Home / Urban / Tentang Harga Diri / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 221 - Chapter 230

1073 Chapters

222. Pesta Penyambutan

Armando pun berdiri sambil melipat tangan di depan dada sambil bersedekap. Sementara tahanan lain tampak berbisik-bisik sambil memandang ke arah pendatang baru di lapas. Beberapa tak dapat menyembunyikan tawa mereka, dan menunjukkan kalau mereka tak bisa kompak."Kenapa mereka malah tertawa," pikir Armando."Pendatang baru yang mulia, apakah gerangan yang membuatmu datang kemari?" tanya dalah seorang tahanan dengan nada bicara teaterikal solah tengah memerankan Romeo dalam roman karya Shakespeare.Tentu saja tingkah lelaki itu mengundang tawa yang lain. Hampir semuanya tampak penasaran dengan penyebab Armando masuk ke dalam tahanan. Namun tidak dengan Big Guy, karena ia telah mengetahuinya dari petugas sipir.Dengan diikuti anak buahnya pengawal itu pun melangkah mendekati Armando. Suasana yang tadinya meriah penuh tawa pun mendadak hening, seiiring dengan langkah Big Guy yang membelah kerumunan mereka.Pria bertubuh g
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

223. Hadiah Untuk Big Guy

Bersamaan dengan bunyi peluit, gerombolan kemanan penjata pun masuk ke ruang makan untuk mengamankan situasi. Armando, Big Guy dan anak buahnya pun dibawa menuju kantor kepala penjara.Bagi Big Guy dan anak buahnya, berada di kantor kepala penjara bukanlah pengalaman pertama bagi mereka. Mereka memang terkenal sebagai pembuat onar di lingkungan lapas. Kelompok Big Guy pun sudah tak takut lagi untuk menghadapi kepala penjara, termasuk sanksi untuk masuk ruangan isolasi.Armando yang terluka dan lapar itu pun tampak sedikit ketakutan, sangat berbeda dengan kelompok Big Guy."Apa yang kalian ributkan?" tanya pria paruh baya berkacamata yang merupakan kepala penjara. Dengan tubuh dan suara yang lemah, Armando pun mencoba mencari simpati kepala penjara agar memberikan hukuman yang setimpal pada pria yang mengeroyoknya. Sambil memegangi perutnya yang tadi mendapatkan serangan bertubi-tubi dari anak buah Big Guy pun angkat suara."A
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

224. Ruang Isolasi

Teet!Armando segera beranjak dari tidurnya fi atas ranjang barak yang jauh dari kata empuk, lebih mirip sebuah tandu. Bunyi sirine yang memekakkan telinga dan sinar lampu putih yang menyilaukan mengarah pada wajahnya."Lapor, saya adalah tahanan dengan nama Armando Blanc dari Blok dua," katanya sambil mendekatkan diri pada microfon yang ada di dinding.Semenjak berada di ruang isolasi yang gelap dan lembab, Armando harus melapor tiap tanda itu datang. Untuk menunjukkan kalau ia masih dalam keadaan baik-baik saja selagi menerima hukuman untuk merenungi kesalahannya.Namun bagi seorang tahanan itu adalah neraka dan sungguh membuatnya tertekan. Terlebih untuk orang yang terbiasa dalam kemewahan dan mendapatkan pelayanan seperti Armando.Dia yang biasanya bertubuh kekar dan perkasa berubah lunglai, mungkin kehilangan banyak berat badannya. Melangkahpun sudah tak ada semangat. Hanya satu yang masih membuatnya bertahan dala
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

