"Jadi para sandera itu mencoba untuk kabur?" tanya Ted kemudian melirik ke arah kanan kiri.
"Benar Bisa, mereka berusaha melarikan diri, tapi kami sudah berhasil menangkap mereka," kata penjaga yang ditelepon mencoba membela diri."Bagus, aku akan segera ke sana," kata Ted yang masih mencoba untuk bersikap biasa, menyembunyikan rasa takut dan juga was-was."Kurasa biar mereka berdua masuk dulu, dan kita akan melihat mereka dari belakang," kata Nicko."Benar Tuan Muda, aku pun sudah merencanakan begitu," kata Russell sambil melirik ke arah belakang Ted.Di sana beberapa anak buah Michael Coehen turun sambil membawa senjata mereka. Mereka akan menyusup melalu Li pintu belakang."Cepat jalan!" seru Russell sambil mendorong pasangan Hamilton."Huh aku ingin tahu seberapa buruk kalian memperlakukan para sandera, kurasa mereka akan membalas dendam nantinya," gumam Nicko kemudian mengikuti Russell."Lakukan apa yang ia minta!" perintah Ted pada semua anak buahnya."Ta ... Tapi Bos, jika kami menyerahkan senjata kami, bagaimana kami bisa menyelamatkan Anda?" salah seorang penjaga yang berpakaian flanel mencoba untuk memprotes.Kali ini Ted membalas dengan nada tinggi, dan memandangi anak buahnya dengan tatapan yang tajam penuh amarah."Dasar bodoh! Apa kau tahu bagaimana cepatnya kerja bom yang ada dalam tubuhku ini. Jika ini meledak bukan hanya aku yang mati, tapi kalian semua akan mati. Paham kau!" bentak Ted.Nancy yang sangat mengkhawatirkan keadaan suaminya pun ikut angkat bicara, dan meminta anak buahnya untuk menuruti perintah Ted."Lakukan saja perintah suamiku, lagipula kalian bekerja untuk siapa? Aku dan suamiku kan? Atau kalian mencoba untuk melawanku ha?" protes Nancy.Penjaga bayaran Ted tampak tak suka mendengar perintah dari majikan mereka kali ini. Kesemua penjaga bayaran itu mengaku k
Baik Nicko maupun Russell hanya tertawa menanggapi permintaan Ted."Kenapa? Apa Anda berniat untuk ingkar janji Tuan Muda? Aku sudah membawa Anda kesini dan membebaskan semua sandera. Apa kalian masih tetap ingin meledakkanku dan juga istriku?" Ted mencoba memprotes."Hmm membunuhmu hanya akan mengotori tanganku saja," balas Nicko dengan sinis.Kemudian Tuan Muda Lloyd melirik ke arah polisi dan memintanya untuk ikut memborgol suami istri Hamilton."Sepertinya komandan kalian di luar ingin melihat dalang dari kejahatan ini tertangkap bukan?" tanya Nicko.Petugas polisi yang diajak bicara itu pun mengerti apa maksud dari Tuan Muda Lloyd. Tak ragu lagi, petugas polisi itu pun langsung menarik tangan pasangan Hamilton ke belakang kemudian memborgolnya."Hei apa-apaan ini," protes Nancy."Kalian mencoba untuk menipu kami ya!" tambah Ted yang masih was-was karena rompi yang ia kenakan.Saat it
Russell mengangkat bahu mendengar pertanyaan dari Tuan Mudanya. Ia sama sekali tak tahu menahu tentang reporter yang datang."Sial, kalau begini identitas ku bisa terungkap," gumam Nicko yang tampak kebingungan.Russell langsung melirik komandan polisi gila hormat yang ada di seberangnya. Pria berseragam itu tampak sibuk meladeni para wartawan."Hmm pasti dia yang melakukannya," seru Russell.Tommy yang kebetulan mendengar Nicko bergumam pun memberanikan diri untuk bertanya,"Tuan Muda, apakah Anda memiliki masalah dengan para reporter?" tanyanya setengah berbisik.Nicko tak menjawab hanya mematung, karena tak mengira ada yang dengar ia bergumam."Maaf Tuan Muda, saya bukan berniat untuk ikut campur masalah pribadi Anda, tapi saya tak sengaja mendengar Anda bergumam kalau akan menjadi masalah besar jika diri Anda terlihat mereka, ada baiknya Anda berada di tengah-tengah kami dan berpura-pura m
Josephine langsung mendongakkan kepala begitu mendengar seseorang membuka pintu depan. Seolah mendapatkan pertanda kalau ada seseorang yang telah ia nanti-nantikan.Daisy yang melihat perubahan putrinya pun mulai mencibir,"Sedang apa dia? Tadi menangis sekarang langsung mendongak dan bersiap untuk beranjak," cibir wanita bergaun selutut ini sambil mengangkat bahu.Catherine yang ada di sebelahnya pun menanggapi sindiran sang Ibu dan membela adiknya."Dia pasti sedih saat melihat suaminya berasa di sana bersama suami istri Hamilton," kata Catherine menjelaskan.Daisy yang melihat putri sulungnya hanya mengarahkan pandangan ke arah bawah. Ia tentu tak setuju dengan tanggapan kakak Josephine, yang menurutnya sudah tak sejalan. Bahkan ia menganggap Catherine sudah terpengaruh oleh menantunya yang kurang ajar."Huh, Biar saja dia tertangkap atau berangkat dengan kapal pesiar milik keluarga Hamilton," jawab Dai
