All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 231 - Chapter 240

1073 Chapters

232. Kematian

Roberto mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Wajahnya memerah, beberapa kali ia memegangi dadanya, sepertinya ia tak sanggup menahan semuanya sendiri.Raina yang duduk di hadapannya pun mulai merasa ada yang aneh pada Paman angkatnya. Ia pun menghentikan aktivitas korespondensi yang sedang dilakukan olehnya."Paman, apa ada sesuatu?" tanya Raina lembut. Namun Roberto tak menjawab, justru wajahnya semakin memerah terutama lingkar matanya."Armando ... Armando telah meninggal," katanya dengan suara yang terdengar sedih.Raina hanya menunduk, ia merasa tidak enak dengan apa yang terjadi pada Pamannya. Bagaimanapun ia ikut andil dalam mengirim sepupunya ke dalam penjara."Paman ... Aku ikut berduka cita atas apa yang terjadi," kata Raina lembut.Namun Roberto tak menanggapi pernyataan keponakan kesayangannya. Pria itu justru terus mengoceh."Ia diduga terlibat perkelahian antar tahanan. Ba
Read more

233. Temuan Russell

Bersama van putih kesayangannya, Nicko pun segera meluncur menuju pantai privat Lyodi. Ia telah berjanji dengan Russell untuk segera mendapatkan informasi mengenai kapal pesiar keluarga Hamilton.Pria berambut merah itu langsung berdiri diikuti tangan kanannya begitu melihat Nicko melangkah mendekat pada mereka. Mereka pun mengangguk hormat dan menawarkan Nicko minuman."Selamat datang Tuan Muda," sapa Russell.Nicko menutup mulutnya menahan tawa saat mendapati ujung bibir Russell terdapat garis merah muda akibat smoothie strawberry yang dinikmati barusan."Hmm, suatu kepribadian yang menarik, seorang pria yang paling ditakuti adalah penyuka smoothie strawberry," batin Nicko."Ada apa Tuan Muda?" tanya Russell dengan suata beratnya yang khas.Nicko pun menunjuk bibir Russell yang terkena smoothie, dan membuat Adam Reinhart ikut tertawa. Sementara pemimpin dunia hitam itu pun sepertinya sedikit malu.
Read more

234. Dalam Bangunan Terbengkalai

Sementara itu, di dekat tebing terdapat sebuah bangunan terbengkalai yang baru saja mendapat perbaikan kecil. Bangunan itu dulunya bekas gudang milik seorang pengusaha yang telah lama ditinggalkan.Dua orang pria tampak memegangi seorang laki-laki muda yang berjalan dengan kedua tangan terikat ke belakang. Laki-laki muda itu berjalan dengan terseok-seok dan kedua mata tertutup."Apa-apaan ini? Kalian akan membawa kami ke mana?" tanya laki-laki yang tangannya terikat.Kedua orang yang menggiringnya hanya menjawab dengan bentakan,"Diam kau! Nanti kau juga akan tahu!"Bunyi kenop pintu yang terbuka pun terdengar begitu jelas di telinga lelaki yang terikat itu. Dua pria yang bersamanya pun melepas ikatan tali dan mendorong laki-laki itu hingga jatuh tersungkur. Lututnya terbentur cukup keras dengan lantai yang dingin."Diam kau di situ. Dan kalian semua jangan coba-coba untuk kabur, atau kalian akan tahu akib
Read more

235. Atas Dasar Kemanusiaan

"Ada sesuatu yang mengejutkan di balik penemuan kami terhadap keluarga Hamilton," Russell kembali melanjutkan."Apa yang kalian temukan?" tanya Nicko dengan serius.Ia meletakkan sendok es krimnya begitu saja, dan membiarkan makanan penutup dingin itu meleleh oleh panasnya cuaca."Mereka terlibat sebuah tindakan kriminal Tuan Muda. Mereka semua sangat lihai dalam bekerja. Mencari korban dari golongan kaum miskin dan mengutamakan mereka yang tak memiliki sanak saudara agar tak ada yang mencari," jelas Russell."Hmm, pasti mayoritas dari mereka mencari gelandangan," gumam Nicko."Benar sekali Tuan. Mereka suka memburu para tuna wisma, penyapu jalan dan menjanjikan pekerjaan di kapal pesiar. Tak pandang bulu, laki-laki, perempuan bahkan anak di bawah umur pun ikut dibawa. Jika ada yang mengaku tak berpengalaman, mereka mengatakan akan membawa mereka pada lembaga pelatihan."Russell juga mengatakan pada Tuanny
Read more

236. Bilang Saja Bunuh Diri

Dokter James Brook menutupi seluruh tubuh Armando dengan kain putih. Pria paruh baya ini telah menunaikan tugasnya."Pasien ini meninggal akibat kehilangan banyak darah yang disebabkan oleh luka tusukan," jelasnya kepada Tuan Jacob yang menjadi kepala penjara."Terima kasih Dokter, apa ini berarti jenazah pasien aman untuk dimakamkan oleh keluarganya?"Dokter Brook mengangguk."Ya, semuanya aman, pasien tidak menderita penyakit yang dapat membahayakan siapapun."Kali ini giliran Tuan Jacob mengangguk. Pria yang mengenakan setelan busana formal pun memerintahkan anggotanya untuk menghubungi pihak keluarga Armando dan memberitahu berita duka."Berikut surat kematian milik tahanan," kata Dokter Brook sambil menyerahkan folder berisi surat kematian yang ia buat pada Tuan Jacob."Terima kasih Dokter, kami akan siapkan surat yang lainnya," kata Tuan Jacob kemudian meminta Ernesto dan Daniel untuk ikut ke ru
Read more

237. Menguntit

Sedan silver yang pernah dikatakan mewah beberapa tahun lalu keluar dari gerbang sebuah rumah berpagar tinggi. Sebuah rumah yang dikelilingi oleh tembok tinggi yang kokoh.Tak jauh dari bangunan bertembok tinggi itu, sebuah mobil sedan hitam berhenti."Kita kejar dia!" seru pria berambut merah pada anak buahnya yang memegang kemudi.Rumah itu sudah ditandai oleh pemilik sedan hitam. Menurut penyelidikan, rumah itu berada dalam koordinat yang sesuai. Serta dari data yang ditemukan, rumah itu adalah milik keluarga Hamilton.Sebagai pimpinan dunia hitam, menemukan orang bukanlah hal yang susah bagi seorang Russell Raines. Anak buahnya tersebar di mana-mana, dengan keahlian yang berbeda-beda, tak hanya ahli senjata atau penyamaran tapi juga sains dan teknologi.Sedan hitam itu pun membelah jalanan ibukota. Berkendara searah dengan sedan silver yang sudah berhasil mereka sadap gps nya."Jangan beri celah pada m
Read more

238. Cukup Main-Mainnya

Ciiit!Ted Hamilton menghela napas lega begitu berhasil menghentikan kendaraannya dan tak menabrak mobil yang ada di hadapan mereka. Pria paruh baya itu memukul kemudi dan memaki tanpa henti. "Sial, apa maunya mobil ini?" runtuknya.Belum juga reda amarahnya dua orang pria berpakaian hitam-hitam berdiri di samping pintu kanan dan kiri mobil. Kehadiran pria-pria itu tak sadar membuat Ted mendadak kehilangan nyali. Apalagi saat jendela mobilnya diketuk oleh seseorang."Suamiku, siapa mereka? Ada keperluan apa dengan kita?" tanya Nancy yang tampak semakin pucat."Entahlah, tapi sepertinya ini bukan pertanda yang baik," balas Ted."Apa mereka mau merampok, aku sangat takut."Ted mencoba untuk menggenggam tangan istrinya, dan mencoba memberi kekuatan dan kepercayaan diri, tapi tak berhasil. Sepertinya bukan karena usahanya yang tak maksimal, melainkan karena ia sendiri ketakutan.Sementara pria-pria
Read more

239. Baju Baru Ted

Tak perlu menunggu lama bagi kelompok jubah hitam itu. Ia langsung maju dan mendekat ke arah Ted yang masih tertegun dengan kebangkitan kelompok jubah hitam yang berhasil dilumpuhkannya."Eksekusi segera!" perintah Russell yang langsung dituruti oleh anak buahnya. Seseorang yang membawa rompi langsung berjalan mendekat ke arah Ted. Sementara yang lain mengarahkan senjata api mereka ke arah Nancy. Hanya dalam satu gerakan saja, pelatuknya dapat ditarik kemudian timah panas itu akan menembus tubuh istri Ted."Pakai ini!" kata anak buah Russell yang membawa rompi berisikan bom yang telah diatur waktunya.Anggota pembawa rompi itu ikut memasangkan rompi pada tubuh Ted, kemudian melapisinya dengan jas hitam."Kalau begini penampilanmu terlihat sangat menarik," ejek pria yang memasangkan rompi.Ted tak dapat berbuat apa-apa lagi selain menuruti permintaan pria yang menyuruhnya. Apa yang ia lakukan bagai
Read more

240. Tidak Ada Perdebatan Suami Istri

Mendengar sapaaan pemuda tampan yang berbaju lusuh itu, suami istri Hamilton pun membeku seketika. Terutama untuk Nancy, semakin pemuda itu mendekat, semakin ia teringat sesuatu."Apa Anda terpikirkan sesuatu Nyonya?" tanya pemuda itu dengan tatapan mata yang menusuk tajam. Tatapan yang mampu membuat lawan bicaranya tak berani mengangkat wajah, malah menunduk untuk menghindar."Ayo Nancy ingat, dimana kau pernah bertemu dengan laki-laki muda ini?" ungkap wanita paruh baya ini dalam hati.Namun semakin Nancy mencoba mengingat, ia tetap tak bisa menemukan di mana pernah bertemu dengan pemuda ini. Sebentar ia melirik ke arah laki-laki di depannya dan menyunggingkan senyum."Dia cukup tampan, apa aku pernah bertemu dengannya dalam perkumpulan sosialita ya?"Nancy memang wanita sosialita seperti Daisy. Kegiatan sehari-hari selain mengurus bisnis kotor bersama suaminya adalah berkumpul bersenang-senang dengan para wani
Read more

241. Harus Bersatu

Kali ini Ted dan Istrinya saling pandang. Tiba-tiba saja mereka berdua merasa sangat bodoh karena tidak menduga maksud dari penyerangnya. Saat itulah mereka berdua beranggapan kalau kelompok yang menyerang mereka adalah pesaingnya."Kita tak bisa berkutik lagi," bisik Ted pada istrinya.Salah satu anggota kelompok jubah hitam menunjukkan alat berbentuk persegi panjang, di mana pada bagian atasnya terdapat tombol merah dan biru. Pria itu kemudian menunjukkan pada suami istri pelaku traficking di depannya."Kalian beritahu atau akan kuikat kalian di tengah hutan untuk kemudian kami ledakkan. Kalian berdua tahu kan apa fungsi alat ini? Tentu saja ini berkaitan dengan rompi yang sedang Anda pakai," balas anak buah Russell mencoba menakut-nakuti."A ... Ada di bukit di bekas gudang," jawab Ted dengan terbata karena dikuasai oleh rasa takut.Nicko yang mendengar ucapan laki-laki itu pun merasa geram. Ia sudah bisa membayangk
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
108
DMCA.com Protection Status