereka anggap sebagai seorang menantu idaman."Adrian, apa kau tidak sedang bercanda? Apa mungkin kau memberikan kami hadiah mobil sementara saat ulang tahun nenek kau memberikan lukisan palsu," sindir Daisy.Josephine yang terlihat risih dengan kedatangan pemuda perlente itu pun memalingkan muka. Ia enggan berkomenta apapun tentang hadiah yang diberikan kepada orang tuanya. ia tahu pasti kalau hadiah ini adalah sogokan untuk mendapakannya.Meski dalam hati ia membenarkan apa yang dikatakan oleh Sang Ibu kalau sepertinya tidak mungkin kalau Adrian akan memberikan hadiah semahal ini."Jangan-jangan Adrian hanya membayar uang mukanya saja, sementara sisanya harus kami cicil. Huh itu sungguh merepotkan," pikir Jo.Tampaknya Daisy mengerti dengan apa yang ada dalam pikiran putri bungsunya. Dengan sin
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more

319. Ada Yang Aneh

"Huh, mana mungkin aku melakukannya Nyonya. Aku tak akan berbuat seperti itu pada keluarga calon istriku," kata Adrian sambil melirik ke arah Josephine.Josephine sendiri berpura-pura mual mendengar ucapan Adrian. Ia pun langsung menggandeng tanga sang suami untuk masuk dan membiarkan orang tuanya terus memuji Adrian. Namun sayang, baru saja mereka melangkah, Daisy langsung mencegah."Kalian mau kemana?" tanya Daisy."Kami mau masuk Bu, bukankah kita sudah berada di rumah?" jawab Josephine."Kalian berdua lihatlah hadiah apa yang dibawa oleh Adrian. Mestinya kalian berdua ikut bergembira atas kedatangan hadiah ini," balas Daisy dengan maksud memerintahkan putrinya untuk menyambut Adrian dan melupakan suaminya.Niat jahat muncul kembali pada pikiran Daisy ba-tiba. Setelah ia mengetahui kalau villa nenek di atas namakan putrinya dan juga si menantu tak berguna."Hmm, dari segi manapun Adrian tetaplah menantu
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more

320. Benar- Benar Mencurigakan

Seperti biasa, Nicko adalah orang yang bangun paling pagi di rumah keluarga Windsor. Kesempatan init tentu tak disia-siakan untuknya mengurus urusan Richmond sejenak. Ia akan memberikan beberapa instruksi yang harus dikerjakan oleh Raymond Evans sebagai perwakilan untuk dirinya."Hmm mumpung ingat, sepertinya aku harus menyiapkan hadiah mobil untuk istriku," gumamnya kemudian menuliskan memo untuk diberikan pada wakil direktur."Tuan EvansTolong kau siapkan mobil baru sebagai kendaraan istriku. Carikan dia Mercedes Benz keluaran terbaru dan atur kepemilikan atas namanya. Katakan saja ini adalah imbalan atas prestasi yang diraih selama menjadi General Manager Hotel Emerald," tulis Nicko pada salah satu memo untuk wakilnya.Sengaja Nicko mengaturnya sedemikian rupa agar sang istri sama sekali tak curiga padanya. Beberapa waktu sebelumnya, Jo sempat mecurigai Nicko lantaran hadiah mahal yang ia berikan untuk Nenek.Tanpa ia sada
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more

321. Mobil Baru

Josephine segera melakah ke lobby setelah menerima panggilan dari Raymond Evans. Wakil Direktur Richmond itu mengatakan kalau ada seseorang yang menunggunya di lobby.Walau yang datang saat itu bukanlah Tuan Evans sendiri, tapi ia merasa segan jika harusmembiarkan tamunya menunggu. "Siapapun yang diutus Tuan Evans pastilah orang yang penting. Aku tak boleh membuat tamuku kecewa. Siapa tahu yang datang berkunjung kali ini adalah Diektur Richmond sendiri, dan tentunya aku wajib untuk berterima kasih padanya," gumam Jo.Seorang wanita mua berperawakan ramping telah menunggunya di lobby. Wanita itu mengenakan seragam serba hitam, dan sama sekali tak ada hubungannya dengan Richmond. Tentunya ini menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi Josephie, tapi beberapa saat kemudian perempuan ini mencoba menepiskan semua prasangka."Ah mungkin saja itu rekanan Tuan Evans yang berniat untuk mengadakan acara di tempat ini," pikirnya mencoba untuk ber
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
108
DMCA.com Protection Status