"Sayang," panggil Josephine saat mendapati sosok suaminya baru menutup pintu utama.Tanpa ragu, perempuan bertubuh ramping ini pun langsung menghambur ke pelukan Nicko. Bersikap seolah ia tak bertemu dengan suaminya selama bertahun-tahun.Nicko yang melihat sikap istrinya kali ini pun hanya mengernyitkan dahi. Josephine memang sangat manja terhadap dirinya. Namun baru kali ini ia melihat sang istri menyambutnya dengan mimik wajah yang terlihat khawatir."Hei, ada apa denganmu hingga terlihat begitu ketakutan seolah ada yang menggangguku?" Tanya Nicko sambil mengusap lembut rambut panjang istrinya.Dengan suara yang masih sesenggukan, Josephine pun mulai menceritakan apa yang baru saja ia lihat di TVC. Bagaimana saat itu Nicko berada diantara para sandera dan juga kelompok jubah hitam."Apa? Kau melihatku di TV? Apa kau tidak salah orang?" kata Nicko yang mulai terlihat khawatir, takut kalau identitas aslinya ketahuan s
Nicko kembali melirik ponselnya saat mendapati email dari Russell. Josephine yang tengah bersandar di dada bidang sang suami pun terpaksa bangun dan membiarkan suaminya fokus pada benda pipih di tangannya."Tuan Muda, saya sudah mengatur pertemuan Anda dengan Tuan Archie Harrison selaku direktur sekaligus pemilik dari TVC. Beliau saat ini sedang berada di kantornya," tulis Russell.Garis lengkung pun terkembang di wajah Nicko saat mendapat pesan dari Russell. Ia cukup puas dengan kerja pengawalnya.Tak perlu Nicko tahu bagaimana Russell melakukan semua permintaannya, termasuk mengatur pertemuan dengan seseorang yang ia inginkan. Nicko hanya mau tahu semua beres."Baik, kita akan bertemu di kantor mereka saja," balas Nicko.Pemuda bertinggi diatas 180cm itu pun memandang ke arah istrinya yang memandangnya dengan perasaan tidak rela. Sepertinya Jo sudah tahu tentang apa yang akan terjadi."Apa kau mau pergi?
Kedua petugas keamanan itu tertawa setelah menendang bagian belakang mobil Nicko dengan keras. Lagi-lagi pemuda yang berpura-pura tak berharta ini harus mengalami penolakan yang kesekian kali karena penampilannya."Hei gembel! Apa kau tahu gedung apa ini?" tanya salah seorang petugas sambil mengayun-ayunkan tongkatnya ke arah Nicko.Pemuda bertubuh tinggi ini hanya diam dan tak menanggapi mereka. Ia justru sibuk memeriksa mobilnya yang habis ditendang."Syukurlah mobilku baik-baik saja," gumamnya sambil menepuk-nepuk bagian belakang mobil yang selalu setia menemaninya kemanapun.Apa yang dilakukan oleh Nicko jelas memancing emosi kemanan yang tengah bertugas. Mereka menganggap tamu gembel mereka tengah mencari masalah disini."Hei apa kau tuli? Aku sedang bicara denganmu gembel busuk!" teriak salah seorang petugas yang sudah terpancing emosinya.Lagi-lagi Nicko bergeming dan nekad melangkah melewati mereka
Hup!Ponsel yang terlepas dari genggaman itu pun berhasil ditangkap oleh tangan kiri Nicko hingga tak perlu membentur lantai marmer yang keras. Yang mungkin saja mampu memecahkan layar pipih itu, dan membuatnya tak lagi berfungsi. Meskipun tubuhnya harus berjongkok untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh.Posisi Nicko yang berjongkok dan lebih rendah dari penjaga keamanan itu jelas membuat mereka makin meremehkan Bos Richmond. Tanpa belas kasih, petugas keamanan itu pun mendorong tubuh Nicko hingga terjungkal ke belakang."Hei kasar sekali kalian!" seru Nicko sambil mencoba untuk berdiri.Namun tampaknya petugas ini tak menyukai kalau Nicko mencoba untuk berdiri. Penjaga yang bertubuh lebih ramping pun bersiap mengayunkan tangannya untuk menampar Nicko."Kau mau apa?" tanya Nicko yang berhasil menangkap pergelangan tangan petugas itu, dan mencengkeramnya cukup kuat.Napas suami Josephine mulai me