Sedan silver yang pernah dikatakan mewah beberapa tahun lalu keluar dari gerbang sebuah rumah berpagar tinggi. Sebuah rumah yang dikelilingi oleh tembok tinggi yang kokoh.
Tak jauh dari bangunan bertembok tinggi itu, sebuah mobil sedan hitam berhenti."Kita kejar dia!" seru pria berambut merah pada anak buahnya yang memegang kemudi.Rumah itu sudah ditandai oleh pemilik sedan hitam. Menurut penyelidikan, rumah itu berada dalam koordinat yang sesuai. Serta dari data yang ditemukan, rumah itu adalah milik keluarga Hamilton.Sebagai pimpinan dunia hitam, menemukan orang bukanlah hal yang susah bagi seorang Russell Raines. Anak buahnya tersebar di mana-mana, dengan keahlian yang berbeda-beda, tak hanya ahli senjata atau penyamaran tapi juga sains dan teknologi.Sedan hitam itu pun membelah jalanan ibukota. Berkendara searah dengan sedan silver yang sudah berhasil mereka sadap gps nya."Jangan beri celah pada mCiiit!Ted Hamilton menghela napas lega begitu berhasil menghentikan kendaraannya dan tak menabrak mobil yang ada di hadapan mereka. Pria paruh baya itu memukul kemudi dan memaki tanpa henti."Sial, apa maunya mobil ini?" runtuknya.Belum juga reda amarahnya dua orang pria berpakaian hitam-hitam berdiri di samping pintu kanan dan kiri mobil. Kehadiran pria-pria itu tak sadar membuat Ted mendadak kehilangan nyali. Apalagi saat jendela mobilnya diketuk oleh seseorang."Suamiku, siapa mereka? Ada keperluan apa dengan kita?" tanya Nancy yang tampak semakin pucat."Entahlah, tapi sepertinya ini bukan pertanda yang baik," balas Ted."Apa mereka mau merampok, aku sangat takut."Ted mencoba untuk menggenggam tangan istrinya, dan mencoba memberi kekuatan dan kepercayaan diri, tapi tak berhasil. Sepertinya bukan karena usahanya yang tak maksimal, melainkan karena ia sendiri ketakutan.Sementara pria-pria
Tak perlu menunggu lama bagi kelompok jubah hitam itu. Ia langsung maju dan mendekat ke arah Ted yang masih tertegun dengan kebangkitan kelompok jubah hitam yang berhasil dilumpuhkannya."Eksekusi segera!" perintah Russell yang langsung dituruti oleh anak buahnya.Seseorang yang membawa rompi langsung berjalan mendekat ke arah Ted. Sementara yang lain mengarahkan senjata api mereka ke arah Nancy. Hanya dalam satu gerakan saja, pelatuknya dapat ditarik kemudian timah panas itu akan menembus tubuh istri Ted."Pakai ini!" kata anak buah Russell yang membawa rompi berisikan bom yang telah diatur waktunya.Anggota pembawa rompi itu ikut memasangkan rompi pada tubuh Ted, kemudian melapisinya dengan jas hitam."Kalau begini penampilanmu terlihat sangat menarik," ejek pria yang memasangkan rompi.Ted tak dapat berbuat apa-apa lagi selain menuruti permintaan pria yang menyuruhnya. Apa yang ia lakukan bagai
Mendengar sapaaan pemuda tampan yang berbaju lusuh itu, suami istri Hamilton pun membeku seketika. Terutama untuk Nancy, semakin pemuda itu mendekat, semakin ia teringat sesuatu."Apa Anda terpikirkan sesuatu Nyonya?" tanya pemuda itu dengan tatapan mata yang menusuk tajam. Tatapan yang mampu membuat lawan bicaranya tak berani mengangkat wajah, malah menunduk untuk menghindar."Ayo Nancy ingat, dimana kau pernah bertemu dengan laki-laki muda ini?" ungkap wanita paruh baya ini dalam hati.Namun semakin Nancy mencoba mengingat, ia tetap tak bisa menemukan di mana pernah bertemu dengan pemuda ini. Sebentar ia melirik ke arah laki-laki di depannya dan menyunggingkan senyum."Dia cukup tampan, apa aku pernah bertemu dengannya dalam perkumpulan sosialita ya?"Nancy memang wanita sosialita seperti Daisy. Kegiatan sehari-hari selain mengurus bisnis kotor bersama suaminya adalah berkumpul bersenang-senang dengan para wani
Kali ini Ted dan Istrinya saling pandang. Tiba-tiba saja mereka berdua merasa sangat bodoh karena tidak menduga maksud dari penyerangnya. Saat itulah mereka berdua beranggapan kalau kelompok yang menyerang mereka adalah pesaingnya."Kita tak bisa berkutik lagi," bisik Ted pada istrinya.Salah satu anggota kelompok jubah hitam menunjukkan alat berbentuk persegi panjang, di mana pada bagian atasnya terdapat tombol merah dan biru. Pria itu kemudian menunjukkan pada suami istri pelaku traficking di depannya."Kalian beritahu atau akan kuikat kalian di tengah hutan untuk kemudian kami ledakkan. Kalian berdua tahu kan apa fungsi alat ini? Tentu saja ini berkaitan dengan rompi yang sedang Anda pakai," balas anak buah Russell mencoba menakut-nakuti."A ... Ada di bukit di bekas gudang," jawab Ted dengan terbata karena dikuasai oleh rasa takut.Nicko yang mendengar ucapan laki-laki itu pun merasa geram. Ia sudah bisa membayangk
Mendengar kalimat yang diucapkan Tommy dan anggukan dari sesama rekan di ruang penyekapan, kepercayaan diri Julio pun semakin tumbuh. Pemuda berukuran tubuh rata-rata itu pun mengintip dengan teliti melalui ventilasi yang disediakan.Sepanjang mata memandang hanya ada pepohonan yang jarang, dan semak belukar yang kering. Ia mencoba untuk mencondongkan kepalanya melihat ke kanan dan kiri, tak seorang penjaga berada di sana.Setelah dirasa pengamatannya cukup, pemuda ini pun turun. Sejenak ia memejamkan mata untuk benkonsetrasi penuh dalam mengingat. Beberapa waktu lalu saat awal berada di tempat ini.Julio ingat benar ia dibawa ke dalam mobil dengan paksa oleh tiga orang, kemudian orang yang membawanya ke ruangan ini berjumlah dua orang. Setiap waktu makan ada dua orang penjaga yang mengantar makanan pada mereka."Apa yang kau temukan New Kid?" tanya Tommy."Tak ada apa-apa di luar kecuali pohon yang jarang dan semak be
Dua orang anak buah Russell tampak berkendara ke dalam hutan. Satu mengemudikan mobil milik pasangan Hamilton, satu lagi mobil lain.Pengemudi mobl pasangan Hamilton pun melambaikan tangan pada kawannya melalui jendela. Memberi sinyal agar berhenti di dekat danau."Kita tinggalkan mobil ini di sini?" tanya pengemudi mobil lain setelah turun dan melihat ke sekeliling.Walaupun mereka berada di hutan, tapi masih ada ruang untuk mobil untuk masuk, medannya pun rata, walaupun ada yang becek di beberapa area."Ya, lebih tepatnya kita hilangkan mobil ini dulu," balas anak buah Russell yang mengemudikan mobil pasangan Hamilton, Chuck."Hmm, kalau begitu kita harus mengambil isi dari mobil ini, jangan sampai meninggalkan jejak identitas pemilik yang sebenarnya," kata rekannya Rob.Kedua anak buah Russell langsung menyisir isi mobil Ted. Mereka mengambil semua pakaian, dokumen, dompet dan semua barang pribadi yang
Dua orang pria membuka pintu ruang penyekapan untuk laki-laki. Mereka datang dengan troli lengkap dengan piring berisi menu makan siang yang tak menggugah selera.Seseorang tampak duduk di samping pintu, berpura-pura memejamkan mata sambil duduk bersandar."Semua buat dua barisan untuk mendapatkan makanan kalian!" seru salah seorang penjaga sambil membawa satu piring berisi kentang panggang dan sup kacang.Dengan kemalasan palsu yang ditunjukkan, mereka semua pun bangun dari tempat mereka duduk. Termasuk laki-laki yang berada dekat pintu tadi.Perlahan, ia pun menutup pintu, dan saat itulah Tommy beserta rekannya yang lain menyerang penjaga dari belakang. Dengan kasar mereka melingkarkan lengan pada leher penjaga. Kemudian menjejalkan kentang panggang pada mulut penjaga itu dengan paksa, agar tak terdengar suara."Bagaimana, enak kan?" tanya Tommy.Dua orang akhirnya berinisiatif membantu Tommy dan partner
Dengan dipimpin oleh Tommy, mereka semua berjalan menyusuri lorong gudang, yang sebelumnya sudah disekat-sekat. Sepertinya sekat ini dibuat oleh pengguna sebelumnya, terlihat dari cat yang sudah sedikit berjamur.Kesemuanya berjalan dengan mengendap-ngendap dan tak seorang pun berani berbicara. Tentu mereka takut akan menimbulkan perhatian penjaga yang nanti akan menangkap mereka.Sesekali para sandera berjalan sambil bertubrukan karena minimnya penerangan, kadang menginjak alas kaki kawan mereka. Meskipun terkejut, tapi mereka tetap harus menahan agar tak bersuara."Ssst!" Tommy meletakkan telunjuk pada bibirnya, kemudian melambaikan tangan agar teman-temannya berhenti sejenak."Ada apa?" tanya salah seorang sandera wanita yang masih terlihat lemas karena terlalu banyak mendapat kekerasan seksual dari para penjaga.Pemuda berkulit gelap ini mengusap wajahnya dengan kedua tangan lalu menggaruk kepala yang tidak gatal.
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt