Dengan dipimpin oleh Tommy, mereka semua berjalan menyusuri lorong gudang, yang sebelumnya sudah disekat-sekat. Sepertinya sekat ini dibuat oleh pengguna sebelumnya, terlihat dari cat yang sudah sedikit berjamur.
Kesemuanya berjalan dengan mengendap-ngendap dan tak seorang pun berani berbicara. Tentu mereka takut akan menimbulkan perhatian penjaga yang nanti akan menangkap mereka.Sesekali para sandera berjalan sambil bertubrukan karena minimnya penerangan, kadang menginjak alas kaki kawan mereka. Meskipun terkejut, tapi mereka tetap harus menahan agar tak bersuara."Ssst!" Tommy meletakkan telunjuk pada bibirnya, kemudian melambaikan tangan agar teman-temannya berhenti sejenak."Ada apa?" tanya salah seorang sandera wanita yang masih terlihat lemas karena terlalu banyak mendapat kekerasan seksual dari para penjaga.Pemuda berkulit gelap ini mengusap wajahnya dengan kedua tangan lalu menggaruk kepala yang tidak gatal.<Sambil membungkuk hormat pria bertubuh besar dengan rambut kemerahan pun membuka pintu untuk sang Tuan Muda. Lelaki berambut cokelat terang ini pun melipat tangan di depan dada sambil memperhatikan sosok berompi yang baru keluar dari mobil lainnya.Sang Tuan Muda hanya memandang pria berompi itu dengan kebencian yang begitu memuncak. Tangannya mengepal sangat kuat, seperti hendak mematahkan tulang-tulangnya sendiri."Bagaimana mungkin pria itu tak memiliki rasa penyesalan?" gumam Nicko sambil terus menatap tajam ke arah Ted Hamilton.Russell yang berada di sampingnya pun menepuk-nepuk bahu majikannya,"Tenang saja Tuan Muda, mereka akan membayar semuanya.""Permalukan mereka. Aku ingin mertuaku tahu nasib tentang orang yang katanya memiliki lima belas kapal pesiar," balas Nicko penuh keangkuhan."Anda bisa percayakan semua pada saya Tuan Muda," kata Russell."Kau sudah memanggil polisi?"
Para penjaga itu terus saja menekan dan menyiksa para sandera. Tak pandang bulu, mereka memukul dengan brutal, termasuk pada wanita.Beberapa diantara tampak memar atau darah mengucur dari ujung bibir. Namun penjanga-penjaga itu tetap tak peduli. Mereka masih saja memukul, menarik rambut ataupun menendang tanpa ampun. Para sandera seolah mainan untuk orang-orang bayaran Ted Hamilton."Ha ha bagaimana? Menyenangkan bukan? Teruslah berusaha kabur dari sini! ejek penjaga berkumis sambil mendorong kepala David.Julio yang melihat kelakuan brutal mereka yang semakin jadi. Juga rasa sakit yang ada dalam tubuh akibat serangan demi serangan yang tak kunjung henti pun berdiri perlahan-lahan."Mengaku atau tidak tak akan ada bedanya, kami semua akan mati di tangan para orang jahat ini. Namun setidaknya aku masih bisa tampil sebagai ksatria," pikirnya."Aku yang memiliki ide ini. Aku yang mengajak mereka semua untuk kabur," katan
"Jadi para sandera itu mencoba untuk kabur?" tanya Ted kemudian melirik ke arah kanan kiri. "Benar Bisa, mereka berusaha melarikan diri, tapi kami sudah berhasil menangkap mereka," kata penjaga yang ditelepon mencoba membela diri. "Bagus, aku akan segera ke sana," kata Ted yang masih mencoba untuk bersikap biasa, menyembunyikan rasa takut dan juga was-was. "Kurasa biar mereka berdua masuk dulu, dan kita akan melihat mereka dari belakang," kata Nicko. "Benar Tuan Muda, aku pun sudah merencanakan begitu," kata Russell sambil melirik ke arah belakang Ted. Di sana beberapa anak buah Michael Coehen turun sambil membawa senjata mereka. Mereka akan menyusup melalu Li pintu belakang. "Cepat jalan!" seru Russell sambil mendorong pasangan Hamilton. "Huh aku ingin tahu seberapa buruk kalian memperlakukan para sandera, kurasa mereka akan membalas dendam nantinya," gumam Nicko kemudian mengikuti Russell.