225. Kecurigaan Nicko

"Bekerja di kapal pesiar?" tanya Nicko untuk meyakinkan, sekaligus mengetahui apa maksud dari mertuanya yang sesungguhnya."Iya, kau akan bekerja di sana dengan jabatan yang tinggi, tentunya gajimu nanti akan besar dan bisa memberikan uang pada istrimu, tak hanya bergantung saja. Apa kau tidak malu seumur hidup hanya menumpang?" kali ini Edmund yang ikut berbicara."Sekarang tunggu apa lagi, cepat kerjakan apa yang kuperintahkan!" seru Daisy.Nicko kembali menyipitkan matanya. Ia telah menangkap kalau Ayah dan Ibu mertuanya terkesan terburu-buru dalam memberikan perintah."Apa mereka bermaksud memisahkan aku dan istriku. Hmm ini tak bisa dibiarkan. Baiklah, aku akan mempermainkan mereka," pikir Nicko."Hmm gaji yang besar dan jabatan tinggi ya?" gumam Nicko yang sengaja melakukan dengan suara keras.Benar saja, mertuanya langsung terpancing dan mengatakan betapa mewahnya hidup dalam kapal pesiar. Dengan ba
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

226. Kita Lewati Bersama

"Eh Jo kau ini sedang bicara apa, tak ada yang pergi ke kapal pesiar," kata Daisy yang tampak kikuk."Jangan bohong Bu, aku sudah mendengar semua percakapan kalian. Aku tak akan berpisah dengan suamiku," balas Jo ketus.Melihat reaksi yang diberikan Jo, mau tak mau Daisy pun mengatakan yang sebenarnya. Namun masih menunjukkan niat awalnya untuk mengadu domba nicko dengan putrinya agar mereka bercerai."Jo, Ibu melakukan ini untukmu. Ibu ingin kalian bahagia," kata Daisy."Bahagiaku, jika aku bersama suamiku."Nicko langsung merangkul pundak istrinya, dan kembali mencium ubun-ubun kepalanya. Sengaja ia memamerkan kemesraan di depan mertuanya."Aku tak butuh semua itu, Ibu minta saja Ayah untuk bekerja di sana, atau biar Ibu saja yang di kapal pesiar," balas Jo kemudian menggandeng tangan suaminya.***Josephine tak hentinya menangis dalam pelukan sang suami. Ia sungguh lelah dengan
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

227. Kunjungan Catherine

"Hei bangun! Sampai kapan kau akan tidur terus-terusan?" Suara bentakan terdengar jelas di telinganya saat ia tengah tertidur di ranjang sel nya yang terlihat lebih nyaman dibanding ruang isolasi.Perlahan ia pun membuka kedua matanya dan mendapati dua orang sipir penjara tengah berdiri di hadapannya."Sepertinya ia sudah betah berada di sini!" seru salah seorang sambil melihat Armando."Bangun! Ada yang datang mengunjungimu!" bentak salah seorang sipir."Jam berapa sekarang?" tanya Armando sambil sedikit menguap. Namun matanya tampak berbinar saat mendengar ada yang mengunjunginya.Meskipun dendam masih membara dalam dirinya, tapi tak dapat dipungkiri kalau ia kesepian. Armando mulai merindukan dunia luar dan kebebasan.Tekanan demi tekanan yang ia hadapi dalam sel benar-benar membuatnya tidak nyaman. Baru beberapa hari saja ia sudah harus merasakan perkelahian antar narapidana dan lembabnya ruang isolasi
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

228. Kejutan dari Dalam Sel

Meja di depannya menjadi sasaran kemarahan Armando atas apa yang baru ia dengar dari Catherine. Tangannya mengepal dan memukul meja itu dengan keras, dan mengundang perhatian sipir yang mengawalnya."Hei apa-apaan kau? Mau mencoba merusak inventaris?" tanyanya kemudian menarik paksa tubuh Armando untuk berdiri dan meninggalkan ruangan."Segera kembali dalam blok!" perintah penjaga sambil menarik Armando kemudian menggiringnya ke dalam blok tahanan.Lagi-lagi tahanan baru yang sombong ini pun mendapatkan tatapan yang kurang menyenangkan dari penghuni lapas. Meski berada dalam sel yang tak terkunci, mereka semua masih dapat melihat Armando yang terlihat gusar.Namun mantan suami Catherine itu tetap tak peduli dengan tatapan yang memang ditujukan untuknya. Pria ini benar-benar tidak pernah tanggap akan lingkungan sekitarnya."Masuk!" peritah sipir yang mengawalnya sambil membuka pintu jeruji besi selnya.Suar
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

229. Terkepung

Armando menekuk tangannya dan mencoba untuk menyingkirkan handuk yang membelenggu lehernya."A ... Apa yanch ... Uh," kata Armando yang kesulitan bicara karena tekanan kuat pada lehernya."Ha ha apa segitu saja kemampuan yang kau miliki? Kau hanya anak manja yang bisanya merengek, " Bill semakin mempererat jeratan pada leher Armando.Ejekan yang diungkapkan Bill membuat Armando murka. Ia pun mengumpulkan segenap tenaganya dan bermaksud melawan mereka."Grrrrr," erangnya kemudian merebut handuk yang melilit leher, dan mengayunkan ke udara."Rasakan ini? Kau ingin bertarung denganku si anak manja yang hanya bisa merengek ha?" tanya Armando.Bill yang memimpin penyerangan itu tak mengira kalau lawannya berani dan berhasil melepaskan diri dari jeratan. Ia dan kawan-kawannya sempat diam mematung karena kaget."Kenapa? Apa kau tak pernah mengira aku mampu melakukannya?"Armando meludah
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more

230. Kekhawatiran Edmund

Kediaman Windsor ...Pagi ini Edmund bangun lebih awal dibanding hari biasanya. Pria awal lima puluhan ini sudah berada di dapur dan untuk menemui Nicko yang tengah membuat kue muffin."Ehem!" Ia berdehem dan mencoba untuk mendapat perhatian menantunya yang saat ini sedang mengaduk adonan.Nicko pun menoleh sejenak dan mendapati sosok mertunya yang masih berpakaian piyama."Ayah, tumben sudah bangun pagi ini," balasnya ramah dengan tangan masih memegang mixer.Edmund tampak menoleh ke kanan kiri seolah tidak ingin ada yang mengetahui keberadaannya di sini. Pastinya hal ini membuat Nicko mulai sedikit curiga."Huh, apa Ayah ingin membahas tentang pekerjaan kapal pesiar lagi? Kalau iya aku tak akan mau menerimanya," batin Nicko."Nick," panggilnya perlahan kemudian kembali menoleh ke kanan kiri dan membuat Nicko semakin curiga."Ada apa Ayah?"Edmund menunduk, wajahnya
last updateLast Updated : 2021-07-24
Read more

231. Deal With Nick

"A ... Apa maksudmu tidak gratis? Apa kau berniat memerasku?" tanya Edmund yang tak mengira menantunya akan berbuat demikian."Tentu saja tidak gratis Ayah. Mana ada di dunia ini yang gratis," balas Nicko kemudian meletakkan adonan ke dalam oven.Nampaknya ucapan menantunya membuat Edmund geram perlahan-lahan. Pria paruh baya ini mulai mengangkat wajahnya dan mengarahkan telunjuk pada wajah menantunya."Kau? Sudah berani melawan rupanya!"Sambil tersenyum Nicko menurunkan jari mertuanya perlahan. Ia masih berusaha untuk bersikap sopan. "Itu semua terserah Ayah. Perlu Ayah ketahui kalau siapapun keluarga Hamilton tak akan berpengaruh apapun terhadapku. Satu lagi, jika maksud Ayah dan Ibu memintaku bekerja di kapal pesiar adalah untuk memisahkan kami berdua, mohon maaf kalian telah gagal. Jo dan aku tak akan berpisah kecuali karena maut," kata Nicko kemudian meninggalkan mertuanya dan melanjutkan pekerjaan pagi harinya.
last updateLast Updated : 2021-07-24
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
108
DMCA.com Protection Status