"Lakukan apa yang ia minta!" perintah Ted pada semua anak buahnya."Ta ... Tapi Bos, jika kami menyerahkan senjata kami, bagaimana kami bisa menyelamatkan Anda?" salah seorang penjaga yang berpakaian flanel mencoba untuk memprotes.Kali ini Ted membalas dengan nada tinggi, dan memandangi anak buahnya dengan tatapan yang tajam penuh amarah."Dasar bodoh! Apa kau tahu bagaimana cepatnya kerja bom yang ada dalam tubuhku ini. Jika ini meledak bukan hanya aku yang mati, tapi kalian semua akan mati. Paham kau!" bentak Ted.Nancy yang sangat mengkhawatirkan keadaan suaminya pun ikut angkat bicara, dan meminta anak buahnya untuk menuruti perintah Ted."Lakukan saja perintah suamiku, lagipula kalian bekerja untuk siapa? Aku dan suamiku kan? Atau kalian mencoba untuk melawanku ha?" protes Nancy.Penjaga bayaran Ted tampak tak suka mendengar perintah dari majikan mereka kali ini. Kesemua penjaga bayaran itu mengaku k
Baik Nicko maupun Russell hanya tertawa menanggapi permintaan Ted."Kenapa? Apa Anda berniat untuk ingkar janji Tuan Muda? Aku sudah membawa Anda kesini dan membebaskan semua sandera. Apa kalian masih tetap ingin meledakkanku dan juga istriku?" Ted mencoba memprotes."Hmm membunuhmu hanya akan mengotori tanganku saja," balas Nicko dengan sinis.Kemudian Tuan Muda Lloyd melirik ke arah polisi dan memintanya untuk ikut memborgol suami istri Hamilton."Sepertinya komandan kalian di luar ingin melihat dalang dari kejahatan ini tertangkap bukan?" tanya Nicko.Petugas polisi yang diajak bicara itu pun mengerti apa maksud dari Tuan Muda Lloyd. Tak ragu lagi, petugas polisi itu pun langsung menarik tangan pasangan Hamilton ke belakang kemudian memborgolnya."Hei apa-apaan ini," protes Nancy."Kalian mencoba untuk menipu kami ya!" tambah Ted yang masih was-was karena rompi yang ia kenakan.Saat it
Russell mengangkat bahu mendengar pertanyaan dari Tuan Mudanya. Ia sama sekali tak tahu menahu tentang reporter yang datang."Sial, kalau begini identitas ku bisa terungkap," gumam Nicko yang tampak kebingungan.Russell langsung melirik komandan polisi gila hormat yang ada di seberangnya. Pria berseragam itu tampak sibuk meladeni para wartawan."Hmm pasti dia yang melakukannya," seru Russell.Tommy yang kebetulan mendengar Nicko bergumam pun memberanikan diri untuk bertanya,"Tuan Muda, apakah Anda memiliki masalah dengan para reporter?" tanyanya setengah berbisik.Nicko tak menjawab hanya mematung, karena tak mengira ada yang dengar ia bergumam."Maaf Tuan Muda, saya bukan berniat untuk ikut campur masalah pribadi Anda, tapi saya tak sengaja mendengar Anda bergumam kalau akan menjadi masalah besar jika diri Anda terlihat mereka, ada baiknya Anda berada di tengah-tengah kami dan berpura-pura m
Josephine langsung mendongakkan kepala begitu mendengar seseorang membuka pintu depan. Seolah mendapatkan pertanda kalau ada seseorang yang telah ia nanti-nantikan.Daisy yang melihat perubahan putrinya pun mulai mencibir,"Sedang apa dia? Tadi menangis sekarang langsung mendongak dan bersiap untuk beranjak," cibir wanita bergaun selutut ini sambil mengangkat bahu.Catherine yang ada di sebelahnya pun menanggapi sindiran sang Ibu dan membela adiknya."Dia pasti sedih saat melihat suaminya berasa di sana bersama suami istri Hamilton," kata Catherine menjelaskan.Daisy yang melihat putri sulungnya hanya mengarahkan pandangan ke arah bawah. Ia tentu tak setuju dengan tanggapan kakak Josephine, yang menurutnya sudah tak sejalan. Bahkan ia menganggap Catherine sudah terpengaruh oleh menantunya yang kurang ajar."Huh, Biar saja dia tertangkap atau berangkat dengan kapal pesiar milik keluarga Hamilton," jawab Dai
"Sayang," panggil Josephine saat mendapati sosok suaminya baru menutup pintu utama.Tanpa ragu, perempuan bertubuh ramping ini pun langsung menghambur ke pelukan Nicko. Bersikap seolah ia tak bertemu dengan suaminya selama bertahun-tahun.Nicko yang melihat sikap istrinya kali ini pun hanya mengernyitkan dahi. Josephine memang sangat manja terhadap dirinya. Namun baru kali ini ia melihat sang istri menyambutnya dengan mimik wajah yang terlihat khawatir."Hei, ada apa denganmu hingga terlihat begitu ketakutan seolah ada yang menggangguku?" Tanya Nicko sambil mengusap lembut rambut panjang istrinya.Dengan suara yang masih sesenggukan, Josephine pun mulai menceritakan apa yang baru saja ia lihat di TVC. Bagaimana saat itu Nicko berada diantara para sandera dan juga kelompok jubah hitam."Apa? Kau melihatku di TV? Apa kau tidak salah orang?" kata Nicko yang mulai terlihat khawatir, takut kalau identitas aslinya ketahuan s
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt